Tujuh orang itu terkejut ketika mendengar suara yang langsung menggetarkan jantung mereka itu. Mengertilah mereka bahwa yang datang ini memiliki khikang dan sinkang yang amat kuat sehingga dapat mengatur suaranya, langsung dipergunakan untuk menyerang mereka dan sama sekali tidak mempengaruhi Sin-tong yang masih duduk bersila. Dengan hati tegang mereka lalu meloncat mundur dan masing-masing melintangkan senjata di depan dada, memandang ke arah laki-laki gagah yang baru muncul itu. Namun tidak ada seorang pun di antara mereka yang mengenalnya, maka ketujuh orang itu menjadi marah sekali.
"Bangsat kecil, engkau siapakah berani mencampuri urusan kami dan memaki kami?!" bentak Pat-jiu Kaiong sambil mengusap pundaknya yang berdarah.
"Apa kau memiliki kepandaian maka berani mencela kami, tikus kecil?" bentak pula Thian-he Te-it yang masih ngilu rasa pahanya, dan untung bahwa pahanya itu tidak patah tulangnya.