Pengawal yang diminta Taehyun kembali tak benar-benar kembali. Mereka mengikuti Taehyun dan Eunsoo hingga di villa, menunggu dan melaporkannya pada presdir Kwon. Termasuk saat melihat Eunsoo keluar dari villa sendirian dan terlihat terburu-buru bahkan sesekali menyapu pipinya. Ketika Eunsoo melewati mobil mereka, barulah mereka tahu Eunsoo tengah menangis. Tentu saja mereka langsung melaporkannya langsung ke presdir Kwon.
Pulang ke rumah, Taehyun sudah disambut dengan presdir Kwon yang menunggunya di ruang utama. Ia tak berniat menyapa ayahnya namun panggilan ayahnya lebih dulu menghentikan langkahnya.
"Kwon Taehyun, duduk." Perintahnya.
Taehyun tak duduk, ia hanya berdiri menghadap presdir Kwon. Ia bisa menebak apa yang akan dibicarakan presdir Kwon. Dalam hatinya, ia mulai menghitung kapan presdir Kwon akan menyebut nama wanita itu.
"Apa yang kau lakukan sampai Eunsoo menangis?" Presdir Kwon tak memalingkan wajahnya untuk menatap Taehyun. Entah kenapa.
"Benarkan. Dia pasti mengadu." Lirih Taehyun.
"Bukan Eunsoo yang mengadu. Para pengawal itu yang melaporkannya." Lirihan Taehyun terdengar jelas oleh presdir Kwon tapi Taehyun tampak tak peduli dengan penjelasan presdir Kwon.
"Jadi, apa yang kau lakukan padanya?" ulang presdir Kwon.
"Apa kau sangat ingin mengetahuinya, ayah? Aku mengatakan ini padanya, 'entah kau benar Yoon Eunsoo atau reinkarnasi Yoon Eunhye, bagiku kau tetaplah wanita paling brengsek di dunia ini yang menghancurkan hidup ibuku selama ini'." Taehyun mengulang kembali apa yang ia ucapkan pada Eunsoo beberapa jam yang lalu.
"Kwon Taehyun!! Eunsoo tidak tahu apa-apa soal itu. Kenapa kau bisa bersikap sekasar itu hah?" Nada bicara presdir Kwon meninggi setelah mendengar apa yang Taehyun ucapkan pada Eunsoo.
"Kau bertanya kenapa aku bisa? Apa kau tidak merasa sedang berkaca, Ayah?" sindir Taehyun.
"Apa maksudmu?" tanya presdir Kwon tak mengerti.
"Aku melakukan ini karena aku ingin kau sadar, yang kulakukan padanya sama persis dengan yang kau lakukan selama ini pada ibuku." Sinis Taehyun yang membuat presdir Kwon tertegun.
"Aku ingin kau tahu satu hal, aku tidak akan menolak perjodohan ini dan sikapku padanya juga tidak akan berubah. Jadi, sekarang keputusan ada di tanganmu, presdir Kwon. Tetap melanjutkan perjodohan ini atau mengakhirinya." Tegas Taehyun.
Taehyun berjalan meninggalkan presdir Kwon sendirian di ruang utama untuk memikirkan kembali tentang perjodohan antara dirinya dan Eunsoo. Helaan napas yang terdengar berat dari presdir Kwon membuktikan bahwa ia tengah berada dalam pilihan yang cukup sulit.
Kwon Taehyun hanyalah seorang anak yang sangat merindukan perlindungan dan kasih sayang seorang ayah. Caranya bersikap dan berkata kasar adalah ekspresi yang dia bangun sebagai bentuk perlindungan bagi dirinya sendiri karena seseorang yang dipanggilnya ayah tak mengambil tanggung jawab itu. Begitulah yang dikatakan Lee Jinwoo tentang Taehyun.
* * *
-Seungyoon-
Siang ini matahari bersinar dengan gagahnya membuat Seungyoon memindahkan lokasi jumpa fans yang seharusnya di area terbuka ke area yang lebih tertutup dengan pendingin ruangan yang nyaman. Hal ini dilakukannya agar fans-nya tak perlu kepanasan dalam antrian untuk hi-touch dan sign-album dengannya, juga Seungyoon tak membebankan fans dengan harus membeli beberapa album terlebih dahulu hanya untuk melakukan ini. Seungyoon pun tak membatasi jumlah fans yang datang karena ia akan tetap berada di lokasi sampai semua fans bertemu dengannya.
Seungyoon menikmati setiap detik yang ia habiskan dengan fans-nya, mendengarkan mereka memanggil namanya, memberikan pose-pose yang fans inginkan, bercanda dan mengobrol singkat dengan mereka. Bahkan di akhir acara, ia membuat sisa fans yang hadir iri dengan seorang fan yang memenangkan lucky-draw makan malam dengannya.
Choi Seungyoon, di hadapan fans terlihat sangat berwawasan, berbeda dengan Choi Seungyoon yang terlihat begitu bodoh di hadapan keempat sahabatnya, dan berbeda pula dengan Choi Seungyoon ketika berada di hadapan orang tuanya, terlihat begitu terkekang seperti burung yang ingin terbang bebas namun tak bisa karena berada di dalam sangkar.
