Chereads / PeePee / Chapter 4 - Daily Life

Chapter 4 - Daily Life

"Ibu aku pulang!"

"Jun-chan, Hii-chan selamat datang! Sekolahnya gimana?"

"Ah, seperti biasa seru kok! Oh iya, ibu ibu!! Tadi lho, Re-chan malu-maluin..."

"Malu-maluin?"

"Yah, kalo Re-chan malu-maluin itu udah biasa, sih..."

"Sebenarnya bu, tadi Re-chan waktu main sama Jin-chan main stik, Re-chan bilang, "Haha, siapa yang mau ngelawan aku main stik?! Semalam, aku mendapatkan sebuah pesan dari surga sana... Tuhan mengatakan kepadaku, 'Oh, wahai rajaku... Bangunlah! Kami telah menunggu suara kemenanganmu di pertandingan stik besok lusa...' Dan sekarang! Dengan kekuatan yang dipercayakan Tuhan kepadaku... Aku disini menantang kalian! Terutama Jin-chan! Kau! Kau adalah orang yang pintar bermain stik aku mendengarnya, dan aku menantangmu!!". Terus waktu tanding, Re-chan langsung kalah dalam hitungan detik! Dia lanjut kayak gini, "Hahaha, sepertinya kekuatanku masih belum keluar... Yosh, Tuhan berilah aku kekuatan!!" Terus habis itu, kalah lagi, dalam hitungan detik! Nginget hal itu bikin aku ketawa!"

Gelak tawa mereka bertiga keluarkan setelah mendengar cerita memalukan dari seorang yang memang-sangat-memalukan-rasanya-ingin-aku-keluarkan-dari-cerita-ini yang memang sudah membuat mereka tertawa ribuan kali ketika mendengar cerita dari seorang Reo.

Oi oi tunggu. Apakah itu berarti, Reo adalah orang yang seru? Tidaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaakkkkkkkkkkkk!!!!!!!

"Oh iya Jun-chan, Re-chan... Ayahmu hari ini akan dateng katanya!"

"Eh, beneran?!"

°u°

"Hahaha, Jun-chan, Hii-chan! Sepertinya aku yang memenangkan ini! Ayo cepat keluarkan kalimat kalian!! "N", silahkan shiritori, sambung dengan awalan huruf "N"!"

"Err, err...."

Gini gini gini, Shiritori adalah nama dari permainan sambung kata di Jepang. Kalau seandainya aku mengatakan "Jagaimo" yang artinya "kentang" dalam bahasa Jepang. Lalu lawanku akan melanjutkannya dengan huruf paling terakhir dari jagaimo tersebut, yaitu 'mo'. Dalam bahasa Jepang terdapat huruf A (あ), Ka (か), Ta (た), Sa (さ), Ma (ま), Ha (は) dan lain-lain yang masing-masing vokalnya bisa diganti menjadi huruf selain "A". Contoh saja, "Mo (も)" yang sebenarnya berasal dari kelompok huruf "Ma (ま)" yang hanya diganti huruf vokalnya menjadi "O". Nah, kenapa Shu itu menantang Jun dan Hiro untuk mencari kalimat dengan awalan huruf "N (ん)"—ingat, "N (ん)" bukan "Na (な)", yang berarti tidak memiliki sandingan vokal—dengan sangat percaya dirinya bahwa Jun dan Hiro takkan bisa menjawabnya, karena satu-satunya huruf yang mati dalam bahasa Jepang hanyalah "N (ん)". Dan seperti yang diharapkan dari sebuah huruf mati, huruf mati tidak pernah bisa menjadi awalan kalimat.

"Err... Err..."

"Ayah! Berhentilah membingungkan mereka! Jun-chan, Hii-chan. Kata dengan awalan huruf "N" itu memang ngga ada!"

"Oi Kanae-chan! Jangan di kasih tahu dong! Biar mereka berdua bisa pinter berpikir!"

"Ohh.... Jadi ayah menipu kami...!!!" setelah merasa dibodoh-bodohi, mereka berdua mengamuk kepada Shu. Maksudku, itu jelaslah!

Dan sebenarnya aku ingin menceritakan tentang bagaimana Jun dan Hiro menyiksa Shu. Tapi sayangnya kemampuanku masih belum cukup untuk menjelaskan kejadian yang cukup rumit ini. Err, Jun melipat tangannya Shu, lalu... Dia me-me-me... me.... mendekamnya, lalu... errr.... Ah terserahlah!

Sungguh, maafkan aku teman-teman! Aku akan belajar untuk jadi narator yang baik!

"Haahhh..." Shu menghela nafas panasnya setelah dia bergelud dengan Jun dan Hiro karena pembodohan yang telah ia lakukan terhadap mereka. "Oi Hii-chan, Jun-chan... Apakah kalian tak tahu aku baru saja datang kemarin? Kalian menyiksaku terlalu berlebihan... Haaahhh..."

"Itu salah siapa?!" ×2

Ya, salah siapa?

"Oi oi oi, kalau kalian kasar kepadaku, aku ngga bakal ngasih kalian game PS yang baru lho!!"

"He?! Game PS?!" mendengar hal itu, membuat mereka melupakan apa yang telah Shu lakukan. Puluhan game yang sudah mereka mainkan berkali-kali tentu membuat mereka bosan. Dan dengan adanya game baru membuat mereka sangat excited.

