Semuanya telah berjalan selama berpuluh-puluh tahun. Ada dari mereka yang sudah menyerah dan menganggap semua ini adalah sebuah takdir mereka karena mereka telah merusak dunia yang seharusnya tak mereka rusak. Ada dari mereka yang berpikir bahwa ini adalah yang terbaik sebelum mereka akhirnya dibalas oleh alam itu sendiri. Ada dari mereka yang tersenyum lebar melihat laser-laser mata robot berwarna merah mawar yang membuat pemandangan ini terlihat seperti dunia fiksi apokalips dan berkata, "Kalau tak begini manusia tak akan sadar...".
Banyak dari mereka yang memohon ampun untuk tak membunuh mereka. Banyak dari mereka yang menangis darah dan membuka mulutnya selebar-lebarnya sambil berteriak berharap bahwa tangisan mereka akan terdengar oleh siapapun. Banyak dari mereka yang melindungi seseorang dengan memeluknya dengan menghadapkan punggung mereka pada mulut UG-RO, berharap agar peluru yang meluncur takkan mengenai mereka. Ada yang menegakkan dirinya, berdiri tegak mengangkat bendera merah dan menggenggamnya dengan erat berharap agar bendera itu takkan terbang jauh terbawa angin yang sangat kuat.
Tapi tak apa, bukankah ini adalah hal yang wajar diterima oleh para manusia? Bukankah ini adalah yang kita sebut dengan keadilan? Meskipun mereka berteriak, meskipun mereka menangis, ini adalah keadilan. Ini adalah keadilan karena telah menjahati Tuhan.
Bukankah Tuhan juga mengatakan kalau orang-orang yang melakukan dosa pantas untuk menerima karmanya?
"Ini salah!!" akhirnya orang-orang yang akan membalas kesemena-menaan 'Pelayan Tuhan' yang seenaknya membantai para manusia tanpa pandang bulu pun datang dan akhirnya penderitaan dan teriakan mereka akan terjawab.
Yap, itu salah. Tak seorang pun di dunia ini yang pantas mendapatkan hukuman yang tak adil seperti atas dosa-dosa yang telah mereka perbuat. Tak seorang pun.
"Baik itu mereka yang menginginkan kebaikan di dunia ini, ataupun mereka yang selalu ingin memenuhi ego mereka yang tak pernah habis. Tak satupun!"
Karena menghukum seseorang yang berbuat salah tidaklah adil sama sekali. Baik mereka yang selalu korupsi, mereka yang merusak, mereka yang merusak dalam ketidaksengajaan. Tak satupun. Karena kalau kalian perhatikan jauh lebih dalam lagi, mereka sebenarnya adalah korban.
Mereka yang korupsi, mereka adalah korban dari keegoisan manusia dan juga korban dari tekanan masyarakat yang selalu mengatakan bahwa "Kamu harus kaya, kamu harus kaya!". Mereka yang merusak adalah korban dari tekanan masyarakat yang mengatakan bahwa "Korupsi itu dosa!" dan akhirnya mereka berpikir untuk merusak alam yang indah itu adalah salah satunya cara untuk menghasilkan uang.
Lalu mereka seenak jidat mereka mengatakan bahwa semua itu adalah hal yang salah. Pernahkah kalian menyadari bahwa orang-orang yang selalu menganggap bahwa dirinya benar lah orang-orang yang mengakibatkan semua mimpi buruk ini terjadi.
Manusia itu adalah makhluk yang lemah jika mereka sendiri. Apabila mereka telah tergenang dalam lautan kegelapan, ketika kegelapan itu menyelimuti dia, dia akan semakin pasrah untuk dimakan oleh kegelapan itu. Jangan pernah menyalahkan manusianya kalau seandainya dia itu korupsi, atau melakukan dosa apapun itu. Drugers will always thought that drug was his savior.
•
Trio Power Rangers, adalah sebuah kelompok pahlawan yang dijalankan oleh 3 orang yaitu, Inspektur Jun, Inspektur Reo, dan Inspektur Hiro. Mereka adalah pahlawan luar angkasa yang melindungi kedamaian antar-galaksi. Setiap kali ada masalah di manapun dan kapanpun, Trio Power Rangers ini pasti akan datang untuk menyelamatkan mereka.
*Tiiiittt* *Tiiiiit*
Alarm bahaya pun berbunyi saat mereka hendak bersantai-santai menikmati bintang-bintang di kapal luar angkasa mereka.
Inspektur pun menjawab alarm itu dengan menekan salah satu tombol komunikasi yang ada di bajunya untuk menghubungkannya dengan AI yang mengirim sinyal darurat tersebut.
"Inspektur Jun, sinyal darurat tampaknya telah disiarkan dari poin B-765A. Dan sinyal darurat ini adalah gelombang sinyal darurat yang sama yang pernah dikirim oleh para penghuni bintang-bintang!"
"Kehancuran planet, kah? Oi tunggu, apa yang barusan kau katakan, poin B-765A?!"
"Yap, betul. Ini adalah salah satu planet langka dari puluhan planet yang terbentang di seluruh alam semesta yang ada. Menurut dari rekaman monitor satelit yang para pribumi gunakan, saat ini salah satu dari para penghuni bintang atau bisa disebut "Pelayan Tuhan" sedang menjajah dan menghancur leburkan planet B-765A. Dan karena beberapa alasan, "Penghuni Bintang" tersebut melakukan sebuah broadcasting besar-besaran. Dan inilah hasilnya:
"Hey kalian para manusia. Kami sudah mendengarnya langsung lewat Sang Pencipta. Pertama kali kami mendengarnya, sebenarnya kami tak ingin untuk mempercayai hal itu. Sebelum berita buruk itu datang, kami selalu mengharapkan bahwa suatu saat kami bisa mampir ke sebuah planet surga yang telah diciptakan oleh Sang Pencipta. Alam yang selalu berbicara, alam yang selalu mendendangkan lagu indah untuk menenangkan setiap makhluk yang mendengarnya. Air yang bersih, gunung yang membuat banyak tanaman bisa cocok.....
Produk yang selama ini membutuhkan jutaan tahun untuk menyempurnakannya, sekarang telah hancur hanya dengan jangka waktu kurang dari 1000 tahun—sungguh sangat pintar ya kalian untuk merusak! Dan sekarang, kita para pelayan Tuhan akan memberikan kalian hukuman yang pantas untuk dosa-dosa yang telah kalian lakukan. Bersiaplah manusia!!.....
