Pagi hari di mansion tuan Ferd, Meja makan dikelilingi tujuh orang. Abel yang sudah berubah kembali menjadi Renata duduk satu barisan dengan Maya dan yang lain, dihadapan mereka ada Melinda yang tampil anggun. Di kepala meja duduk Tuan Ferd dengan wajah datar.Sebenarnya dia sangat lelah dan kurang tidur tapi untuk menyambut anak angkat istrinya, dia harus meluangkan waktu. Entah kenapa dia merasa wajah bocah itu cukup familiar di benaknya.
" Ayo ...sarapan." Melinda dengan sigap melayani tuan Ferd dan memberi senyum ramah pada yang lain. Maya mengabaikannya dan sibuk melayani Levi yang acuh tak acuh.
" Pagi semuanya!." Suara ceria itu milik ibu Tuan Ferd, nyonya besar Fera.
" Kupikir kalian semua sudah sarapan." Ia bergegas ke meja makan meletakkan sandwich, sosis bakar dan beberapa roti.
" Dulu, Marine selalu membuat sandwich ini dan aku menyukainya." Maya cepat mengambil sepotong sandwich begitu kalimat nenek terucap. Levi dan yang lain mengikuti.
Tuan Ferd dengan tegas. menyingkirkan roti dari Melinda dan mengambil sandwich terakhir menambahkan dengan sosis bakar.
" Lihat dirimu." Nyonya Fera menepuk lembut bahunya. " Kamu masih ingat cara istrimu menyiapkan sarapan."
Tuan Ferd tidak bersuara, ia mengunyah makanannya dalam hening. Ibunya benar, dia merindukan sarapan buatan Melanie. Dulu, setiap hari, suasana terasa hangat di meja makan. Terlebih bila ibunya bergabung, dua wanitanya itu akan sibuk berceloteh tentang apapun.
" Aku belajar dari Melanie cara membuatnya. Bagaimana?apa rasanya sama?."
Maya ingin menjawab ketika tuan Ferd cepat menyahut." Sedikit berbeda."
" Apa itu?." Nyonya Fera tidak jadi menyuap makanannya.
" Entahlah." Tuan Ferd kembali tekun menikmati sarapannya.
" Anak bau." Nyonya Fera tanpa sadar memarahinya.
" Ehh... kalian makanlah, jangan hiraukan kami." Nyonya Fera berkata pada ketiga teman Maya yang menontonnya.
" Aku dan Ferd sudah biasa berdebat hal-hal kecil. Dia selalu membela istrinya."
" Ibu, Kamu juga memasak dengan baik." Melinda mencoba masuk dalam percakapan mereka tapi nyonya Fera tidak menghiraukannya.
Wajah Melinda memerah menahan malu. Terlebih karena ketiga teman Maya melihatnya jadi lelucon.
" Anak -anak muda sering bertengkar karena hal sepele dan salah paham. Kalian harus saling mengingatkan dan menjaga, dengan begitu kalian akan selalu akur dan persahabatan kalian langgeng." Nyonya Fera menasehati dan membuat mereka mengangguk hormat.
" Melanie juga punya beberapa sahabat, Nenek sering ikut dengan mereka biar kelihatan muda." Menunjuk Ingky.
" Aku pernah merepotkan ibumu mendandaniku agar tetap kelihatan seumuran mereka." Nyonya Fera bercerita dengan riang.
" Disini, kalian jangan sungkan, nyonya besar keluarga Smith berteman denganku. Kami sama-sama anggota club Yoga." Katanya pada Renata dan Mary.
" Nenek, kamu sebenarnya ibunya siapa? Ayah atau ibu?." Levi menyela polos.
" Nenek ini ibu dari ayah, tapi dia tidak bisa diandalkan untuk bersenang-senang."
Tuan Ferd hanya tersenyum sungkan.
" Hanya Melanie yang ingat membawa ibu bersenang-senang."
" Anakmu ini mencari uang untuk kamu gunakan bersenang-senang." Nyonya Fera mencibir mendengar ucapan tuan Ferd.
" Nenek, kami berangkat sekolah dulu." Maya cepat pamit." Aku merepotkan nenek menjaga Levi. Besok baru aku membawanya untuk mendaftar sekolah."
" Nenek bisa membantumu mendaftarkannya. Kamu fokus sekolah saja."
" Aku mau didaftarkan oleh kakak. Tidak mau yang lain." Rengek Levi.
" Bocah bau, kamu bahkan tahu menjadi kue lengket." Nyonya Fera mencubit pipinya.
Maya dan lainnya meninggalkan ruang makan.
" Aku juga bisa membantu mendaftarkannya, aku mengenal beberapa sekolah yang baik." Ujar Melinda mencari perhatian tuan Ferd.
" Siapa kamu?." Tanya Levi dengan wajah ganas. " Aku tidak mengenalmu dan kakak tidak menyapamu. Kita tidak akrab. Aku tidak akan pergi denganmu."
