Chereads / Ujung Yang Manis / Chapter 42 - Mulai untuk peduli

Chapter 42 - Mulai untuk peduli

Sesampainya di hotel Gabriela langsung berbaring di kasur kamar hotelnya sambil mengotak-atik ponsel di genggamannya.

"Ah benar, mengapa aku tidak membawanya tapi sepertinya aku lupa menaruhnya dimana. Astaga jangan sampai aku benar-benar lupa menaruhnya."

Yang di maksud Gabriela adalah ponsel milik mendiang suaminya,  ponsel milik Aris sudah diambil alih oleh Gabriela dari polisi yang beberapa hari lalu memberinya kabar tentang kecelakaan yang di alami oleh Aris.

Namun sepertinya Gabriela terlalu ceroboh, buktinya sekarang ia sedang mencoba mengingat tentang keberadaan ponsel milik suaminya itu.

"Sudahlah nanti akan aku cari sepulangnya dari sini, aku benar-benar lupa menaruhnya dimana. Seingat ku, setelah acara pemakaman Aris aku menaruhnya di kamar tapi kenapa aku tidak sempat membawanya." gumam wanita itu.

"Lalu bagaimana jika ponsel milik Aris tidak ada di kamar tapi justru hilang?" Gabriela mengacak rambutnya asal, "Akhh kenapa kau ini ceroboh sekali sih, La. Seharusnya kau jaga baik-baik ponsel milik Aris." ucapnya marah pada dirinya sendiri.

"Mengesampingkan dimana keberadaan ponselnya Aris, keenapa tiba-tiba aku juga penasaran dengan ruang kerja Aris yang baru itu ya, mengapa ruangan itu selalu terkunci lalu dimana Aris menyimpan kuncinya. Selama kami tinggal bersama aku tidak tahu menahu soal ruangan tersebut."

Disini Gabriela yang tidak tahu apa-apa ataukah wanita itu memang tidak ingin mengetahui segala hal tentang mendiang sang suami selagi masih hidup.

Jika Gabriela tidak ingin mengetahui segala hal tentang mendiang suaminya itu terjadi sebelum Aris menghembuskan napas terakhirnya, namun yang terjadi sekarang justru Gabriela ingin mengetahui segala hal tentang mendiang suaminya.

Kenapa Gabriela melakukan hal itu, bukankah selama ini dia sangat tidak ingin mengetahui segala hal yang menyangkut mendiang suaminya?

Entahlah.

Setelah Aris sudah tiada, Gabriela semakin merasa bahwa selama ini ia tidak pernah memperhatikan mendiang suaminya.

Gabriela juga merasa selama mereka membina rumah tangga bersama, wanita itu bahkan tidak pernah mencari tahu tentang kehidupan pribadi Aris.

Selama ini Gabriela selalu berpikir bahwa Aris terlalu banyak menyimpan rahasia darinya, Gabriela juga menghargai jika Aris menyembunyikan sesuatu tentang dirinya karena Aris juga memiliki privasi yang harus ia jaga.

Namun apakah seorang suami juga harus menjaga privasinya dari istrinya?

Tunggu, apakah baru saja Gabriela mengakui bahwa Aris itu adalah suaminya dan ia juga sudah mengakui bahwa dirinya adalah istrinya Aris?

Ahhh sepertinya sekarang Gabriela sudah banyak berubah setelah kepergian sang suami untuk selama-lamanya.

"Apa sebaiknya aku bertanya saja pada Mama, mungkin Mama lebih tahu banyak tentang Aris termasuk kunci ruangan kerja Aris itu."

Dengan cepat Gabriela mencari kontak milik ibu mertuanya dan berniat menghubungi wanita yang sudah melahirkan mendiang suaminya beberapa puluh tahun silam.

Kontak milik ibu mertuanya sudah berhasil Gabriela temukan, sekarang ia hanya tinggal menekan ikon panggilan pada layar ponselnya untuk menghubungi ibu mertuanya, tetapi Gabriela terlihat masih mempertimbangkannya.

Sebaiknya dia menelpon ibu mertuanya atau tidak.

"Jika aku menelpomn Mama dan menanyakan tentang keberadaan kunci itu, Mama pasti akan mengira jika aku dan Aris sedang bertengkar, padahal aku dan Aris terlihat baik-baik saja ketika di depannya. Aku yakin Mama akan menduga seperti itu nanti, jika aku tidak mana mungkin aku tidak tahu Aris biasanya menyimpan barang-barangnya dimana."

