Haahh... Maafkan karena kepayahanku, karena aku payah dalam membawa sebuah cerita, aku jadinya menceritakan kemana-mana dan sama sekali tidak penting seperti Reo yang gini, Reo yang gini, dan Reo yang gitu.
Sebenarnya aku dipintai oleh pengarang secara langsung bahwa karena sudah cukup HUUUPP—!!
Hampir saja...
Yosh, kita mulai dari awal yah!!
°c°
Aku mungkin lupa mengatakannya, sebenarnya, liburan musim panas telah berakhir dan sekarang sudah memasuki Semester Baru!
"Fuuuuuuuu.... Haaaaahhhhhhh....." Jun yang saat ini sedang berdiri di halaman rumah pagi harinya, menyadari bahwa setelah musim berpanas-panasan yaitu musim panas sekarang telah disambut oleh musim dari kehangatan diantara panas dan dingin yaitu musim gugur.
Kalau disuruh untuk bertanya musim apa yang paling disukai, jelas jawaban yang akan keluar adalah dua musim dari empat musim. Yaitu musim semi yang merupakan musim antara dinginnya musim dingin dan panasnya musim panas. Dan satu lagi adalah musim gugur yang merupakan musim antara panasnya musim panas dan dinginnya musim dingin. Tapi meskipun begitu, ada saat-saat di mana kedua musim tersebut menjadi musim yang tidak disukai lagi. Yaitu saat akhir-akhir musim, hmm kalau musim gugur... Ya, itu adalah saat di mana bulan sudah memasuki desember. Itu adalah saat di mana musim gugur sudah bisa menurunkan salju dari langit.
"Yah, tapi bagaimanapun, saat ini adalah saat ini!"
Oi tunggu tunggu, bukankah bahasaku tadi itu cukup keren? Oh! Oke oke, lanjut!!
Setelah itu, Jun yang telah menghirup udara segar tadi, langsung masuk ke rumahnya lagi untuk siap-siap pergi ke sekolah jam setengah delapan nanti.
Rumah residen Jepang yang biasa, rumah warga sipil yang bisa kau temukan di segala sudut di distrik yang ada Jepang, ini adalah rumah biasa milik keluarga Taketatsu. Di sini ditempati oleh 5 orang yaitu Shu, Ayane, Kanae, Jun dan Hiro.
Mungkin saja aku belum memperkenalkan mereka, karena itu aku akan memperkenalkan mereka. Yang pertama, dia adalah kepala keluarga dari keluarga Taketatsu, yaitu Taketatsu Shu, dan berbicara soal namanya, kanji dari namnya tidaklah begitu menarik dan penting. Karena itu mungkin aku takkan memberitahu kalian.
Sifatnya... Entahlah, aku juga tidak terlalu mengerti tentang dia—eh, lebih tepatnya, aku kurang bisa membahasnya—
He?! Tunggu-tunggu, bukankah aku barusan sekali bisa untuk berbahasa layaknya seorang yang profesional?! Oke oke, yang namanya berjuang tidak boleh menyerah! Apapun yang akan terjadi, aku akan belajar untuk menjadi narator yang hebat yang nantinya akan dikenal oleh seluruh dunia!!
Uuu!! Kalau seandainya aku sudah menjadi narator terbesar di dunia, nanti bagaimana kalau seandainya ada orang yang akan merekrutku untuk menjadi narator mereka?! Hmm, bagaimana aku harus memasang hargaku, ya?!
"Anu pak 'narator', saya tahu bapak itu pernah menjadi narator dari novel yang sangat booming akhir-akhir ini! Yah, saya tahu bapak di novel tersebut banyak sekali kesalahannya, dan lain sebagainya. Tapi! Karena bapak inilah karya ini menjadi sangat booming! Karena itu, apakah saya juga bisa meminjam anda untuk menjadi narator di film yang akan saya sutradarakan nanti?!"
"Hoo hoo hoo, menarik! Benar sekali, saya adalah narator yang membuat novel tersebut menjadi booming, dan banyak orang-orang yang mengakui hal tersebut. Oke oke, dengan kata lain anda ingin saya menjadi narator film anda?"