" Aku nyonya rumah ini, kenapa kamu tidak sopan?." Perlakuan kasar Levi membuat Melinda mengomelinya tanpa sadar. Tentu saja itu yang diinginkan bocah nakal itu.
" Nyonya rumah?!." Suara Nyonya Fera meninggi." Kamu bahkan percaya diri menyebut dirimu nyonya? kapan kamu memiliki pernikahan dengan tuan rumah?apa aku menerima sujudmu? Melanie satu-satunya nyonya di rumah ini."
" Ibu, Jangan marah, itu memengaruhi kesehatanmu." Tuan Ferd menenangkan.
" Siapa yang menyebabkan ini semua? ini karena kamu membawa ular berbisa ke rumah." Nyonya Fera merengut kesal.
" Bu, saya berangkat dulu." Tuan Ferd memilih pergi sebelum kesabaran ibunya habis.
" Suami." Melinda mengejar.
" Apa yang kamu lakukan? baru saja kamu menyebut dirimu nyonya rumah, sekarang meninggalkan meja yang berantakan?." Nyonya besar Fera menghadangnya.
Beberapa pelayan maju menghalangi Melinda, memberi peluang nyonya besar Fera mengejar tuan Ferd.
" Ferd, hubunganmu dengan Maya sangat bermasalah sekarang, luangkan waktumu untuk bicara padanya."
" Akan kulakukan,Bu."
" Jadikan bocah itu alasan untuk mendiskusikan sekolah dengannya. Sepertinya dia sangat menyayangi adiknya."
Setelah mengantar Anaknya pergi, nyonya besar menanyakan keberadaan Levi.
" Dia kembali ke galeri, nyonya." Seorang pelayan menjawab.
" Awasi Pelacur itu supaya tidak berkeliaran sembarangan di rumah ini."
" Jangan khawatir, dia masih dalam tahanan di sayap kiri sampai anaknya menyelesaikan hukuman."
Nyonya besar mendengus kasar mengingat laporan tentang Grace.
" Mereka pantas mendapatkannya."
Nyonya besar Fera menuju galeri Melanie dan mendapati Levi berbaring santai di sofa memegang ponsel.
" Bocah bau."
Nyonya besar Fera duduk di depannya dan mencela.
" Nenek?." Levi melompat memperbaiki sikap. Duduk sopan.
" Bukankah aku terlalu muda untuk kamu panggil nenek, Lord Zatan?."
Levi sedikit terkejut" Kau mengenalku?."
Nyonya besar Fera mengusap wajahnya dan tampilannya berubah. Levi menyipitkan matanya. Sangat familiar.
" Melupakanku?."
" Ahaaa..." Simbol api di antara alisnya langsung memberitahu identitas iblisnya.
" Seribu tahun lalu, aku membuat kekacauan di kerajaan iblis barat. Banyak dari mereka menyimpan dendam padaku. Kamu pasti salah satunya."
Nyonya besar hanya menatapnya dengan santai.
" Aku selalu tahu, akan ada hari dimana mereka akan mencari menyelesaikan hutang. Siapa sangka, ini hari pertamaku di bumi dan seseorang sudah masuk ke rumah." Kata Levi dengan nada keluhan.
" Itu bahkan nenek si Maya. sungguh sial!!." Tentu saja kalimat ini tidak dia ucapkan.
" Kudengar, setelah mengamuk, kamu mengirim ibumu ke klan timur. Tidakkah kamu tahu kalau pangeran tiga belas sebenarnya menyukai ibumu?Dia mendapatkan dunia ditangannya tapi dia kehilangan cintanya. Itu kekalahan telak bagi seorang pria."
" Tunggu!." Levi menegakkan badannya, sedikit mencondong mengamati wanita di depannya. " Selir Friss? itu kau?."
Nyonya besar memberinya tatapan jijik.
" Pemurnian Sang Dewi sungguh mujarab, bukan hanya menghilangkan aura gelap Zatan, menyegel kekuatan spiritual, ternyata menghapus memori juga."
" Selir Friss, aku selalu penasaran kenapa kamu membantuku saat itu? Ibuku juga bilang kalau kamulah yang menyimpan delima penyerap dalam tubuhku saat bayi sehingga bisa menyerap inti api abadi yang ada di tubuh kakek itu."
" Masih perlu kau tanyakan?Tentu saja untuk saling menguntungkan. Kamu mendapat kekuatan dan aku ingin bebas."
" Kamu membantuku dua kali untuk mengalahkan tua bangka itu, padahal kamu favoritnya saat itu."
" Menjadi favorit hanyalah masalah waktu untuk dicampakkan. Aku sedang hamil saat tahu kalau kaisar berniat menumbalkanmu dan ingin menjadikan klan barat moster iblis. Satu-satunya yang kupikirkan adalah meninggalkan istana klan barat sebelum itu terwujud."
Nyonya besar menerawang.