Apakah kalian tahu PS? Yah, kurasa kalian sudah tahu, itu lho sebuah platformer game yang bertingkat-tingkat dan terkenal!

"Yao! Game PS..! Apakah kalian benar-benar akan membenciku setelah melihat hal ini?"

"Game apa itu, ayah?"

"Hehe..."

Sebuah suara dari rapalan sihir pun terdengar. Lalu saat dia membuka matanya di sana terbentang sebuah dunia yang sangat luas dan terlihat tak terbatas. Lekukan lekukan dari ujung dunia yang menunjukkan bahwa dunia ini bulat pun bisa terlihat di matanya.

Dan saat ketika dia sedang terkagum-kagum dengan indahnya dunia peri tersebut, dunia yang selama ini dia inginkan untuk benar-benar ada di dunia nyata yang ia jalani, tiba-tiba sebuah lentikan cahaya kecil terjadi tepat di depan matanya. Dan keluarlah sebuah (seseorang?) peri kecil yang sangat imut yang tiba-tiba mengakui dirinya sebagai pemandu jalan dari seorang yang berbaju tak pantas, kelihatan sangat lemah, dan seringkali dia disebut sebagai seorang petualang. Singkatnya, pemandu petualang.

"Halo petualang, selamat datang di Cassava. Namaku adalah Sylphy, aku adalah seorang peri yang menjadi raja para peri pengendali angin sekaligus pemandu anda dalam petualangan anda. Kalau masih ada yang ingin anda tanyakan, silahkan bertanya!"

-Kalau kamu adalah raja peri angin, berarti aku juga pengendali angin?

- Ke mana tempat yang akan aku tuju?

- Gunanya Pemandu dalam petualangan kali ini?

"Tadi dari pemilihan karakter, ada sebuah option di mana anda disuruh memilih "Elemen apa yang akan anda pilih?" Lalu, anda memilih Elemen Angin. Elemen Angin merupakan elemen yang cukup kuat di dunia ini. Elemen yang paling banyak dicari oleh manusia-manusia dan pengguna Elemen lainnya. Karena Elemen Angin bisa mengendalikan 4 elemen lainnya, seperti, Air, Tanah, Api dan yang lain sebagainya."

- Apakah aku hanya bisa menggunakan Elemen Angin saja?

- Ke mana tempat yang aku tuju?

- Gunanya pemandu dalam petualangan kali ini?

"Ini adalah dunia yang bebas, anda bisa menggunakan elemen apa saja yang anda suka, terserah anda."

- Ke mana tempat yang aku tuju?

- Gunanya pemandu dalam petualangan kali ini?

"Dunia Cassava adalah dunia yang bebas. Dengan adanya pemandu, bukan berarti saya akan memandu setiap detil dari perjalanan anda. Meskipun saya adalah pemandu, saya di sini hanya menemani anda dalam menjelajahi dunia Cassava ini. Dan juga, karena saya sudah hidup lebih dari 1000 tahun, saya sudah mengetahui seluk beluk dari dunia ini, kalau ada yang anda ingin tanyakan, silahkan bertanya!"

- Ke mana tempat yang aku tuju?

"Tempat yang anda tuju adalah kota besar yang identik dengan Cassava, yaitu kota kebebasan "North Klington"!"

- North Klington?

"Ah, kalau itu ditanyakan. Sebaiknya jangan ditanyakan terlebih dahulu! Karena keindahan North Klington bukanlah sesuatu yang bisa dijelaskan oleh kata-kata. Kalau begitu ayo kita ke sana!!"

Setelah berjalan sekitar 500 meter, akhirnya mereka tiba di kota kebebasan dengan dinding yang besar dan sangat tinggi menutupi penampakan kota dari bagian luar. Awalnya mungkin memang berpikir, "Kalau ini adalah kota kebebasan, kenapa kotanya dibatsi oleh dinding?" tapi...

Setelah melewati jembatan yang guna untuk memudahkan mobilitas dari tanah lapang yang luas tersebut ke North Klington yang dipisahkan oleh sungai yang panjang dibawahnya, Shu menyadari satu hal setelah melihat mulut gerbang dari dinding tersebut, meskipun kota tersebut di tutupi dinding tinggi yang dilihat bagaimanapun itu guna untuk melindungi kota North Klington dari bahaya serangan, tapi tak ada satupun penjaga pintu gerbang atau hal semacamnya yang menjaga pintu gerbang agar tidak ada orang-orang yang mencurigakan masuk ke dalam kastil tersebut.

Shu berpikir, "Ah mungkin saja penjaganya memang orang-orang yang males dan shift kerjaannya hanya ditinggalin begitu saja."

"Hm hm, benarkah begitu?" kata Sylphy layaknya mengatakan bahwa Shu memang benar-benar tidak mengerti North Klington, kota kebebasan ini. "Kalau aku yang menjelaskan sepertinya akan membosankan, jadi ayo coba kita tanya ke salah satu orang yang sedang ada di alun-alun ini!"

Dari puluhan orang yang sedang berjalan-jalan di alun-alun tersebut, Shu memilih satu orang yang dilihat dari apa adanya dia adalah seorang pedagang buah-buahan yang sudah tua, memiliki jenggot dan kumis yang tebal namun kepalanya botak.

"Ohh Nii-chan! Aku kayaknya ngga pernah ngeliat wajah kayak kamu sebelumnya, pendatang baru, kah?"

