Chereads / Dunia ke Dua / Chapter 24 - Arwah Level Murka

Chapter 24 - Arwah Level Murka

Melinda melirik kesal pada wanita berbaju hitam yang sedang menikmati secangkir teh dan makanan ringan.

" Guru, kamu begitu tenang hari-hari ini. Apa ada sesuatu yang baik terjadi?."

" Humm." Wanita berbaju hitam mengangguk anggun.

" Gurumu ini sedang menunggu hasil baik dari negosiasi."

" Dengan siapa kamu bekerja kali ini?."

" Keluarga Lier dan satu arwah ganas."Melihat sang bibi guru menjawab tenang membuktikan kalau dia dalam situasi hati yang senang. " Mari kita lihat, siapa yang bisa memberiku penawaran yang baik."

Walaupun Melinda penasaran dengan penawaran apa yang dinegosiasikan bibi gurunya, dia menahan diri untuk bertanya lebih lanjut. Semakin sedikit dia tahu, semakin sedikit dia terlibat. Dirinya sendiri sudah memiliki banyak masalah sekarang. Lagipula, Grace belum dibebaskan dari hukumnya jadi Melinda memilih fokus pada anaknya. Adapun bibi gurunya, biarkan dia mengurus bisnisnya sendiri. Dia cukup memberinya makan dan tempat tinggal agar dia tidak rewel.

***

" Arrghhh..!!!"

" Apa-apaan itu?!."

" Menjijikkan!! suruh dia pergi!."

" Lola, hilangkan dia!."

" Ini...arwah ini memiliki aura yang sangat gelap."

" Hus..hus..peri, buat dia menghilang!."

Maya, Ingky dan Mary kalang kabut seketika saat mata batinnya diaktifkan oleh Levi.

Renata bingung menenangka ketiganya dan menatap menuduh pada Levi yang terkekeh melihat reaksi ketiganya.

Lola hanya memandang acuh pada Ingky.

" Kalau kamu ingin mengumpulkan pahala, kamu harus berkomunikasi dengan arwah. Bagaimana kamu ingin berkomunikasi dengan arwah kalau kamu tidak ingin melihat mereka?."

" Setidaknya, biarkan aku melihat arwah yang penampilannya sedikit lebih baik." Ingky mendengus." Lihat dia! benar-benar mimpi buruk." Ingky memalingkan muka dan Mary menutup matanya dengan dua tangannya.

" Peri! periku tersayang, bisakah kamu menyuruhnya berpenampilan sedikit manusiawi?."

Sisil Terbang disekitar Mary.

" Arwah ini sudah berada di level murka."

" Aku juga merasakan aura kegelapan yang kuat dari arwah ini." Maya mengamati arwah yang berlumuran darah itu.Lengan kanannya terpotong dan wajahnya penuh sayatan.

" Bisakah kalian bicara dengannya." Dia melihat kearah Levi dan Renata.

" Apa yang diinginkannya?."

" Itu sudah jelas. Dia mau kita membalas dendam. Membunuh orang yang telah membunuhnya." Jawab Levi acuh

" Ini yang tidak bisa kita wujudkan. Membunuh adalah kejahatan besar." Ingky menggeleng cepat.

" Walaupun aku menginginkan energi spiritual, aku tidak ingin menebusnya dengan penjara."

" Benar. Kita tidak bisa membunuh, kalau orang tahu kita akan ditangkap, diadili, dipenjara dan mungkin dijatuhi hukuman mati juga." Timpal Mary.

" Kalau orang tahu? Bagaimana kalau tidak?." Levi bertanya dengan senyum licik di matanya." Kalau tidak ada yang tahu, maka tidak akan ada penjara dan hukuman."

Mary memikirkan kata-kata Levi dan cepat mengangguk setuju.

"Itu benar, kalau tidak ad yang tahu, maka kita aman."Mary menjentikkan jarinya dengan penuh semangat.

" Jadi, kamu tahu bagaimana membuat orang tidak mengetahui kalau kita yang membunuhnya?."

" Siapa yang ingin kalian bunuh?." Ingky menggigit gigitnya dengan geram.

" Orang yang membunuh arwah itu." Jawab Mary polos.

"Gr..grrr.."

" Lihat, dia bersemangat mendengar kita akan membantunya membunuh musuhnya." Kata Levi menunjuk arwah yang bersemangat membuat darahnya makin banyak keluar dari tubuhnya. Ingky menoleh sekilas dan cepat-cepat membenamkan wajahnya di sofa. Mary melakukan hal yang sama.

" Cepat-cepat, kita harus segera membantunya menemukan musuhnya dan membunuhnya." Mary melambaikan tangannya. " Aku tidak tahan melihatnya seperti itu."

Ingky melempar bantal sofa kearah Mary." Hentikan omong kosongmu."

Dia juga menunjuk Levi dengan murka.

" Kamu! berhenti mengeluarkan ide-ide gila."

" Haiii..." Lola dan Sisil mendesah bersamaan.

" Kalian juga tidak dibenarkan membunuh membabi buta, karena aura yang dikeluarkan arwah yang tak dijinakkan akan bercampur dan itu tidak cocok untuk kalian, itu hanya akan menjadi makanan Zatan tapi kalau kalian memaksa menyerapnya, kalian sudah dianggap bagian dari Zatan." Sahut Lola.

" Cara mengumpulkan pahala adalah menjinakkan arwah, membantunya melepaskan keterikatan dengan duniawi, menuntunnya meninggalkan duniawi. Saat dia meninggalkan dunia, dia akan melepaskan aura manusia dan energinya. Aura dan energi itulah yang akan kalian serap untuk menjadi energi spiritual." Sisil menjelaskan lebih lanjut.

Maya, Ingky dan Mary menatap Levi dan Renata tatapan menuduh.

" Kalian mengetahui tentang itu, kan?."

" Jadi, kamu hanya bermain-main tentang membunuh musuhnya?." Mary cemberut kearah Levi.

Ingky melirik Mary jijik." Itu kamu sendiri uang impulsif membeli omong kosongnya."

" Berisik!." Satu suara menggema dan kalung yang ada dibalik baju Maya bersinar. Cahaya itu kemudian melesat keluar. Perlahan berubah bentuk menjadi bocah rambut perak.

" Lier!." Maya cepat mengenali sosok itu.

" Aku akan membantumu menjinakkan arwah ini." Kata bocah itu dengan nada pongah.

" Lier, kami mengandalkanmu. terimah kasih."

" Heh!." Dia mendengus dingin.

" Maya, aku ingat, Lord Morgan tidak memberimu binatang iblis maupun peri hari itu."

" Dia peri? Elemen apa dia?."

Ingky dan Mary segera berkerumun.

" Dia Jin, penunggu buku kuno milik ibuku."

" Jin?!."

" Itu makhluk abadi yang setara dengan iblis. Satu klan dengan Sang Dewi. " Renata menjelaskan.

Saat mereka mengobrol, si arwah telah berubah wujud menjadi wanita muda yang penuh kesombongan yang anggun."

Wanita muda itu cantik didukung bentuk tubuh yang semampai.

" Dimasa hidupnya, orang ini pasti memiliki banyak pengagum dan musuh."

Ingky tidak tahan untuk tidak berkomentar.