" Aku terlahir dari adik ibu suri terakhir. Ibu suri terakhir bukan dari
keluarga utama tapi dari keluarga cabang yang kebetulan bersahabat dengan ibu ratu. Ibu ratu tidak memiliki anak. Tapi adiknya dari selir ayahnya melahirkan ayahmu. Kemudian sepupunya melahirkan pangeran ke tiga belas. setelah pangeran ketiga belas umur dua tahun, ibunya menghilang. Masih ada dua selir lagi sebelum kaisar menikah denganku. Aku terlahir dengan sifat elemen api yang berbeda. Elemen apiku tidak berkobar tapi berubah lava yang cepat menyerap dan merembes. Ternyata sifatnya sangat cocok digunakan melacak. Ketika itu kaisar lebih banyak di ruang perpustakaan khusus dan aku melayaninya di sana. Setiap kali dia keluar, aku akan pura-pura tidur lebih lama dan diam-diam mencari petunjuk yang berguna untuk aku melarikan diri. Siapa sangkah aku menemukan banyak buku kuno. Aku memilah untuk diriku sendiri dan menyalinnya yang lain dan kusimpan di cincin Ruang pemberian ibu suri. Cincin itu dapat menyembunyikan aura spiritual."
" Pada upacara penyerapan, aku belum bisa membuat portal. Jadi, aku hanya bisa menunda kaisar menjadi kuat dengan menyerap inti api abadi dalam tubuhnya."
" Saat kamu berumur 17 tahun, portalku sudah terbuka, karena aku merasa berhutang padamu maka aku menyerahkan cincin itu padamu. Siapa yang tahu kalau kamu bisa menguasai metode spiritual itu dengan cepat dan kuat. Saat kekacauan itu, aku segera menyeberang ke bumi."
" Waktu itu, aku melihatmu hamil. Tapi, aku tidak pernah melihatmu melahirkan. Tujuanmu sebenarnya melindungi anakmu yang mungkin kamu siapkan untuk menjadi kaisar berikutnya."
" Mata mu cukup mawas." Nyonya besar tertawa kecil." Hanya saja tebakanmu salah. Aku melindunginya dan menyiapkan hidup yang lebih baik daripada menjadi anjing klan barat. Kamu lihat, aku tidak pernah membawanya ke istana klan barat, karena aku tidak ingin dia tahu tempat itu. Tinggal di bumi sangat makmur dan damai."
" Jadi itu tuan Ferd,kan?."
" Kau menebak dengan baik."
" Bukannya dia masih sangat muda?."
" Aku menyimpannya dalam diriku selama ratusan tahun dan melahirkannya setelah keadaan aman. Tidak ada lagi perang."
" ckckck...Kamu bekerja Sangat keras".Levi menampilkan keseriusan.
" Apa kamu mengetahui siapa istrinya?."
" Melanie?Dia anak dari sang Dewi dan pangeran klan timur."
" Suami sang Dewi dari klan timur?."
"Kaisar terdahulu klan timur adalah anak dari sepupu ratu, putra mahkota yang sebenarnya tidak ingin menjadi raja dan berkelana dan bertemu sang Dewi. Mereka melahirkan seorang putra segera dengan mewarisi energi spiritual ibunya dan kekuatan spiritual ayahnya. Anak itu segera dipilih jadi putra mahkota karena kekuatan bawaannya sungguh luar biasa. Sejak itu,kaisar klan timur menjadi yang terkuat."
" Kamu benar-benar seperti kotak Pandora." Kata Levi dengan rasa kagum.
" Aku cukup terkesan dengan panggilanku."
" Selir Friss, kamu datang bukan untuk cerita nostalgia ini, kan?."
" Ternyata kamu sangat pengertian, pangeran Levi." Senyum sinis menghiasi Bibir nyonya besar." Hal pertama ku peringatkan padamu adalah status Maya, sebagai cucuku. Kalau kamu memiliki rencana yang memberinya kerugian, kamu sebaiknya membatalkan niatmu."
****
" Apa yang membuatmu marah?." Master kucing hitam masuk dan merasakan aura amarah Melinda.
" Wanita tua itu benar-benar menghinaku. Dia bahkan tidak memberiku wajah di depan anak-anak." Suara Melinda parau menahan emosi.
" Kan sudah ku katakan dulu, jangan tergesa-gesa dan membuat keributan.Kamu nikmati sendiri hasilnya." Melinda terdiam. Mencoba menghilangkan emosinya. Andaikan waktu itu, dia tidak memprovokasi Melanie secara terbuka untuk pergi pergi dari sisi tuan Ferd, dia tidak akan disalahkan atas hilangnya Melanie. Tuan Ferd sangat berubah sejak Melanie menghilang. Bukan hanya lebih pendiam, dia juga mulai kasar. Melinda menelan penyesalannya.
" Ohh...tadi aku bertemu pandang dengan teman anak tirimu, dia miliki aura yang mengintimidasi."
" Mungkin itu anak sahabat Melanie."
" Gadis tinggi itu?."
Ingatan Melinda menampilkan sosok Ingky yang tidak bisa disebut Tinggi, itu jelas nona muda keluarga Smith. " Kurasa itu anak kluarga Smith, keluarga konglomerat dengan latar belakang militer.**