Chereads / Anindira / Chapter 31 - Melakukan segalanya untukku

Chapter 31 - Melakukan segalanya untukku

Setelah makan, semuanya pindah keruang keluarga, Dira duduk sambil membalas pesan dari Dedrick, sesekali Dira tersenyum membuat raut wajah Kin masam, lalu ponsel Dira berdering, Dira segera mengangkatnya,

"Ya Ded..."

"Kangen cinta..." mendengar kata- kata Dedrick, Dira tertawa,

"Namaku Dira bukan Cinta Ded..." Suara Dira manja,

"Mmm...itu panggilan sayang dari aku, boleh main kerumah?" Tanya Dedrick,

"Tentu saja boleh," jawab Dira,

"Keluarlah aku di depan..." perintah Dedrick.

Dira langsung berjalan membuka pintu dan Dedrick sudah ada di depannya memeluk dan mencium Dira,

"Ded, ada mamanya Kin," Dira memperingatkan.

Dedrick mengerti dan segera mengurai pelukannya lalu masuk kedalam, Maya menatap Dedrick dan tersenyum.

"Malam tante... Aku Dedrick, pacar Dira," Maya mengangguk dan tersenyum ramah, tapi tidak dengan Kin yang raut wajahnya semakin sulit di gambarkan.

"Sudah makan malam?" Dira bertanya kepada Dedrick, Dedrick menggelengkan kepalanya,

"Ayo makan dulu! Aku temenin," Dira ingin menghindar dari tatapan tajam Kin dan Ezza dengan mengajak Dedrick makan.

Dedrick makan ditemani Dira, mereka bercanda dan kadang tawanya terdengar oleh Kin dan yang lainnya.

Dira teringat Kin belum minum susu, "Ded, sebentar yah Kin belum minum susu," Dedrick mengangguk dan melanjutkan makannya, sedangkan Dira menyeduh susu lalu ke ruang keluarga,

"Kin, minum susunya!" Kin menatap Dira dengan dalam, dalam hatinya merasa hangat seperti susu yang di berikan Dira, Kin tau selalu ada ruang untuknya, walaupun dalam permukaan Dira menghindar darinya.

"Heyyy kok bengong?" Dira tersenyum manis lalu menempelkan gelas ke bibir Kin, Kin segera meneguknya hingga habis, Dira tersenyum lagi dan mengelap bibir Kin dengan jarinya, lalu kembali kedapur. Tanpa peduli tatapan Maya dan Ezza yang menatapnya bengong.

Setelah Dira kembali keruang makan, Maya bertanya kepada Kin,

"Apa Dira selalu mengurusmu dengan baik?" Kin tersenyum dan mengangguk,

"Ya... dia melakukan segalanya untukku, dia memberikan Segalanya untukku," Jawab Kin, Maya menarik nafas dalam, Maya bisa merasakan betapa besar rasa cinta mereka,

"Dedrick dan Lena hanya pelarian bagi kami mam," Wajah Kin memerah, menahan amarah, lalu berkata lagi, "Bahkan hatiku panas ketika Dedrick bersama Dira dan bodohnya aku memanfaatkan Lena terlalu jauh dan aku tau Dira pasti sangat sakit, mungkin suatu saat Dira juga akan melakukan hal yang sama hingga kita sama- sama terluka dan hancur," Kin beralih menatap Ezza penuh kebencian,

"Andai saja kamu tidak menyakiti hatinya, Dira tidak akan seperti ini," ucap Kin.

"Aku tau Kin, aku salah... Aku baru menyadari kalau aku ternyata mencintainya setelah dia pergi dariku," jawab Ezza menatap Kin dengan perasaan sangat bersalah,

"Sekarang kamu puas?" Kin tersenyum sinis.

"Sudah- sudah, semua salah mama," Maya menengahi keduanya, "Mama pulang ya Kin, jaga Dira!" Maya bersiap untuk pulang, sementara Dira dan Dedrick masuk keruang keluarga,

"Mama mau kemana?" tanya Dira,

"Pulang sayang, besok mama mau menghadiri pesta teman mama," Jawab Maya,

"Aku kira mama mau menginap," Dira agak cemberut seperti anak kecil membuat Maya mencubit gemas pipi Dira,

"Lain kali mama nginap," Dira meringis dan akhirnya mengangguk,

Setelah Maya dan Ezza pulang, Dedrick dan Dira nonton Tv di ruang keluarga, Dedrick duduk sambil memeluk pinggang Dira dan Dira membiarkannya,

"Cinta, bolehkah?..." Suara Dedrick parau setengah berbisik di telinga Dira, Dira menengok kearah Dedrick, keduanya saling tatap, Dira mengusap pipi Dedrick mengangguk dan tersenyum manis.

Untuk pertama kalinya bibir mereka menyatu, Dira memejamkan matanya dan ternyata hanya ada bayangan Kin di otaknya,

Wajah Dedrick terlihat bahagia, membuat Dira  juga tersenyum lembut karena tidak mau menyakiti, Dira tidak sanggup jika menyakiti hati Dedrick.

"Makasih Cintaa..." Dedrick membelai rambut Dira dan merapikannya karena berantakan,

"Aku pacarmu Ded, kamu tidak usah meminta izin lagi untuk itu... Aku rasa jika aku berkata tidak juga kamu akan melakukannya," Kata Dira sambil menatap Dedrick manja, Dedrick tertawa mendengar kata- kata Dira yang benar adanya.

