Chereads / Ujung Yang Manis / Chapter 41 - Gabriela yang tidak tahu apa-apa

Chapter 41 - Gabriela yang tidak tahu apa-apa

"Bu Gabriela, sesuai dengan pembicaraan kita sebelumnya, klien kita akan mengajukan kerja sama mengenai produk baru dan model Brand Ambasador pilihan mereka untuk diluncurkan lewat perusahaan kita."

Gabriela menoleh ke belakang sekilas, "Lebih baik kau berjalan disamping ku." Titahnya.

Susi yang merasa mendapat perintah langsung mempercepat jalannya dan menyamakan langkahnya dengan Gabriela.

"Biasanya perusahaan kita yang akan menentukan model Brand Ambasadornya, lalu mengapa kali ini mereka menggunakan pilihannya sendiri?" Tanya Gabriela lagi guna menanggapi perkataan Susi sebelumnya.

Tak tok tak tok

Suara highhills keduanya menggema di lorong hotel dan mengiringi pembicaraan mereka.

"Iya Bu, biasanya mereka hanya menaruh produknya saja dan untuk promosi biasanya perusahaan kami yang mengurusnya."

"Lalu kenapa mereka justru mengusung modelnya sendiri. Jika seperti itu kenapa mereka ingin kerja sama dengan perusahaan kita. Mereka bahkan bisa meluncurkan produknya sendiri tanpa memakai Brand perusahaan kita."

"Menurut berkas yang mereka ajukan beberapa waktu lalu, mereka juga membuka anak cabang untuk melahirkan artis baru, seperti sebuah agensi. Alasan mereka menggunakan calon artisnya sebagai model dari produk mereka, agar artis yang akan mereka debutkan dengan kata lain di kenalkan pada publik akan lebih mudah dikenali karena pernah mempromosikan produk mereka, rencana ini juga akan menguntungkan bagi perusahaan kita, Bu"

"Mengapa ini sedikit berbeda, apa mereka memiliki direktur baru?" Tanya Gabriela yang mulai merasa prosedur di perusahaan yang pernah melakukan kerjasama dengan perusahaannya sedikit berbeda dari sebelumnya.

Susi mengangguk, "Benar Bu. Sekarang perusahaan itu dipimpin oleh anak dari direktur perusahaan yang sebelumnya. Jadi wajar saja jika prosedur perusahaan mereka sedikit berbeda dari sebelumnya."

Pembicaraan mereka berlanjut sampai ke perusahaan tempat dimana mereka mengadakan pertemuan.

Namun sebelum pertemuan dengan direktur perusahaan itu, Gabriela beserta bawahannya diajak untuk melihat-lihat apa saja produk-produk yang berhasil diluncurkan oleh perusahaan tersebut.

"Selamat datang ke perusahaan kami ibu Gabriela yang terhormat beserta jajarannya. Terimakasih sudah meluangkan waktunya untuk berkunjung ke perusahaan kami."

Mereka menerima sambutan itu dengan menundukkan kepalanya hormat dan sedikit senyuman.

"Perkenalkan nama saya Rusdi, saya yang akan menemani anda berkeliling perusahaan kami untuk sekedar melihat-lihat apa saja produk yang sudah kami keluarkan." lelaki paruh baya itu menyalami Gabriela beserta Susi dan yang lainnya.

"Baiklah mari saya temani berkeliling dan saya akan dengan senang hati menjelaskan jika ada yang ingin anda sekalian tanyakan." Pak Rusdi mempersilahkan Gabriela dan bawahannya untuk berjalan lebih dulu.

Gabriela sibuk melihat-lihat produk yang dipajang sepanjang lorong perusahaan, beberapa produk yang diluncurkan di perusahaan milik Gabriela juga terpajang rapi disana, mengingat mereka pernah bekerjasama sebelumnya.

"Mengenai artis yang akan debut itu bagaimana, apakah bapak ingin menjelaskannya kepada saya. Jujur saja saya sedikit merasa janggal begitu melihat proposal yang perusahaan ini ajukan, karena kalian akan mengusung model BA itu sendiri."

Gabriel menoleh ketika sekretarisnya itu bertanya, ia sangat bangga memperkerjakan Susi bersamanya karena hal itu adalah yang ingin Gabriela tanyakan tetapi ia menunggu waktu yang tepat.

Tetapi Susi justru berani menanyakannya lebih dulu.

"Untuk calon Artis yang akan kami jadikan BA dari produk yang sebentar lagi akan rilis , kita memang sebelumnya mengadakan program pelatihan untuk beberapa tahun sehingga saat artis tersebut sudah siap untuk di kenalkan pada publik maka dia sudah bisa mengenal bagaimana dunia entertaiment. Jadi perusahaan kami benar-benar memperhatikan kualitas calon artis kami. Jadi Ibu Gabriela tidak perlu mengkhawatirkannya."

