Chereads / Cinta ini tumbuh demi kalian. / Chapter 33 - 33. Menginap di rumah kakek 2

Chapter 33 - 33. Menginap di rumah kakek 2

Sudah semenjak menikah, semenjak mengetahui jika Sabrina hanyalah seorang wanita ular yang hanya menginginkan hartanya. Robby memang belum pernah menjamah tubuh wanita lain. Rasa sakit hatinya membuatnya membenci wanita yang mendekatinya.

Terkecuali Lita, semakin dia mencoba membencinya maka semakin dia merasakan sesuatu yang lain di hatinya.

"Kakiku sakit ta." Keluh Robby kepada Lita dengan mata yang masih mengacu pada buah dada Lita.

"Coba sini mas duduk, Aku akan periksa. Mana yang sakit." Kata Lita sambil memapah Robby dan merebahkannya di ranjang.

"Ta, kan aku belum ganti celana dalam dan celana juga. Aku tidak biasa tertidur memakai ini." Keluh Robby.

"Lalu? Mas mau ganti? Yang mana, biar aku ambilkan." Jawab Lita dengan wajah santai.

"Iya, bantu aku sekarang." Robby meminta kepada Lita.

"Ambilkan celana dalam di laci itu, dan celana pendekku yang berada di lipatan kanan tengah." Perintah Robby Sambil menunjuk sebuah lemari pakaian.

Lita mengambilnya dengan santai lalu mulai melepaskan ikat pinggang Robby. Banyak pertanyaan yang menumpuk di kepala Robby saat melihat ekspresi Lita yang terlihat sedikit aneh.

"Kamu tidak takut?"

"Takut apa mas?" Jawab Lita sambil menyiapkan handuk dan air hangat untuk menyeka tubuh suaminya.

"Takut denganku yang mungkin akan melakukan sesuatu pada tubuhmu." Kata Robby menelisik.

"Tidak, kenapa aku harus takut kepada suamiku sendiri."

*Sebenarnya aku masih takut mas, mengingat kembali kejadian waktu itu. Tapi, aku juga ingin menebus kesalahanku yang kemarin. Bahwa aku tidak bisa menjaga diri dengan baik. Aku lengah, sehingga pandu bisa mencuri ciuman dariku. Aku ingin menebusnya, dan aku ingin memulainya dari sekarang.* Pikir Lita dengan rasa bersalah di dalam hatinya.

"Kan aku sudah pernah bilang, jika mas memiliki hak sepenuhnya atas diriku." Kata Lita sambil menatap Robby lekat dengan tangan yang terus melepaskan celana Robby perlahan.

*Dia biasa saja, tetapi aku menjadi gelisah seperti ini.* Batin Robby mengusap lembut wajahnya.

"Aku bantu mengelap tubuh mas ya, mas kan belum mandi." Kata Lita sambil berdiri dan memegang handuk hangat itu.

"Aku bisa sendiri." Kata Robby sambil mencoba berdiri dan hanya mengenakan celana dalam karena Lita sudah berhasil melepaskan celananya.

"Mas, biarkan aku menjadi istri yang baik. Aku minta maaf karena sudah menjadi penghianat hari ini." Kata Lita yang mencegah Robby berdiri.

*Kenapa aku menjadi malu sendiri saat istriku hendak menjamah tubuhku?* Batin Robby sambil menatap Lita lekat.

Lita menarik kedua tangan Robby, hingga akhirnya Robby menurut dan terduduk di tepian ranjang. Lita mulai dari menyeka wajah Robby turun ke leher, ke dada, turun lagi ke bagian perut six packnya. Turun lagi ke paha, hingga ke sela sela diantara paha dan senjata tumpulnya yang tiba tiba mengeras dan berotot saat Lita menyentuhnya. Sebisa mungkin Robby menahan hasratnya.

Hingga sampai ke kaki Robby. Lita membasuhnya dengan sabar dan teliti. Desiran hebat terjadi dan bergejolak tidak karuan dalam benak Robby.

"Benar, aku punya hak dengan tubuhmu? Bisa kamu membuktikannya?" Kata Robby yang sengaja memancing reaksi Lita.

"Iya"

"Buktikan sekarang?" Kata Robby menantang Lita.

Lita menatap Robby dalam.

"Cup, cup, cup, cup, cup!" Suara kecupan Lita di setiap centi wajah suaminya.

"Jangan ragukan aku lagi, okey. Kita mulai dari awal." Kata Lita sambil mencium bibir Robby lembut.

"Kamu, membangunkan singa yang tidur!" Kata Robby yang mencoba berdiri dan ingin menindih tubuh Lita.

"Ah....!" Teriak Robby.

