Arwah itu sudah berubah jadi sosok rupawan dan anggun.
Ingky dan Mary bersemangat untuk mengintrogasinya.
" Bisakah kamu menyebutkan namamu?."
" Ceritakan pada kami masalahmu."
Wanita itu menatap mereka dengan bingung.
" Namaku Gladis, pemilik apartemen ini. Dan anak...."
Sebelum dia menyelesaikan ucapannya,Levi mendekati dengan cepat menyentuh kepalanya.
Gambar masa lalu Gladis terpampang di benak mereka masing-masing.
Gladis anak bungsu dan satu-satunya perempuan dari tuan tanah diwilayah paling barat provinsi ini. Tuan Otis. Setelah istrinya meninggal, dia membeli mansion di kota provinsi dan memulai ambisinya. Dia menggebleng ketiga putranya, ordo Otis, olro Otis, Orlan Otis dalam dunia bisnis.Sedang, anak bungsunya dia tinggalkan di daerah asalnya dalam pengawasan ketat. Dari tiga putranya, hanya Orlan yang memilih bisnis properti, dua lainnya menggeluti bisnis lain di luar negeri.
Ketika keluarga Otis sudah mengakar kuat di kota provinsi bahkan di ibukota, Tuan Otis menjemput putri dan menjadikannya lady yang di manja.
Sebagai anak bungsu dan satu-satunya putri keluarga Otis, Gladis tumbuh menjadi Manja dan Sombong. Walaupun wataknya agak buruk bukan berarti dia tidak dipertimbangkan menjadi istri oleh para tuan muda dan bangsawan. Gladis menolak banyak pelamar dan jatuh cinta pada Pangeran ke Sembilan, pangeran Win, anak haram dari keluarga bangsawan William. Sebelumnya, Pangeran ke enam, pangeran Berto, anak sah pernah melamar Gladis untuk dijadikan selir tapi keluarga Otis menolak mereka karena bagi keluarga Otis status selir menghina reputasi Gladis yang merupakan permata satu-satunya di keluarga Otis. Sedang, bagi Pangeran Berto, status keluarga Otis tidak sepadan dengan status keluarganya.
Pangeran Win melamar Gladis menjadi istrinya dan berjanji akan menjadi satu-satunya istri. Walaupun ayah dan kakaknya tidak setuju, Gladis hanya menginginkan pangeran Win.
Orlan adalah kakak yang paling menyayangi Gladis jadi dia membantu adiknya untuk membujuk ayah dan dua kakaknya.
Dalam keluarga, Orlan orang kedu yang sangat disayangi karena dia hanya mendapat kasih sayang ibunya karena kesehatan ibunya memburuk saat dia berusia dua tahun dan segera dipisahkan agar nyonya Otis bisa fokus berobat. Setelah dia berumur empat tahun, nyonya Otis mengandung Gladis sehingga semua perhatian tertuju pada Gladis.Dua Tahun berikutnya, ibunya meninggal meninggalkan Gladis di usia setahun. Orlan diusia enam tahun dikirim ke kota provinsi untuk belajar dibawah pengawasan ketat adik tuan Otis dan kedua kakaknya.
Karena itulah, tuan Otis selalu merasa berhutang pada anaknya itu dan mendahulukan Orlan dari dua kakaknya. Ordo dan Orlo juga memahami ayahnya, lagipula, mereka berdua jauh lebih tua dari Orlan dan sudah bisa mengurus diri mereka sendiri.
Perkembangan bisnis keluarga Otis makin kokoh dari waktu ke waktu sehingga memberikan kontribusi besar pada pangeran Win menjadi salah satu dari tiga pangeran yang diberi kepercayaan mengelola bisnis keluarga dan punya otoritas sendiri.
Pernikahan bahagia pangeran Win dan nyonya Gladis mulai di terpa gosip setelah tiga tahun tidak ada tanda-tanda kehamilan Gladis dan pangeran Win menghabiskan banyak waktunya dengan Leila, sahabat kecilnya. Desas-desus mulai beterbangan kalau mereka berdua memiliki hubungan spesial.
