Setelah tinggal bersama dengan kelompok Crustacea, Reamur baru menyadari para Crustacea sebenarnya mosnter yang baik. Mereka tidak akan menyerang bila diganggu lebih dulu. Selain itu para Crustacea itu bukannya tidak tau terimakasih padanya, mereka sangat berterimakasih setelah Reamur menyembuhkan teman mereka yang terluka. Lagipula sedari awal, sebagai wizard Reamur bukanlah tergolong wizard hitter yang memiliki kemampuan bertempur tinggi. Kemampuan terbesar Reamur adalah healing. Dia bisa menyembuhkan makhluk lain selain dirinya sendiri, dan itu juga menjadi kelemahannya. Reamur tidak bisa menyembuhkan dirinya sendiri bila terluka.
"Apa kalian tau bagaimana caranya keluar dari wilayah dalam hutan Salos ?" Reamur ingin cepat pergi dari hutan ini, dia merasa hutan bagian dalam sangat berbahaya, dia tidak bisa menyusuri hutan Salos sendirian. Bila tidak bertemu dengan para Crustacea entah bagaimana nasibnya di sini.
Reamur melihat ke arah para Crustacea dan menunggu jawaban mereka, namun mereka hanya memandangnya dengan seksama. Sebenarnya bila ukuran mereka tidak terlalu besar, para Custacea ini sangatlah imut, apalagi mata mereka yang tampak jernih dan polos. Mereka sangat berbeda dengan para monster yang haus darah yang pernah dilihat oleh Reamur.
Hingga sejauh ini, dia tidak tau apa apa soal hutan Salos wilayah dalam, pada akhirnya dia tidak punya pilihan lain selain bertanya lagi pada para Crustacea. "Ah kalian tidak tau ya. Hmmm bagaimana kalau begini, apa kalian tau tempat penjaga hutan Salos tinggal ?". Meskipun dirasa mustahil tapi Reamur tetap ingin mencoba. Dia ingin tau tempat penjaga hutan Salos berada. Menurut rumor penjaga hutan Salos yang melakukan pembicaraan damai dengan wizard tingkat atas supaya tidak ada wizard dan warrior yang masuk ke hutan Salos bagian dalam.
Akhirnya usaha Reamur tidak sia sia, para Crustacea tau dimana tempat tinggal penjaga hutan Salos berada, salah satu Crustacea mengangkat tubuh Reamur ke atas tubuhnya sendiri menggunakan capitnya yang besar. Kemudian kelompok Crustacea bergerak bersama sama mulai menaiki dinding lembah pembatas antara bagian tempat tenggal mereka dengan wilayah hutan Salos lainnya. "Ah jadi kalian akan mengantarkanku, terimakasih banyak".
Para Crustacea memiliki kaki yang dapat bergerak fleksibel seperti kait, sehingga mendaki dinding lembah yang terbuat dari batu yang keras bukan masalah. Selain itu mereka punya cara tersendiri saat menaiki dinding lembah yang terjal dan tinggi, mereka bahu membahu saling mengaitkan satu sama lain, dan menarik Crustacea yang berada di bawah bergantian, efek dari perpindahan ini adalah dapat mengurangi beban dalam mendaki dinding menjadi setengah namun dengan kecepatan yang efisien.
Setelah berhasil mendaki cukup lama, akhirnya terlihat tampak sebenarnya wilayah hutan Salos bagian dalam. Reamur seakan dibuat takjub oleh hutan Salos bagian dalam. Mungkin dia tidak menyadari karena dia hanya berkeliling tidak tentu arah, namun bila diperhatikan lagi, hutan Salos tampak seperti memiliki kabut berwarna warni yang membentuk lingkaran lingkaran berbeda besarnya, sehingga terbentuk spiral. Para monster di hutan Salos bagian dalam mendiami wilayah mereka masing masing, dan sangat jarang keluar. Dengan lingkaran kabut ini seolah menjadi batas wilayah monster menjadi lebih jelas. Dan yang lebih menakjubkan lagi adalah, semua yang berada di hutan Salos bagian dalam yang menurut Reamur berukuran sangat besar, terlihat lebih kecil dibandingkan dengan sebuah pohon yang menjadi pusat dari lingkaran spiral itu.
Pohon itu menjulang sangat tinggi dan sangat besar, bahkan bagi Reamur yang melihat dari kejauhan, dia masih tidak tau seberapa besar ukurannya. Dia hanya tau batang pohon itu sangat tebal dan besar, serta daunnya sangat rimbun yang tampak membentuk seperti bentuk jamur raksasa bila diperhatikan dengan seksama.
