"Bella, kita akan memantau perkembangan properti di NTB. Siapkan softcopy indikatornya," ujar Vincent pagi-pagi.
"Baik, Pak," tanggap Bella.
Gadis itu merasa lega karena hari ini Vincent nampak waras. Ia bersyukur karena Vincent mengawali harinya dengan pembicaraan bisnis.
"Bella, di mana kotak yang kupinjamkan kepadamu?" ucap lelaki itu mengurungkan membuka pintu ruang kerjanya.
"Saya taruh di meja Bapak," jawab Bella.
Lelaki di depannya tidak menanyakan apapun lagi, Ia segera membuka contoh-contoh indikator yang Vincent maksud, mempelajarinya, lalu menyusun kembali sesuai yang Vincent inginkan. Setelah dirasa maksimal, Ia menanyakan kepada Chelsea sebelum diserahkan kepada Vincent. Pekerjaannya harus mendekati sempurna karena itulah yang Bella suka.
"Menurutku itu sudah cukup, coba langsung diserahkan ke Pak Vincent saja. Untuk kapan, Bell?" tanggap Chelsea.
"Aku tidak tahu," Bella menggelengkan kepala.