Reamur mencoba untuk tidak mengakuinya, dia mencoba melarikan diri dari kenyataan. Dia sangat tau seperti apa keluarga bangsawan, dia sangat tau di rumahnya tidak ada kehangatan. Apa yang paling penting hanyalah kekuasaan dan hidup. Jika ingin bisa memanjat lebih tinggi mereka harus menjadi kejam, entah makan atau dimakan, entah menginjak atau diinjak. Dia sudah melihat semuanya dan sudah menyadarinya, tapi dia tidak ingin mengerti dan menganggap orang tuanya berbeda dengan yang lainnya. Tapi ternyata sebaliknya, orang tuanya lebih kejam dari yang dia duga. Bahkan hanya sekedar untuk sebuah niat mengorbankan nyawa mereka tidak mau, Reamur tidak akan sekejam itu membiarkan orang tuanya menggantikannya, dia hanya ingin tau seberapa tulus mereka padanya. Tapi semuanya sudah terlihat, bagi orang tuanya dia mungkin hanya alat untuk menyenangkan para Tetua keluarga Achrnavell, dengan prestasinya orang tua membangun pijakan dalam keluarganya, namun setelah pijakan mereka dapat, mereka tidak akan lagi peduli padanya.
Reamur menangis tanpa suara, hanya air mata yang mengalir dan ekspresi lelah yang amat sangat. Dia tidak hanya kehilangan harapa, tapi juga sangat putus asa sampai tidak ingin hidup, dia bahkan merasa mati detik ini juga hal yang baik. Dia masih ingin mempertanyakan orang tuanya kenapa mereka sekejam ini padanya. Tapi seperti itulah aturan main di keluarga bangsawan, bila kau tidak bisa bertahan maka kau akan ditelan oleh yang lebih kuat.
"Ho, sepertinya masih ada satu lagi yang dapat membantumu. Meski dia bukan orang yang dekat denganmu atau memiliki hubungan darah denganmu, tapi kau secara tidak langsung membentuk takdirmu saat berhubungan dengannya" Meski Tetua mengatakan seperti itu Reamur yang sudah kehilangan harapan tidak berkomentar apapun, dia sudah terlampau kecewa. Orang tuanya saja tidak mau membantunya bagaimana orang lain.
"Aku akan mencoba menghubungkan dengannya" Sebuah portal dibentuk kembali, namuan Reamur tetap menunduk sambil meneteskan air mata dalam diam, tanda dia sudah tidak peduli lagi.
"Anak muda apa kau bersedia menggantikan dia di sini supaya dia dapat kembali ?" Akhirnya Tetua yang bertanya kepada seseorang yang ada di balik portal tersebut.
Beberapa saat kemudian, anak muda itu menjawab dengan pelan namun pasti,"Aku bersedia". Saat Reamur mendengarnya dia sangat terkejut, dia belum pernah dengar suara siapa ini, tapi dilihat dari suara sopran miliknya, orang yang ada dibalik portal adalah perempuan yang berumuran sama dengannya. Reamur melihat ke arah portal dan matanya membelalak lebar, bagaimana bisa orang yang tidak dia duga malah membantunya dan bersedia mengorbankan nyawanya demi dirinya. Apakah dia sudah gila.
"Bukankah kau tidak ada kewajiban membantunya, kalian tidak saling kenal, kenapa kau mau menyerahkan kebebasan dan nyawamu untuknya". Tetua yang mendengar jawaban dari gadis itu juga terkejut, dia tidak menduga ada manusia yang masih berhati tulus, namun dia harus menelusuri lebih jauh.
"Karena aku berhutang padanya" Dia menjawab pendek kemudian melanjutkan kata katanya, "Dia pernah menyelamatkanku, kali ini giliranku untuk melunasi hutangku padanya".
