Hanya gadis itu yang tahu semua hal tentang dirinya, semua yang bahkan orang-orang terdekatnya ataupun kedua orangtuanya tidak tahu. Dan demi apapun, dirinya telah tertarik oleh gadis itu. Seumur hidupnya tidak ada hal yang menarik di dunia ini, Ia hanyalah sebuah robot yang difungsikan oleh orangtuanya untuk melanggengkan keagungan harta yang mereka miliki. Orangtua Vincent berlomba untuk menjadi yang paling sempurna di antara para saudaranya. Keluarganya harus menjadi nomor satu di dalam lingkaran kehidupan keluarga besarnya. Ayah Vincent adalah penguasa utama Sidomuktiningjaya Group dan Ia bersikeras agar putra tunggalnya menjadi pewaris utama menara gading yang Ia agung-agungkan.
Sejak kecil Vincent sudah dicetak menjadi manusia ambisius yang bisa melakukan semua hal. Ia harus bisa memiliki apa yang Ia inginkan dengan cara apapun. Semua yang ada di dunia ini halal baginya asal itu menyenangkan. Vincent benar-benar disetir persis seperti apa yang Mukti inginkan. Lelaki sempurna. Tidak ada rasa puas dalam kamus hidupnya, Ia dididik untuk selalu haus akan segala hal.
Saat Ia menginjak usia remaja, Ayahnya mulai memberitahunya agar tidak tertarik pada lawan jenis. Perempuan hanyalah alat untuk melampiaskan hawa nafsu dan jangan tertarik di luar hal itu jika tidak mau terperosok, perempuan hanya mengganggunya saja. Sedangkan ibunya memberitahunya bahwa perempuan hanya bisa memberi hal positif dalam fungsi biologis. Perempuan akan sangat bermanfaat ketika Ia ingin meregenerasikan hartanya. Sungguh miris, hal itu sangat berpengaruh pada pandangan Vincent akan perempuan hingga kini.
Tetapi saat gadis itu hadir ke dalam celah kehidupannya, tembok pertahanannya untuk menghindari ketertarikan terhadap perempuan selain untuk sex, mulai terkikis. Vincent banyak melakukan kenekatan akibat pikirannya penuh oleh gadis itu. Menerimanya tanpa penilaian objektif saat perekrutan karyawan, menolak dan justru memindahkannya saat gadis itu mengajukan resign, memecat ratusan karyawan yang berani mengusik privasisnya, mengultimatum sekretaris utamanya agar tidak bermacam-macam kepadanya, dan terakhir, Ia membunuh seseorang karena menyinggung gadis itu.
Ia gila karena gadis itu. Awalnya Vincent tak mengerti, tetapi kecerdasan otaknya berbisik bahwa Ia jatuh cinta pada gadis itu. Sementara Ia tidak tahu bagaimana cara mengatasinya sampai sekarang, Ia hanya bisa melakukan apa yang Ia tahu.
Malam ini, Ia bagaikan kehilangan permatanya. Gadis itu sangat ketakutan melihat sosok aslinya. Ia memang monster mengerikan, tak ada ampun dan belas kasihan terhadap orang lain dalam kamus hidupnya. Ia merasa wajib menyingkirkan siapapun dengan cara apapun sesuai kehendaknya.
Vincent tidak mengira bahwa dengan cara demikian, gadis itu justru takut akan dirinya. Gadis itu meronta saat Ia menyentuh kulitnya barang sejengkal. Vincent terlalu merindu sedangkan Bella tampak terluka oleh apa yang lelaki itu lakukan.
"Bella, maafkan aku," ucap Vincent saat gadis itu mengantarkan kopi dan camilannya tanpa sepatah katapun. Ia mengetuk pintu, masuk, lalu meletakkan nampan di meja, dan kembali keluar.
Tak ada sahutan dari gadis itu, tak ada tatapan mata yang menggemaskan seperti biasa, dan tak ada pekikan akan kejengkelan gadis itu yang justru membuat Vincent tertawa dalam hati. Sekarang gadis itu benar-benar ketakutan akan dirinya. Apakah Ia seorang pelaku dosa besar hingga gadis itu mati-matian menghindarinya? Baginya, apapun yang Ia lakukan adalah halal selagi itu menyenangkan dan menguntungkan.
"Bella aku akan bicara sesuatu kepadamu. Sebaiknya kita makan siang bersama hari ini, bagaimana?" Ia mengirimkan pesan kepada gadis itu.