"Ya betul sekali! Karena itu saya menghubungi anda untuk datang ke sini!"
"Kau berani berapa untuk membayar sang Narator Terhebat! Ini...?"
"Err, bagaimana kalau 2 juta yen?"
"Haah?! Apa-apaan itu?! Itu murah sekali!! Itu akan menghancurkan nama baik saya!! Bagaimana kalau 200 juta yen?"
"Heh?! Pro-Produser...! Apakah kau punya uang segitu banyak?!"
"Err, masalahnya kamu sudah terlalu banyak gunain budget-nya ke penokohan, sih..! Pa-Pak 'narator', bisakah anda turunkan sedikiiiitt saja! Boleh, kan?"
"Bagaimana kalau 20 juta yen?"
"Eh?! Ka-Kalau misalkan sebanyak itu, nanti banyak pekerja yang ngga kebayar nanti pak! Turunin sedikkiiiiiit aja bisa ngga?"
"Hm, okelah! Bagaimana kalau 5 juta yen?"
"Ah! Kalau begitu kami bisa pak!"
Dan akan aku buktikan kepada dunia bahwa seseorang yang agung itu tidak mencari uang dalam pekerjaannya! Orang itu seharusnya mencari kesenangan ketika dia bekerja! Bukan uang!!
Eh?! Bukannya kita sudah membahas hal yang tidak penting terlalu jauh?!
Oke! Kalau begitu...
Eh?! Hiro mana?! Jun mana?! Heh?! Tiba-tiba mereka sudah memasang sepatu mereka?! O-Oi tunggu sebentar, kalian! A-Aku sama sekali belum memperkenalkan Ayane dan Kanae loh! Oi tunggulah dulu sampai aku kelar untuk memperkenalk—
"Jun-chan, berangkat jam segini emangnya Re-chan udah bangun?"
"Gimana lagi, aku sama kamu kan sekarang punya jadwal piket? Jadi tinggal ajalah..."
"Yah, benar juga sih! Ayo Jun-chan!"
Ini adalah keseharian mereka bertiga. Dua anak yang tinggal satu rumah yang sangat rajin untuk datang dan mengikuti kegiatan-kegiatan yang ada di sekolah, dan juga anak dari keluarga yang tinggal di sebelah mereka yang sangat pemalas.
Biasanya mereka berdua, Jun dan Hiro bangun di sekitaran jam 6 dan jam 7. Yang Hiro-nya dia pagi-pagi bangun untuk membantu Ibunya dan Kanae memasak sarapan dan bekal, sementara yang satunya lagi, seringkali—tidak, mungkin jarang—bepergian keluar terkadang bersama ayahnya untuk olahraga pagi-pagi.
Yah, Taketatsu itu adalah keluarga dokter, jadi wajar saja apabila mereka menjalankan hidup sehat dan ceria yang sangat berbeda dari tetangganya. Yaitu, Reo.
"Halo perkenalkan, namaku adalah Reo, Sakazuki Reo! Nam—"
Oi Reo! Kamu ngapain?!
"Heeh~ ngga papa kan untuk memperkenalkan diri sendiri dilakukan oleh diri sendiri?"
Ngga ngga! Jelas ngga boleh!!
"Aku adalah anak yang sangat rajin! Meskipun perkenalanku aku dikatakan pemalas, sebenarnya aku bukanlah pemalas! Malah justru aku jauh lebih rajin dibandingkan Jun-chan dan Hii-chan! Lihatlah sarapanku! Sang Maha Sehat, roti tawar dilapisi selai stroberi yang sangat lezat ini! Jun-chan dan Hii-chan, mereka berdua aku tanya mereka sarapan apa, mereka bilang mereka sarapan dengan ikan salmon lah, sup miso lah, dicampur lagi dengan nasi lah, lalu ditambah dengan kubis lah, dan segala macem! Eh para dokter, bukankah makan terlalu banyak itu tidak baik untuk tubuh? Lalu kenapa padahal paman Shu itu adalah seorang dokter, makanan mereka berlebihan seperti itu?! Apalagi itu adala— Blluuurghh!!"