OOLALALIEEEEEE!!!"
"Ah, kasihan sekali Penghuni Bintang. Oi, bukankah para manusia tersebut pantas untuk menerima ini? Maksudku yah, mereka sudah merusak keindahan yang telah dikasih oleh Sang Pencipta dan mereka merusak mimpi-mimpi yang dimiliki Pelayan Tuhan kan?"
"Apa yang kau katakan Re-chan?!" teriak Hiro kepada Reo dan melanjutkan, "Tak ada satupun dari mereka yang pantas untuk dibantai dan membuat tempat tinggal mereka hancur lebur seperti ini!" katanya sambil melihat sebuah monitor hologram yang menampilkan kehancuran bumi yang terjadi saat itu.
"Kau benar Hiro! Inspektur Reo, kalau kau tidak ingin untuk ikut, kita berdua saja yang akan pergi!"
"Jun-chan juga!! Kenapa kamu kayak gitu sih?! Kan selama ini kita selalu melakukan semua misi bertiga... Jadi dalam keadaan apapun, kita akan selalu bertiga oke?!"
"Hii-chan..." Reo pun tergerak hatinya atas ucapan Hiro. Dan pada akhirnya, Reo pun bertekad untuk menyelamatkan manusia dari kehancuran.
"Maafkan aku... Yosh Hii-chan, Re-chan! Power Rangers Ultimate Trio, penjaga kedamaian antar-galaksi akan ber~ge~rak!"
Kedatangan Trio Power Rangers, sebuah kelompok pahlawan kesiangan yang mencoba untuk menyelamatkan planet B-765A—atau bisa disebut planet Bumi. Dengan kekuatan yang merupakan pemberian Tuhan yang dimiliki oleh para Penghuni Bintang, apakah Trio Power Rangers akan bisa menyelamatkan para umat manusia untuk selamat dari kehancuran?
•
"Ne, Jun-chan. Apakah aku perlu untuk mengatakan kalimat jahat seperti itu?"
"Ah... Itu tadi menyenangkan, ya!!" kata Hiro seraya senyum tampak sangat bahagia.
"Hei, Re-chan... Bukankah sifatmu itu jahat seperti itu?"
"He?! Apa katamu?!"
"Kalau ngga salah waktu kita main "Lompat Tangga" waktu itu, kamu bisa menang terus waktu Janken, kan?"
"He, itu emangnya sifat jahat?"
"Ya, jahatlah!!"
"Kalian semua! Kita harus fokus!" ucap Hiro layaknya seorang pahlawan kesiangan, "Kita tak memiliki waktu untuk ngobrol-ngobrol seperti ini! Ayo kita selamatkan umat manusia!!"
"Ooooouuu!!!"Ă—3
•
"Ah, kalian adalah...!!"
Sebelum Inspektur Jun dan yang lainnya sempat menyentuhkan kapal kaki kapal angkasa mereka, di udara mereka dihentikan oleh sekelompok pasukan dari Pelayan Tuhan yang sepertinya mereka adalah unit pertahanan serangan luar.
"Kami adalah unit pasukan pertahanan dari pasukan suci yang akan memberikan umat manusia hukuman akhirat. Kalian adalah Trio Power Rangers kan?"
"Power Rangers Ultimate Trio, penjaga— Uheekk!!"
"Bisakah kau diam Re-chan! Kita sekarang sedang menghadapi masalah serius, nih!!"
"Apakah kalian akan menghentikan kami dari membalas dosa yang telah dilakukan oleh manusia?"
"Kalau kita datang ke sini, itu tentu saja!"
"Baiklah kalau begitu. Umat kita banyak ditolong oleh kalian tapi... Ini adalah perintah Nueer, 'Habisi semua orang yang berani menghalangi kita!' meskipun itu kalian! Hyaaa!!!"
Semua barisan pasukan terdepan menyiapkan pedang laser berwarna merah yang biasanya dimiliki oleh seorang Jedi dan menyerang Trio Rangers langsung dari depan.
Trio Rangers pun menyiapkan senjata yang sama dan, "Hii-chan, Re-chan! Bentuk baris V!!" menyusun barisan yang berbentuk baris V. Reo dan Hiro berada di depan terletak 45 derajat di sisi kanan maupun sisi kiri dari Jun yang berada di belakang mereka berdua. Setelah beberapa ratus kali mereka bertarung demi menjaga kedamaian galaksi bimasakti ini, mereka menyadari satu hal tentang kelemahan seorang Pelayan Tuhan.
Pelayan Tuhan adalah makhluk yang hidup berkelompok, ke mana pun dan di mana pun. Untuk mengatasi adanya hal yang tak diinginkan terjadi di dalam kelompok, tentu harus ada yang mengaturnya. Dan juga seperti namanya, mereka sering sekali mendapatkan perintah dari Tuhan untuk mengatasi hal ini maupun hal itu. Bagi mereka, perintah itu sendiri merupakan Tuhan mereka. Jadi kalau andainya saja pemimpin pasukan mereka itu terbunuh, maka kemungkinan besar pasukan yang dipimpin olehnya akan goyah.
Informasi V ini berfungsi untuk mengatasi jumlah puluhan pasukan yang menyerang secara blak-blakan dan ketika pasukan garda depan—Reo dan Hiro—dapat membuat celah untuk Jun menerobos puluhan pasukan tersebut. Maka saat itulah Jun akan langsung menerobos pasukan dan langsung menyerang pemimpin pasukan.
"Yosh!!! Sekarang Jun!!"Ă—2 seru mereka berdua yang telah berhasil membuat celah diantara puluhan pasukan itu.
"Hyaaaaatt!!!"
Noè pun tersenyum manis dan telah mengira bahwa ini semua akan terjadi. Jun terheran-heran dengan senyuman yang dipancarkan oleh Noè. Sambil beradu pedang dengan kuat Jun bertanya tentang senyuman itu dan Noè menjawab, "Apakah kau yakin dengan begini saja akan membuat kami kalah?"
Tepat saat berkata seperti itu, dengan ganasnya pedang lightsaber milik Jun menebas Noè. Sesaat Jun tak sadar dengan perkataan Noè tepat sebelum ia tertebas. Jun menoleh ke arah belakangnya yang dimana terdapat Reo dan Hiro yang sedang menahan ratusan serangan dari puluhan pasukan. Seketika ada seorang pasukan dari Pelayan Tuhan Pasukan Pertahanan Luar menoleh ke arah Noè yang sedang terkapar di atas dek kapal, dia sedikit terkejut sebelum akhirnya dia mulai menyerang Hiro dan Reo lagi.
