Chapter 9 - BAB 7

-Taehyun-

Perairan Raja Ampat, Papua Nugini Barat, Indonesia

Haaa~

Si psikiater itu benar-benar membuatku kesal. Jika bukan karena kejahilannya, aku tidak akan duduk bersebelahan dengan wanita ini di helikopter. Sejak helikopter meninggalkan helipad, mulutnya tak mengatup memandang keindahan laut Indoneisa. Ya ampun, benar-benar memalukan.

"Kau akan mendapatkan balasanmu, Lee Jinwoo. Akan kupastikan itu." dumelku.

"Kau bicara padaku?" wanita ini mungkin mendengar bisikanku.

"Lihat ke kanan saja sana." perintahku.

Dia menurut. Mulutnya kembali menganga. Cih, memalukan.

"Kau yakin ini Indonesia?" tanyanya tanpa melepaskan pandangan dari balik kaca helikopter.

"Kau belum pernah ke Indonesia?" tanyaku balik. Dia menoleh lalu menggelengkan kepalanya dengan polos.

"Ya ampun. Liat lagi sana, jangan menatapku terlalu lama. Kau mungkin akan jatuh cinta padaku nanti." Celetukku.

"Cih…" desisnya pelan.

"Woah. Bagaimana bisa dari atas sini saja bisa terlihat kehidupan bawah airnya? Kurasa itu bukan laut tapi akuarium besar. Kekeke." Teriaknya tiba-tiba, membuatku terkejut.

Kuhela napas melihat tingkah noraknya.

*                    *                   *

Setelah helikopter mendarat, Taehyun masih harus memakai mobil sejenis jeep untuk bisa sampai di pantai Raja Ampat. Kondisi geografis dan jalan di Manokwari tak memungkinkan untuk menggunakan mobil sport, meskipun mobil sport tersedia. Eunsoo tak berhenti berdecak kagum dengan pemandangan alam Indonesia yang tersaji di depan matanya, membuat Taehyun tak nyaman.

Perjalanan menuju bibir pantai hanya memakan tiga puluh menit menggunakan mobil. Setelah Taehyun memarkirkan mobilnya, mereka berjalan sampai terlihat jembatan dari kayu dan bamboo yang masih tradisional namun mempercantik pemandangan yang ada di seklilingnya. Taehyun dan Eunsoo menapaki jembatan itu dengan sangat hati-hati. Terlebih Eunsoo yang beberapa kali mengeluarkan suara terkejut, membuat Taehyun harus menggenggam tangan wanita itu.

"Hey, what's up bro?!" sapa seorang wanita yang menyambut kedatangan Taehyun dan Eunsoo di ujung jembatan.

Taehyun melepaskan genggaman tangannya pada Eunsoo dan berjalan lebih cepat untuk memeluk wanita yang tersenyum ramah padanya.

"Ah, gue kangen banget sama elu, Jae." Taehyun menggunakan bahasa Indonesia non-formal kepada wanita tadi dan Eunsoo hanya bisa terdiam karena kaget melihat Taehyun menggunakan bahasa yang tak dimengertinya.

"Hahaha, gue juga. Gue kaget presdir Kwon semalam nelpon bokap minta siapin semua fasilitas berlayar untuk dua orang. Gue pikir elu bakal datang sama Mino, ternyata sama cewek." Balas wanita keturunan Indonesia – Korea yang dipanggil Taehyun Jae namun nama sebenarnya adalah Jaebin. Ia sudah berteman dengan Taehyun dan keempat anak keluarga terkaya di Seoul sejak umur  7 tahun karena semua resort dan segala fasilitas yang ada di Raja Ampat milik Bigbang Corporation dan keluarganya yang bertugas mengelolanya.

"Bokap gue nyusahin elu ya? Sorry ya." Taehyun merasa tak enak hati pada Jae.

"Yaelah, gini doank. Kita masih sahabatan gak sih? Ngapain lu nanya begitu? Sumpah, lu gak asik." Jae melayangkan kepalan tangannya ke dada kanan Taehyun yang disambut dengan senyuman Taehyun. Benar, Jae adalah seorang wanita yang tomboy.