Bisakah kau diam Reo?! Kau... Kau...?! Minta maaflah kepada para dokter di seluruh dunia!!!!!!
"Dan terlebih lagi, aku itu—"
Masih lanjut, kah?
"Lari dengan sangat cepat ketika berangkat ke sekolah! Berangkat dari jam 8:30 dan sampai di sana 8:55 dalam jarak 1 kilometer dari sini ke sekolah! Bukankah itu sehat?"
Haaahhh... Maaf sekali, semuanya... Entah kenapa ketika aku mendengar ocehan bodoh dari Reo, aku yang merasa bodoh jadi merasa orang yang paling pinter di dunia ini.
"Jun-chan dan Hii-chan beda... Masa mereka berangkat pagi-pagi jam setengah 7 waktu mereka dapat giliran piket?! Kan ngga bagus banget but kesehatan kalo berangkat pagi-pagi itu? Terus, kalo misalnya hari biasa kita berangkat sekolah, masa mereka harus dateng ke rumahku buat bangunin aku jam setengah 8 untuk berangkat sekolah?! Bukankah bangunin orang yang lagi tidur itu adalah tindakan yang tidak baik? Ibuku juga seperti itu! Tapi yang jelas, yang paling membahagiakan itu adalah hari Rabu ini! Soalnya ini satu-satunya hari di mana aku bisa melaksanakan "Rencana Hidup Sehat" milikku! Dengan tidur sampai jam 8, di kamar mandi sekitar 30 menitan, pakek seragam, ngambil roti tawar terus dikasiin selai stroberi di atasnya, lalu berangkat dengan lari cepat dan sampai di sekolah jam 8:55!"
Mungkinkah aku adalah orang yang sudah profesional kalau melihat Reo ini?
Sekolah Dasar Takaoka. Ini adalah sekolah dasar yang ditempati oleh Jun, Hiro dan Reo untuk menempuh pendidikan mereka untuk menjadi seorang yang pintar dan berguna untuk masyarakat nantinya.
Dan ini adalah kelas mereka, kelas 4-D! Kelas yang dengan teman dan teman satu kelas yang sama setiap tahun dan setiap semesternya. Teman-teman yang mereka miliki di sini sangatlah menyenangkan dan sangat.... err... I-Intinya Hiro pernah mengatakan kalau dia sangat menyukai kelas ini!
Oke, kali ini aku akan memperkenalkan kepada kalian semua teman-teman dekat dari mereka bertiga.
Dia adalah Jin, Oda Jin!
"Halo, namaku adalah Oda Jin!"
Kanji dari namanya ditulis seperti ini, (尾田 仁). Dia adalah anak dari keluarga terkaya di perumahan di Takaoka. Dan kalau ingin tahu seberapa kaya dia, katakanlah dataran tinggi Takaoka ini, semuanya itu milik keluarga Oda.
"Iyah~ ku terlalu melebih-lebihkan! Aku sama sekali tidak sekaya itu lho..."
Sifatnya... Err... Cih! Kenapa susah sekali sih untuk jelasin sifatnya seseorang?!
"Hahaha, dasar narator tak berguna!!"
Reo?! Kau muncul lagi, kah?
"Eh?! Aku kan memang bersekolah dan masuk ke kelas ini?! Kamu aja yang aneh, kenapa orang yang udah tua jenggotan dan bungkuk kayak kamu ada di SD kayak gini?"
Oi aku ngga setua itu!!
"Yah, simpelnya sih gini... Aku adalah anak baik dan anak yang jujur, jadi aku akan mengatakan Jin dengan sejujur-jujurnya. Jin itu adalah orang yang baik. Dan dia sama sekali tidak suka untuk menggunakan kekayaannya dalam hal apapun. Itu aja."
Heh udah?! Kalo gitu aja sih, aku juga bisa kampret! Ngga usah kamu juga yang jelasin beres... Tapi ngomong-ngomong Reo, kamu tumben bisa ngomong hal yang normal, ya?