- Pendatang baru?

- Kenapa tadi di pintu gerbang tidak ada yang menjaga?

"Pendatang baru? Apa mksudmu? Pendatang baru ya pendatang baru lah! Gimana rasanya kota ini? Hebat kan?!"

- Kenapa tadi di pintu gerbang tidak ada yang menjaga?

"Ah, itu... Ternyata benar Nii-chan adalah orang baru di sini, yak!! Sebenarnya, di pintu gerbang itu ada sebuah hantu yang keliling tiap hari dan tiap jam... Jadi para penjaga itu takut dengan hantu tersebut..."

- Eh? Aku tadi tidak melihat apapun....

"Eh, dianggap serius?! Jelas-jelas itu hanya candaan aja lah Nii-chan!! Sebenarnya, dari awal memang ngga ada yang jaga di sana!"

- Eh? Kalau misalnya ada orang yang mencurigakan dateng dan ingin menghancurkan kota ini?

"Nii-chan, imajinasimu serem sekali, ya... Kenapa kau negatif seperti itu?! Ayolah, dibawa santai aja! Karena kau telah datang di North Klington ini, ayo kita minum-minum Nii-chan!"

- Eh, aku ngga minum minuman keras...

"Fu fu fu, gimana tadi si paman itu? Err, kalau ngga salah namanya itu, Broke?"

- Jadi bagaimana kesimpulannya?

"Jadi, kesimpulannya itu simpel. Ini adalah kota kebebasan! Sebenarnya alasan kenapa ngga ada yang jaga itu memang bermaksud untuk membebaskan orang-orang asing masuk. Dan itupun siapapun itu! Siapapun itu boleh masuk, boleh keluar sebebasnya di kota ini. Dan juga termasuk anak-anak, dan intinya itu, siapapun!

- Eh? Apa maksudmu anak-anak juga boleh? Bukankah orang-orang di sini adalah orang-orang yang suka minum-minuman keras seperti paman Broke itu?!

"Eh, jangan salah paham dulu! Nanti bakal paham kok! Ngomong-ngomong, kalau aku jelaskan keindahan kota ini, pasti akan sangat membosankan! Gimana kalau kita menjelajahi kota kebebasan ini?"

Meskipun Sylphy mengatakan, "Kota kebebasan! Kota kebebasan itu indah!" namun tanpa memerlukan lencana dan istilah seperti "Kota kebebasan" pun kota ini sudah sangat indah. Lihat pada susunan perumahan dan susunan letak bangunan-bangunan semua ini dibangun. Susunannya sungguh sangat rapih, tiap ruas-ruas dan celah-celah ruang yang ada tak terlihat seperti sisa-sisa tanah yang tidak terpakai saat membangun sebuah rumah, namun terlihat memang ruang sempit itu didesain seperti itu. Jalan bebatuannya yang dihiasi oleh cahaya-cahaya lampu jalan yang hidup di malam hari. Lalu susunan sebuah rumah yang terlihat sangat persis sekali dengan rumah-rumah identik dari rumah klasik eropa abad ke-18. Lampu-lampu malam berwarna kuning sunset tersebut memperindah wangi malam kota tersebut.

Saat sedang menikmati keindahan kota North Klington, tiba-tiba Shu mendapati sesosok anak kecil yang tersinari lampu malam tersebut dan diikuti—lebih tepatnya dikejar—oleh seorang wanita tua yang sepertinya terlihat dia telah tercuri sesuatu dari anak kecil tersebut.

"Eh, anda tidak apa-apa?" Shu langsung reflek untuk menolong wanita tua tersebut yang terjatuh setelah berlari kencang mencoba untuk mengejar anak kecil tersebut yang kelihatannya telah mencuri sesuatu dari wanita tua ini.

"Gimana, mau ngejar?" kata Sylphy.

"Karena kita adalah orang baik, maka kita akan tangkap anak kecil tersebut!" Shu dengan soknya.

"Ayo ayah, kejar dia!!!" ikut Jun.

Akhirnya Shu memutuskan untuk mengejar anak kecil pencuri tersebut dan karena dia tidak memiliki waktu untuk itu, maka Shu langsung mengejar anak kecil pencuri itu tanpa memikirkan wanita tua yang kakinya sedang terkilir.

- Maafkan aku. Tapi aku yakin akan mendapatkan pencuri tersebut!

"Hei tu—

Tanpa memikirkan suara tersebut, Shu langsung mengejar anak pencuri tersebut melalui sebuah gang kecil yang tadi dilewati anak pencuri tersebut untuk kabur.

- Sylphy, setelah ini ke mana dia lewat?

"Mungkin ke kanan!"

Mungkin kalian lupa, Sylphy itu adalah seorang peri. Di terbang, dia kecil. Kalau seandainya disuruh untuk mengkonfirmasi letak target, itu adalah hal yang sangat mudah.

Setelah lama dan melewati banyak rintangan saat mengejar pencuri ini, akhirnya Shu dan Sylphy berhasil menangkap pencuri ini. Pada awalnya anak pencuri tersebut sangat menolak untuk dibawa ke wanita tua itu. Dia berkata, "Oi lepaskan aku! Aku hanya ingin memakan roti ini! Oiii!!!" sambil memberontak.