"Kau bisa bicara bahasa mereka?" Eunsoo bertanya dengan wajah kaget melihat percakapan barusan. Jae tersenyum padanya.

"Ini sudah 2034, Yoon-nim. Indonesia sudah jauh lebih berkembang dari bayanganmu. Kurikulum mereka mengharuskan setiap murid sekolah paling sedikit menguasain sepuluh bahasa asing. Jika Indonesia saja sudah semaju itu, lalu apa yang membuaku tidak menguasai bahasa mereka? Kita tinggal di negara yang jauh lebih maju dari mereka, akan sangat memalukan jika bahasa mereka saja tak mampu kukuasai. Cih." Penjelasan Taehyun sukses membuat Eunsoo menunduk malu.

"Kami bahkan bisa ke korea hanya dengan tiga kali naik kereta bawah tanah, ahgassi." Tambah Jae yang membuat Eunsoo makin menenggelamkan kepalanya.

Jae menyikut Taehyun, "siapa?"

"Tauk ah." Jawab Taehyun malas-malasan.

"Cemceman?" tanya Jae lagi, ia mencoba menggali informasi dari Taehyun.

"Bukanlah. Calon menantu bokap gue" Jelas Taehyun singkat dan ketus.

"Calon mantu? Happfftt." Jae menahan tawa, ia tahu pasti ini ulah presdir Kwon.

"Ngetawain gue?" Taehyun balik bertanya.

"Kagak. Hehehe." Jawab Jae dengan terkikik.

"Njiir… Mana kunci kapalnya?" Taehyun mengalihkan pembicaraan.

"Ini. Telpon gue kalo lu butuh sesuatu." Jae melempar kunci pesiar pesanan presdir Kwon untuk Taehyun.

"Gak usah nunggu, gue balik besok." Ucap Taehyun sambil menangkap kunci pesiar.

"Algaesseubnida, CEO Kwon."

"Nice to meet you, ahgassi. Sedikit pesan untukmu, kau harus berhati-hati padanya. Taehyun selalu agak menyebalkan." Pesan Jae sebelum meninggalkan kedua orang itu.

"Dia memang menyebalkan." Cibir Eunsoo.

*                    *                     *

Cheondamdong, Seoul, Korea Selatan.

"Uhuk…" Batuk Jinwoo yang sekilas saja tak mampu mengalihkan perhatian ketiga sahabatnya.

"Kau kenapa, hyung?" tanya Seungyoon.

"Entah. Sepertinya Taehyun menyebut namaku." Jinwoo meletakkan cangkir teh yang membuatnya batuk tadi.

"Ah… Aku baru sadar, tidak ada Taehyun di sini. Kemana dia?" tanya Mino, ia mengangkat kepalanya menanti jawaban dari ketiga temannya yang lain.

"Dia ke Raja Ampat." Jawab Jinwoo singkat.

"Papua Nugini Barat? Indonesia?" Tanya Mino lagi dan mendapat anggukan Jinwoo.

"Dengan siapa?" Giliran Seunghoon yang bertanya.

"Yoon. Eun. Soo." Jinwoo menjawab perlahan namun memberi penekanan di tiap kata. Hal ini membuat ketiga sahabatnya membelalakkan mata.

"Hahaha. Kukira dia sangat membenci wanita itu, ternyata…" Seunghoon sengaja menghentikan kalimatnya.

"Dia pergi menjalankan tantanganku di Kiss Note." Jinwoo masih geli bila mengingat wajah kesal Taehyun saat dia memberikan tantangan itu kepada Taehyun.

"Kau kejam sekali, hyung. Dia pasti tak berhenti menyumpahimu." Seungyoon bisa melihat jelas wajah Taehyun dalam bayangannya sedang menyumpahi Jinwoo karena kejahilannya dan itu membuatnya tertawa. Begitupun yang lain.

"Haaa, sebentar! Coba kau tebak hyung, Taehyun pasti sedang berlayar dengan kapal pesiar. Menurutmu, apa dia akan melakukannya dengan Eunsoo?" Seungyoon melempar tanya pada Seunghoon.