"He? Kenapa ini? Bukannya pemimpin mereka sudah kukalahkan?"
"Jun-chan awas dibelakangmu!!" teriak Hiro yang menyadari bahwa Noè itu sebenarnya adalah pemimpin pasukan palsu yang digunakan pemimpin mereka yang sebenarnya untuk mengelabuhi Trio Rangers menyadari mereka telah memahami cara kerja dari Trio Rangers.
Pemimpin Pasukan Pertahanan Luar, Sora adalah salah satu pemimpin pasukan kelompok yang terpintar yang terdapat di pasukan Pelayan Tuhan. Dengan kepintarannya, dia menyadari gerakan yang akan dilakukan Trio Rangers dan dia membuat sebuah rencana yang seperti ini,
"Hey, apakah kalian tahu. Kata Nueer, Trio Rangers akan datang ke sini untuk menghentikan kita? Ya ya, aku tahu aku tahu. Mereka adalah orang-orang yang mengadili orang-orang jahat. Mereka sering menolong kita dan mereka pasti sadar bahwa sebenarnya kita itu tidaklah salah. Dan asal kalian tahu, sebenarnya aku dan Trio Rangers itu saling mengenal satu sama lain. Waktu itu, saat Appolionia menjajah bintang kita, saat itu aku sedang tak ada di rumah karena tugas yang telah diberikan kepadaku. Dan saat aku tiba di bintang kita yang ke-12, aku kaget 'Lho kok ada banyak orang yang sedang kesakitan seperti telah terkena serangan?'. Lalu aku berlari menuju rumahku untuk memastikan bahwa kekasihku itu baik-baik saja, dan saat aku tiba di sana Lwey terlihat sedang terkapar terjepit bangunan rumahku.
Aku berlari menuju Lwey dan berusaha untuk sekuat mungkin mengeluarkan Lwey dari reruntuhan itu. Namun saat aku ingin menolong dia, dia terlihat sangat pasrah dan berkata, "Hey sayangku, tinggalkanlah aku. Selama ini aku telah banyak melakukan dosa padamu, entah aku yang sering marah-marah, entah aku yang selalu memintamu untuk menurutiku selalu. Tapi, inilah hal yang pasti. Aku mencintaimu..."
Aku tahu itu Lwey! Namun, karena aku juga mencintaimu Lwey, aku akan menyelamatkanmu Lwey!
"Hentikan Sora!! Mungkin inilah takdir yang telah ditetapkan Tuhan kepadaku! Jadi aku tak ingin untuk kamu juga ikut menerima takdirku, sayangku!"
Kilatan cahaya berwarna putih, bergerak layaknya suara. Kapal-kapal para Appolionia yang telah berhasil mengalahkan kapal kita Gugnir, mulai menyadari keberadaanku. Mungkin karena dia juga menyadari bahwa aku adalah Sora, maka dia langsung mencoba untuk menyerangku.
Saat aku sudah memeluk Lwey dengan erat dan mengabaikan teriakan Lwey yang menyuruhku untuk menyingkir, tiba-tiba kilatan cahaya berwarna putih muncul tepat dihadapanku. Aku mengira itu adalah serangan kapal Appolionia, namun ternyata itu adalah Ranger Putih.
Setelah mereka menyelamatkanku, aku sangat bersyukur kepada mereka. Karena mereka adalah orang yang membela kebenaran, akhirnya aku dapat berbincang-bincang dengan mereka dan aku bisa menjadi teman mereka.
Mungkin kita adalah pihak yang salah di mata mereka... NAMUN!!!" teriak Sora dengan keras, penuh tekad dan semangat. "APAKAH KITA SENDIRI AKAN MENILAI BAHWA KITA ADALAH PIHAK YANG SALAH?!!!"
"DIÉ!!!"
"OOLALALIE!!"
"OOLALALIE!!"
"Baiklah, saat ini kita masuk ke pembahasan rencananya. Kurasa kalian tahu berapa ratus kali Trio Rangers telah menyelamatkan kaum penghuni bintang. Jadi pastilah kalian tahu kalau kelemahan kita telah diketahui Trio Rangers! Jadi rencananya seperti ini. Pertama, kita akan melakukan serangan sergapan ketika kapal Trio Rangers telah sampai di wilayah kekuasaan kita. Kedua, sergapan dimulai dengan serangan langsung yang akan dilakukan oleh pasukan garda depan. Nah dari sinilah kita akan memulai rencana sebenarnya. Nanti, pada waktu rencana tahap dua telah dilaksanakan, maka nanti Trio Rangers pasti akan membuat informasi V yang dimana bertujuan untuk menembus garda depan untuk langsung menyerang kapten yang memimpin pasukan. Kalian tahu kan kekuatan Trio Rangers, rencana ini 100 persen berhasil. Nah, karena Pasukan Pertahanan Luar baru dibuat baru-baru ini, maka seharsunya Trio Rangers tak akan mengerti bagaimana susunan sekretariat pasukan ini. Maka dari itu, nanti akan ada seorang korban yang harus beradu pedang dengan salah satu dari anggota Trio Rangers. Karena aku menyukai kalian semua, aku takkan mengorbankan satu pun dari kalian. SERVi DEI!!
"SERVI DEI!!"
"Kalau misalnya tak ada yang ingin berkorban untuk rencana ini, mungkin kita akan gagal untuk melindungi pertahanan lapisan stratospher ini."
Noè pun mengangkat tangannya dengan sangat sigap, "AKU AKAN MENJADI KORBANNYA TUAN SORA!!"
Sora memicingkan matanya dengan begitu sedih, dan dia meyakinkan kembali apakah itu adalah tekadnya.
"IYA AKU SIAP UNTUK BERKORBAN!!"
Tembakan yang super cepat dari sebuah senjata yang menyerupai sniper yang digunakan oleh Sora langsung menembus kaki seorang Jun.
"Jun-chan"Ă—2 teriak mereka berdua yang sangat khawatir dengan keadaan Jun. Pada akhirnya, Reo dan Hiro pun terkena sebuah serangan dari pasukan yang menyerang mereka.