"Akhhhh bagaimana ini." Wanita itu menggigit bibir bawahnya lalu membuang bantal hotel itu sembarangan, dia memutuskan untuk membatalkan niatnya untuk menghubungi ibu mertuanya.

Gabriela membuka aplikasi pesan yang ada di ponselnya dan memutuskan untuk membaca pesan dari Aris yang mungkin belum pernah Gabriela baca sama sekali.

Entah ratusan atau bahkan jutaan pesan dari Aris yang ada di ponsel milik Gabriela, semua pesan disana kurang lebih berisi tentang ucapan selamat pagi ataupun kata-kata penyemangat yang ditujukan untuk Gabriela, namun sayang sekali saat itu Gabriela masih tidak peduli dengan Aris.

Lagi dan lagi Gabriela merasa dirinya sangat jahat karena sudah mengabaikan mendiang suaminya yang begitu mencintainya dengan tulus.

"Sekarang baru sadar bahwa kau benar-benar mencintai aku, Ris." ucap Gabriela sambil membaca pesan dari Aris yang ada di ponselnya.

Sesekali Gabriela juga terkekeh ketika membaca pesan yang menurutnya sedikit berlebihan yang dibuat oleh Aris untuk dirinya. Seperti ini.

Selamat pagi istri cantikku...

Lekaslah bangun dan cicipi masakan yang sudah ku buat khusus untukmu dan pastinya dengan cinta serta kasih sayang yang ku miliki.

Maaf aku tidak ada saat kau bangun karena aku ada rapat dengan klien bisnis ku pagi-pagiiiii sekali.

Makan lah dengan baik dan tunggulah aku pulang, aku mencintai mu.

Kedua Gabriela berkaca-kaca selama membaca pesan dari Aris tersebut, "Betapa bodohnya aku yang sudah menyia-nyiakan orang yang mencintai aku setulus diri mu, Ris." Gabriela tersenyum miris menyesali sikapnya yang dulu terlalu acuh terhadap mendiang suaminya.

Selama ini dia benar-benar menjadi wanita yang jahat terhadap suaminya sendiri.

Gabriela segera menghapus air mata yang mengalir di pipinya, mulai saat ini ia berjanji pada dirinya sendiri bahwa dia tidak akan menangisi Aris lagi, jika dirinya terus-menerus bersedih atas kepergian Aris maka itu akan membuat Aris juga sedih dialam sana dan Gabriela tidak mau mendiang suaminya bersedih.

Cukup di dunia saja Gabriela membuat lelaki itu bersedih karena Gabriela tidak pernah melihat ke arahnya, Gabriela tidak akan membiarkan hal itu terjadi apalagi sekarang mereka sudah berada di alam yang berbeda. Gabriela tidak mau menyakiti hati Aris dan membuat Aris bersedih!

Daripada terus-menerus terkurung dalam kesedihan karena mengingat seberapa jahatnya dia terhadap mendiang suaminya, Gabriela memutuskan untuk merubah dirinya menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

Gabriela juga akan mencoba melupakan sang mantan kekasih.

Mungkin sekarang Gabriela sudah tidak mencintai Rendi namun rasa bersalahnya masih akan terus terngiang di dalam hati seorang Gabriela.

Terlebih lagi ia belum sempat menjelaskan apapun kepada mantan kekasihnya itu mengenai perjodahannya dengan Aris, mengakibatkan mantan kekasih itu pergi begitu saja.

"Sekeras apapun hati mu pasti akan luluh juga karena terbiasa, aku percaya suatu saat nanti kau akan bisa mencintai aku, La"

Kalimat itu terlintas begitu saja dipikiran Gabriela, Gabriela tentu mengingat jelas ketika Aris berkata seperti itu.

Aris berkata setiap lelaki itu akan tidur disebelah Gabriela yang sudah terlelap terlebih dulu, Gabriela pernah mendengar sendiri Aris berkata seperti itu, karena disaat itu Gabriela belum benar-benar terlelap.

Gabriela lagi-lagi tersenyum miris "Buktinya aku sekarang sudah luluh pada mu Ris, namun aku terlambat menyadari itu semua. Aku harap kau masih mau menerima perasaan aku yang datang sangat terlambat ini, kau belum menutup pintu hati mu untuk ku kan Ris?"

Wanita itu mengelus layar ponselnya yang menunjukkan foto Aris yang sedang tersenyum disana.

Darimana Gabriela mendapatkan foto Aris? Tentu saja dari foto profil yang belum sempat diganti oleh Aris di kontak miliknya.