Gabriela dan Susi mengangguk bersamaan.

Karena sudah sampai diruang pertemuan Gabriela memberi hormat pada lelaki yang menemaninya berkeliling tadi

"Terimakasih banyak sudah meluangkan waktunya untuk menemani saya dan  jajaran saya berkeliling di perusahaan ini, Pak Rusdi." Ucap Gabriela sesampainya di depan ruang rapat.

"Itu sudah menjadi tugas saya Bu. Kalau begitu selamat bekerja saya permisi." lelaki itu mengundurkan diri dari hadapan Gabriela.

Saat memasuki ruang pertemuan itu ternyata sudah banyak pria berjas formal dan seorang wanita sedang menunggu kedatangannya.

Semua orang yang ada di ruangan itu berdiri dan memberi hormat saat mengetahui kehadiran Gabriela beserta Susi dan karyawannya yang lain..

"Selamat datang ibu Gabriela beserta jajarannya di perusahaan kami. "

"Selamat pagi." Sapa Gabriela dengan sopan.

Mereka semua dipersilahkan untuk duduk dan rapat pun dimulai.

Rapat tersebut sudah berjalan selama hampir 2 jam dan sepertinya sekarang sudah selesai, melihat beberapa pria berjas formal itu sudah mulai keluar dari ruang rapat secara satu persatu, meninggalkan Direktur perusahaan itu bersama Gabriela dan karyawannya di dalam ruangan tersebut.

Wanita bernama Winda selaku direktur baru di perusahaan guna menggantikan ayahnya itu, mengambil tempat duduk di samping Gabriela, "Saya mendengar kabar bahwa beberapa hari yang lalu suami ibu Gabriela meninggal dunia, saya berduka cita atas kematian suami anda ibu Gabriela, maaf saya tidak bisa datang waktu itu."

"Tidak apa-apa, Bu Winda."

Wanita yang sedikit lebih tua dari Gabriela itu menepuk pundak Gabriela sebentar, "Ibu Gabriela pasti bisa melewati semua ini karena saya yakin ibu Gabriela adalah wanita yang kuat."

Gabriela mengangguk, "Terimakasih, Bu."

"Saya senang karena perusahaan ini pernah bekerja sama dengan perusahaan ibu Gabriela, mengingat saya selalu memakai produk dari Brand di perusahaan anda beserta suami." Winda menunjuk arloji yang melingkar di pergelangan tangannya, "Jam tangan yang hari ini saya pakai adalah salah satu dari banyaknya produk yang di luncurkan melalui BA milik suami anda. Bapak Aris Senada Karsa."

Gabriela menoleh ke arah Susi, "Apakah benar jam yang di pakai Bu Winda itu adalah salah satu produk yang suami saya keluarkan?"

Susi menganggukkan kepalanya, "Iya Bu." setelah itu Susi mengerutkan keningnya dan bertanya dalam hati, "Apakah ibu Gabriela tidak tahu model jam tangan yang di keluarkan dari perusahaan suaminya sendiri?" Susi sontak menggelengkan kepalanya lalu melanjutkan ucapannya di dalam hati, "Ahh itu tidak mungkin, ibu Gabriela tidak mungkin tidak mengetahuinya. Pasti ibu Gabriela lupa mengingat Pak Aris mengeluarkan begitu banyak model jam tangan selama beberapa tahun belakangan ini."

Selesai berkutat dengan pemikirannya, Susi kembali menyimak pembicaraan antara atasannya dan direktur di perusahaan tempat mereka berada sekarang.

"Terimakasih atas kehadiran anda beserta jajaran anda ke perusahaan kami, semoga kerja sama kita bisa terjalin dengan baik seperti sebelumnya. Saya bangga perusahaan saya bisa bekerjasama dengan perusahaan anda, Bu."

"Saya juga senang bisa bekerjasama dengan perusahaan ini lagi, Bu Winda. Karena rapat hari ini sudah selesai, saya beserta jajaran saya pamit, kami menunggu kedatangan anda beserta jajaran datang ke perusahaan kami."

"Kami akan datang serta membawa artis yang akan kami kenalkan pada anda sekalian."

Setelah percakapan itu Gabriela beserta bawahannya kembali ke hotel untuk beristirahat dan Gabriela mempersilahkan bagi bawahannya untuk liburan singkat disini, mengingat jadwal pesawat yang ditumpangi mereka masih besok lusa.