"Kalian fokuslah terhadap lawan kalian!! Jangan khawatirkan aku!"
Namun begitu, Jun tak menyerah. Dia tahu kalau itu bukanlah serangan terakhir, dengan segala upaya yang dia lakukan sambil menggeret kaki pincangnya, dia mencoba untuk menyembunyikan diri dari sumber serangan.
Dari balik tembok, dia mencoba untuk memastikan siapa yang menyerangnya. Menyadari sebuah bayangan yang berada di dalam kegelapan dengan scope berwarna merah menyala, bayangan itu semakin terlihat jelas wajahanya dan, "Kau kan... Sora?!" kagetnya.
"Lama tak jumpa, Inspektur Jun... Apa kabar kalian?"
"Sora, apakah kau juga ikut-ikutan untuk menghancurkan bumi ini?!"
"Apa yang kau katakan, Jun-chan? Bukankah kau juga selama ini berjuang demi keadilan dan mengalahkan banyak penjahat? Kita juga sama, kita hanya ingin membasmi umat manusia yang sama sekali tak tahu berterima kasih."
Jun terdiam mendengar ucapan dari Sora. Setelah dipikir-pikir iya juga. Kenapa mereka selama ini mencoba untuk mengalahkan ratusan ribu penjahat dan memasukkan mereka ke penjara tanpa sedikitpun menyadari motif apa yang ada dibalik topeng mereka sehingga mereka ingin untuk menjajah suatu planet? Bukankah yang dilakukan oleh para Pelayan Tuhan itu sama dengan yang kita lakukan. Oi oi Jun, apa-apaan kau Jun. Kenapa kau begitu munafik? Mengatakan bahwa apa yang dilakukan oleh Pelayan Tuhan itu adalah hal yang buruk, bukankah kau sama saja?
Semua menjadi terasa begitu hening, teriakan dari mereka yang selama ini terdengar saat mereka mengayunkan serangan mereka ke Trio Ranger mulai tak terdengar. Ini semua adalah kesalahan, apa yang dilakukan oleh mereka semuanya kesalahan. Oi pembasmi kejahatan, bukankah kejahatan itu terlahir karena sesuatu penyebab? Kenapa kalian tak memahami hal itu? Kenapa kalian selalu menghukum orang-orang jahat dan selalu mengatakan kepada diri kita bahwa kita itu adalah benar dan penjahat itu salah. Sejak kapan kalian menjadi Tuhan, hah? Seenak jidat kalian, kalian menghukum kami. Apakah kalian tahu bahwa kami itu terlahir akibat kalian!! Seperti yang dikatakan, karena ada cahaya maka kegelapan itu muncul. Ah, itu benar ya. Tuhan saja sudah tidak bisa diserahkan untuk mengadili kita. Bukankah Tuhan itu berwujud cahaya? Maka karena Tuhan itu adalah cahaya maka kegelapanlah yang muncul. Dan Tuhan tak akan pernah menjadi teman dari kegelapan.
"Oi Jun-chan sadarlah!!" diantara mereka, akhirnya dua suara mencapai telinga Jun yang selama ini telah tertutupi. Hiro dan Reo dengan tampang yang begitu khawatir sambil menggendong tubuh Jun
"Oi Sora, kau apakan dia?!"
"Hmm? Aku ngga ngapa-ngapain tuh..."
"Jangan bohong!! Aku tahu kau yang menembak waktu itu!! Sialan kau, berani-beraninya kau menyakiti temank—" sebelum akhirnya Reo beraksi sebagai Ranger Merah, Reo dihentikan oleh Jun.
"Jun-chan?"
"Sora, aku akhirnya menyadari satu hal saat aku kehilangan kesadaran tadi... Aku memang menganggap kalian salah, aku juga menganggap bahwa sebagian manusia yang merusak planet ini salah. Aku mengerti kenapa pada akhirnya seorang manusia berbuat kejahatan. Itu karena dia sedang menangis. Jauh dalam dirinya mereka sedang menangis karena terlalu dilahap oleh kegelapan. Tuhan itu bercahaya bukan untuk mengadili kegelapan. Tuhan bukan ada untuk menjahati orang yang jahat, memasukkan mereka ke dalam neraka. Tapi Tuhan itu bercahaya untuk menerangi kegelapan. Untuk membenarkan makhluk-makhluknya yang melakukan dosa. Dan yang bisa untuk melakukan hal itu hanyalah Tuhan. Aku takkan bisa menjadi dirinya, aku takkan bisa menganggap aku maupun kau itu adalah pihak yang salah. Tapi yang pasti adalah satu hal... Re-chan, Hii-chan!!" sambil memberi isyarat menganggukkan kepalanya. Reo dan Hiro mengerti dengan hal itu dan juga ikut untuk menganggukkan kepalanya.
"Kita adalah pahlawan yang menyelamatkan orang-orang yang menangis!!"Ă—2
"Final Blow:—
"Sora, aku ingat kau adalah teman kami,
—sebuah bola berwarna-warni menyertai kepalan tangan mereka yang bersatu.
"Kau yang selalu menangis untuk mencari bantuan kami,
—semakin lama bola itu memadat dan semakin bercahaya.
"Tapi, karena kau dan kawan-kawanmu telah membuat berjuta-juta manusia sedang menangis, maka kami akan..."
"Final Blow: Final Storm!!!"
...
"Kalian semua, ayo kita makan malam dulu!!" Kanae menghentikan permainan yang mereka lakukan dan menyuruh Jun, Hiro, Reo untuk makan malam yang telah ia siapkan untuk makan malam keluarga yang sangat dinantikan oleh semua penghuni rumah yang ada di sana.
"Semoga kau tenang di sana, Sora..."
"Oi oi Jun-chan, jangan bunuh aku dong!"
"Oh Sora, kau ada ya?"
"Kan Sora-chan udah ada dari tadi Jun-chan..."
"Kukira kau sudah mati..."
"Sudah kubilang, jangan bunuh aku!!"
•
Ini adalah sedikit cerita dari seorang Taketsugi Hiro. Sebuah kisah yang melambangkan tentang jahatnya dunia ini. Tapi saat aku bertanya tentang apa yang ia rasakan ketika orang tuanya meninggal, dia mengatakan ini,
"Apakah aku juga akan mati? Apakah saat aku mati nanti, waktu yang kujalani ini akan berhenti juga? Kalau begitu kenapa kau bertanya hal yang sudah jelas?"