"Kurasa tidak. Kau lihat sendiri, Taehyun sangat membenci Yoon Eunsoo. Lagipula, dia orang yang tidak tertarik dengan hal seperti itu." nilai Seunghoon tentang Taehyun.

"Eii, dia itu Kwon Taehyun si penakluk wanita, hyung. Apa kau lupa ayahnya siapa? Atau kau juga lupa tentang Margareth, Seunghoon hyung?" Seungyoon mengingatkan.

"Margareth?" Seunghoon mengernyit, seperti pernah mendengar namanya tapi ingatannya tak begitu jelas.

"Kau lupa? Wanita paris yang bahkan tidak berhasil kau ajak minum."

"Oh wanita tinggi itu. Lalu?"

"Kau tidak berhasil mengajaknya minum tapi Taehyun berhasil mengajaknya tidur." jawab Seungyoon enteng namun senyum jahilnya muncul, ia tengah meledek Seunghoon.

"Apa?" Seunghoon membelalak yang dibarengi dengan tawa dari Jinwoo dan Mino.

"Kenapa kalian ikut tertawa? Apa kalian tahu tentang ini? Apa hanya aku yang tidak tahu?" Protes Seunghoon.

"Geunyang, kami hanya ingin menjaga perasaanmu saja." Jinwoo tertawa melihat ekspresi Seunghoon.

*                        *                    *

Perairan Raja Ampat, Papua Nugini Barat, Indonesia (pkl. 05.00 WIT)

Cahaya matahari pagi masuk dari sela-sela tirai yang terkena hembusan sepoi angin laut, Eunsoo bangun dan sadar jika dari kemarin ia berlayar di laut bersama Taehyun. Tidak ada yang terjadi semalaman meski mereka meminum wine yang disiapkan Jae. Taehyun menyibukkan diri dengan membaca novel sementara Eunsoo menggila karena bisa melihat langit malam yang luas dengan taburan bintang.

"Kapan kita kembali ke daratan?" tanya Eunsoo yang tahu bahwa Taehyun sudah lebih dulu bangun.

"Kenapa tidak kau katakan itu sejak kita masih di bandara, aku akan sangat bahagia jika kau mengatakannya lebih awal." Taehyun membuka matanya dan bangun, bahkan ia berjalan melewati Eunsoo menuju dek kapal.

Eunsoo menyusul dan meraih tangan Taehyun, "kau memang benar-benar menyebalkan."

"Kau tahu, dirimu jauh lebih menyebalkan, Yoon Eunsoo-ssi." balas Taehyun.

"Jika kau tidak senang berada di sini, kenapa kau menjemputku ke rumah?" tanya Eunsoo.

"Perintah ayah." singkat Taehyun.

"Kau kan paling ahli menolak perintah, kenapa kali ini kau tidak menolaknya?" tanya Eunsoo lagi, tatapan keduanya semakin dalam.

"Jinwoo hyung membuatku harus melakukannya. Kalau bukan karena itu, aku akan bersikeras menolak ide ini." jawab Taehyun.

"Aku menyerah, mungkin kau memang tidak suka perempuan." Eunsoo melepaskan tangannya dan hendak pergi saat Taehyun menarik tangan Eunsoo hingga ia menangkap tubuh mungil Eunsoo.

Taehyun mencengram pinggang Eunsoo dan mendudukkan wanita itu di pinggiran pagar bibir kapal. Taehyun membuat kedua tangan Eunsoo melingkar di lehernya, membiarkan tubuh mereka hanya berjarak kurang dari 10 cm.

"Jangan sembarangan berbicara di depanku, Eunsoo-ssi." kedua pasang mata itu saling bertemu.

Eunsoo terbuai oleh tatapan mata Taehyun. Seperti ada magnet yang membuatnya terus tertarik untuk tetap menatap kedua bola mata milik Taehyun. Eunsoo bisa saja melepaskan lingkaran tangannya dari leher Taehyun tapi wanita itu membiarkan dirinya terbuai oleh seorang Kwon Taehyun.