Karena hari ini masih pagi dan keadaan sangat cerah. Perjalanan Reamur dan para Crustacea menuju ke tempat tinggal penjaga hutan Salos tidak sulit namun cukup lama. Jarak antara lembah Crustacea menuju ke arah tempat tinggal penjaga hutan Salos sangat jauh. Mereka telah melihat berbagai macam wilayah monster di hutan Salos, mulai dari perbukitan, padang rumput, evergreen, savana, hingga kawasan pantai yang banyak ditumbuhi mangrove. Semua ekosistem di sini tampak berbeda namun berkumpul menjadi satu menjadikan tempat ini sangat menarik dan sangat indah.
Reamur merasa dia telah melalui perjalanan dunia yang ajaib, tidak jarang dia melihat monster yang dianggap langka di luar sana tampak bergerombol di sini. Para monster yang dianggap memiliki khasiat yang baik bagi wizard dan warrior supaya bisa menjadi lebih kuat sangat mudah ditemukan di sini. Selain itu mereka tampak hidup rukun dan tidak mengganggu antara satu dengan lainnya. Selain monster langka, terdapat tanaman yang beraneka ragam dengan ukuran yang besar dan sangat indah. Bunga bunga dengan berbagai corak dan berbagai warna, semua ada di sini. Semua yang ada di dalam hutan Salos bagian terdalam adalah hal yang sangat berharga dan tidak ternilai harganya. Sepertinya Reamur tau alasan kenapa hutan Salos terdalam dijaga sangat ketat, karena penjaga hutan ingin melindungi tempat ini.
Setelah berjalan cukup lama, akhirnya para Crustacea berhenti. Dan Reamur baru menyadari bahwa tujuan yang mereka datangi tidak lain adalah pohon besar tinggi menjulang yang dilihat Reamur dari kejauhan. Bila didekati seperti ini, Reamur pun merasa terintimidasi oleh ukuran pohon ini. Namun selain itu dia juga merasakan perasaan yang berbeda, spirit yang sangat besar memancar dari seluruh bagian pohon ini. Dia tau bahwa spirit di lingkungan bagian dalam hutan Salos sangat kaya, namun dia tidak tau ada makhluk hidup pengumpul spirit sebesar ini di sini. Dibandingkan semua yang dia lihat pada saat perjalanan hingga sekarang, tidak ada apa apanya dibanding dengan pohon ini. Wizard dan warrior bisa sekuat apa bila mereka mendapat pohon ini, Reamur tidak pernah bisa membayangkannya. Namun semua itu juga tidak mungkin, mengambil pohon ini sama saja dengan mengajak perang dengan seisi penghuni hutan.
Para Crustacea menggunakan capit mereka dan membuat suara bunyi bunyian yang tidak diketahui oleh Reamur apa maksudnya. Kemudia Crustacea yang dinaikinya menurunkan tubuhnya secara tiba tiba. Beberapa saat kemudian, pohon besar yang semula diam seolah diterpa angin dan berdesir. Para Crustacea yang berada di sekitarnya meletakkan capit mereka di atas tanah dan merendahkan kaki mereka sambil memejamkan mata, seolah sedang melakukan posisi hormat yang khusuk.
Meski tidak tau apa maksudnya, tapi Reamur bukan orang bodoh. Dimana bumi dipijak disitulah langit dijunjung. Reamur ikut melakukan penghormatan sesuai dengan karakteristik bangsawan yang telah dipelajarinya. Dia juga ikut memejamkan mata.
Setelah dia melakukan itu, Reamur merasakan perasaan yang berbeda dari sebelumnya. Perasaan damai dan nyaman yang tidak pernah dia alami. Perasaan ini membuat tubuhnya merasa hangat, segala keluh kesahnya tersapu, segala luka mental yang dideritanya sembuh seketika, bahkan binatang spirit nya ikut merasakan juga di dalam dirinya.
"Ada tujuan apa kalian datang kemari ?" Sebuah suara tua yang khas dari kakek kakek tiba tiba terdengar, tidak jauh dan tidak dekat. Dan anehnya Reamur bisa mengerti, meski dia tidak tau bahasa apa itu, tapi Reamur tau sebenarnya kakek itu sedang berbicara dengannya.
"Saya ingin memberikan penghormatan kepada Tetua yang agung penjaga hutan Salos" Sebagai seorang bangsawan, Reamur telah dididik secara ketat dalam hal etika sedari dia kecil. Karena itu dia masih tetap mempertahankan etikanya meski dihadapkan dengan kondisi yang mencekam.
Perasaan mencekam dan perasaan tidak disukai, itulah yang dia rasakan dari penjaga hutan Salos. "Bukankah sudah ada larangan masuk kemari, kenapa kau manusia berani menerobos kemari" Suara itu tetap datar, namun membawa sedikit perasaan jengkel yang sangat kentara.