Sejujurnya aku juga tidak tahu apa yang dilakukan oleh orang tuanya agar bisa membuat seorang anak berumur 6 tahun mengatakan hal yang mengerikan seperti itu. Kalau ditanya, seandainya saja kalau seseorang yang keberadaannya sama sekali tak berpengaruh apapun dalam hidupku, apakah aku harus menangis? Tentu tidak. Dan juga tentu saja apabila seseorang yang sangat mengisi hidupku ini tiba-tiba meninggalkanku. Aku yang saat ini masih berumur 16 tahun—yang belum pernah merasakan apa itu cinta, atau memiliki seseorang yang sangat berarti dalam kehidupanku apalagi kehilangan mereka—sangat mengerti bahwa meninggalnya mereka itu adalah hal yang sangat menyedihkan. Bahkan mungkin saja seorang darah dingin Hitler pun akan menghentikan ambisinya untuk menguasai dunia.
"Ne, Hiro-chan. Kamu mau ikut ibu ke panti asuhannya temen ibu?" ajakan dari seorang Taketatsu Ayane yang menjadi seorang ibu kandung dari Taketatsu Junichi, dan Taketatsu Kanae dan juga menjadi seorang ibu angkat dari Katetsugi Hiro.
"Baiklah bu!!" jawabnya dengan hormat gaya ala JSDF.
Hiro ikut untuk menemani Ayane pergi ke panti asuhan temannya yang sekarang Ayane juga menjadi salah satu relawan yang ada untuk mengurus anak-anak—yang dia sangat sukai. Hal ini memungkinkan untuk seorang penggila pekerja ibu rumah tangga karena dia akhir-akhir ini semenjak Kanae menjadi seorang murid SMA—Kanae sering sekali mengurus pekerjaan rumah tangga, sudah diharapkan dari anak dan ibu—Ayane menjadi sering mendapatkan waktu senggang. Akhirnya dia mengisi waktu-waktu bosannya untuk mengurus panti asuhan milik bibi temannya, juga dia bisa kembali reuni dengan banyak teman-teman SMA-nya. Mengobrol dengan mereka, membicarakan masa lalu, membicarakan orang-orang yang mereka benci, dan membicarakan tentang pengalaman-pengalaman dalam hidup mereka yang mereka dapat selama 20 tahun semenjak terakhir kali mereka bertemu.
Meskipun dengan mood yang sangat baik dia ikut untuk menjadi teman anak-anak panti asuhan, dia kembali ingat bahwa tempat ini adalah tempat yang dikhususkan untuk anak-anak yang bernasib tidak beruntung seperti Hiro.
Saat semuanya masih baik-baik saja. Mereka bersenang-senang bersama. Entah orang tua maupun anak tak ada yang bisa membedakan yang mana seorang anak berumur 7 tahun di kala itu. Kala di mana orang tua Hiro selalu diejek-ejek oleh orang lain sebagai orang tua yang ngga becus, orang tua yang kekanak-kanakan. Kala di mana Hiro mengetahui bahwa semua yang dikatakan oleh orang lain itu sama sekali tak penting baginya. Kala di mana Hiro menjadi orang yang paling tahu tentang betapa luar biasanya ayah dan ibunya.
•
Katetsugi Hiroshi—ayah dari Hiro, banyak orang yang mengatakan dia—waktu dia sudah berumur 26—itu sudah besar kok masih kayak bocah. Selalu berteriak, saat mereka bersama kelompok temannya langsung bisa disadari bahwa orang yang selalu melompat-lompat itu adalah Hiroshi, selalu terkagum berlebihan terhadap hal yang baru menurutnya. Banyak dari teman SMA-nya menganggap bahwa sikap kekanak-kanakannya itu adalah hal yang menyenangkan. Setiap kali mereka keluar bersama mereka takkan pernah merasa bosan ketika bersama Hiroshi. Namun, ketika mereka sudah lulus dari SMA, mendapat pekerjaan, sebagian dari mereka melanjutkan pendidikan sampai S2, mereka mengadakan reuni lagi dan mereka menyadari bahwa sifat kekanak-kanakan seorang Hiroshi adalah hal yang memalukan. Banyak di antara mereka langsung menutup muka mereka dan mengatakan pada diri mereka sendiri dalam hati bahwa Hiroshi bukanlah temannya.
Tapi, inilah yang semua orang tidak mengerti...
Saat mereka semua bertindak seperti itu, bahkan saat teman terdekatnya sendiri menghindarinya, dia tersenyum sombong dan menampilkan ekspresi seorang sociopath yang belum pernah dipasang oleh Hiroshi selama ini dan berkata, "Akulah pemenangnya!"
Ini bukan seperti Hiroshi adalah orang yang berpenyakit jiwa atau apapun itu. Dia tersenyum mengerikan dan berekspresi yang super mengerikan itu karena dia yakin bahwa dirinya takkan bisa dibawa oleh orang lain. Saat dia tersakiti, saat dia depresi, stress, sedih, dia yakin bahwa tak ada seorang pun dari mereka yang bisa menyembuhkannya. Hmm, mungkin saja tidak.
Saat dia diketahui sedang membuli 'teman'nya, dia dibawa ke ruang guru konseling dan disuruh untuk menceritakan apa sih yang sebenarnya terjadi saat dia mencoba untuk membuli temannya. Dia mengatakan semuanya, dia mengatakan bahwa dia telah sering mengalam KDRT (Kekerasan dalam Rumah Tangga). Dia sering dipukul oleh ibunya, dia sering dimarahi oleh ibunya, dia sering melihat ayahnya yang sedang mabuk berat memukuli ibunya menggunakan botol bir yang habis dia minum.
Guru konseling pun memicingkan matanya sangat sedih saat menatap mata mengerikan yang dimiliki Hiroshi. Guru itu menepuk punggung Hiroshi dan, "Hirakawa-san, bisakah kau keluar sebentar?" kata Guru Konseling kepada orang yang menjadi korban pembulian Hiroshi. Guru Konseling membenarkan posisi duduknya, dan sedikit menundukkan badannya seperti ingin membicarakan pembicaraan yang sangat serius.
