"Managernim, aku akan pulang naik taksi saja malam ini. Aku ada janji dengan teman". Kata Eunha berbohong. Malam ini ia akan memeriksakan kandungannya sebelum besok pagi terbang ke Maldevis. Sejin terlihat ragu, lelaki itu melirik kearah Jungkook yang tengah berpamitan pada staf dan pemain yang lain.
"Eunha-ssi, managernim, aku pulang dulu". Pamit Jungkook. Eunha membungkuk kearah Jungkook dan membiarkan lelaki itu pergi. Jungkook akan menunggu Eunha di persimpangan jalan tak jauh dari lokasi syuting. Melihat Jungkook sudah pergi, Sejin langsung mengijinkan Eunha pulang naik taksi.
"Baiklah, besok aku akan menjemputmu pagi-pagi". Kata Sejin. Eunha mengangguk dan berpamitan pada Sejin sebelum melenggang pergi untuk menemui Jungkook di tempat janjian mereka.
Eunha memakai masker dan topinya. Wanita itu bergegas karena ia yakin jika dispatch ada dimana-mana. Eunha langsung masuk kedalam mobil Jungkook sebelum ada yang curiga. Jungkook yang awalnya sedang memainkan ponselnya langsung menoleh begitu Eunha masuk kedalam mobilnya.
"Aman?". Tanya Jungkook memastikan. Eunha melepas maskernya dan menoleh kebelakang, Jungkook buru-buru menyentuh pipi Eunha dan menahan kepala wanita itu.
"Jangan menoleh kebelakang, kita tidak tahu dispatch bersembunyi dimana". Kata Jungkook sembari menyalakan mesin mobilnya. Eunha mendengus, susahnya menjadi seorang idol. Berkeliaran di negara asalnya-pun harus main kucing-kucingan seperti ini. Tapi ia sudah memilih jalan ini, jadi mau tak mau harus dihadapi.
"Kau habis membaca apa sampai-sampai wajahmu jadi suram seperti itu?". Tanya Eunha. Jungkook mengulurkan ponselnya, meminta Eunha untuk membaca sendiri artikel yang barusan ia baca.
"Oh soal kontroversi mixtape Suga sunbaenim". Gumam Eunha sembari men-scroll artikel untuk membaca lebih banyak lagi.
"Huft. Aku merasa ada saja masalah yang menimpa BTS. Kemarin aku, sekarang Suga Hyung. Ku rasa kutukan tujuh tahun itu benar ada". Keluh Jungkook. Tahun ini BTS memasuki tahun ke-tujuh, lelaki itu berharap tidak ada lagi masalah yang menimpa grup-nya.
"Kau tidak boleh bicara seperti itu. Kalian pasti bisa melewati yang namanya kutukan tujuh tahun itu. Semua pasti akan baik-baik saja asalkan tetap kuat menghadapi setiap cobaan". Hibur Eunha. Jungkook mengulas senyum tipis, Heum semoga saja.
"Apa kau sudah mempersiapkan yang akan dibawa untuk pergi besok?". Tanya Jungkook mengganti topik pembicaraan.
"Heum, aku sudah berkemas sedikit dan nanti akan aku lanjutkan. Semoga di Maldevis nanti otakku bisa lebih tenang. Seoul akhir-akhir ini membuatku pusing". Keluh Eunha sembari memijit kepalanya. Jungkook terkekeh kemudian mengacak rambut Eunha dengan gemas.
"Woah aku terkejut. Biasanya kau akan pusing memilih menu makanan yang enak tapi murah, dan sekarang kau pusing memikirkan masalah". Ledek Jungkook. Eunha menepuk lengan Jungkook dengan jengkel.
"Aku jadi pusing begini juga karena siapa?!". Omel Eunha.
"Tentu saja karena aku". Sahut Jungkook dengan santainya. Eunha mendengus sebal, wanita itu menatap lurus kedepan sebelum berujar.
