Acha masih ada di tempat ini. Tempat terakhir kalinya matanya bisa menatap wajah cantik Lala. Wajah yang biasanya terlihat berseri dan manis kini telah berlumur darah.
Kaki Acha tidak kuat lagi untuk menopang tubuh mungilnya, lututnya bergetar dan akhirnya Acha terjatuh ke lantai.
kini nafas Acha sudah semakin tidak stabil dan tumbuhnya masih terus bergetar.
"Tamara!" panggil seorang lelaki berkemeja putih lengan panjang. Lelaki adalah salah satu guru di sekolah ini.
Saat namanya di panggil Acha sama sekali tidak menyadarinya, seaakan semua Indra yang ada pada tubuhnya telah berhenti secara tiba-tiba.
Lelaki itu langsung mendekati Acha yang masih terduduk di lantai dengan tatapan lurus ke depan sambil menggigit satu jarinya, seperti ketakutan.
"Kenapa kamu bisa ada di sini?" tanya lelaki itu, tetapi tidak ada jawaban dari Acha.
la masih terus diam dengan tatapan kosong.
"Tamara?" panggil lelaki itu lagi dengan nada yang lebih keras.