Tibalah Shu di tempat wanita tua tersebut memijat kakinya yang keram setelah memaksa dirinya berlarian untuk mengejar anak ini. Padahal dirinya sudah tua, kalau dilihat secara bahkan tanpa harus memutar otak pun langsung tahu kalau wanita tua ini sudah seharusnya berada di masa di mana dia dilarang untuk berlari-larian seperti tadi. Melihat wanita tua itu yang berusaha untuk bekerja keras demi sesuatu, namun dagangannya tersebut telah dicuri oleh anak pencuri ini, itu membuat Shu sangat marah.

"Ini dia pencurinya!" Shu melempar anak tersebut ke kaki si wanita tua tersebut.

Tapi bukannya malah memarahi anak tersebut, wanita tua tersebut langsung menolong anak pencuri itu, membersihkan tubuhnya dari kotoran, mengelus kepalanya, lalu dengan lembut mengatakan, "Kamu tidak apa-apa?"

Anak kecil itu menangis dan langsung memeluk wanita tua tersebut. Wanita tua itu pun berdiri melihat sedikit sinis Shu dan dia menyadari bahwa Shu itu adalah orang yang baru di kota kebebasan ini. Wanita tua tersebut tersenyum dan mengelus kepala Shu, "Yoshi yoshi. Kamu itu orang baru di North Klington ini, ya?"

- Eh? Ah, iya. Aku baru di kota ini.

"Ah, pantesan... Yuk, mampir ke rumahku. Aku kebetulan lagi memasak makanan malam untuk anak-anakku. Ayo kamu juga..." ajak wanita tua tersebut undangan untuk mampir ke rumahnya kepada Shu dan anak pencuri (?) tersebut.

- Eh? Makan?

"Iya makan malam!"

Dalam perjalanan ke rumah si wanita tua itu, Shu melihat wanita tua itu sangat akrab dengan si pencuri (?) tersebut yang identitasnya sebagai pencuri mulai diragukan. Yang terbesit dalam pikiran Shu adalah si wanita tua tersebut dengan anak pencuri (?) tersebut merupakan ibu dan anak. Dan kalau ibunya sudah terlihat sudah berumur 40 tahun lebih dan anaknya masih berumur 6 tahun atau 5 tahun, berarti dia bukanlah anak kandungnya. Shu tidak mengerti tapi wanita tua itu mengatakan bahwa dia juga memiliki anak-anaknya yang lain. Kalau saja anak-anaknya sudah berumur dewasa—paling kecil mungkin 19 tahun—seharusnya anak kecil pencuri (?) tersebut adalah anak kandungnya. Kalau misalnya "anak-anak" yang dia maksud adalah anak-anak yang masih kecil seumuran dengan si pencuri (?) itu... Siapa sebenarnya wanita tua ini?

"Hm, apakah kau perlu bantuanku?" kata Sylphy.

"Baiklah akan aku jelaskan, dia adalah wanita penyayang anak, karena itu kemungkinan besar 'anak-anak' yang dia maksud itu seumuran dengan si anak kecil itu." mungkin kalian lupa, Sylphy itu adalah peri yang telah hidup selama 1000 tahun, apakah perlu diragukan lagi perkataannya?

- Hmm, kalau begitu... Kejadiannya mungkin seperti ini, si anak pencuri (?) itu, karena kelaparan, dia mencuri makanan yang seharusnya menjadi jatah dari anak yang lain. Wanita tua itu marah, dan si anak itu kabur. Yah, dengan begitu semuanya sudah tercerahkan! Ayo Sylphy!

"...mungkin saja tidak..."

Saat membuka pintu yang penuh akan kehangatan undangan dari wanita tua itu, benar seperti yang diperkirakan oleh Sylphy, anak-anak yang dimaksud wanita tua itu adalah anak-anak yang masih berumur belia, yang masih sangat egois dan kegirangan.

"Silahkan masuk..." wanita tua itu berkata dengan penuh hormat kepada Shu.

"Ayo, ayo! Semuanya duduk dulu! Kali ini kita kedatangan dua tamu, yaitu Propet dan err... Ahahaha, aku lupa menanyakan nama anda... Err, namanya siapa ya?"

- Ah! Namaku adalah Shu!

"Propet dan Shu!!!"

Teriakan itu disambut oleh tawa dan tepuk tangan dari anak-anak kecil yang sedang duduk rapi menghadap ke Shu dan Propet. Setelah sambutan itu, anak-anak itu langsung berdiri dan langsung terjun ke meja makan. Beberapa dari mereka bersifat ramah kepada Propet, mengajak Propet yang sepertinya malu dan sangat sungkan untuk bergabung makan malam bersama mereka.

Dan berada jauh dalam kesepian dan jauh dari teriakan-teriakan anak kecil yang sedang makan malam itu, wanita tua ini mengajak Shu makan malam di lantai atas. Mengetahui Shu adalah orang baru di North Klington ini, pasti banyak hal yang ingin ia tanyakan kepadanya.

"Shu, bagaimana menurutmu North Klington?"

- Err....