Dira mulai nyaman di pelukan Dedrick, keduanya menonton film sambil bercanda sampai akhirnya Dira ketiduran di pelukan Dedrick,

Dedrick dengan sangat hati- hati mengangkat tubuh Dira ke kamarnya, lalu menyelimutinya,

"Ded..." Dira menarik tangan Dedrick, Dedrick yang hendak pergi terdiam dan membalikan tubuhnya menghadap Dira kembali,

"Iyah, cinta..." jawab Dedrick,

"Tidurlah di sini, ini sudah malam!" Dira menepuk tempat tidur di sebelahnya,

"Kamu yakin?" Dedrick meyakinkan Dira, Dira mengangguk dan tersenyum,

"Kita hanya tidur Ded..."

"Baiklah..." Dedrick tersenyum dan naik ketempat tidur, lalu tidur di samping Dira, kemudian keduanya terlelap, Kin heran ketika mengunci pintu depan, mobil Dedrick masih terparkir di halaman, tapi orangnya tidak ada,

Darah Kin mulai mendidih teringat Dira, lalu mengecek kamar Dira yang kebetulan tidak terkunci, saat pintu terbuka, Kin terbengong melihat keduanya terlelap dengan pakaian lengkap, tapi hati Kin tatap penas lalu dia tidur di samping Dira dan memeluknya.

Pagi- pagi wajah Dira memanas ketika bangun, wajah Dedrick dan Kin begitu dekat dengannya, tiba - tiba tangan Dedrick menarik tubuh Dira hingga keduanya tanpa jarak, dan Kin juga melakukan hal yang sama.

"Ded... Kin..." suara Dira membangunkan Dedrick juga Kin.

"Mmm" Dedrick dan Kin menjawab secara bersamaan tapi, matanya masih terpejam, Dira gemas lalu berteriak karena merasa di permainkan.

"Banguuuuuuunnn!" Spontan keduanya duduk,

"Kin, kenapa tidur di sini?" Dira menatap tajam Kin,

"Menjagamu dari singa lapar," Jawabnya cuek,

"Aku bukan anak kecil," Protes Dira,

"Kamu milikku," Jawab kin singkat, lalu pergi meninggalkan Dedrick dan Dira.

"Dia cemburu..." Kata Dedrick sambil tersenyum lalu menarik tubuh Dira kepelukannya dan memejamkan matanya kembali,

"Ded... Bangun!" Ajak Dira, yang dibalas dengan pelukan lebih erat Dedrick, Dira mencoba melepaskan diri namun gagal.

"Dira sayang jangan bergerak berlebihan, nanti aku tidak dapat mengendalikannya!" Dira yang di peringatkan Dedrick langsung diam, karena merasakan benda keras di balik celana Dedrick.

"Ded... Udah siang," Dira mencoba membangunkan Dedrick lagi,

"Hari libur Ra..." Jawab Dedrick, akhirnya Dira pasrah dan memejamkan matanya kembali.

Setelah Dedrick terlelap, Dira dengan pelan bangun dan mandi, lalu pergi kedapur. Terlihat Bu Dewi sedang membuatkan sarapan untuk mereka,

"Bikin sarapan apa bu?" Bu Dewi yang sedang fokus ke kompor, menoleh ke arah Dira,

"Eh, mba Dira...Ibu lagi bikin sandwich,"

"Buat lebih ya Bu, soalnya ada Dedrick," kata Dira.

"Siap mba..." jawab Bu Dewi semangat, Dira membuka lemari pendingin dan mengambil buah - buahan dan memotongnya.

"Mba mau buat apa?" tanya Bu Dewi mengerutkan keningnya,

"Bikin salad buah bu, Kin susah sekali makan buah, biasanya kalau di buat salad Kin suka," Bu Dewi tersenyum,

"Mba Dira paling tau, bagaimana mengurus mas Kin," bola mata Dira memutar dan menarik nafas dalam,

"Ini caraku mencintainya Bu... Aku tidak bisa memiliki raganya, tapi setidaknya dengan caraku aku bisa menjaganya," Dira berakhir mengumpat dirinya sendiri karena terlalu larut dalam pembicaraan sehingga tidak menyadari Kin tersenyum dihadapannya, membuat Dira terkejut dan pisau yang sedang mengiris buah, sedikit mengiris tangannya.

"Awww..." Dira memekik dan melihat tangannya, Kin juga dengan cepat memasukan jari Dira kedalam mulutnya untuk menghentikan pendarahan, wajah Kin terlihat sangat cemas,

Kin langsung menggendong Dira sofa yang membuat Dira protes,

"Kin... jariku yang terluka, aku masih bisa sekalipun harus berlari keliling komplek," wajah Dira kesal dengan sikap Kin yang over.

"Diam!" hanya itu yang keluar dari mulut Kin, selebihnya Kin segera mengambil plester dan memasangkan di jari Dira yang terluka. Kin mengambil ponselnya dari saku celananya,

"Kin, stop! Jangan panggil Tedi!" Dira setengah berteriak,

"Lukamu harus segera di tangani nanti infeksi," jawab Kin,

"???" hohoho... Mulai si lebay Kin ini, Dira makin cemberut,

"Kin... ini luka sedikit, yang kamu obatin sudah cukup," Dira meyakinkan, barulah Kin memasukan ponselnya kembali.

Dira mengeluarkan nafas lega, bagaimana tidak? Kalau sempat Kin menghubungi Tedi, Tedi akan berakhir mengamuk karena di kerjain Kin berkali- kali.