Angin berhembus sedang menerbangkan ujung rambut Eunsoo hingga menutupi wajahnya. Taehyun membetulkan rambut Eunsoo yang menutupi wajahnya, ia menaruhnya di belakang daun telinga Eunsoo, meski geli Eunsoo tak bergerak. Ia memejamkan matanya secara reflek dan saat membuka matanya, jarak wajah Eunsoo dan Taehyun sudah sangat dekat.

Eunsoo gugup hingga ia ingin melepas lingkaran tangannya tapi terlambat, bibir Taehyun lebih dulu menyentuh bibirnya. Awalnya bibir mereka hanya saling menyentuh lalu Taehyun mulai mengatur ritme, mencoba katupan bibir Eunsoo agar ia bisa melumat bibir Eunsoo dengan mudah. Eunsoo sudah memasrahkan dirinya kepada Taehyun, bahkan lingkaran tangannya mengecil. Eunsoo menarik Taehyun, menunjukkan kalau ia menginginkan Taehyun. Taehyun menerima kode itu, ia menjadi melumat bibir bawah Eunsoo yang tebal. Lidahnya bahkan menerobos masuk membuat Eunsoo semakin terbuai.

Terbuainya Eunsoo menjadi kesempatan bagi Taehyun. Taehyun mulai melepaskan lingkaran tangan Eunsoo dan menarik wajahnya dari wajah Eunsoo, bahkan ia mundur dua langkah. Eunsoo yang terkejut malah kehilangan keseimbangan dan tak sempat berpegangan hingga menyebabkan dirinya terjatuh ke belakang. Eunsoo tidak jatuh karena tidak ada suara air yang terhempas, rupanya Eunsoo masih menggantung di pinggir kapal.

Taehyun mengintip, "Naiklah sendiri jika kau ingin melanjutkan yang tadi."

Taehyun menghilang sejenak lalu kembali dengan membawa gelas berisi wine, ia mengangkat gelas itu di depan Eunsoo dan mulai meneguknya.

Dari kapal nelayan yang berhenti di tengah laut, seseorang memperhatikan mereka dengan teropong, "Presdir, tuan muda membiarkan nona Yoon menggantung di bibir kapal. Apa kami harus menolong nona Yoon?

"Tidak, tinggalkan saja mereka." jawab presdir Kwon.

"Eh?" pria yang diutus presdir Kwon tampak bingung dengan keputusan presdir Kwon.

"Itu hanya trik untuk membuat Eunsoo memenuhi semua keinginannya. Tinggalkan mereka, lagipula kalian sudah ketahuan oleh Taehyun." Ucap presdir Kwon.

"Baiklah, presdir." Kapal nelayan lokal mulai meninggalkan lokasi.

*                     *                  *

Taehyun hanya tertawa melihat itu. Ia bukan tidak sadar dengan kehadiran orang-orang presdir Kwon di sekitarnya, hanya saja ia ingin memberikan pertunjukan yang menarik untuk presdir Kwon.

"Kau pikir aku tidak tahu tentang anak buahmu itu? Ck, aku bahkan menyadarinya sejak menjemput calon menantumu ini, Ayah. Kau terlihat menikmati pertunjukan ini. Baiklah, aku akan melanjutkan permainan ini sesuai keinginanmu." Ucap Taehyun sambil menikmati wine tepat di atas Eunsoo yang masih menggantung dan hanya bisa memandangnya kesal.

"Kwon Taehyun, jaebal. Aku sudah tidak kuat lagi, tanganku sudah perih. Kumohon bantu aku naik." Eunsoo memohon pada Taehyun. Kedua tangannya sudah tak sanggup menahan dirinya yang menggantung di pinggir kapal.

"Raih tanganku." Taehyun mengulurkan tangannya ke Eunsoo.

Eunsoo mencoba meraih tangan Taehyun dengan tangan kanannya, tapi Taehyun segera menarik tangan yang diulurkannya tadi dan sikap Taehyun itu membuat Eunsoo terkejut hingga ia tak sempat kembali menggantungkan tangan kanannya ke pinggir kapal. Taehyun hanya tersenyum meledek.