"Kan udah dari dulu!"
Dari dulu... kah?
"Yosh, selanjutnya ada—"
Tunggu tunggu tunggu, tenang dulu Reo. Katanya pak editor, saya dibayar untuk jadi narator, dan kata dia, apapun yang terjadi saya tetaplah narator. Karena itu bisakah kau keluar dari sini dan seperti biasa menjadi tokoh-tokoh yang lain?
"He~? Baiklah... Tapi jangan lupa kalau aku adalah orang yang baik oke?"
Hehehe... (Hmm, menjelaskan sifat seseorang hanya sesimpel itu toh, waktu itu aku mencoba untuk membaca referensi, perkenalan tokohnya terutama sifatnya itu menggunakan bahasa yang... Pokok intinya!) Jelasin secara simpel aja boleh!!
Lalu, kali ini ada salah satu teman cewek mereka bertiga, dan mungkin satu-satunya cewek yang menjadi teman terdekat mereka... terutama Hiro..! Dia adalah Nakama Kyou!
"Halo, nama saya Nakama Kyou! Saya adalah teman dari Hii-chan dan yang lainnya, mohon untuk kerja samanya!"
Ah, yang bisa diharapkan dari Hiji. Dia bisa mendidik anak untuk menjadi sangat sopan seperti ini, memang luar biasa!
Ngomong-ngomong ini adalah Kyou-chan! Buat yang ingin bertanya bagaimana kanji namanya Kyou ditulis, seperti ini (名嘉真鏡). Nah, kalo ada yang nanya lagi nih, "Kenapa sih, segitu pentingnya kanji itu, sampe harus dikasih tahu bagaimana tulisannya?".
Kanji itu ada banyak, like banyaaakk sekali. Sekitaran dua ribu mungkin? Nah, dalam dua ribu huruf tersebut, ada banyak sekali huruf-huruf yang pengucapannya sama, tapi artinya berbeda. Contoh seperti ini, ada kanji 今日 (bacanya: Kyou), lalu ada lagi kanji 鏡 (bacanya sama: Kyou). Meskipun cara bacanya sama, bentuk hurufnya berbeda kan masing-masing? Kalau bentuk hurufnya sudah berbeda, maka artinya akan berbeda. Kalau Kyou untuk 今日, artinya "Hari ini". Kalau Kyou untuk 鏡, artinya "Cermin". Jadi, untuk mengetahui bagaimana tulisan dari sebuah kata dalam bahasa Jepang itu penting untuk diketahui agar tidak terjadi kesalahpahaman.
Oke basa-basinya sampai di situ.
Kyou-chan adalah gadis yang baik hati. Banyak orang yang menyukainya karena kebaikannya. Dia adalah bagian dari keluarga yang sangat sopan. Tiap hari, ayahnya bernama Hiji selalu mengajarkan Kyou untuk berbuat sopan kepada orang dan hal-hal yang menyangkut kesopanan lainnya.
Kali ini, kita akan memperkenalkan satu orang lagi. Dia adalah anak yang menjadi teman baik dari mereka bertiga. Dia waktu itu pernah ikut bersama Hiro dan lainnya pergi ke kebun binatang untuk melakukan "Penelitian Bebas". Namanya adalah Morishita Eno ditulis (森下えの).
Dia anak yang girang...? Bisa dikatakan seperti itu. Tapi tenang saja, meskipun dia anak yang girang, dia tidak bodoh seperti Reo. Jujur, menangani Reo saja sudah sangat susah apalagi kalau disuruh menangani orang seperti Reo itu lebih dari satu... Itu akan membuatku pingsan, itu pasti!
"Dong~ Deng~ Dong~ dong~ Dong~ Deng~ Dong~ Deng~"
Oh, sepertinya hanya sampai di sini saja aku bisa memperkenalkan kalian teman-teman dari mereka bertiga. Sebenarnya mereka memiliki banyak teman, tapi ngga mungkin juga aku harus menjelaskan semuanya! Ah, gurunya sudah masuk kel—
"Selamat pagi semua!" Mona-chan telah tiba di kelas. Dia dengan senyuman seratusnya menyapa murid-muridnya dengan gembira.