Tak ada balasan sama sekali, gadis itu juga nampak tak bergeming di kursi kerjanya, pandangannya tak beralih dari layar monitor di depannya. Vincent kecewa untuk yang kedua kalinya, kali ini gadis itu mengecewakannya dengan pangkal masalah dari Vincent sendiri. Rasanya lebih baik dikecewakan dengan cara melihat gadis itu bersanding dengan orang lain kala itu dari pada saat ini.
Vincent merasa tak layak untuk menjadi manusia, Ia hanyalah bibit iblis yang dibesarkan di tengah keluarga kaya raya penuh persaingan.
Gadis itu baru mengirimkan balasan setelah dirinya mengirimkan puluhan chat yang berbeda. Vincent menghela napas bersiap membaca apa yang Bella sampaikan.
"Maaf, saya sedang tidak ingin diusik oleh siapapun. Tidak juga Anda, Pak."
"Bella?"
"Tolong hargai kemauan saya."
Vincent melemparkan handphonenya ke meja kerjanya nyaris mengenai layar monitor yang masih menyala.
Sekarang Bella tahu bahwa tak ada lelaki satupun yang benar-benar sempurna. Vincent penjahat, Aron tukang ghosting. Aron pergi meninggalkannya setelah memberikan apa yang Ia inginkan. Tak ada pesan apapun dari apapun dari Aron setelah hari yang sakral di hotel itu Ia lalui. Sedangkan Vincent yang setiap hari berada di dekatnya tak lain adalah seorang penjahat.
Bella sadar bahwa dirinya tak ada hak untuk menentukan bagaimana jalan hidup setiap orang, tetapi Ia sangat risih dengan sikap orang yang demikian, apalagi mereka adalah orang yang tergolong dekat dengannya. Itu sangat mengganggu pikirannya.
Banyak hal yang Bella kagumi dalam diri Vincent, tapi bukan sisi gelapnya. Ia justru tidak bisa menerima sama sekali sisi iblis Vincent. Membunuh adalah hal yang tidak bisa termaafkan oleh Bella. Jika seseorang sudah permisif terhadap pelaku pembunuhan, berarti Ia sama saja permisif terhadap penjahat besar.
Menghindari tekanan pikiran karena Vincent, Bella menyibukkan diri untuk menghabiskan malamnya dengan berselancar di dunia maya. Notifikasi penandaan akun Aron menariknya untuk kembali mencari lelaki itu di dunia alter.
Beberapa hari yang lalu Ia baru saja menuruti rasa penasarannya untuk melakukan sesi dengan lelaki itu, tetapi Ia sudah sangat merindukannya lagi. Ia sudah tahu bahwa itu menumbuhkan candu karena benar-benar memberi kenikmatan hasrat terdalamnya. Tak hanya tentang seksualitas, tapi hampir seluruh kebutuhan batinnya. Fantasinya terwujud dengan sempurna, Ia bagai melayang bebas untuk mengeksplorasi semua yang belum pernah Ia alami sebelumnya.
Sebuah penandaan dari seseorang untuk Aron mengundang perhatian Bella. Kemungkinan besar itu adalah akun perempuan, Ia memiliki hubungan dengan Aron. Bella terdiam beberapa saat, menyerap fakta bahwa Ia mengetahuinya. Ada orang lain yang bersama Aron, ada orang lain yang memuaskan Aron di luar sana.
Rasa pedih menyerang perasaannya tanpa alasan yang jelas. Padahal sebelumnya Bella juga sudah mendengar bahwa Aron memiliki perempuan-perempuan lain di luar sana. Waktu itu tidak ada sebersit pun rasa cemburu ketika mendengarnya. Tetapi sekarang setelah Ia tahu bahwa Aron benar-benar dipuaskan oleh orang lain, Bella sangat terbakar.
Postingan itu menampilkan foto perempuan yang sedang dipeluk secara intim oleh lelaki. Lelaki itu sangat nampak jelas dan tidak diragukan lagi bahwa itu Aron. Baru beberapa jam diposting, itu artinya kemungkinan besar mereka melakukannya belum lama, setidaknya dalam minggu ini. tak jauh dari waktunya scene. Ternyata Aron sedang sibuk bersama baby girl lain sementara Bella menunggunya berhari-hari untuk mendapat perhatian darinya.
***