Tangan kiri Eunsoo tak bisa menahan beban tubuhnya yang akhirnya membuat tubuh Eunsoo terhempas ke laut dan tenggelam. Sementara Taehyun masih terus menikmati wine yang tersisa di gelasnya, seteguk demi seteguk. Setelah tegukan terakhir, Taehyun membuang gelasnya dan segera terjun ke laut mencari Eunsoo.

Menyelam mencari sosok Eunsoo yang mungkin sedang sekarat karena Taehyun sengaja tak segera menolong wanita itu. Perairan Raja Ampat semakin terlihat bening karena matahari mulai meninggi, hal ini memudahkan Taehyun mencari sosok Eunsoo. Tak butuh waktu lama, Taehyun berenang mendekat ke tubuh Eunsoo dan menarik tubuh Eunsoo dengan melingkarkan tangannya ke dada Eusoo lalu berenang naik ke permukaan.

Taehyun merebahkan tubuh Eunsoo di dek kapal, ia mulai memberikan CPR untuk Eunsoo.  Menekan dada dan memberikan napas buatan untuk Eunsoo tanpa rasa panik. Taehyun melakukan CPR dengan mudah karena ia belajar dari sahabatnya Mino beberapa tahun yang lalu. Selang beberapa menit kemudian, Eunsoo terbatuk dan mengeluarkan air dari mulutnya lalu menarik napas dalam-dalam dengan kasar.

"Hah hah hah… Kau sudah sadarkan?" Tanya Taehyun memandang wajah Eunsoo.

-PLAK-

Sebuah tamparan mendarat di pipi Taehyun. Ia sedikit meringis karena panas menjalar dengan cepat di sekitar wajahnya. Saat ia mengembalikan wajahnya dan memandang Eunsoo, ia menemukan air matanya sudah berurai. Wanita itu menangis tanpa isakan.

"Jika kau tidak mampu membuatku tersenyum, maka jangan membuatku menangis, Kwon Taehyun." Eunsoo mendorong tubuh Taehyun ke samping agar ia bisa bangun.

"Aku mulai menyukaimu beberapa menit yang lalu tapi sikapmu tadi membuatku membunuh semua rasa itu." sambung Eunsoo. Ia berdiri dan berjalan menuju bagian dalam kapal.

"Jika tidak mampu bertahan jangan bersikap seolah kau memiliki kemampuan itu." Taehyun mulai berdiri dan memandang punggung Eunsoo. Wanita itu menghentikan langkahnya saat mendengar Taehyun berbicara.

"Aku mulai menyukaimu beberapa menit yang lalu tapi wajahmu membuatku memusnahkan semua rasa itu." Taehyun membalas ucapan Eunsoo tadi.

"Aku menyerah, akan kukatakan pada ayahmu untuk membatalkan perjodohan kita dan aku tidak akan menunjukkan wajahku ini padamu lagi." Eunsoo melanjutkan langkahnya tapi kemudian tubuhnya tertarik dan memutar. Kini ia tengah berada dalam posisi yang sama seperti sebelum ia jatuh ke laut.

Napas Taehyun terdengar jelas, "Katakan lagi besok, jika kau tak berubah pikiran."

Taehyun menempelkan bibirnya dengan bibir Eunsoo dan mencoba membuat Eunsoo membuka bibirnya tapi Eunsoo mendorong tubuh Taehyun.

"Jangan mengulanginya jika kau masih ingin mencoba menenggelamkanku. Kau tidak ada bedanya dengan pria brengsek bahkan kau lebih rendah dari itu." Eunsoo menatap jijik ke Taehyun membuat pria itu justru menarik tubuh Eunsoo lebih dekat dari sebelumnya.

"Kau tidak bisa membedakan rasa yang tadi dan yang barusan? Bagaimana jika aku bersungguh-sungguh?" tanya Taehyun.

"Bersungguh-sungguh melupakan siapa kau dan siapa aku." Sambung Taehyun.