"Saya tidak berniat untuk memasuki wilayah larangan ini, saya dilemparkan kemari oleh seseorang. Mereka ingin saya mati dan menghilang" Meski Reamur tetap berbicara rendah hati, tapi dia tetap tidak bisa menyengbunyikan perasaan marahnya kepada Flicha Mirrol dan kelompoknya.
"Ho, peristiwa itu lagi. Aku sampai muak melihat kelakuan kalian para manusia, Sang Pencipta memberikan kalian banyak kelebihan dan memberikan kalian sebuah keistimewaan, tapi kalian menggunakannya dengan sangat ceoroboh dan tidak bertanggung jawab". Tetua penjaga hutan mencemooh sikap manusia yang seperti ini, mereka sangat kejam dan tidak menghargai anugrah yang diberikan oleh Sang Pencipta kepada mereka, karena itulah dia sangat muak dengan semua manusia dan sangat membenci mereka.
"Sesuai dengan peraturan yang telah dibuat, kau harus siap sedia tinggal di hutan ini selamanya karena yang telah masuk kemari tidak akan pernah bisa keluar" Tetua itu melirik ke arah Reamur dengan mata datar.
"Tetua, apakah tidak ada jalan lain. Apakah saya benar benar tidak bisa lagi keluar dari hutan ini" Reamur mulai panik, dia merasa telah menemukan harapan dengan menemui penjaga hutan, dia bisa mendapat petunjuk untuk kembali. Tapi apa yang tidak dia harapkan telah diletakkan di depannya.
"Heh" Tetua mendengus tajam dan melanjutkan kata katanya."Kau pikir apa alasan dibuat perjanjian yang membatasi wilayah dalam hutan Salos dan wilayah tengah dan wilayah luar, itu karena ulah kalian para manusia yang serakah, mereka ingin mengambil apapun yang berada di hutan ini. Padahal manusia telah diizinkan mengambil hal hal dari hutan Salos bagian luar dan tengah, tapi kalian tidak puas, ingin mengambil semuanya" Tetua berbicara dengan nada keras dan kasar seolah dia menghadapi manusia kala itu yang hampir menghancurkan hutan Salos dengan kerakusan mereka.
"Karena itulah aku sebagai penjaga hutan, sengaja membatasi wilayah hutan bagian dalam dan tidak akan pernah membiarkan siapapun yang masuk ke dalam untuk keluar dari hutan Salos lagi".
"Tapi Tetua yang terhormat, saya sama sekali tidak melakukan apapun yang merusak hutan, dan saya baru di sini kemarin. Lagipula pihak yang bersalah adalah para manusia yang pernah merusak hutan Salos kenapa manusia yang tidak melakukan apa apa juga ikut mendapat hukuman, bukankah itu tidak adil" Sebagai putri inti dari keluarga Achrnavell, Reamur tentu memiliki kebanggaannya tersendiri, sedari kecil dia tidak akan mau meminta maaf terhadap apa yang bukan menjadi kesalahannya. Lagipula dia tidak pernah mendapat perlakuan seperti ini, perasaan dituduh dan perasaan dimarahi oleh orang lain dia tidak pernah mengalaminya. Sedari kecil Reamur adalah apel dimata orang tuanya, apapun yang dilakukannya tidak pernah membuat orang tuanya memarahi Reamur dengan keras dan kasar, karena itulah Reamur merasa marah.
Karena hal ini lah Tetua yang menjadi penjaga hutan Salos marah dan merasa sikap Reamur sangat sombong. "Kau merasa ini bukan salahmu, baiklah kalau begitu. Sudah kuduga memang manusia semua sombong dan angkuh. Mereka tidak bertobat dan merenungkan kesalahan mereka. Kau yang berasal dari ras manusia tetaplah tinggal di hutan ini sampai kau tau apa kesalahanmu yang sebenarnya". Setelah berkata demikian, Tetua penjaga hutan Salos menghilang dari pandangan Reamur.
"Tidak, tidak bagaimana bisa menjadi seperti ini. Saya ingin kembali......, saya ingin pulang hiks hiks" Reamur tidak pernah merasa sangat putus asa seperti ini. Seorang putri manja yang tidak pernah mengalami kesulitan, terdampar di hutan Salos sendirian. Bahkan kesabaran dan topeng tingginya pun akan runtuh. Dia terduduk lemah di tanah. Tidak peduli seperti apa dia, seberapa berantakannya penampilannya sekarang dia tidak peduli. Asalkan dia bisa kembali.
"Tolong tetua, tolong biarkan saya kembali, tolong....." Reamur memohon di depan pohon besar itu sambil menangis dengan sedih, namun pohon itu tetap diam dan tidak memberikan respon apapun meski Reamur sudah mencoba untuk memohon. Bila itu yang diinginkan oleh Tetua, dia akan memohon sebanyak yang dia mau. asalkan dia bisa kembali.