"Pagi bu...!!"
"Saya akan absen dulu ya..." katanya sambil membuka buku daftar absen siswa.
"Akiyama-san?"
"Hadir!"
"Asaki-san?"
"Hadir!"
"Akabane-san?"
"Hadir!"
"Oda Jin-san?"
"Hadir!"
"Otonashi-san?"
"Hadir!"
"Otomi-san?"
"Hadir!"
"Kamimura-san?"
"Hadir!"
"Sakazuka-san?"
*Hening*—
"Etto, Sakazuka-san?"
Semuanya terdiam. Oi Sakazuka? Gek?! Bukannya Sakazuka itu nama keluarganya Reo, ya? Hiii....~
"Ya-Yang namanya Sakazuka coba menjawab!! Saya lagi manggil ini loh!"
Mo-Mona-chan sepertinya sudah mengalami hal ini berkali-kali... Eh nomong-ngomong, bukannya Reo tadi itu sudah datang dan masuk ke kelas ini, ya? Sebenarnya apa yang terjadi...?
"Bu!" menjawab hal itu, sepertinya ada anak yang ingin mengatakan hal sebenarnya apa yang dilakukan oleh Reo. Setidaknya itu yang aku harapkan, sih...
"Re-chan... Dia, dia katanya ingin—"
*Doaarr*
Hentakan pintu yang sangat keras memotong kata-kata anak itu. Aku sejujurnya tidak tahu juga kenapa Reo yang tadinya sudah masuk ke kelas kok tiba-tiba setelah pelajaran dimulai baru dia masuk. Sejauh yang aku tahu, tadi dia sempat menyela narasiku dan seenaknya dia memberikan setting yang bohong dan seenaknya sendiri.
Eh, jangan-jangan!!
Re-Reo... Maafkan aku Reo, mungkin karena aku selama ini jahat kepadamu, sekarang kamu menjadi anak yang—
"Woi aku ngga ngelakuin apa-apa woi!!"
Eh, kalau begitu?
"Re-chan, kamu setiap hari telat mulu kalo sekolah. Kamu gimana, sih? Coba jelasin kepadaku, sebenarnya apa yang terjadi. Yah, paling sama kayak yang udah-udah, sih..."
Noh, jelasin ke Mona-chan tuh!!
"Se-Sebenarnya Mona-chan... Kuh! Sebenarnya aku tidak ingin menceritakan cerita ini ke mana-mana... Tapi... Fufu, apa boleh buat, kah. Mona-chan selalu saja memarahiku dan tak pernah ingin percaya kepadaku... Jadi!! Aku akan membeberkan semua kebenaran yang selama ini aku pendam!"
"Oooo!!"
Heh, semuanya tepuk tangan? O-Oi kalian semua, keterlambatan itu bukanlah hal yang harus disenangi loh! Lagian, alasannya Reo paling bakal ngaco dan ngga jelas. Apakah pantas dipercaya pun sangat susah untuk bertanya seperti itu.
"Hoo~ kalau begitu bisa jelaskan, kenapa kamu kok bisa terlambat...!"
Oh, sepertinya Mona-chan yang baik sudah berganti mode menjadi "Mona-chan yang Galak"!!
"Sebenarnya Mona-chan... Aku sebenarnya adalah Super Hero!!"
"Super Hero?"
"Ya! Aku sebenarnya adalah seorang Super Hero yang menyelamatkan dunia ini dari kejahatan. Oi kalian anak-anak sekelas!! Seharusnya kalian berterima kasih kepadaku, karena adanya keberdaaanku, kalian bisa menikmati hidup ini dengan damai! Dan yah, alasan kenapa aku telat tadi—"
"Ah, udahlah Re-chan... Kamu duduk aja..."
"He?"
"Iya duduk aja sana..!"