"Ohh, maafkan aku! Aku belum memperkenalkan diri ya... Namaku adalah Anastasia, yah aku tahu. Itu adalah nama yang terlalu bagus untuk seseorang yang gendut dan sudah tua sepertiku. Ngomong-ngomong soal namaku, dalam namaku ini terdapat sebuah cerita mengapa kota North Klington ini disebut sebagai kota kebebasan. Dulu, aku sebenarnya adalah seorang bangsawan yang sangat cantik dan indah, 'Anastasia', itu adalah nama yang sangat pantas untuk menggambarkan kecantikan diriku yang dulu. Namun, karena kesombonganku terhadap kecantikanku, suatu hari aku dikutuk oleh seorang penyihir yang sangat dendam dan iri kepada kecantikanku waktu itu. Aku dirubah menjadi gendut, jerawatan, dan sangat jelek. Lalu, karena orang tuaku jijik dengan diriku, akhirnya aku dibuang dan aku disuruh untuk menjalani hidup sendiri.

Beberapa lama, beberapa lama aku keliling ke sana ke sini, aku serasa seperti menjelajahi dunia ini. Lalu aku mendengar katanya ada sebuah kota yang hebat, yaitu kota kebebasan North Klington. Saat aku tiba di jembatan William—jembatan yang ada di depan gerbang tersebut—aku saat itu sungguh terintimidasi oleh kebesaran dari dinding kota ini dan aku berpikir bagaimana aku bisa masuk ke kota yang sangat tertutup itu. Tapi, saat aku melihat diriku yang selalu dihina ini, aku mengaskan diriku bahwa aku menginginkan kebebasan, akhirnya aku tibalah di pintu gerbang dari kota ini dan mendapati tidak ada penjaga di sana. Namun, tekadku tak goyah, meskipun nanti aku akan masuk penjara atau dihukum atau diapakan nantinya, aku akan menerobos masuk ke gerbang tersebut dan hidup di kota ini. Saat aku mencoba untuk mencuri makanan di suatu toko, karena saat itu aku tidak memiliki uang sepeserpun dan aku juga tidak bekerja. Orang yang memiliki kedai roti itu menyadariku dan dia mengejarku. Saat tubuh yang sangat gendut ini dan membuatku sering sakit-sakitan, akhirnya aku terkapar di jalan saat aku mencoba untuk berlari.

Setelah pingsan beberapa jam, aku akhirnya terbangun. Sebelum aku membuka mataku, yang ada di pikiranku hanyalah hukuman berat karena telah mencuri yang menungguku. Saat aku membuka mataku, di sana yang terpampang bukanlah jeruji besi yang menutupi jalan keluarku, bukan kasur yang hanya kayu berlapis kain, bukan dinding-dinding yang rapuh, maupun ruangan yang penuh akan serangga. Tak lama kemudian, si pemilik rumah yang juga merupakan pemilik kedai roti yang aku curi pun datang bertanya soal keadaanku. Pertamanya aku sangat takut kepadanya karena aku mengira bahwa aku akan dihukum. Tapi dia malah mengelus kepalaku dan mengatakan, "Pasti kau baru datang di kota ini...". Lalu dia memberikan aku roti. Dia memaafkanku dan dia malah membiarkan aku bekerja di kedainya."

- Apakah itu saja tentang ceritanya?

- Apakah kau melakukan hal yang sama kepada Propet?

- Apakah semua orang seperti itu?

"Hmm... Ya! Ada lanjutan ceritanya lagi! Ini adalah hal yang sebenarnya ingin aku bahas dari cerita tentang namaku. Setelah beberapa lama aku tinggal di sini, aku masih saja belum terbiasa hidup di kota ini. Aku masih saja selalu merendahkan diriku, saat aku melihat gadis-gadis cantik yang berkeliaran sana-sini itu selalu membuatku minder dan mengejek tubuhku, seandainya aku bisa menjadi seksi seperti mereka. Saking aku berendah diri, aku ingin membuang namaku, Anastasia. Karena bagiku, nama ini terlalu bagus untuk orang yang gendut dan jelek sepertiku. Tapi ada seseorang kenalanku, dia juga adalah wanita cantik yang sempat aku iri terhadap lekuk seksi tubuhnya. Dia berkata kepadaku, "Eh? Aku justru iri terhadapmu Ana! Maksudku yah... Saat aku menjadi model dan terkenal di sana dan di sini, setiap kali aku melangkahkan kakiku di suatu tempat, pasti aku selalu diperhatikan. Tapi saat aku sebagai model datang ke tanah ini, aku melihat di sekelilingku sama sekali tak ada seorangpun yang mengagungkan diriku. Banyak sekali pria-pria yang ada di jalan yang aku lewati waktu itu, tapi tak satu kali pun aku merasakan ada tatapan yang mengganggu—kau tahu, tatapan pria kan?—dan sekali lagi aku kagum, wah ini adalah kota kebebasan... Dan yah, bebas gitu.... Err, pokok intinya aku iri sama kamu Ana! Yap itu benar..!! Hahahaha!". Dan setelah melihat dia yang memang tidak pandai sekali dalam membicarakan topik-topik serius membuatku sangat lega saat itu. Dan yah, aku meneguhkan diri dan aku akan tetap menamai diriku sebagai Anastasia, pula itu juga tanda bahwa aku menyayangi diriku sendiri."

- Soal anak pencuri tadi...

- Apakah semua orang di sini seperti itu?

"Namanya Propet jangan lupa... Yah, anak itu juga seperti itu. Dia mencuri, aku mengejarnya, dan aku baik padanya."

- Apakah semua orang di sini seperti itu?

"Ya, tentu saja! Karena itulah kota ini dinamakan kota kebebasan!"

- Wow, bagaimanapun itu seperti dunia mimpi saja!