"Pokoknya anak yang sedang aku kandung harus mirip denganku!". Kata Eunha mutlak. Jungkook terlihat tidak terima.
"Ya! Yang menanam benih siapa?! Tentu saja harus mirip denganku!".
"Kalau tidak ada pot-nya juga tidak akan berkembang dan tumbuh! Kalau anak ini mirip denganku, sudah pasti dia akan menjadi anak yang cantik, imut, dan penurut". Kata Eunha sembari mengingat-ingat dirinya sendiri. Jungkook memutar bola matanya malas.
"Anak itu pasti akan tampan seperti-ku. Tidak ada yang tidak memujiku tampan". Kata Jungkook yang begitu bangga dengan ketampanannya.
"Kalau ternyata anak yang aku kandung ini perempuan bagaimana?". Tanya Eunha. Karena sepertinya Jungkook sangat menginginkan anak laki-laki.
"Tinggal menanam lagi. Kan sudah ada pot-nya". Sahut Jungkook asal membuat Eunha menjitak kepala lelaki itu karena sebal.
--000--
"Sudah membuat janji dengan dokter kandungannya?". Tanya Jungkook sembari membantu Eunha melepas sabuk pengaman. Jungkook tidak bisa ikut masuk ke rumah sakit karena takut kepergok oleh orang-orang yang ada disana.
"Sudah, mungkin sekarang dokternya sudah menunggu. Aku terlihat berbeda kan?". Tanya Eunha setelah memakai rambut palsu panjang berwarna coklat. Jungkook membenarkan rambut palsu dan masker yang dipakai Eunha.
"Heum, sudah terlihat berbeda. Berhati-hatilah, jika ada apa-apa langsung hubungi aku". Peringat Jungkook sambil menepuk kepala Eunha beberapa kali. Eunha mengangguk patuh dan bergegas keluar dari mobil Jungkook.
Eunha membulatkan matanya, dispatch itu benar-benar kurang kerjaan karena berkeliaran di rumah sakit. Untung ia sudah menyamar, tapi Jungkook? Eunha buru-buru mengirim pesan pada Jungkook.
To:👀
Berhati-hati lah ada dispatch!
Jungkook melirik kearah spion mobilnya, ada dua orang laki-laki yang tengah mengobrol sembari membawa kamera. Lelaki itu langsung memindahkan mobilnya ketempat yang jauh dari orang itu.
Eunha bergegas menuju kedalam ruangan dokter kandungan yang memang sudah menunggu dirinya. Wanita itu tidak membuka maskernya agar tidak dikenali oleh dokter tersebut.
"Kandungannya masih sangat muda, harus ekstra hati-hati". Kata dokter tersebut sambil menujuk layar USG.
"Tapi besok saya akan melakukan perjalanan dengan pesawat, apa hal itu diijinkan?". Tanya Eunha dengan ragu.
"Heum, saya sarankan agar anda tidak melakukan perjalanan dengan pesawat sementara waktu". Eunha mendengus dibuatnya, tidak mungkin juga wanita itu meminta ijin pada Wooseok untuk tidak ikut ke Maldevis. Bisa-bisa lelaki itu mengamuk.
"Eum... jika untuk...". Eunha malu sekali mengatakannya. Dokter kandungan tersebut terkekeh karena tahu apa tang hendak Eunha tanyakan.
"Melakukan hubungan suami-istri?". Tebak dokter tersebut yang membuat Eunha malu sekali.
"Eh? Hehe". Eunha nyengir bodoh.
Setelah selesai berkonsultasi, Eunha langsung menghubungi Jungkook dan mencari lelaki itu. Wanita yang membawa kantong plastik berisi vitamin itu berlari kecil menuju mobil Jungkook.
"Maaf menunggu lama". Kata Eunha sembari melepas rambut palsu-nya. Jungkook telah menunggu lebih dari satu jam namun lelaki itu tidak nampak sebal. Justru Jungkook langsung menanyakan perihal konsultasi dengan dokter tadi.