"Bu, a-aku akan menceritakan bagian serunya sekarang, oke? Jadi kumohon untuk—"
"Ah~ nggak, nggak! Udah, keburu jamnya habis."
"Haahahahahahahaha!!!!"
Parodi Reo, sebelum itu dimulai sudah habis duluan, kah? Mona-chan sudah berkali-kali mendengar hal "Parodi Reo" ini, pastilah dia sudah bosan dengan hal itu. Kalo ngga salah kisah tentang "Super Hero" yang tadi dibawa Reo itu adalah alasan yang dia telah katakan kepada Mona-chan di semester yang lalu. Entah bagaimana mengatakannya, Mona-chan meskipun alasan yang digunakan oleh Reo untuk menutupi keterlambatannya mencapai ratusan, tapi dia bisa mengingat semua—ya, tidak "semua" juga sih—alasan-alasan yang pernah dikatakan oleh Reo.
Oi, aku akan tanya kepada kalian. Mendengar hal itu, apakah Reo itu adalah anak yang seru? Atau dia hanyalah orang bodoh?
°~`
-Jam Makan Siang-
"Haaahh... Akhirnya aku bisa bebas dari duduk selama 4 jam!!"
Benar juga... Mendengar penjelasan guru selama lebih dari 2 jam itu sangat melelahkan. Ngomong-ngomong, soal guru yang baik di sini—yaitu Mona-chan, sebenarnya waktu Mona-chan mengajar itu sama sekali tidak membosankan. Mungkin? Aku juga tidak terlalu mengerti tentang hal seperti itu.
Ketika mengajar, Mona-chan itu terkadang dia bersifat kaku seperti saat dia mengajar murid-muridnya menggunakan papan kelas lalu menerangkan materi yang dia bawa. Yah, itu bisa dimengerti sih, bagaimanapun Mona-chan mengajar di sekolah ini tak lain dan tak bukan dia ingin mencari uang. Tapi di samping itu, Mona-chan memang yang paling terbaik kalau dalam urusan mengajar—khususnya anka-anak sekolah dasar seperti mereka. Selain dirinya yang mengajar dengan cara yang kaku, saat masuk kelas dan mengajar, dia sangat ceria dan sangat bahagia ketika melihat wajah dari murid-muridnya, ini bukan maksudnya bahwa dia senang karena dia bisa mengajari sekumpulan anak yang tidak tahu menjadi tahu.
Aku tidak tahu apakah ini adalah hal yang boleh diumbar-umbarkan atau tidak. Sebenarnya, Mona-chan itu sangat menyukai mereka. Dan alasan kenapa Mona-chan tidak tersinggung tapi malah justru senang ketika dikasih nama panggilan "-chan", itu karena dia ingin menjalin hubungan teman antar teman diantara dia dengan murid-muridnya. Bukan guru dengan murid, tapi teman dengan teman. Mungkin karena alasan itulah kenapa Reo jadi seringkali masuk kelas terlambat apabila yang mengajar itu adalah Mona-chan.
Bukankah begitu Reo?
"Ya! Err, maksudku... Bukan berarti aku itu takut kepada guru yang lain, hanya saja...?"
Hm?
"....Guru yang lain kalo marah serem...."
Sama aja kamu takut, kan?
"Bu-Bukan kayak gitu!! Aku adalah pengu—"
Ah, di sana Hiro dan yang lainnya lagi makan bareng tuh! Dan sepertinya mereka membicarakan hal yang menarik setelah aku dengar-dengar... Err, "Takamatsu-sensei"?
"Emang yang paling enak itu diajar sama Mona-chan..."
"Ya, aku setuju..."
Hm? Hm? Ada apa? "Lebih enak diajar Mona-chan"?
"Eh, kamu ngga tahu apa yang terjadi barusan?"
Eh? Emangnya ada apa?
"Sebenarnya...
Tadi kan ada pelajarannya Takamatsu-sensei. Takamatsu-sensei dia memiliki tubuh yang besar, dan wajah yang seram. Bahkan meskipun dia tidak dalam keadaan marah, wajahnya tetap saja seram. Aku yakin kalau siapapun yang melihat wajahnya pasti akan ketakutan. Saat melihat wajahnya yang begitu seram, kami seluruh kelas pun terdiam dan tak ada yang berbicara satu orang pun.