"Itu semua akibat dari seorang bijak ya—"

"Kalau itu biar aku saja yang jawab!" perkataan Anastasia disela oleh Sylphy.

"Eh, kamu Sylphy-chan?!"

"Yap, ini aku Anastasia!"

"Woooowwww, lama tak berjumpa, Sylphy-chan!!"

Anastasia sangat girang dan sangat senang seperti sudah lupa dengan umurnya saat ini. Dia langsung lompat ke arah Sylphy dan memeluk dia, peri yang seukuran 1 jari kelingking.

- Eh, apakah kalian saling kenal satu sama lain?

"Ya, itu benar! Udah berapa lama ngga ketemu, ya Sylphy-chan?!"

"Sekitar 30 tahun yang lalu, mungkin?"

"Sebenarnya, aku lupa mengatakan waktu aku menjelajahi banyak tentang dunia ini, aku didampingi oleh peri kecil cantik yang bernama Sylphy-chan!"

"Eh,. aku ngga bilang ya?"

- Sama sekali.

"Hehehe..." Sylphy tertawa manis, "Lalu soal raja pendiri... Dia adalah raja pendiri kota North Klington—kota kebebasan—ini, dia dulunya satu-satunya manusia di dunia ini yang berhasil menjelajahi seluruh dunia ini sampai ke tempat-tempat yang belum pernah bisa dicapai oleh makhluk-makhluk pada zaman itu. Dia akrab dengan iblis, dia akrab dengan peri, dia akrab dengan manusia, dia akrab dengan seluruh makhluk yang ada di tujuh dunia ini. Bahkan, waktu dia menemukan sesuatu yang aneh, dia hanya lompat kegirangan dan langsung penasaran terhadapnya. Dia juga merupakan teman baikku. Suatu hari, seseorang yang telah mengetahui arti dari kebebasan itu, saat dia sudah mencapai umur 70 tahun, dia berkata dia ingin membuat sebuah kota yang bisa membuat banyak orang tersenyum bebas, banyak orang yang bisa merasakan kebebasan tanpa harus menjelajahi dunia yang luas ini.

Baginya, kebebasan adalah arti hidup seorang manusia. Mereka selalu mengatakan tentang keadilan, namun itu hanyalah sebuah kebohongan. Mereka bilang 1 nyawa manusia itu sama dengan 1 nyawa manusia, tapi bagi Klaus, nyawa manusia bukanlah perhitungan matematika dasar yang mengatakan bahwa 1 dikurangi 1 sama dengan nol. Sama seperti kasus Propet, kenapa dia mencuri? Karena dia belum pernah makan. Kenapa dia tak meminta makanan kepada orang-orang di kota ini? Karena dia adalah anak yang mengikuti Shu dan masuk bersamaan dengan Shu."

- Eh? Propet adalah...

"Eh? Aku ngga bilang ya? Hahaha, mungkin karena aku sudah berumur jadi lupa untuk bilang. Oke lanjut. Kenapa Propet tidak makan? Karena orang tuanya tidak bekerja atau mungkin saja dia tak memiliki orang tua. Kenapa kok bisa seperti itu? Karena mungkin saja orang tuanya terbunuh atau mungkin saja karena kepintaran orang tuanya itu di bawah rata-rata karena itu dia tak bekerja. Dan dalam berbagai banyak macam perhitungan tersebut, maka bisa dikatakan Propet hanyalah sebuah korban dari tragedi—tapi, bisa saja tidak. Jadi tidak adil apabila saat Propet mencuri roti Anastasia, hanya Anastasia saja yang dijadikan korban. Dan yang menarik dari dirinya adalah, alasan kenapa tak ada keluarga bangsawan di sini, atau alasan kenapa tak ada yang memimpin karena Klaus tidak pernah menikah ataupun ingin memiliki anak. Orang yang aneh, ya. Padahal dia membangun negeri ini tapi dia tak ingin untuk memiliki anak."

- Eh... Dia adalah orang yang hebat, ya.

"Ya, karena itulah North Klington terbentuk!"

- Kenapa namanya North Klington?

"Ah, kalau itu sih... Dia bilang dia hanya ingin keren-kerenan. Kalau nama kotanya hanya "Klington" saja ngga ada keren-kerennya. Mumpung berada di utara, kota Klington dinamakan North Klington."

- Dia ternyata orang yang aneh juga...

Setelah percakapan panjang lebar yang dilakukan oleh mereka bertiga. Saking indahnya kota ini, membuat Shu sama sekali tak ingin bertarung dan hanya ingin duduk santai dan mengurus kehidupan normalnya tanpa harus dia menderita terhadap apapun.

"Ayah... Kapan perangnya?! Kok ngobrol aja dari tadi?"

Eh?! Apa ada apa?! Itu tadi adalah sebuah game?! Percakapan panjang lebar dan penuh akan drama tadi adalah game?! Haahh... Gawat, aku terlalu masuk ke dalam ceritanya.

"Eh?! Apa, ada apa?! Itu tadi adalah sebuah game?! Percakapan panjang lebar dan sangat emosional tadi adalah game?! Haahh... Gawat, aku terlalu masuk ke dalam ceritanya."

Kau juga sama kah, Shu. Haahhhh....

"Ayah!! Jangan bagian yang ngobrol terus dong! Itu, karakter ayah katanya bisa make Elemen Angin! Terus Sylphy bilang Elemen Angin adalah elemen paling kuat! Ayolah, bertarungnya mana!!"