"Katanya untuk sementara waktu tidak boleh bepergian naik pesawat. Ottokhae? Padahal besok kita akan ke Maldevis". Jungkook terdiam. Lelaki itu mencoba memikirkan jalan keluar untuk masalah ini.
"Mungkin tidak apa-apa jika kau meminum vitamin secara rutin. Tidak mungkin juga kita tidak ikut ke Maldevis, kita peran utama di drama tersebut". Kata Jungkook. Eunha mengangguk setuju, mungkin tidak apa-apa jika ia meminum vitamin-nya terlebih dahulu. Tadi Eunha sempat berbicara pada dokter perihal kegiatannya yang padat, dan dokter langsung memberikan vitamin agar kandungannya kuat.
"Ah, Majja. Aku akan meminum vitamin-nya dengan rutin kalau begitu". Sahut Eunha sembari tersenyum manis. Jungkook ikut tersenyum, lelaki itu mengusap pipi Eunha beberapa kali.
"Apa kau sudah menanyakan perihal itu? Apa boleh?". Wajah Eunha kembali bersemu merah.
"Eh? Eummm itu....".
--000--
Sejin benar-benar menjemputnya pagi-pagi sekali. Untung saja Eunha sudah bersiap dan tinggal berangkat saja. Member Gfriend tak lupa memberikan secarik kertas pada Eunha yang berisi list oleh-oleh yang mereka inginkan. Untung Eunha sabar, dan yang paling penting untung suaminya kaya-raya. Jadi ia tidak perlu pusing mengeluarkan uang.
"Jangan lupa oleh-olehku, pemuda tampan dari Maldevis". Seru Yuju saat Eunha hendak keluar dari dorm. Eunha memutar bola matanya malas sebelum menyahut.
"Di Seoul juga banyak pemuda tampan, kenapa harus jauh-jauh dari Maldevis?!". Omel Eunha yang heran dengan tingkah aneh Yuju. Gadis itu justru nyengir bodoh, pemuda Seoul terlalu biasa untuknya.
"Sudah lupakan tentang oleh-oleh Yuju. Jangan lupa oleh-oleh ku, emas dan berlian". Seru Sin B. Member Gfriend lama-lama semakin aneh, daripada darah tinggi Eunha memilih cepat-cepat keluar dari dorm.
"Annyeong Tosunmon". Seru mereka kompak sebelum Eunha menutup pintu dorm. Sejin membantu Eunha memasukan kopernya kedalam bagasi kemudian bergegas menuju bandara Incheon.
"Kau minum vitamin apa?". Tanya Sejin yang melihat Eunha tengah meminum sebuah pil berwarna orange. Sebagai manager tentu ia memang harus protektif pada artisnya.
"Vitamin jeruk biasa". Sahut Eunha berbohong. Eunha memejamkan matanya sejenak untuk mengusir kantuk, lagian bandara Incheon masih jauh.
Sementara itu Jungkook sudah lebih dulu sampai di bandara. Lelaki itu melambaikan tangannya kearah fans yang berkerumun menyambut dirinya. Beberapa menit kemudian Eunha sampai dan turun bersama Sejin. Wanita itu membungkuk kearah fans meski mendengar beberapa ocehan seperti;
"Apa-apaan masa Jungkook oppa dipasangkan dengan idol pembuat skandal seperti dirinya...".
"Kasihan Gfriend harus menahan malu karena perbuatan wanita itu...".
"Aku tidak akan rela jika Jungkook oppa cinta lokasi dengan wanita itu...".
Dan masih banyak lagi.
Eunha hanya mampu mengelus dadanya, disaat seperti ini berpura-pura menjadi batu adalah hal yang terbaik. Meski dicibir namun wanita itu tetap mengulas senyum, orang yang mereka cibir ini suami oppa kalian kalau boleh memberi tahu. Batin Eunha meronta!