Orang-orang bilang, "Jangan menilai buku dari sampulnya," tapi bagaimanapun dengan wajah yang seram, Takamatsu-sensei itu orangnya juga seram dan mudah marah.
Tiba-tiba, Takamatsu-sensei mengerutkan alisnya dengan sangat dan dia juga tiba-tiba memukul meja guru dengan sangat keras.
*Debruuuaaaakkkk*!! Bunyi meja yang dipukul dengan sangat keras.
"Mana Reo?! Reo di mana?!"
Aku tidak tahu ada apa dengan dia, padahal Re-chan saat Takamatsu-sensei berteriak memanggil namanya, dia sudah duduk di tempat duduknya sama seperti murid-murid yang lainnya. Tapi tetap saja dia terus berteriak-teriak memanggil nama Re-chan seakan-akan dia tidak sadar bahwa Re-chan sedang duduk di bangkunya dengan tenang.
Lalu, karena Re-chan itu bodoh, dia langsung berdiri dan bergaya menutup satu matanya sambil berkata, "Hmph, sepertinya dia tidak melihatku... kah? Yosh! Akhirnya berhasil ramuan tidak terlihatku!!"
Takamatsu-sensei pun semakin keras meremas meja guru sampai meja guru tersebut sedikit hancur keremas.
"RE~OOOOOO~!!"
Menyadari Re-chan yang bangun dari tempat duduknya, Takamatsu-sensei pun semakin marah. Dia langsung mendatangi Re-chan dan langsung menggeret Re-chan ke depan dan dia melemparkan Re-chan pertanyaan-pertanyaan.
Takamatsu-sensei waktu jam pelajaran Mona-chan tadi katanya menghukum anak kelas sebelah yang juga katanya telat masuk ke kelas. Dan itu pun waktu pelajarannya Takamatsu-sensei. Lalu, saat dia ditanya-tanya, katanya dia telat masuk ke kelas karena Re-chan mengajaknya untuk telat masuk kelas.
Dan, karena aku juga tahu kalau Yuu-chan itu sering diajak untuk telat masuk kelas, karena itu aku tahu bahwa semua yang dikatakan Yuu-chan tentang dia yang diajak untuk telat masuk kelas oleh Re-chan itu benar adanya.
Re-chan menjawab semua pertanyaan Takamatsu-sensei dengan jawaban ya. Dia sengaja untuk telat masuk kelas, dia menjawab iya. Dia mengajak Yuu-chan untuk telat masuk kelas, dia menjawab iya.
Mengetahui hal itu, Takamatsu-sensei langsung tanpa segan-segan menghukum satu anak kelas untuk berdiri di luar dengan satu kaki sambil membawa ember berisi air di kedua tangan."
Oi oi, bukankah itu jelas-jelas salahnya Reo?
"Iya sih... Tapi intinya yang harus disalahkan itu adalah Takamatsu-sensei!!"
Kok gitu?
"Aku setuju!!"
Eh, Hiro?
"Ya, Takamatsu-sensei itu jelek banget kalo disuruh jadi guru!!"
Eh, Kyou, sampe kamu juga?
"Ya! Nomor satu memang Mona-chan!!"
Haaahhh... Ada apa dengan mereka ini?
"Oi, kalian lagi bicarain apa?"
Ah, ini dia dateng. Si Biang Kerok-nya!
"Re-chan! Kamu juga!! Meskipun Takamatsu-sensei itu galak, yang paling utama masalahnya itu kamu!!"
"Iya!!"
"Eh, kenapa kok kalian tiba-tiba?"
Yah, itulah yang ingin aku katakan...
Oh iya, apakah kalian sekarang masih duduk di bangku SD? Atau kalian sekarang sudah duduk di bangku setelah SD?