Yah, bagaimanapun Cassava ini hanyalah sebuah game. Elemen Angin, kah? Kalau dalam pikiranku sih, Elemen Angin itu hanya kekuatan angin topan, atau hal-hal simpel kayak bisa terbang, bisa ngeluarin angin bertekanan tinggi, dan yang lain-lain. Kalo di game Cassava ini bisa mengendalikan Elemen Air, Api, Tanah, dan yang lainnya?! Hmm, menarik! Tapi kalau misalnya memang sekuat itu, Undine, Phoenix, dan yang lainnya ngga bakal berguna dong? Kita lihat aja.

- Paman Geo, aku sudah selesai mengerjakannya! Bisakah, kau mengajarkan aku pedang?

"Iyaahhh~ Aku terselamatkan! Kalau kau sudah selesai mengerjakannya, maka dengan balasannya aku akan dengan senang hati mengajarimu, nak Shu! Kalau begitu, ayo kita ke training ground yang terletak di luar kota ini!"

Tibalah Shu di training ground yang berada di luar kota North Klington. Training ground terdapat banyak boneka jerami yang telah rusak yang sepertinya digunakan sasak untuk berlatih bertarung.

"Yosh, kita sudah sampai di training ground! Lihatlah, di belakang kastil kebebasan ini terdapat ratusan sasak pukul yang digunakan oleh penduduk North Klington untuk berlatih berperang—tidak, mungkin lebih tepatnya melindungi diri. Ada yang menggunakan panah, ada yang menggunakan pedang, ada yang menggunakan mantera untuk merapal sihir. Nah, mungkin saat ini kau masih belum bisa menggunakan sihir, tapi sihir adalah elemen yang penting dalam peperangan. Semua orang pasti menggunakan sihir. Dan dalam sihir, atau bisa disebut elemen, menurut legenda, ada hal yang menarik terkait dengan sihir ini. Sihir itu dibedakan menjadi dua, Sihir Tingkat Bawah dan Sihir Tingkat Atas. Sihir Tingkat Bawah adalah sihir normal yang orang-orang biasa sepertiku gunakan. Lihatlah ini!" kata Paman Geo sambil menunjukkan sebuah rapalan sihir api pada pedangnya, dan membuat pedang besarnya langsung terselubung api yang sangat panas. "Dan Sihir Tingkat Atas adalah sihir yang hanya bisa dikeluarkan manusia melalui bantuan seorang peri yang menyandingnya. Yah, meskipun aku tak bisa melihat peri, sih..."

- Eh, berarti kau tak bisa dilihat semua orang Sylphy?

"Iya. Aku hanya bisa dilihat oleh orang-orang yang aku izinkan untuk melihat sosokku."

"Yosh, ayo kita mulai latihannya! Shu! Kau sekarang akan melawanku!"

- O-Oh baiklah (?)

"Akan lebih baik kalau aku langsung saja yang mengajar, karena aku jauh lebih suka cara itu! Shu! Kalau kau ingin melancarkan serangan ringan, tekan tombol kotak!!"

Shu melancarkan serangan ringan yang serangannya tidak ditambahkan beban. Paman Geo menepis serangan tersebut hanya dengan menancapkan pedangnya ke tanah dan berputar menghindari serangan yang datang dari Shu.

"Kalau kau ingin serangan yang berat, tekan tombol segitiga!"

Shu melancarkan serangan yang seluruh ayunannya berpusat pada berat badannya. Shu membanting pedang besar yang dia pegang dan membuat pertahanan Paman Geo harus terpatahkan.

"Lalu, kalau kau ingin menyerang musuh, usahakan cari celahnya dengan mengarahkan analog sambil menyerang! Pertama kunci pandanganmu kepadaku dengan menekan tombol R1. Dengan begitu kemanapun kau bergerak, pandanganmu akan selalu mengarah kepadaku. Nah, ketika sudah seperti itu, ketika kau menggerakkan analogmu lalu menyerangku, maka kau bisa menyerang dengan gaya yang berbeda sesuai dengan bagaimana kau menggerakkannya. Saat aku menyerang "Belah Vertikal", kau akan menemukan celah di bagian kiri dan kananku. Serang bagian sana!"

Paman Geo melakukan Belah Vertikal dengan mengayunkan pedang besarnya secara vertikal dan gerakan itu membutuhkan waktu untuk Paman Geo mengayunkan pedangnya sampai ke tanah. Dan di saat yang singkat itulah Shu langsung bergerak ke sisi kanan Paman Geo dan langsung menyerang Paman Geo menggunakan pedangnya.

"Ah ah bagus! Kalau begitu ayo kita ke latihan sel—"

"Jun-chan, Hii-chan, Shu-kun...!!! Udah waktunya makan malam! Ayo PS-nya dimatiin dulu!"

Haah...!!! Yah itu waktu yang singkat, sih. Tapi itu seru sekali! Sepertinya Ayane memanggil mereka bertiga untuk makan malam. Apakah aku sebaiknya juga selesaikan sampai di sini saja, ya? Oh iya! Acara makan malam ini juga kelihatannya tidak membosankan! Mungkin sebaiknya aku lanjutkan saja kah.

Ekhem ekhem! Aku sudah sedikit banyak belajar cara menarasi dari sesi barusan. Yosh, meskipun sedikit demi sedikit, aku juga akan berjuang!!

