Chereads / MOIRAI (BAHASA INDONESIA) / Chapter 6 - Elyne, the weak wizard

Chapter 6 - Elyne, the weak wizard

Setelah mengalami pusing dan perasaan yang tidak nyaman karena serangan Eric, Elyne sudah beraktivitas seperti biasanya. Reamur yang selalu memperhatikannya merasa heran melihat tingkah temannya itu. Bagi wizard, keberadaan warrior sangat penting, wizard memiliki fisik yang lemah sehingga kemungkinan untuk terancam sangatlah tinggi. Selain itu, umumnya wizard akan mengembangkan rasa ketertarikan dan perasaan nyaman setelah bersama dengan warrior saat sudah mengikat kotrak suci sebagai Spiritus. Bahkan dia sendiri mengakui, kemarin setelah bertemu dengan Vassel dia merasakan perasaan yang sangat sulit diungkapkan tapi menyenangkan.

Perasaan kepercayaan, kenyamanan dan keamanan yang bahkan tidak bisa di berikan oleh orang tuanya sendiri, dia bisa mendapatkannya dari warriornya Vassel Vermillion. Tapi temannya sangat berbeda, setelah dia ditolak secara terang terangan oleh Eric kemarin, hari ini dia masih sesantai kehidupannya sebelumnya, dia tidak merasa sedih, tidak juga merasa marah, dan yang paling penting penyakit tidurnya tetap sama seperti sebelumnya.

"Elyne, apakah kamu tidak khawatir ?, Eric sudah menolakmu secara terang terangan kemarin, itu artinya akan sangat sulit bagi kalian untuk bekerjasama. Padahal indeks kelulusan salah satunya adalah Resonansi Kemampuan Bertempur Spiritus" Sebenarnya dari semua kekhawatirannya, hal inilah yang paling dikhawatirkan oleh Reamur. Resonansi Kemampuan Bertempur Spiritus adalah mata pelajaran khusus yang ada di Akademi Harvey, dan telah menjadi salah satu persyaratan lulus Akademi.

"Tidak, toh aku tidak tau apakah bisa bertahan hingga lulus" Elyne dengan gampangnya mengatakan hal seperti itu, "Apa maksudmu, kamu jangan pesimis pasti kamu bisa lulus dan akan kubantu supaya kamu bisa bersama Eric". Reamur jadi merasa kasihan pada temannya, dari kata katanya mungkin tidak peduli tapi Reamur tau wizard mana yang tidak sedih saat ditolak oleh pasangannya.

"Tidak perlu, semua takdir berjalan dengan kehendaknya masing masing. Takdir tidak bisa dipaksakan dan tidak bisa diatur kecuali kemauan untuk merubah takdir, tidak ada yang bisa dilakukan. Lagipula aku tidak berniat merubah apapun". Kadang Reamur tidak tau apa yang dipikirkan temannya itu, dia mungkin malas malasan dan tampak terlihat lemah, namun baginya Elyne bisa melakukan apapun yang dia mau. Seberapa jauh sebenarnya kemampuannya, dia sendiri tidak tau, karena Elyne tidak pernah memberi tau nya apa apa, Reamur hanya bisa bersabar dan mendukung temannya sebisa mungkin. Sama seperti saat itu, Elyne seorang wizard paling lemah dan bahkan dia pun meremehkannya, mampu menyelamatkannya dari kematian yang ada di depan matanya.

...........................................

Flashback sebelum Elyne dan Reamur berteman

Reamur Achrnavell, putri dari Yagna Achrnavell salah satu dari penerus kepala keluarga suci yang ada di Kekaisaran Harvey. Dia yang sedari kecil telah dilatih untuk menjadi wizard terbaik memiliki rasa kepercayaan diri yang tinggi. Baginya perhatian dan kekaguman serta rasa iri yang dirasakan orang lain padanya merupakan hal yang wajar. Dia tidak menampik bahwa dia memiliki sedikit kesombongan akan kemampuannya dan kecantikannya. Apapun yang diinginkan oleh Reamur sedari kecil akan dia dapatkan dalam sekejab, karena itulah dia merasa hal yang wajar bila dia mendapatkan yang terbaik.

Sampai dia sering kali melihat bullying yang dilakukan oleh wizard lain di sekolah. Wizard yang lebih lemah sering di hina dan dibully, itu adalah hal yang wajar menurut Reamur. Di dunia memiliki kebaikan hanya akan dimanfaatkan dan hanya merugikan bagi diri sendiri, karena itulah setiap kali ada pembullyan, Reamur tidak akan ikut campur. Dia tidak membenarkan dan tidak menyalahkan.

Dia tidak tau siapa yang sedang dibully oleh para wizard itu, kata kata semacam "Kau tidak layak berada di sini", "kau hanyalah kutu yang harus disingkirkan", "kau mempermalukan nama wizard kami", "lebih baik kau kembali ke tempat asalmu". Kalau tidak salah namanya adalah Elyne Gregory. Wizard paling lemah yang sering dibully oleh wizard lainnya. Level fisik dan mentalnya hanya E rank, sejengkal lebih tinggi dari orang biasa.