Guru Konseling pun mengatakan apa yang harus dilakukan oleh Hiroshi, ditawarkan untuk ke kantor polisi, dan banyak hal lainnya. "Kalau begitu, kalau kamu punya masalah dan ingin untuk menyampaikannya pada seseorang, datanglah ke tampat bapak, oke?" dari semua pembicaraan A sampai Z yang dikatakan oleh Guru Konseling, tak satupun yang... Hiroshi menyadari sesuatu, "Tak satupun yang bisa menyelamatkannya!"
Hiroshi pun tersenyum lagi, "Dasar kalian... Orang yang tak bisa diandalkan. Apabila kalian mendengarkan apa yang aku derita selama ini, aku pasti yakin kalian akan mengatakan hal-hal yang tidak penting, tidak efektif, dan sama sekali tidak cocok dengan suara hatiku."
Sampai akhirnya Hirsohi datang ke sebuah panti asuhan dan menjadi seorang tamu di sana saat dia SMA. Dia melihat di sana banyak sekali anak kecil, anak SD, anak-anak remaja. Anak kecil yang selalu bermain bersama temannya, tak memedulikan alasan kenapa dia bisa ada di panti asuhan ini dan receh sekali. Anak SD yang selalu mencoba untuk membenci orang lain, selalu membicarakan tentang orang lain, yang perempuan membicarakan cowo siapa yang ia paling suka, cowo siapa yang paling keren dan tampan, adapun yang cowo, ada dari mereka yang membenci cewe dan hanya ingin bermain bersama cewe, ada dari mereka yang cinta monyet dan mencoba untuk selalu mendekati perempuan yang ia suka. Anak-anak remaja, ada yang dari mereka selalu merasa dia adalah yang paling benar dan baik, ada dari mereka yang selalu ingin mencoba untuk membantu kelanjutan panti asuhan ini, mengurus pekerjaan orang-orang dewasa dengan alasan "Aku ingin mandiri", ada dari mereka yang selalu menyendiri, ada dari mereka yang terlihat sangat stress karena ditolak oleh perempuan yang dia sukai.
Saat Hiroshi melihat semua itu, dia menyadari satu hal. Kenapa diantara mereka yang paling memiliki senyum yang murni itu adalah "anak kecil"? Mereka tersenyum gembira tanpa ada sedikitpun ternodai senyuman itu. Dan Hiroshi menyadari satu hal, kalau seandainya panti asuhan adalah rumah seorang anak, pasti anak itu mengalami sebuah tragedi. Tapi tetaplah senyuman itu terasa tak ternodai. Mereka selalu bersenang-senang dan hanya hidup untuk bersenang-senang... Dan...
Dan saat itulah dia mencoba untuk menjadi seorang laki-laki yang kekanak-kanakan, menjadi seseorang yang menikmati hidup ini tanpa beban sedikitpun dengan menjadi seseorang yang kekanak-kanakan.
Kisah cinta antara Katetsugi Hiroshi dan Mawari Amane terjadi.
Setelah semua hal itu terjadi pada Hiroshi, dia memutuskan satu hal. Yaitu, seseorang yang akan dia jadikan sebagai istri adalah seseorang yang bisa dia ajak untuk seru-seruan. Hanya itu saja.
Dia sering ke panti asuhan untuk bermain bersama anak-anak di sana. Karena di sanalah tempat dia menjadi hidup, tempat dia bisa menikmati hidupnya. Selalu melakukan hal yang bodoh bersama anak-anak, tertawa dengan sangat keras dan banyak keseruan lainnya. Dan di saat itulah dia menemukan permaisurinya.
"Oi anak-anak!! Black Frill sudah datang!!" muncullah seorang wanita yang sangat indah dan berparas sangat cantik keluar dari sebuah ruangan gelap yang biasa dipanggil "change room" oleh orang-orang panti asuhan.
"Ah!! Black Frill!!" jawab para anak-anak dengan semangatnya. Setelah itu, si Black Frill mengejar anak-anak yang berlarian itu dengan kecepatan yang sengaja dia pelankan untuk menyamakan kecepatannya dengan anak-anak kecil yang masih memiliki kaki yang kecil-kecil. Dia sudah dewasa, dia mungkin 1 atau 2 tahun di bawah Hiroshi, dan jelas orang dewasa yang seperti itu sudah pasti akan memelankan untuk menyamakan kecepatannya.
"Fu fu fu," tawa seorang penjahat keluar dari sosok Black Frill, "Sepertinya yang akan terkena hukuman ini adalah Satoshi dan Haruna, kah? He he he, ini akan menyenangkan..." lanjutnya dengan nada sama kepada mereka berdua yang tertangkap duluan.
"A-Amane-chan, sebenarnya aku ingin ke kamar mandi... Bosakah kau lepaskan aku?" kata Satoshi sedikit ketakutan mengetahui dirinya akan mendapatkan 'eksekusi'.
"Ah Saa-kun ngga boleh kayak gitu!! Itu curang!!" kata anak-anak yang menjadi pengamat atau saksi dari 'eksekusi' mereka berdua.
"Kalian bedua bersiaplah... Ini akan sangat menyakitkan lho..."
"Eh aku juga kena hukuman??" kata seorang anak perempuan Haruna yang cantik dan imut yang selalu di peluk dan di manja-manja ternyata dia tak menyadari bahwa dia akan mendapatkan 'eksekusi'. "A-Amane-chan... Bisakah kau melepaskanku?"
'Ah, dia sangat imut' kata Amane dalam hati.
"Haru-chan kau curang!! Masa aku doang yang kena hukuman?! Kamu ketangkap yang pertama kali, curang dong kalo kamu dibebasin!!" kata Satoshi niat mencari teman agar tak dia saja yang kena hukuman.
"Eh, bisa dong gitu... Kan Haru itu cantik!" kata Haruna dengan gaya yang imut. Hmm, sepertinya dia terlalu dibawa diri oleh keimutannya.
"Yosh, peraturan adalah peraturan!! Saa-kun maupun Haru-chan keduanya akan mendapatkan hukuman!! Hmm... Kalau begitu hukuman untuk Saa-kun dan Haru-chan kali ini adalah..... Makan makanan yang pedas!!"
"Ehhh??!!!!"Ă—2
Dari luarnya saja sushi yang berisi cabai hijau ini sudah terasa aura panasnya. Mereka selalu berdua memang sudah sejak lama penasaran dengan rasanya, tapi banyak kata orang buah (sayuran?) yang satu ini itu sangat pedas. Mereka memang bukan pertama kalinya memakan-makanan pedas. Tapi tetap saja makanan pedas itu mengerikan!!
