Setelah semuanya berkumpul di ruangan latihan untuk rapat pertemuan, Rey segera memulai rapat dan memimpin rapat tersebut. Sebagian orang bertanya-tanya kenapa harus Rey yang memimpin rapat bukan Raisha yang memiliki posisi lebih tinggi dari Rey. Tetapi mereka tidak berani bertanya atau pun berkomentar, karena mereka tahu betapa kuatnya Rey ketika menyelamatkan mereka di Planet Ular Kabut. Akan sangat berbahaya bagi mereka jika sampai mereka berkomentar dan menyinggung Rey nantinya.
Semuanya terlihat sudah hadir dan tidak ada yang datang lagi ke ruangan latihan setelah ditunggu beberapa saat. Sampai suasana sudah mulai tenang, Rey pun mulai berbicara.
"Sebelumnya aku ucapkan terimakasih kepada kalian atas perjuangan dan keberanian kalian di Planet Ular Kabut. Sebelumnya aku meminta Raisha untuk memberitahukan kalian untuk berkumpul di sini malam ini. Sebagian orang pasti bertanya-tanya siapa diriku, kenapa aku bisa memerintah Raisha yang kalian ketahui memiliki posisi paling tinggi di sini saat ini. Sebelum aku menjelaskan semuanya ada beberapa pertanyaan yang ingin aku tanyakan.
"Yang pertama, Raisha berapa banyak pasukan yang kita miliki dan kita kirim ke Planet Ular Kabut sebelumnya?"
Raisha menjawab, " Sebelumnya kita memiliki 1500 rekrutan baru. Dari 1500 rekrutan baru, 1000 diantaranya adalah pasukan khusus yang lulus tes dan pangkat mereka semuanya Kopral 2. Sedangkan 500 sisanya adalah yang tidak lulus tes. 100 anggota laki-laki diangkat menjadi tentara biasa dan pangkat mereka semuanya Prajurit Kelas 2 dan sudah dikirimkan ke Pangkalan di Planet lain untuk bekerja di sana. 400 sisanya terdiri dari 100 laki-laki dan 300 perempuan. 100 anggota laki-laki semuanya ditugaskan bertanggung jawab dalam pemeliharaan kapal dan dibimbing langsung oleh para senior mereka untuk lebih lanjutnya. Sedangkan 300 perempuan sisanya, 100 diantaranya membantu pemeliharaan kapal, dan 200 lagi bertanggung jawab di bagian dapur atau konsumsi."
"Berapa sisa pasukan khusus yang kita punya sekarang?" Tanya Rey.
"Sekarang selain aku dan Marshela, kita hanya punya 400 pasukan khusus yang tersisa. 300 perempuan dan 100 laki-laki."
"Oh dengan kata lain dari 1000 pasukan khusus yang dikirim ke Planet Ular Kabut, 600 diantaranya gugur. Dan sekarang kekuatan Azte Fleet kita hamya bergantung pada 400 pasukan khusus yang tersisa, benar seperti itu?" Tanya Rey.
"Iya benar."
"Apa yang menyebabkan begitu banyaknya pasukan khusus yang gugur? Aku rasa selain Ratu dan dua makhluk besar berkepala delapan penjaga Ratu, yang lain tidak terlalu kuat dan tidak terlalu susah untuk kalian tangani. Walaupun pada akhirnya kalian terdesak oleh Ratu dan dua makhluk besarnya kalian bisa mundur dari medan perang dan meminta Marshela untuk mengirim kapal pengangkut kepada kalian. Jadi sebenarnya apa yang terjadi?"
Raisha menjawab, "Lawan kami saat itu bisa membuat kabut untuk menghalangi jarak pandang kami. Aku dan yang lainnya mengandalkan Marshela untuk mengetahui situasi dan kondisi medan perang, serta lokasi-lokasi tempat lawan kami berada, atau dengan kata lain Marshela menjadi mata kami saat kami bertarung saat itu. Saat kami tiba-tiba terdesak oleh musuh karena kabutnya semakin tebal dan membuat kami tidak tahu akan kemunculan dua makhluk besar beserta Ratunya, aku mencoba menghubungi Marshela untuk memeriksa situasi dan memeberi kami informasi. Akan tetapi, ketika aku menghubungi Marshela dia tidak menjawab, dan ternyata penyebabnya koneksi kami terputus dengan kapal utama. Hal itulah yang menyebabkan banyaknya pasukan khusus yang gugur."