Ini gila, itulah yang dipikir oleh Reamur pada jawaban Elyne. Ya, orang yang dihubungi oleh Tetua adalah Elyne si wizard terlemah di Akademi Harvey. Dia hanya tidak suka melihat Flicha Mirrol melewati batas dan semena mena, bahkan saat itu dia hanya iseng menyuruhnya berhenti. Tapi yang tidak diduga Reamur tindakan penyelamatan sepelenya yang bahkan sudah hampir dia lupakan, menjadi alasan dia diselamatkan.
"Hanya karena itu, kau tidak merasa itu terlalu besar untukmu. Tinggal di hutan Salos selamanya, menghadapi monster tidak terhitung jumlahnya, dan nyawamu mungkin tidak selamat di sini. Bukankah setiap menyelamatkan nyawa kita harus menghitung nilainya, apa yang telah dia lakukan di masa lalu bukan hal yang sepadan untuk seluruh nyawamu kan" Tetua mencoba menggoyahkan keputusan Elyne dengan memberikan perhitungan logis, "Semua sama saja bagiku, dia menyelamatkanku artinya aku berhutang padanya, apakah besar atau kecil tidak ada artinya. Bila aku memang ditakdirkan untuk berada di sana hingga ajal menjemputku, itu artinya takdirku akan berhenti sampai di sana". Elyne menjawab lagi dengan jawaban yang dirasa sangat aneh dan tidak logis.
"Jadi kau menerima semuanya, seolah ini bagian takdirmu. Penyelamatannya padamu pada waktu itu bahkan saat aku menghubungimu saat ini merupakan takdirmu. Apakah aku benar ?" Tetua menggosok janggutnya yang panjang sambil membuat kesimpulan dari kata kata Elyne.
"Iya itu benar".
"Hoooh menarik, lalu bagaimana dengan ini, bukankah Sang Pencipta sudah memberikan kalian para manusia sebuah keistimewaan, dimana bila kain mau berusaha kalian dapat mengubah takdir kalian sendiri ?".
"Manusia memang sudah diberikan keistimewaan oleh Sang Pencipta, tapi sebuah hutang tetap harus dibayarkan. Tidak ada yang salah bila menganggap caraku membayar hutang sangat konyol dan mungkin dianggap gila oleh sebagian besar manusia lainnya. Tapi, itu hanya pikiran mereka sendiri. Aku bisa menentukan kemauanku sendiri, apakah nyawaku layak untuk sebuah hutang yang dianggap sepele ataukah sebuah kesempatan memang layak diberikan pada gadis yang ada di sana, menurutku semua sepadan" Ini adalah pertama kalinya Reamur mendengar Elyne berbicara sangat panjang, meski begitu apa yang dia katakan mungkin tidak dapat diterima oleh orang lain, bahkan dirinya pun tidak.
"Baiklah kalau kau sudah memutuskannya. Gadis itu bersedia menukar dirinya denganmu dan bersedia menggantikan posisimu di sini. Sesuai kesepakatan aku akan membuat portal pertukaran kalian" Tetua berbicara dengan Reamur setelah melihat Elyne bersungguh sungguh.
"Tunggu Tetua, aku menolaknya". Reamur menyela Tetua dengan terburu buru.
"Apa maksudmu, bukankah ini yang kau inginkan. Kau berharap bisa meninggalkan tempat ini dengan cepat, dan sekarang ada seseorang yang mau menggantikanmu. Kenapa kau menolaknya". Tetua tidak menyangka Reamur akan menolaknya, mengingat dia beberapa saat lalu sangat ingin meninggalkan tempat ini.
"Aku memang ingin meninggalkan tempat ini, tapi tidak dengan mengorbankan orang lain, bahkan saat kau menghubungi orang tuaku, aku juga berniat menolaknya jika mereka mau bertukar denganku. Dan sekarang gadis ini lebih lagi, apa yang kulakukan padanya tidak seberapa. Meski aku bebas aku akan merasa bersalah dan tidak bisa memaafkan diriku sendiri seumur hidup" Reamur tidak sekejam itu untuk menukar kehidupan orang lain demi kebebasannya. Semua orang memiliki takdirnya masing masing dan sekarang dia mengerti, kesalahan yang ditanggung oleh manusia yang pernah menghancurkan hutan Salos bukan berarti manusia lain tidak akan ikut menanggung.
