Chereads / Dunia ke Dua / Chapter 18 - Bocah Mata Merah

Chapter 18 - Bocah Mata Merah

Mendengar kedatangan Lord Morgan, semua penghuni taman surgawi membungkuk memberi hormat. Begitu mengangkat kepala Mary melihat Maya dan Ingky berjalan dibelakang pria berambut merah, disisinya, ada dua pria muda dan tiga bocah.

" Apa mereka tertangkap." Mary was-was dalam hati.

" Siapa dia?."

" Pemimpin kedua di taman surgawi." Bisik peri kecil yang terbang disekitarnya.

" Mary!." Panggil Ingky senang. Akhirnya dia menemukan si biang kerok.

" Ingky, Maya!." Balas Mary langsung berlari kearah mereka." Apa kalian juga di isap buku itu? dimana Renata?."

Mendapat serbuan pertanyaan dari Mary. Ingky memegang pundaknya dan mengguncangnya.

" Tenang, oke?."

Kepala Mary berdenging mendapat guncangan hanya mengganguk patuh.

" Kami semua masuk di portal buku untuk mencarimu. Dan soal Renata..." Ingky menarik Abel.

" Ini dia! Sepupumu ternyata iblis yang berbahaya."

Mary menatap Abel bingung dengan menggerakkan tangannya naik turun menunjuk Abel.

" Dia memakan Renata?."

Ingky menepuk dahiny, menggeleng tak berdaya.

" May, jelaskan padanya." Dia menoleh pada Maya meminta bantuan.

" Kita tidak punya waktu dengan omong kosong ini." Lord Morgan mengulurkan tangan. Menyentuh dahi Mary.

" Apa yang terjadi padanya?." Ingky menatap cemas Mary yang kaku.

" Transfer memori." Sahut Vouten. " Lord Morgan mengirim memori kalian di dunia ke dua. Jadi tidak perlu menjelaskan lagi."

" Sepupu!!." Mary langsung melompat kearah Abel setelah melihat memori mereka." Kenapa kamu tidak mengatakan dari awal kalau kamu bisa membunuh orang? kita bisa lakukan itu pada istri paman yang menyebalkan itu. oh...anaknya juga, buat dia cacat."

Dagu Ingky langsung jatuh, pemikiran kejam ini, dia pasti percaya kalau Mary beneran keturunan iblis. Bukan! mungkin Zatan!

Abel sudah dimurnikan, tapi kalau dia tinggal disisi Mary,mungkin Abel menjadi next Lord Zatan.Bahaya!

" Ha ha ha ." Abel tertawa pahit, tidak tahu harus bagaimana menjawab sepupunya yang antusias mencelakai orang.

Ger menyenggol Vouten, di tuan menunduk kearahnya"Boss sebaiknya jangan menerima misi ke bumi. Cukup pangeran Abel berurusan dengan orang-orang aneh. Bumi bukan tempat yang baik." Mimik Ger sangat serius.

Vouten mengangguk " Kamu benar."

" Oh...lihat!." Mary menyentak tangannya dan bongkahan es muncul di tangannya.

" Peri kecil itu mengatakan, aku memiliki sihir es. kemungkinan aku berasal dari klan iblis Utara. bagaimana menurutmu? kamu dari iblis Utara juga, kan?."

" Ya." Abel mengangguk." Ternyata kamu belajar dengan cepat." Abel sedikit takjub.

" Itu karena aku bertekad membunuh pelacur itu."

" Mary, hentikan omong kosongmu." Tegur Maya.

" Ahh..ha ha ha." Mary tertawa nakal." May, aku cuma becanda. Jangan menanggapi serius."

" Hhu! aku tahu." Maya mendengus.

" Tapi, klo kita menggunakan ini membunuh, tidak akan ada bukti,kan?."

" Ha ha ha. Becanda, becanda. ah...kalian terlalu serius."Mary salah tingkah melihat mata semua orang menatap aneh padanya. Ia melambaikan tangannya dan bongkahan es itu menghilang tak berbekas.

" Kekuatan jiwanya sudah dibangkitkan, hanya saja ditutup,karena stimulasi sihir yang sama, kekuatan jiwanya terbuka tapi tidak stabil. Dia masih harus banyak berlatih kemudian mempelajari sihir khusus."

" Aku akan menjaganya." Abel menepuk pundak Mary.