Fans mengaku sangat bahagia bisa bertemu dengan Seungyoon, mereka juga mengaku tidak pernah menyesal memilih Seungyoon sebagai idola mereka. Pengakuan yang selalu Seungyoon dapatkan ketika ia menemui fans.
Entah apa isi kepala Seungyoon, bagaimana ia menjadi orang dengan tiga kepribadian yang berbeda di tiga kesempatan yang berbeda? Apa karena ia memiliki IQ yang tinggi atau ia memiliki kepribadian ganda atau itu semua karena beban sebuah rahasia yang tidak diketahui siapapun hingga membuatnya terpaksa menjadi orang yang berbeda dan tidak mampu menemukan diri yang sebenarnya?
Seungyoon merasakan lelah begitu sampai di rumah namun ia tak melepas senyum yang sama dengan yang ia berikan kepada fans-nya. Merasa senang karena hanya di hadapan fans, ia bisa menjadi dirinya sendiri. Masuk ke dalam kamar dan merebahkan diri di atas ranjang kesukaannya membuat Seungyoon menarik napasnya dalam-dalam, ia sampai mengangkat lehernya untuk merasakan setiap udara yang dihirupnya. Tiba-tiba Seungyoon berhenti menarik napas, matanya memandang sebuah pigura besar di atas kepala ranjangnya.
"Huuffhh…" Seungyoon menghembuskan udara yang diambilnya. Mengubah posisinya dari tidur ke duduk sambil memandang foto yang terpajang dalam pigura itu.
"Aku mencintai kalian lebih dari nyawaku sendiri, kalian tahu itu kan? Harusnya kalian memahami sikapku selama ini. Aku bukan sedang memberontak atau marah tapi aku sedang mengingatkan kalian untuk mengatakan yang sebenarnya padanya. Bukannya mengatakan yang sebenarnya, kalian malah semakin bungkam. Artinya kalian memang tidak mengerti apa yang coba kusampaikan. Harus dengan cara apa lagi aku menyampaikannya, Ibu, Ayah? Haaaa." Seungyoon menghela setelah menyampaikan apa isi hatinya pada foto dalam pigura itu.
Kiss Note
-Jinwoo-
"Apa yang membuatmu begitu membenci kedua orangtuamu, Seungyoon-ah? Mereka telah membuatmu terluka kah? Atau mereka telah melakukan sesuatu yang salah? Kenapa kau tidak terbuka tentang hal itu padaku? Mungkin aku bisa membantu, jika kau mau." Lee Jinwoo berbicara pada sebuah pigura kecil di atas meja kerjanya di ruang praktiknya. Sebuah pigura dengan foto dirinya bersama keempat sahabatnya.
* * *
-Seunghoon-
"Akan kulakukan apapun agar kau tetap di sampingku, sayang. Aku tidak akan membiarkan Ayah menjauhkan kita bahkan memisahkanku denganmu. Dia harus menepati janjinya, jika aku bisa membuat perusahaannya setidaknya berada di posisi kedua, dia akan membebaskanmu. Setelah kau bebas, aku tidak akan membiarkanmu masuk kembali ke sana. Aku bersumpah! Tapi, yang harus kuhadapi adalah Kwon Taehyun, si pengamat bisnis yang memiliki insting serigala. Sulit mengalahkannya, tapi aku tidak akan menyerah. Kau harus sedikit lebih bersabar menunggu oppa, sayang." Seunghoon berbicara pada pigura yang dipegangnya, dimana terdapat fotonya bersama seorang wanita muda.
* * *
Rahasia.
Entah apa yang membuat mereka sampai tidak mampu mengungkap rahasia apa di balik kehidupan mereka yang sempurna. Apa yang disimpan Seungyoon dan apa yang dilindungi Seunghoon adalah sesuatu yang memang berakibat fatal bila dunia luar mengetahuinya.
Dong Mino yang terlalu fokus pada kekasihnya, Jung Aeri, membuatnya tidak peka pada hal lain di sekitarnya. Lee Jinwoo yang terlalu fokus pada sesuatu yang disembunyikan Seungyoon menjadi tidak peka pada apa yang dialami Seunghoon.
Terakhir. Kwon Taehyun yang terlalu fokus melindungi ibunya, membuatnya tidak peduli dengan perasaan orang lain bahkan perasaannya sendiri yang sebenarnya. Perasaan ibunya adalah satu-satunya yang ia pedulikan.
Seperti yang dikatakan Kwon Taehyun, No body is perfect.
Setiap manusia mempunyai kekurangan dan kelebihan, semua tergantung pada orang itu mau mengerti dirinya masih punya kekurangan atau tidak. Jika ia masih merasa memiliki kekurangan, ia akan terus berpikir untuk mengoreksi kekurangannya. Jika ia tak merasa dirinya memiliki kekurangan, ia akan hidup dalam kesombongan dan tak pernah mau menerima kritikan apalagi melakukan koreksi pada dirinya sendiri.
Bagi para pewaris, kelebihan mereka hanyalah harta yang berlimpah. Selain itu, mereka hanyalah manusia biasa.
* * *
"Jangan menyibukkan dirimu dengan mencari kekurangan orang lain, jika dirimu saja tidak sempurna. Introspeksi diri masih jauh lebih berguna daripada menjadi penguntit untuk kesalahan orang lain." – Choi Seungyoon yang tak mampu berkata jujur.
Bersambung ...