Awalnya, Gladis mengabaikan gosip itu tapi satu hari, dia menyaksikan suaminya berciuman dengan sahabatnya. Cinta yang dipupuk seketika berubah jadi benci. Tapi, dia juga tidak ingin segera mengakhiri hubungannya dengan mudah, jadi dia mempertahankan pernikahannya dengan sikap yang mulai dingin dan acuh. Satu persatu bisnis keluarga Otis yang dikelolah suaminya dilakukan dibawah akunnya. Dengan alasan bosan dan tidak suka menganggur, dia mengambil alih semuanya, bahkan beberapa bisnis pangeran Win pun dikelolah olehnya.
Laila mulai gelisah melihat pangeran Win terlalu memanjakan Gladis mulai membuat pengaturan untuk menjebak Gladis dan Berto yang tahu niatnya meminta Laila mengatur agar Gladis terjebak bersamanya. Meskipun dipermukaan Laila setuju tapi dia tidak menginginkan itu karena orang yang disukainya adalah Berto bahkan walaupun dia hanya diambil gundik.
Pada akhirnya, jebakan itu memakan mereka berdua dan Gladis tidak terlibat. Saat Berto bangun dan melihat Laila,Dia murka sejadinya dan memperlakukan Laila bagai barang yang menjijikkan. Karena pangeran Berto tidak ingin mengakui anaknya, Laila hanya bisa mengaku itu anak pangeran Win.
Pangeran Win membawa Laila ke suatu tempat menunggu dia melahirkan. Gladis yang mengira pangeran Win membawa Laila untuk dinikahi meminta pengacaranya mengurus perceraian dan dia juga mengurung diri di pulau proibadinya untuk melahirkan.
Selain Orang kepercayaannya, tidak ada yang tahu kalau Gladis melahirkan. Anaknya diasuh di panti asuhan miliknya sendiri dan pangeran Win walaupun enggan tetap menurut menceraikannya.
perceraian Pangeran Win dan Gladis tak kunjung membuat pangeran Win menikahi Laila dan pangeran Berto mulai secara terbuka mendekati Gladis. Laila yang tidak mendapatkan salah satu dari pengeran itu mulai menyusun rencana bersama kakak kandung pangeran Win dari ibunya sebelum menjadi menantu dikeluarga pangeran. Mereka berpura-pura menjadi pekerja yang sedang melakukan renovasi di apartemen itu. Gladis dibunuh kemudian di semen dan ditempelkan di dinding kamar mandinya sendiri. Sampai sekarang, jasadnya belum ditemukan. Gladis hanya dinyatakan hilang sampai saat ini. kakaknya selalu merasa kalau hilangnya Gladis sangat mencurigakan tapi mereka tidak bisa membuktikan kalau pangeran Win terlibat. Satu hari Orlan Otis menelpon kakaknya saat datang mengunjungi apartemen ini, dia ingin menjual apartemen ini pada nyonya tua Ferd. Tentu saja kedua kakaknya menentang tapi Orlan selalu merasa ada yang aneh di apartemen adiknya. Kalau bangunan ini dibeli oleh nyonya tuan Ferd yang memiliki kemampuan cenayang, mungkin bisa mengungkap misteri hilangnya adiknya.
Ingky dan Mary hanya bisa memberikan tatapan simpati pada sosok Gladis yang duduk diam di sisi Renata.
" ckckck....kisah cintanya rumit dan dia bernasib malang." Lola tidak bisa tidak berkomentar.
" Lalu, apa yang akan kita lakukan?."
" Bongkar kamar mandi itu, temukan jasadnya. selesai." Jawab Mary enteng.
" Tujuan kita memang itu, tapi kita tidak bisa melakukannya dengan terus terang seperti itu." Sergah Maya.
" Kita hanya bisa menjadi perantara dari pembongkaran ini. cukup temukan alasan dan libatkan orang-orang yang tepat." Renata angkat suara.
" Kita pulang dulu nanti kalau sudah punya solusi, kita bicarakan lagi." Putus Levi dan langsung disetujui yang lainnya.
" Bagaimana dengannya?." Ingky menunjuk gladis.
" Biarkan dia disini. untuk sekarang, amarahnya sudah ditekan, dia akan baik-baik saja."
*****