" Kuharap kalian tidak membentuk koalisi pembunuh bayaran." Mendapat sindiran itu, Keduanya nyengir.

" Mary sudah ditemukan, sebaiknya kita pulang." Usul Ingky." Orang-orang akan mencari kita kalau menghilang terlalu lama."

" Tenang saja, sebelum pergi aku sudah membentuk kloningku menyamar jadi kalian." Ungkap Abel.

" Kapan kamu melakukannya?aku tidak lihat."

" Waktu aku bilang menelpon untuk meminta ijin,aku sebenarnya merapal mantra pemanggilan kloning."

" Kalian tidak perlu buru-buru. Kita harus ke tempat istimewa dulu."

Lord Morgan memimpin mereka meninggalkan tempat itu beralih memasuki hutan. Jauh di dalam hutan tampak ada satu wilayah memiliki sumber cahaya selain matahari, itu lebih terang, sekelompok kupu-kupu indah terbang menyebar disana, bunga-bunga indah tumbuh diantara pohon-pohon dan rumput liar. Aroma bunga lebih harum dibanding taman surgawi. Beberapa hewan terlihat berkeliaran.

" Menyambut Lord Morgan." Satu bayangan putih melompat ke depan mereka. Itu kelinci yang tiba-tiba berubah wujud bocah pria yang cantik. Maya merasa pemandangan di depannya sangat familiar.

" Yokta, terima kasih dengan kerja kerasmu." Sapa Lord Morgan terus berjalan.

" Kamu!." Bocah itu menunjuk Maya dengan ekspresi rumit.

" Lord! dia! dia orangnya."Ia melirik Lord Morgan dengan wajah mengadu." Dia manusia yang membuka segel pangeran Levi."

Dagu Ingky dan Mary jatuh.

Pangeran Levi adalah Lord Zatan yang legendaris. Segitu kuatnya Maya sehingga bisa membuka segel iblis itu. Apa Maya sejak awal juga sama dengan Abel, berpura-pura. Benak mereka penuh dengan pertanyaan dan spekulasi.

" Tidak! Bukan aku." Maya menggeleng membela diri.

" Itu memang kamu." Sela Lord Morgan terkekeh.

" Tapi..." Maya masih menggeleng." Aku datang bersama mereka dan tidak pernah berpisah."

" Bukan hari ini. Beberapa hari lalu kamu menyusup membuka segel lalu menghilang begitu saja." Cecar Yokta dengan ganas." Benar,kan?!."

" Beberapa hari yang lalu?!." Maya mengguman.

" Ini bukan pertama kalinya kamu masuk dunia ke dua." Sahut Lord Morgan.

" Ya". Kata Maya lirih membuat telinga semua orang tegak." Hari itu,aku tidak sengaja membuka pintu di galeri ibuku dan menghubungkan kedunia misterius. Aku melihat pemandangan yang indah dan Binatang-binatang aneh. Mereka bisa bicara dan ingin memakanku. Aku takut dan mundur, lalu menabrak silinder cahaya yang berisi seseorang yang telanjang."

" Itu pangeran Levi yang..." Ucapan Lord Morgan terhenti dengan teriakan dari dalam.

" Oh...nona kamu datang?!." Seorang bocah berjalan keluar.

" Sungguh tidak bertanggung jawab. Menghancurkan tempatku lalu pergi." Bocah itu berdiri di depan Maya.

" Kamu siapa?." Maya membungkuk mengamati bocah itu. Mata merahnya mengingatkannya pada mata pemuda waktu itu.

" Orang yang kamu intip telanjang." Bocah tersenyum konyol." Kamu harus bertanggung jawab, kan?!."

" Tapi...orang yang aku liat waktu itu pria dewasa..".

"Oohhh....jadi kamu lebih suka pria dewasa yang telanjang." Bocah itu makin usil."Tenang saja setelah kekuatanku pulih,aku akan tumbuh cepat dan telanjang di depanmu sampai kamu puas melihat. Bagaimana?!."

" Omong kosong!." Hardik Maya." Kamu anak kecil tidak punya sopan santun." Wajah Maya memerah karena marah sekaligus malu.

" Maya, kurasa dia itu lord Zatan. Karena telah dimurnikan, ia kembali pada kepolosan baik jiwa dan raga." Jelas Abel. Pangeran Levi menatap Abel dengan kening berkerut.