Tidak, sebenarnya tidak ada hal yang khusus sih. Hanya saja, aku hanya ingin cerita bahwa dulu saat aku masih duduk di bangku SD, aku jarang sekali mendapatkan makanan dalam bentuk apapun dari sekolah. Waktu itu kalo ngga salah, ada sebuah brand susu yang setiap satu tahun sekali mereka datang ke sekolah untuk membagikan produk susu mereka. Tapi jangan salah, meskipun sekolahku berada di pelosok desa, bukan berarti susu yang dibagikan itu adalah susu tipu-tipu yang di dalamnya mengandung bahan yang tidak sehat atau semacamnya.
Produk susu itu adalah produk terkenal. Diantara kalian yang tinggal di Indonesia, mungkin susu itu adalah susu konsumsi harian kalian.
Dan ngomongin soal makanan yang dikasih oleh sekolah, di Sekolah Dasar Takaoka ini, sekolah selalu memberikan makanan—maaf bahasaku yang jelek ini!—untuk murid-muridnya makan siang. Tentu, sekolah Takaoka juga sangat memerhatikan kesehatan dari makanan yang mereka suguhkan kepada seluruh penghuni Sekolah Dasar ini.
Suguhan harian mereka adalah makanan-makanan rumah yang biasa dan sebenarnya tidak ada spesial-spesialnya. Seperti Kare, Kare, err Kare, err Kare lagi... Dan Kare lagi...
"Oi makanannya bukan cuma itu aja!"
Hm? Hari ini Kare dan kemarin Kare, kan? Emangnya ada apa lagi?
"Masakan tiram waktu itu juga pernah disiapin, masakan salad ala barat waktu itu juga pernah disiapin, err pokoknya banyak dah!"
Tapi, aku sejujurnya ngga benci kare sih... Itu sih ngga penting! Yang jelas, enak sekali sekolah di Takaoka ini sampe dapat makanan harian dari sekolah. Yang masak juru masak terkenal lagi...
"Tapi, yang paling enak tetap masakan rumah lah!!"
Kamu yang bilang ya, Jun... Bukankah kamu yang nambah paling banyak diantara yang lain?
"E-Err kalo itu... Di-Di rumah makannya juga aku yang paling banyak!!"
"Eh Re-chan..."
"Hm?"
"Kita nyoba bereksperimen yuk!"
"Eksperimen?"
"Punyaku kan Beef Kare, terus punyamu Chicken Kare kan? Gimana kalo kita campur?"
Sepertinya aku lupa mengatakan, Kare yang disuguhkan ada dua, yaitu Beef Kare dan Chicken Kare. Beef Kare, seperti namanya, Kare ini menggunakan daging sapi untuk cita rasanya. Daging yang kenyal dan berminyak, jika digigit akan keluar banyak minyak itu lho!! Lalu ada Chicken Kare. Bumbu kaldu dan semuanya sama mungkin? Karena aku juga tidak pernah pergi memasak soalnya. Lagian kalo memang bumbunya beda, kenapa harus berbeda sih bumbunya? Kan intinya ya sama-sama Kare kan? Kaldunya hitam, berminyak ada wortelnya, ada bawangnya... Kayak gitu kan? Paling yang beda cuma dagingnya, yang satunya kenyal yang satunya jauh lebih gampang digigit.
Kalo aku sih... Aku jauh lebih suka daging ayam. Banyak orang-orang bilang bahwa daging sapi itu adalah daging yang mahal dan bla bla bla bla... Oi aku kasih tahu nih, ya... Ak—!!
*A-Aku lupa kalau di sini kerjanya untuk menarasi..! Jii~
Jii~~~
Jii~~~~~~~~
Hah... Sepertinya tidak ada yang megomeliku. Baiklah, aku akan lanjut*!!
Ma-Maaf ya teman-teman semua... Maafkan karena ketidakprofesionalanku!!
Kalau begitu, karena ini sudah waktunya untuk pulang sekolah jadi... Bye! Sampai ketemu di chapter selanjutnya!!
[END]
Hmm hmm hmm, jadi begitu ya... "Menceritakan dengan rinci," kah?
Bisa apa ngga ya aku?