"1... 2... 3!!!"
Bersamaan dengan hitungan ke tiga, mereka langsung memakan sushi cabai hijau itu dengan lahapnya. Dan saat sushi itu digigit, dalam mulut mereka seperti telah menggigit sayuran yang selama ini mereka benci, cairan yang ada dalam cabai hijau langsung keluar dan membakar mulut.
"AHHH PEDASS!!!" setelah nafas api keluar dari mulut mereka, mereka langsung dengan sigap mengambil air minum yang ada di depan mereka dan meminumnya sampai habis dalam hitungan 1 atau 2 detik berharap rasa pedas cabai itu akan hilang.
"Saa-kun, Haru-chan kalian ngga papa? Nih, coba makan gula nih..." kata Amane menyerahkan gula yang dia dapat dari dapur untuk diberikan pada mereka berdua menandakan 'eksekusi' telah berakhir.
"Ne, Ama-chan. Sekarang kita mau maen apa?"
"Hmm... Yosh, ayo kita buat pertunjukan stand up!! Kalian semua, ayo kita buat lingkaran! Oii Nacchan, Go-kun! Jangan dorong-dorong kayak gitu! Kalo ngga cukup diperbesar lagi! Yosh, kalau semua sudah siap... Mulai dari aku oke? Mochi!!—Pfftt hahahahahahaha!! Nacchan, apa itu Biganto? Eh? Ngga ada yang kayak gitu di bahasa Jepang! Oke lan—"
Hiroshi selama ini mendapat teman yang banyak saat dia SMA. Kalau ditanya bagaimana pendapatnya tentang teman-temannya, "Sih hanya satu hal yang aku kurang ngerti dari mereka... Yaitu kenapa saat mereka tidak mendapatkan pacar, mereka itu terlihat begitu sedih? Aku sama sekali tidak mengerti hal itu. Saat mereka kutanya, 'Bagaimana kalau seandainya kamu jomblo seumur hidup?' mereka mengatakan, 'Demi Tuhan semoga itu tidak terjadi padaku!', maksudku... ? Kenapa?". Dan saat melihat sosok seorang Amane, dia mungkin menger... Tidak, tetap saja tidak mengerti.
Dia telah jatuh cinta pada sosok Amane. Dia menemukannya secara tidak sengaja. Apakah pernah sekalipun dia mencari Amane? Apakah pernah sekalipun dia berpikir bahwa, "Ah, wanita seperti Amane itu tidak pernah ada. Hmm, kalau begini terus aku pasti akan menyedihkan. Kalau begitu aku cari saja yang lain". Tetap saja tidak mengerti, berarti apakah mereka itu benar-benar jatuh cinta? Atau justru, cintanya kepada Amane itu adalah cinta palsu?
Tapi lucunya, mereka setiap hari selalu merasa bahagia.
•
"Ne Hii-chan. Mau Ayah kasih tahu tentang bagaimana Ayah nembak Amane-chan?" dalam makan malam dengan suasana cerah seperti biasanya. Meja makan malam yang biasanya dipakai untuk tempat menyantap makanan. Tapi bagi mereka bertiga sekeluarga, meja makan malam hanyalah salah satu tempat untuk mereka mengobrol. Aku tahu itu tidak baik. Tapi yah, terserah mereka juga.
"Pffft!!!" Amane yang sedang enak-enanknya menyantap kare sapi buatan Hiro tiba-tiba terlontar sebuah masa lalu memalukan Amane yang sama sekali tak ia ingin ingat kembali.
"Eh... Bagaimana itu ayah?! Aku pengin tahu!!"
"Hi-Hii-chan, jangan mau dengerin ayah kamu. Kalo kamu tahu tentang itu, nanti kamu terkutuk!!" lanjutnya berbohong dengan segitunya tak ingin agar masa lalu itu tak terbongkar.
"Hee~~" desah Hiro tak percaya dengan kebohongan yang jelas sekali mengada-ngada itu.
"Ah!! Nanti kalau kamu dengerin ceritanya ayah, aku makan semua karenya lho nanti!!" bersikerasnya.
"Ambil dah..."
"Gyak!! Hiro yang selama ini menyukai kare sampai bilang seperti itu..."
"Pfft hahahahahaha!!" gelak tawa Hiroshi melihat aksi mereka berdua, "Sepertinya kau kalah kali ini, Ama-chwan!!"
"Guuuu... Aku tutup telinga aja biar ngga kedengeran..." Amane mengalah dan ngambek.
"Ohh! Ayah!! Apakah masa lalu itu sesuram ini sampai ngebuat ibu sampe kayak gini?!"
"Yah, begitulah... Tapi kalau diingat-ingat lagi kejadian itu... Pffftt!!"
"Katanya kau akan cerita, Hiroshi!!" marah Amane tak terima dia diolok-olok seperti itu.
Ah! Amane sampai seperti itu ngambeknya!! Hmm, semakin penasaran dengan apa yang terjadi pada waktu itu.
"Ahh... Maaf maaf. Yosh, kita mulai—Pfftt..!!"
"Berhenti ketawa Hiroshi!!"
"Ah... Maaf maaf. Waktu itu saat setelah aku bermain bersama anak-anak dan Amane..."
Hiroshi waktu itu sangat gugup dan sangat senang sekali waktu dia bisa bersama dengan Amane. Sejak saat pertama kali dia bertemu Amane, Hiroshi sudah berkenalan dan berteman dengan Amane. Mereka telah banyak melakukan hal-hal seperti keluar bersama, bermain ke game center, bermain bersama anak-anak di panti asuhan seperti biasa, dan waktu mereka bersama, Hiroshi sadar bahwa apa yang dia harapkan dari Amane tidaklah salah.
"Ah Hiro!! Lihat-lihat itu!! Itu Tokyo Tower kan?! Wah, tinggi!!!!!!!!!!" girang Amane saat melihat pemandangan Tokyo Tower dari kejauhan yang nampak sangat tinggi dan gagah. "Wah, aku bisa ngeliat orang-orang diluar menjadi sangat kecil!! Yo ho ho ho ho, wahai para manusia rendahan! Aku adalah penguasa tanah ini!! Hmm, aku dengar dengar kalian itu sudah melakukan banyak dosa, ya... Dasar manusia rendahan! Rasakan ini, Militia Power!!! Hyaaaaaaa!!!!"