" Kakek tua, sesuai perjanjian, aku akan dibebaskan oleh keturunan sang Dewi yang membantuku memulihkan kekuatan."Dia menghadap pada Lord Morgan.

" Pangeran Levi akan mendapatkan kesepakatan kita. percayalah." Lord Morgan mengangguk meyakinkan.

Dia beralih pada Maya." Pemurnian pangeran Levi sudah selesai dua tahun lalu tapi ibumu harus melakukan tugas penting dan menundanya. Dia menyiapkan portal di kamarnya sehingga bisa membimbingmu menemukan ruang segelnya dan membatalkan mantra. Sesuai perjanjian dulu, sang Dewi bersedia membantunya memulihkan kekuatannya setelah dibebaskan. Tapi karena ibumu sedang sibuk, kamu harus menggantikannya."

" Bagaimana aku membantunya? aku bahkan tidak memiliki kemampuan sihir apapun. Lagian, anak ini kurang ajar."

Lord Morgan terkekeh sebentar." Kamu tahu dia kurang ajar, kenapa tidak mendidiknya. Dia memiliki perjanjian darah dengan sang Dewi untuk setia. Aku yakin dia akan patuh padamu."

" Iblis yang telah dimurnikan harus menyerap esensi manusia dan mengumpulkan pahala. Kamu bisa membantunya dengan membawanya ke bumi untuk melakukan hal-hal itu."

" Menyerap esensi manusia? apa itu memakan atau apa?." Ingky menyahut.

" Tentu saja tidak. Dia hanya perlu berada disekitar manusia untuk menyerap aura positif yang dipancarkan manusia. mengumpulkan pahala dengan membantu hantu dari jeratan ikatan kehidupan yang tidak terselesaikan." Maya bungkam tidak bisa menolak tapi enggan menerima. Bocah Mata Merah ini sepertinya sulit diatur.

" Biarkan Abel membimbingmu memulihkan kekuatan." Kata Lord Morgan pada pangeran Levi yang bersedekah angkuh.

" Siapa?."

" Itu aku." Abel cepat menyapa" Memberi hormat pada patriak."

Pangeran Levi mengangkat alisnya.

" Dia Pangeran Abel, Si logam dingin yang pernah menjalani pemurnian juga."

" Hhmmm... pangeran campuran klan Utara dan klan timur?."

" Ya."

" Aku selalu tidak suka dengan klan Utara, tapi pelacur itu sudah ku potong-potong. Jadi, tidak punya alasan menolakmu."

Ingky dan Mary diam-diam tergidik. Yang satu ngeri dengan kata memotong-motong yang terdengar kejam, yang lainnya takut karena dia juga memiliki darah klan Utara.

" Karena kalian sudah berkumpul. kenapa tidak pergi sekarang. Kalian bisa mendiskusikan masalah kalian di bumi."

" Lord..." Abel memberi hormat.

" Pangeran Abel, kamu yang paling stabil dalam kekuatan dan pengetahuan diantara mereka. maaf merepotkanmu membimbing mereka."

" Baiklah. kalian bersiap, aku akan mengantar kalian ke portal perbatasan." Sahut Vouten.

" Tidak perlu." Pangeran Levi menyela." Di dalam ada portal dimensi yang bisa di buka oleh nonaku."

" Siapa nona mu?." Yokta bertanya bingung.

" Dia." Dia menunjuk Maya." Dia tuanku sekarang. Tentu saja, aku memanggilnya nona, kan?."

" Panggil aku kakak." Sergah Maya" Aku tidak tahu membuka portal."

" Kenapa tidak? Lagipula, portal itu harusnya milik pribadimu yang sengaja dibuat ibumu."

" Mari kita lihat." Lord Morgan melangkah masuk.

" Rapalkan mantra yang telah aku ajar kan."

" Yang mana..." Sebelum dia menyelesaikan pertanyaannya, di benaknya terlintas mantra yang diucapkan secara otomatis oleh mulutnya.

" Ini benar-benar Portal dimensi." Pangeran Abel berseru takjub.

" Apa maksudnya?."

" Masuklah dan aku jelaskan nanti."

Maya berbalik." Lord Morgan terima kasih atas bantuan dan bimbingannya."

" Tidak perlu sungkan. Itu sudah tugasku."

Satu persatu memberi hormat kemudian masuk kedalam portal.