Dalam lampu meja makan malam yang menghiasi meja makan kayu mereka, di sana banyak sekali tersinari makan-makanan seafood tiram kesukaan Shu dan Jun. Mulai dari Kakifurai atau bisa disebut tiram goreng sampai ke Nabe Tiram yang kuah-kuah nabenya terlihat sangat merah dan sangat menggoda akal sehat mereka untuk menyantap nabe tersebut sebagai makanan penutup.

"Semuanya, Itadakimasu dulu!" bentak Ayane kepada Shu dan Jun yang langsung menyerang makanan tanpa sedikitpun etika.

Haaaaaaaahahhhhhhhhhhhahaahh.... Itu sangat melelahkan!

Hm, Itadakimasu itu apa? Oi oi, haruskah aku menjelaskannya? Ah, baiklah baiklah. Akan aku jelaskan! Dari yang aku tahu, itadakimasu adalah sebuah adat atau bisa dibilang etika di Jepang yang dilakukan saat seseorang ingin menyantap makanan. Ha? Kenapa mereka melakukan itu? Simpelnya sih, itu hanya doa sebelum makan. Yah, sedikit berbeda sih tapi... ya intinya sama aja!

"Itadakimasu!"

"Hmm.... O ayah! Ayo kita tanding!!"

"Hm? Tanding?"

"Iya, tanding siapa yang paling lama ngunyah nasi!"

"Oo!! Itu sepertinya seru!!"

Haahh... Ngga penting sama sekali.

"Oi, makanan jangan dipake mainan!" bentak Ayane pada mereka berdua. Maksudku, jelaslah! Aku penasaran apa yang ada di pikiran Jun dan Shu yang—okelah, Jun masih bisa kumaafkan. Tapi, hal yang berbeda kalau itu adalah Shu. Kumohon janganlah bercanda, dia itu adalah orang yang sudah tua yang seharusnya dia sudah.... Haahhh... Terserah, sih.

"Ayah, gimana pekerjaan ayah? Apakah baik-baik aja?"

"Hm... O!! Sebenarnya, aku telah gagal menyelamatkan orang..."

"He?!"

"Apakah itu benar ayah?!"

"Ya... Saat angin dalam genggamanku menghilang..."

"He....?"

"Seseorang menggenggam tanganku yang tengah kehilangan angin tersebut. Dia sambil menangis kepadaku, menggenggam tanganku dengan erat dan berkata dengan air mata yang memenuhi matanya, "Ah..!! Shu-sama! Aku akan mati di sini, dan ANGIN INI!! Kumohon dengan angin, bawalah bersama ad—!!"

Maafkan Shu semuanya! Oi tunggu. Kalau misalnya orang bodoh yang harus aku narasikan ternyata ada dua? TIDAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAKKKKKKKK!! Kumohon! Kumohon sekali kepadamu Shu!! Maafkanlah aku, maafkanlah ak—!!!

"Oi ayah! Aku nanya bener-bener ini!"

"Ah, maaf maaf. Ngga ada apa-apa, kok!"

Oh iya, ngomong-ngomong aku dari tadi ngga mendengar Jun berbicara. Maksudku, setelah aku sadari sedari tadi, sepertinya aku akan menarasikan 3 orang yang bodoh?! Oi oi oi oi, kumohon hentikanlah!!

"Oh iya, Jun mana? Gek, makanannya habis?!" kaget Shu mendapati semua makanan yang ada di meja makan sudah habis tak tersisa, bahkan dengan makanan penutupnya.

"Gochisousama deshita!"

Apakah aku lupa memberitahu kalau Jun itu adalah orang yang suka makan? Yah, dia memang sangat berbeda dengan Hiro yang gayanya adalah pendiam dan jauh lebih bisa menahan diri. Tapi, bukankah itu yang dinamakan karakter? Kalau mau jujur, aku sebenarnya tidak membenci orang yang suka makan banyak-banyak dan ngga sesuai porsi. Karena orang yang makan banyak itu tidak melambangkan orang bodoh kan? Eh?! Itu benar kan?! Ma-maksudku, err, Jun itu kan pinter, dia itu seru, dia bisa membuat sebuah cerita karangan yang bahkan itu jauh lebih bagus dariku. Jadi dia bukan orang bodoh, kan?! Oi Reo!!!

"Hm, kenapa?"

Jun itu bukan orang bodoh, kan?! Orang bodoh hanyalah kau kan?!

"Oi!!!"

*Deg* *deg* *deg* *deg*

"Oi ayah! Kenapa kau menghabiskan semua makanannya?!"

"Eh?! Kan kamu yang ngabisin?! Tuh lihat, nabenya sisa kuahnya doang!!"

TIIIIIDAAAAAAAAAAAAAAAAAAAKKKKKKKKK!!!!!

(?)

"Yah, kalau masalah daging sih, Jun jagonya buat ngabisin...!" kata Ayane.

"Iya itu benar!! Hahahahaha!"

Diikuti oleh tawa Hiro, semuanya ikut tertawa termasuk Jun.

Haahh... Mungkin aku yang terlalu banyak berpikir kah... Kah? Kah? Kaaaahhhh~?

[END]

Satu kali ini saja aku akan berdoa kepada Tuhan.

Kumohon Tuhan! Dengan 10 yen ini, tolong buatlah hari esok menjadi lebih baik! Kumohon dengan sangat!!