Eunha bergabung dengan pemain yang lain, wanita itu menjaga jarak dengan Jungkook agar yang lain tidak curiga. Jungkook juga berpura-pura cuek dengan mengobrol dengan Jingo, padahal sangat ingin memeluk istri imutnya itu.
"Eunha Eonnie, kita akan duduk bersebelahan nanti". Seru Saeron dengan antusias. Jungkook dan Eunha memang sedang dalam mode dipisahkan oleh agensi sehingga jadilah seperti ini, bahkan bangku pesawat-pun dipisah.
"Ah, mungkin aku akan tidur disepanjang perjalan nanti Saeron-Ahh". Keluh Eunha.
"Gwenchana, aku juga suka tidur disepanjang perjalanan hehe". Sahut Saeron kemudian keduanya terkekeh.
Wooseok mengomandoi agar bergegas naik ke pesawat. Jungkook langsung mengambil alih koper Eunha dan berjalan mendahului wanita itu. Semuanya bersorak heboh dan meledek Jungkook sebagai lelaki tsundere. Eunha hanya bisa meringis saja, kalau bukan sedang dalam mode dipisahkan lelaki itu juga pasti akan terlihat sisi bucin-nya.
--skip--
Mereka telah sampai di Maldevis. Eunha memejamkan matanya dan merasakan hembusan angin laut yang menggelitik wajahnya. Wooseok benar-benar pandai memilih lokasi untuk syuting, penginapan mereka ada di pinggir pantai yang warnanya hijau kebiru-biruan indah sekali. Jungkook langsung menarik tangan Eunha agar menjauh dari yang lain. Keduanya berjalan lambat agar bisa berduaan.
"Haruskah kita menyewa kamar diam-diam?". Tanya Jungkook.
"Mwo? Bukankah kita sudah punya kamar masing-masing?". Tanya Eunha dengan polos. Jungkook berdecak sebal, kenapa Eunha ini tidak peka?
"Ck! Tapi kita tidak sekamar. Masa suami-istri tidur terpisah, bahkan ini bulan madu kita". Rengek Jungkook.
"Kau lupa jika kita ini sedang syuting, bukan bulan madu? Sudahlah, aku mau melihat kamarku dulu". Eunha melenggang pergi begitu saja dan menyusul Saeron yang sekamar dengannya, parahnya Eunha dan Saeron akan sekamar dengan So Hee.
Jungkook berdecak, lelaki itu melepas kacamata yang bertengger di hidung mancungnya. Maldevis terlalu sayang jika tidak digunakan untuk bersenang-senang. Membayangkan ia dan Eunha berenang bersama di tengah laut saja sudah membuatnya panas-dingin. Jika ada kesempatan, tentu saja lelaki itu ingin menghabiskan waktu berdua saja dengan istrinya.
"Jungkook-Ahh palliwa!". Panggil Jingo yang akan sekamar dengan lelaki itu.
"Heum". Sahut Jungkook kemudian menyusul Jingo dengan langkah lebarnya.
"Ada apa dengan wajahmu? Maldevis itu indah, kita bisa mencari gadis-gadis di club nanti malam". Jungkook menatap kearah club yang ditunjuk Jingo.
"Apa gadis di Maldevis cantik-cantik?". Tanya Jungkook sembari merangkul Jingo.
"Molla, ku pikir kau bosan juga melihat gadis Seoul setiap hari". Goda Jingo yang membuat Jungkook terkekeh.
"Ada satu gadis Seoul yang tidak pernah membuatku bosan". Sahut Jungkook enteng.
"Siapa?". Tanya Jingo penasaran. Jungkook menggedikan dagunya kearah Eunha yang sedang menyeret koper masuk kedalam kamar. Jingo tertawa geli dari jaman susah sampai sesukses sekarang, ternyata Jungkook masih saja setia dengan Eunha.
"Arra-arra. Mau ku berikan gadis secantik dan seseksi apapun tetap saja hanya Eunha yang membuatmu tergila-gila". Ledek Jingo sembari masuk kedalam kamarnya.
--000--