"Hmm, kau berani juga ya, Penguasa Bumi kedua... Yosh, aku akan membantumu... Hyaaaaa!!!!!"
"Hei Hiroshi!! Lihat sini sini!!" seru Amane kepada Hiroshi sambil melihat pemandangan kaca lantai Tokyo Tower yang sangat berjauhan dari tanah. Oi oi Amane, apakah kau tidak takut dengan ketinggian 300 meter? Kalau aku disuruh untuk berdiri di kaca yang memperlihatkan tanah dari ketinggian 300 meter pasti aku sudah pingsan.
Dan kira-kira seperti itulah date—yang beranggapan seperti ini mungkin hanya Hiroshi saja. Setelah puluhan kali 'date', Hiroshi akhirnya benar-benar jatuh cinta kepadanya. Saatnya tiba hari yang dibicarakan oleh Hiroshi. Saat mereka berdua bermain bersama anak-anak panti asuhan, entah Hiroshi saja atau mungkin juga Amane memikirkan hal yang sama, di ruangan yang terdapat belasan anak yang berteriak, bersenang-senang dan tertawa, entah kenapa ruangan itu serasa hanya milik mereka berdua. Dalam dunia ini hanya mereka berdua, begitu anggap mereka (?). Suara teriakan, gelak tawa, dan semua canda-tawa mereka sama sekali tak masuk ke dalam telinga. Dalam pikiran mereka hanya terdengar suara jantung mereka yang berdegup kencang.
Telah berpuluhan kali mereka bermain bersama, jujur seharusnya Hiroshi sudah tak seharusnya merasa gugup saat bersama Amane lagi. Saat melihat punggungnya, saat dia datang untuk memeluk Hiroshi, saat dia memamerkan apa yang terjadi antara dia dan Amane. Semua itu membuat Hiroshi sangat gugup. Lalu dia bertanya, "Apakah Amane merasakan hal yang sama denganku?"
"Dan saat itulah Ayah mencoba untuk mengungkapkan apa yang Ayah rasakan pada Amane dan..." Hiroshi melirik Amane yang sedang menutup telinganya kuat-kuat untuk tidak membenci dirinya sendiri pada waktu itu setelah mendengar punch line yang akan diceritakan kepada Hiro.
Di suatu adegan klise pada novel-novel, manga-manga, dan anime-anime romansa para remaja. Hiroshi membawa Amane ke tempat sepi berencana untuk mengungkapkan apa yang dia rasakan kepada Amane. Kenapa dia melakukan itu? Karena dia malu. Dari semua tindakan memalukan yang pernah dia lakukan, dia merasa saat paling gugup dan saat paling memalukan dalam sejarahnya telah dimu—. Oi Hiroshi, kau itu sudah berumur 24 tahun, melakukan hal yang kekanak-kanakan—atau memalukan—sudah beribu kali. Kenapa kau baru saat ini kau merasa malu?!
"Ada apa manggil ke sini, Hiro-kun?"
"A-Aku mau bicara..."
"Hm? Mau bicara? Aduuhh, Hiro-kun. Bukannya kita udah sering berduaan, kalo mau bicara kan ngga usah ke tempat yang super sepi kaya gini kali..."
"Err, sebenarnya Amane. Aku... Aku..." waktu seperti berhenti. Suara semua lenyap. Entah itu daun berterbangan, angin yang menggesek dedaunan pohon, suara semut bernyanyi, maupun suara orang yang terdengar dari kejauhan. 'Hanya ada aku dan dia'. 'Hanya bisa mendengar aku dan dia'. Hiroshi menyadari jantungnya berdebar semakin kencang dan semakin kencang. Dia khawatir dan sangat khawatir apakah suara detak jantungnya ini akan didengar oleh Amane.
Dia ingat kembali tentang apa yang akan dia bicarakan kepada Amane. Kali ini dia akan serius. Juga sebagai orang yang bertumbuh besar, dia juga setidaknya tahu apa yang harus dia pinggul. "Dan pada saat itulah aku langsung mengatakan pada Amane, 'Aku mencintaimu!!!'."
Hiro langsung deg-degan semangat mendengar cerita dari Hiroshi tentang mereka berdua. Dia langsung menanyakan, "Lalu setelah itu bagaimana ayah?!" dengan sangat semangat sampai-sampai dia lupa bahwa ini adalah meja makan.
"Waktu itu wajah Amane langsung memerah dan mengeluarkan asap dari ujung kepalanya... Dia menutup mukanya sebentar lalu langsung berlari menjauh dariku tanpa sedikitpu—"
"Stop-stop sudah sampai di situ Hiro-kun!! Aku udah ngga mau denger itu lagi!!" selanya di tengah-tengah bagian awal dari keserunya dari kisah cinta mereka.
"He~~ itu cerita yang seru lho, bu!! Ayah lanjutkan ceritanya!!" namun Hiro bersikeras untuk ayahnya bercerita.
"Tanpa sedikitpu—"
"Haa Haa Haaaaa!!!" teriak Amane berusaha agar tidak dilanjutkan cerita itu.
"Tanpa sedikitpu—"
"Haa Haa Haaaaa!!!" teriaknya lagi.
"Amane-chan..." "Ibu..."
"Tanpa sedikitpu—"
"Haa Haa Haaaa!!!"
•
"Aku hari ini tidur di luar, ya?"
"Ngga! Ngga boleh! Pokok Hiroshi-kun harus tidur di sini sama aku!!"
"Boleh kan, sayang...?"
Pipi Amane langsung memerah mendengar panggilan romantis yang jarang dipakai Hiroshi itu langsung menutupi nama Amane, "Hiroshi-kun curang... Manggil aku kayak gitu waktu ada maunya doang..."
"Ne, Amane-chan, boleh kan?"
"Buuuuu," kata Amane ngambek sambil menggembungkan pipinya.
"Ne, Amane-chan... ayolah..!"
"Buuu, ngga boleh pokoknya ngga boleh!! Hiroshi-kun harus tidur sama aku!!"
"He?!"
"Terus nanti diiket make borgol biar ngga kabur?!"
"Heee?!!!"
Maafkan aku anakku, sepertinya aku tidak bisa memberi tahumu sisi dari ibumu yang paling membuat aku mencintainya. Maafkan aku!!!
[END]
*Ceklek* bunyi borgol terkunci.
"He?! Ini beneran mau dikunci?!"
"Iyalah, aku serius ini!!"
"Heeee?!!!!"