"Oh jadi seperti penyebabnya."
"Iya benar."
Setelah selesai bertanya kepada Raisha, selanjutnya giliran Marshela yang ditanyai oleh Rey.
"Marshela, seperti yang dijelaskan oleh Raisha barusan. Ternyata benar koneksi kapal utama dengan para pasukan khusus terputus seperti yang sudah kamu katakan sebelumnya, menyebabkan dirimu tidak bisa membantu mereka yang ada di medan perang. Sekarang jelaskan padaku secara rinci apa yang sebenarnya terjadi, sehingga koneksi kapal utama putus dengan pasukan khusus yang ada di medan perang!"
"Baiklah, sebelumnya aku minta maaf kepada kalian terutama kak Raisha, karena sudah membuat kalian susah, dan menyebabkan 600 pasukan khusus gugur.
Saat itu, semuanya berjalan lancar, sistem radar, satelit pemantau, komunikasi, semuanya lancar tidak ada yang rusak ataupun eror. Akan tetapi, ketika aku sedang memperhatikan jalannya pertempuran lewat monitor komputer melalui satelit pemantau dan juga live stream dari channel kak Raisha, tiba-tiba semuanya mati. Satelit pemantau tidak bisa menampilkan gambar, sistem radar juga tidak bida mendeteksi letak musuh, komunikasi dengan kak Raisha dan yang lainnya juga terputus."
"Apakah kamu mengetahui penyebabnya pada saat itu?" Tanya Rey.
"Aku juga awalnya bingung. Jika semua mati karena kapal kita kehabisan energi listrik, itu juga berarti kapal kita kehabisan bahan bakar, dan otomatis kapal kita bakalan jatuh ke ruang angkasa yang tidak diketahui ujungnya ini. Tapi setelah aku cek, kondisi kapal baik-baik saja. Anehnya, kapal pengangkut malah kembali ke kapal utama. Padahal jika semua koneksi diputus atau mati, kapal pengangkut juga akan jatuh karena kehilangan sinyal kontrol dari kapal utama. Saat itu aku ingat, yang bertanggung jawab dan mempunyai hak penuh dan bisa mengontrol operasional dan sistem di kapal utama, adalah Sersan Kepala, Ba'Ong dan ayahnya Letnan 1, Lek'Ong. Pada saat itu, yang bertugas dan sedang ada di kapal utama dari salah satunya adalah Sersan Kepala Ba'Ong.
"Jadi, kamu mencurigai Ba'Ong dalang dibalik putusnya koneksi semua sistem dengan tentara di medan perang?"
"Awalnya aku khawatir, bukan curiga. Aku khawatir ada yang menyerang Sersan Kepala, Ba'Ong secara diam-diam dan mengacaukan serta mengambil alih kapal utama. Aku mencoba mencari Sersan Kepala Ba'Ong di ruang kontrol kapal utama, tetapi tidak ada. Lalu aku mencari ke ruangan yang lain dan pada akhirnya aku berhasil menemukannya. Tapi pada saat aku menemukannya, aku melihat dia sedang menikmati miras di bar bersama kedua sepupunya sambil menonton live stream kita dan sambil mengutukki kita yang sedang berperang. Aku bertanya kepadanya, apakah dia sengaja memutus koneksi kapal utama. Dia menjawab dengan santainya bahwa dia sengaja memutus koneksi kapal utama dengan para tentara, alasannya untuk menghemat sumber daya karena Azte Fleet sedang kekurangan uang. Itu jelas sangat tidak masuk akal, menurutku bukan untuk menghemat sumber daya tetapi sengaja ingin membunuh semua yang sedang berperang. Aku mencoba membujuk dia menyalakan dan menghubungkan kembali koneksi kapal utama dengan para tentara pasukan khusus di medan perang. Tetapi dia menolak dengan alasan semua tentara yang ada di medan perang akan mati dan apabila koneksi kapal utama dihubungkan kembali akan membuang sumber daya katanya. Lalu dia mengusirku, kemudian aku menemui anda untuk meminta ijin pergi membantu ke medan perang."
"Hmmm jadi seperti itu ya."
"Iya."
"Oke sekarang aku paham. Baiklah untuk kalian berdua sudah cukup, tidak ada lagi yang ingin aku tanyakan untuk sekarang kepada kalian berdua."
*****