Memang Spark Takdir membiarkan dia masuk ke Akademi Harvey, namun bagi wizard lain peraturan seperti itu masih sulit untuk diterima. Karena bagi mereka masih banyak wizard lain yang lebih baik dari Elyne namun tidak bisa masuk ke Akademi Harvey. Sehingga setiap tahun selalu ada tradisi secara tidak terucap bahwa wizard yang tidak berhasil masuk ke Akademi Harvey membayar sejumlah biaya tertentu kepada wizard yang masuk Akademi dengan tujuan mengenyahkan wizard lemah. Peraturan tersebut hanya ada di kalangan siswa, karena itulah mereka melakukannya di tempat yang tertutup untuk menghindari penglihatan dekan.

"Heh bagaimana bisa kau masih bertahan seperti ini, mana ekspremu kenapa sangat membosankan begitu, mau ditambahi ha, baik akan kuberikan supaya kau tau kemampuan wizard yang lebih tinggi darimu" Flicha Mirrol, di kalangan para wizard dia sangat ditakuti. Karena dia seorang pembully yang tau anatomi tubuh manusia. Sehingga para wizard yang dibully nya akan merasa sakit yang amat sangat namun tidak meninggalkan bekas luka. Dia sudah berhasil menghindari hukuman berkali kali berkat pengetahuannya itu.

Kali ini sasarannya adalah Elyne Gregory, Flicha sengaja menggunakan jarum yang sangat tipis kali ini, dan menusukkannya di bagian bagian tubuh yang menjadi sumber rasa sakit manusia pada tubuh Elyne. Namun sedari tadi Elyne menahan sakit, tanpa terdengar suara jeritan darinya. Yang membuat Reamur yang kebetulan di sana tertarik. Elyne mungkin yang terlemah dari semua wizard di Akademi Harvey, namun dia memiliki kemauan yang sangat tinggi. Bahkan untuk menghindari pembullyan dia sengaja menggigit bibirnya hingga berdarah.

"Ha, hebat sekali kau bisa bertahan sejauh ini ya, baik sepertinya aku harus meningkatkan intensitas rasa sakitnya, bagaimana kalo jarumnya dialiri listrik, HAHAHAHA pasti sangat menakjubkan" Flicha mulai tertawa seperti orang gila di tempat itu. "Baiklah mari kita lihat siapa yang bisa bertahan diantara kita, kau atau aku, aku akan berusaha bertahan supaya aku tidak terlalu bersemangat hingga membunuhmu yah HAHAHAHA". Mengerikan, hanya satu kata itu yang cocok untuk Flicha Mirrol. Dia bertindak sesuka hati di Akademi bukan hanya karena level fisiknya B rank dan level mentalnya A rank, namun karena keluarga Mirrol adalah salah satu dari keluarga bangsawan suci, sehingga bahkan bila Mirrol membunuh seorang wizard di sini paling banyak dia akan dikeluarkan dari Akademi, adapun hukuman tambahan tidak akan berpengaruh padanya. Itulah yang dipercaya Reamur, kekuatan yang terlalu besar selalu mendominasi yang lemah, bahkan dengan kekuatan yang besar naluri manusia untuk menginjak yang lemah semakin dibesar besarkan. Di keluarganya persaingan seperti ini sering terjadi, supaya dapat bertahan dari dikalahkan dan disingkirkan dia harus bisa menjadi kejam dan menyingkirkan yang lainnya.

Namun, saat dia melihat Elyne tidak menyerah bahkan di detik dia akan pingsan, meski melihat listrik yang akan mengenai tubuhnya. Reamur memiliki perasaan lain, apakah benar menggunakan kekuatan seperti ini ?, entah kenapa dia ingin menyelamatkan gadis itu. Dia tidak mengenalnya dan tidak berkewajiban menyelamatkannya, tapi Reamur merasa dia akan mengalami pikiran pikiran berantakan nanti bila hari ini tidak menyelamatkan Elyne.

"Cukup sampai disitu, kalian para wizard busuk" Ah sudahlah selamatkan dia dulu pikirkan hal berantakan nanti." Kalian masih saja ya suka membully orang lain, pikiran rendahan inilah yang menyebabkan kalian tidak berkembang" Reamur berjalan ke arah Elyne yang sedang bersandar di tembok dan membantunya untuk berdiri. "Heh Achrnavell berani kau menggangguku, apa kau mau sama seperti dia ?" Flicha mulai kesal karena kesenangannya dihentikan, elemen spirit Flicha adalah petir, dia mulai mengumpulkan spirit elemen petir di lingkungan sekitar dan memperbesarnya di telapak tangannya. "Kubilang sudah cukup, kalau kau masih melakukannya aku tidak keberatan bersaksi bahwa kau membully wizard lain yang lebih lemah darimu" Reamur sangat jengkel dengan orang ini. Kenapa menggunakan kemampuan dengan sia sia, kalau dia lebih berusaha Flicha Mirrol pasti bisa jadi wizard yang hebat nanti.

"Cih... membosankan" Flicha dan teman temannya pergi dari tempat itu setelah Reamur mengancam mereka.

Reamur melihat Elyne sudah dapat berdiri sendiri dengan peluh yang membasahi seluruh tubuhnya, dia bisa membayangkan rasa sakitnya ditusuk dengan banyak jarum, tapi Reamur tidak merasa dia harus bersimpati pada Elyne. Kalau Elyne bisa meningkatkan dirinya menjadi lebih kuat dia tidak akan dibully, jadi menurut Reamur, Elyne juga salah karena dia lemah.

"Jangan salah paham, aku tidak mencoba membantumu, hanya merasa itu adalah hal yang menyebalkan dan mengganggu penglihatanku" Reamur beranjak dari tempat itu tanpa menoleh kebelakang untuk melihat Elyne lagi.