Bila manusia lain dapat mencegahnya, hal itu tidak akan terjadi. Dan bila mereka dapat menghentikannya, penjaga hutan tidak akan marah pada mereka. Karena itu semua tidak bisa diukur secara sepihak dengan perhitungannya sendiri. "Bila memang ini yang harus kutanggung karena kesalahan manusia lain, aku akan menerimanya Tetua. Dan tolong maafkan mereka yang telah berbuat kerusakan pada hutan Salos meski hanya sedikit". Reamur akhirnya mengerti apa yang dimaksud oleh Tetua tentang para manusia, itu adalah pemikiran egois bila dia merasa tidak berdosa atas apa yang dilakukan oleh manusia lainnya. Manusia hanya bisa saling menyalahkan dan tidak mau mengakui kejahatan mereka sendiri, padahal sesungguhnya para Bounty Hunter tidak akan mencari benda berharga di hutan Salos bila manusia lainnya tidak membutuhkannya. Jadi intinya semua yang terjadi merupakan hubungan kesinambungan antara satu dan lainnya.
"Hmmm, akhirnya kau mengerti. Aku sangat kecewa pada para manusia itu, tapi aku sangat senang masih ada manusia seperti kalian berdua, yang tidak kehilangan hatinya akan keserakahan. Meski kau disudutkan dengan keadaan dimana kau bisa saja kehilangan nyawamu, tapi kau tidak kehilangan kebaikanmu, kau merasakan putus asa berkali kali tapi kau tidak mencoba menjadi kejam dan mengorbankan lainnya. Kau telah lulus ujianku dan dapat kembali ke duniamu lagi. Dan untuk gadis itu, kau sangat beruntung dapat bersinggungan dengannya, dia adalah salah satu dari sedikit dari para manusia yang memiliki hati yang tulus dan murni". Setelah berkata demikian, Tetua membuka portal lainnya dan menyuruh Reamur masuk ke dalamnya.
"Portal ini akan membawamu kembali ke wilayah tengah hutan Salos, jangan lupakan perasaanmu hari ini, terkadang kebaikan kecil yang kau remehkan bisa menolong dirimu sendiri di masa depan, ingatlah itu" Reamur sangat bersyukur dia dapat kembali, dia juga merasa tanpa bantuan Elyne dia tidak akan bisa berpikir positif dan bahkan sesaat dia akan mengiyakan kata kata Tetua begitu saja. Tapi untungnya dia melakukan hal yang benar, dia juga mendapatkan pembelajaran yang sangat besar setelah berada di sini, dan akan selalu mengingat pesan dari Tetua penjaga hutan.
"Terimakasih banyak Tetua".Reamur masuk ke dalam portal dan muncul di luar hutan Salos wilayah tengah. Setelah keluar dari portal dia menangis sejadi jadinya, dia tidak pernah menyangka bisa kembali hidup hidup setelah terjebak di hutan Salos bagian dalam.
Pada mulanya Reamur berpikir bahwa dia telah hilang di hutan Salos selama berbulan bulan, namun nyatanya tidak. Ini masih hari ke 4 ujian kemampuan bulanan, dia berusaha menyelesaikan misinya dan kembali ke Akademi. Meski dia ingin membalas Flicha Mirrol dan kelompoknya, namun Reamur tidak memiliki bukti kuat pada kejahatan mereka, karena itu dia hanya bisa mengurungkan niatnya.
Selain itu meski dapat menyelesaikan misinya dengan sangat baik, Reamur memilih masuk kelas terendah di Akademi yang tentunya menggemparkan seluruh Departemen wizard yang menganggap keputusannya sangat konyol. Namun dia sudah tidak mengambil pusing, dia hanya ingin bisa berteman dengan Elyne, meski akhirnya harus memilih kelas terburuk buatnya itu tidak seberapa dibandingkan apa yang akan dilakukan Elyne untuknya.
Flashback sebelum Reamur dan Elyne berteman berakhir