Jemari Taehyun sudah sampai pada pengikat dress yang Eunsoo kenakan, dengan mudah Taehyun menarik pengikatnya dan mulai melumat bibir Eunsoo sambil melepaskan dress yang dipakai Eunsoo.

Sentuhan demi sentuhan Taehyun membuat Eunsoo lupa beberapa saat yang lalu dia hampir mati tenggelam karena pria ini. Seperti kata Seungyoon, Taehyun adalah penakluk wanita.

Dan seperti kata presdir Kwon, membiarkan Eunsso tenggelam adalah trik Taehyun untuk membuat Eunsoo memberikan apa yang diinginkannya. Tubuh Eunsoo yang kelelahan karena tenggelam tidak akan menolak semua sentuhan yang dilakukan Taehyun. Dengan mudah, Taehyun mengendalikan keadaan termasuk tubuh Eunsoo.

Sinar matahari yang semakin menyengat membuat Taehyun menggiring Eunsoo masuk ke dalam kapal tanpa melepaskan tautan bibir. Eunsoo tidak menolak saat Taehyun mengarahkannya untuk berbaring di atas tempat tidur yang ada di kapal pesiar ini.

Mereka telah larut dalam dunia dimana mereka melupakan siapa Kwon Taehyun dan Yoon Eunsoo. Seperti keinginan Taehyun.

*                  *                  *

Seoul, Korea Selatan.

"Aku baru saja dapat kabar dari Jae, Taehyun belum kembali dari pelayarannya. Ini sudah satu hari stau malam kan? Hihihi bukankah itu waktu yang cukup untuk melakukannya beberapa kali?" Seungyoon tersenyum jahil.

Seungyoon baru tiba di ruang kerja Jinwoo. Bukan di rumah sakit, tapi di sebuah gedung yang letaknya di pusat kota. Sebenarnya ia tak benar-benar membuka praktek selain di rumah sakit, gedung ini lebih cocok disebut base camp. Menjadi tempat dimana teman-temannya bisa bebas datang dan pergi untuk konsultasi dengannya atau sekedar menumpang tidur menghilangkan penat.

-Duk-

Jinwoo mendaratkan sebuah buku tebal yang dipegangnya ke atas kepala Seungyoon membuat pria itu meringis sembari memegang kepalanya.

"Issh, isi kepalamu itu, Choi Seungyoon." Desis Jinwoo sambil tersenyum.

"Aahh, hyung. Bukankah minggu ini mereka akan pergi perjalanan bisnis ke Amerika?" tanya Seungyoon pada siapapun yang bisa menjawab pertanyaannya.

"Aku tak tahu apapun, aku hanya dokter bukan pengusaha." Jawaban Mino.

"Aku juga." Timpal Jinwoo.

"Mereka akan ke sana untuk perjalanan tahunan ke seluruh anak perusahaan Bigbang Group. Kenapa kau menanyakan itu?" Seunghoon menjawab pertanyaan Seungyoon. Tanpa harus menyebut siapa yang dimaksud, mereka tahu bahwa objek pembicaraan tak lain adalah para ayah mereka.

"Jadi begini. Selama ini kita selalu bertemu di luar dan tidak tahu bagaimana isi rumah kita. Bagaimana selagi para ahjusi manja itu pergi, kita secara bergantian mengunjungi rumah masing-masing." jelas Seungyoon.

"Ide yang bagus. Aku juga penasaran dengan rumah kalian." Timpal Mino. Jinwoo menyetujuinya.

"Tidak, jangan rumahku! Rumah kalian saja." Seunghoon menolak rumahnya dikunjungi.

"Wae?" tanya Jinwoo.

"Pokoknya jangan rumahku." Tegas Seunghoon.

Penolakan Seunghoon ini membuat ketiga sahabatnya saling bertukar pandang merasa heran dengan sikap Seunghoon.