"Kakiku sakit." Keluh Robby yang meringis sambil memegang kakinya.

Karena nafsunya, Robby sampai lupa dengan kakinya yang sakit. Lita tersenyum lembut mencium lutut suaminya dan bersimpuh di kaki suaminya.

"Tidak sekarang mas, tapi lain kali. Aku 24 jam untukmu." Kata Lita sambil mengusap usap jari jemari Robby.

*Kenapa dia bisa selembut dan semanis ini? Aku tidak pernah tau.* Batin Robby dengan wajah yang kikuk.

"Sekarang pakai bajumu, Minum obat dan mari kita tidur." Kata Lita sembari tersenyum dan memakaikan baju kepada Robby.

Robby merasa kesal, saat hasratnya memuncak tetapi memang benar jika kakinya sangat sakit dan sedikit sulit untuk di gerakkan. Apalagi untuk melakukan gerakan maju mundur untuk ritme yang terbilang cepat.

*Sial, kenapa di saat dia membuka diri aku malah tidak berdaya sama sekali?*Batin Robby kesal.

"Mas sudah makan?"

"Belum" Jawab Robby sambil menggeleng cepat.

"Tadi, mas tidak hadir di malam 7 harian ibu ya?" Tanya Lita sembari membantu Robby untuk berbaring.

"Tidak, semua karena Rio aku jadi seperti ini." Keluh Robby yang terdengar sangat kesal.

" Ceritanya di sambung lagi nanti. Aku ambilkan makan dulu ya. Mas tunggu sebentar." Kata Lita yang bergegas pergi untuk mengambilkan makanan dan minuman untuk Suaminya.

Beberapa saat kemudian Lita datang sambil membawa sepiring menu makan malam yang bisa di bilang terlambat.

"Aku, bolehkan menyuapi kamu mas?" Tanya Lita meminta ijin.

"Tentu." Jawab Robby cepat.

"Bagaimana kamu bisa kecelakaan!"

"Rio, tiba tiba dia hilang kendali dan menabrak truck yang sedang parkir." Kata Robby bercerita.

"Oh, tapi untunglah kalian baik baik saja. Aku belum siap jika harus menjadi janda." Kata Lita tiba tiba sambil menunduk dan menangis dengan sendok yang masih di pegangnya.

Robby diam tertegun dan menghentikan gerakan mulutnya yang sedang mengunyah. Matanya fokus tertuju pada istrinya.

"Apa yang kamu katakan? aku baik baik saja. Sudah jangan menangis." Kata Robby menenangkan Lita.

"Aku takut mas, sangat takut jika harus kehilangan seseorang dalam hidupku lagi." Kata Lita sambil terisak.

Robby yang duduk bersandar di ranjang lalu menarik tangan Lita, menyisihkan piring yang di pangku Lita dan kemudian memeluk Lita erat.

"Aku, baik baik saja. Dan aku juga tidak kemana mana. Aku disini sekarang." Kata Robby sambil memeluk Lita erat dan mengusap lembut rambut Lita.

"Apa kau sangat khawatir sampai sampai kau menangis seperti ini?" Tanya Robby serius.

Lita mengangguk perlahan sambil menyeka air matanya.

Robby tersenyum bahagia melihatnya dan kemudian mencium kening Lita dengan penuh kehangatan.

Tanpa sadar, secara tiba tiba dan begitu saja bibir Robby berkata.

" I love you sayang!" Kata Robby lirih sambil mendekap Lita.

"Apa?" Kata Lita yang ingin mendengar ucapan ulang Suaminya.

"Kamu benar benar tidak mendengarnya?" tanya Robby heran.

Lita menggeleng.

"Katakan mas, tadi kamu bilang apa?"

"Tidak, lupakan saja!" jawab Robby kesal.

"Baiklah, aku akan berpura pura tidak mendengarnya." Kata Lita sengaja menggoda Suaminya.

Lita jelas jelas mendengar perkataan suaminya hingga jantungnya berdetak kuat dan tubuhnya serasa memanas dengan desiran hebat di setia hembus nafasnya.

"Apa? Kamu tidak akan berusaha untuk tau apa yang sudah aku katakan?"

"Untuk apa, jika suamiku sendiri tidak ingin mengulangnya." Jawab Lita merendah dan mengalah.

"I love you!" celetuk Robby kesal.

"Apa?"

"Kamu sengaja ya?"

"Tidak" Jawab Lita mengelak.

"I love you !" Teriak Robby lantang.

"Puas kamu?" ketus Robby.

"Belum, karena aku ingin sering mendengar kalimat itu dari bibir suamiku ini." Goda Lita sambil menatap manja Robby.

Robby yang akhirnya luluh kemudian tersenyum.