*                 *               *

Cahaya senja masuk melalui jendela menyentuh wajah dan tubuh Eunsoo yang tak tertutupi sehelai benangpun, ia tertidur dalam pelukan Taehyun. Pria itu tengah menatap wajah Eunsoo yang memang terlihat sangat mirip dengan wanita yang telah dibenci seumur hidupnya. Terlintas ucapan Jinwoo tentang Eunsoo dan Eunhye yang memiliki kemiripan wajah tapi yang satu bukan yang lain, mereka orang yang berbeda.

Eunsoo tidak pantas menerima perlakuan kasar darinya hanya karena wajahnya mirip dengan wanita yang dibencinya. Taehyun menarik selimut tipis untuk menutupi tubuh mereka. Eunsoo membuat sebuah gerakan, ia mendekatkan tubuhnya ke tubuh Taehyun.

"Masihkah kau berpikir aku reinkarnasi mantan pacar ayahmu?" Eunsoo masih memejamkan matanya namun tak benar-benar tidur.

"Jangan bahas tentang itu jika kejadian tadi pagi tidak ingin terulang." Sinis Taehyun. Ia tak benar-benar bermaksud sinis pada Eunsoo.

"Maaf." Ucap Eunsoo.

"Gunakan apa yang bisa kau pakai untuk menutupi tubuhmu, kita akan kembali ke daratan sekarang." Taehyun bangun dan mulai berjalan menuju ruang kemudi kapal dengan tubuh yang ditutupi handuk.

"Kenapa dengan bajuku?" tanya Eunsoo.

"Sepertinya jatuh ke laut." Jawab Taehyun santai lalu menghilang di balik pintu.

"MWO?" kejut Eunsoo. Ia melihat keadaannya, tidak mungkin keluar dalam keadaan seperti ini.

"Lalu bagaimana denganku? Tidak mungkin aku keluar dalam keadaan seperti ini. Yak! Kwon Taehyun!" Eunsoo meninggikan suaranya memanggil Taehyun untuk bertanggung jawab tapi Taehyun dari ruang kemudi hanya bisa menahan tawa melihat kepanikan Eunsoo.

"Kau bisa menggunakan selimut itu untuk menutupi tubuhmu. Daratannya sudah terlihat." Saran Taehyun. Ia masih menahan tawanya meskipun sebenarnya ia tak perlu melakukannya tapi kaca penghubung antara ruang kemudi dan tempat Eunsoo berada terlalu jelas.

Saat tiba di daratan, Jae sudah menunggu kedatangan Taehyun dan Eunsoo.

"Apa-apaan kau ini, Jae? Aku sudah bilang untuk mempersiapkan semua termasuk baju ganti. Kenapa aku tidak menemukan baju ganti di sana?!" Taehyun meninggikan nada bicaranya karena ia tengah marah pada Jae, matanya nanar menatap Jae yang terkejut. Eunsoo berjalan menunduk malu sambil mengeratkan pegangannya pada selimut yang menutupinya.

"Maaf, tuan muda. Aku benar-benar minta maaf. Aku tidak berpikir jika kalian akan turun ke laut." Jelas Jae.

"Ini adalah kesalahan pertamamu jadi aku akan memaafkanmu." Taehyun berjalan melengos melewati Jae yang sedikit membungkuk ketika Taehyun dan Eunsoo lewat.

Jae mulai membereskan kapal yang baru dipakai Taehyun, ia melakukannya sambil mendumel, "Kenapa dia marah? Kan dia yang bilang jangan dibawain baju ganti. Ck!"

Jae menemukan sebuah tas berukuran sedang di dekat kemudi kapal, ia buka tas itu dan menemukan pakaian di dalamnya.

"Lho?! Bukannya ini baju yang mereka pakai kemarin? Kenapa nggak dipakai lagi kalau memang butuh baju ganti?"

Saat Jae kembali membereskan kapal, sebuah pesan masuk ke ponselnya. Jae mengambil ponsel dan membaca isinya.

Good job, Jae. Lu emang sahabat gue. Maaf gue bentak-bentak tadi. Btw, gue balik ke korea sekarang.

Jae menghela napas panjang, "Gue lupa dia anaknya siapa. hahaha."

Bersambung ........