Chereads / PeePee / Chapter 2 - Shi

Chapter 2 - Shi

Semenjak saat itu dia selalu berpikir. "Sebenarnya apa yang membuatku?"

Apakah dengan tersenyum mendengar kabar kematian ayah dan ibunya yang disayangi itu tidak membuat Hiro—tidak, aku yakin siapapun di dunia ini—merasa ada yang janggal dalam dirinya? Tentu iya, tentu dia merasa janggal. Ketika melihat teman-teman Hiroshi yang memakai baju hitam menangis keras sambil mengusap air matanya terus-menerus sepanjang pemakaman itu membuat Hiro bertanya pada dirinya sendiri, "Kenapa aku merasa bahwa kematian Ibu dan Ayah sama sekali tak membuatku merasa bahwa kematian mereka adalah hal yang harus disedihi?

Banyak orang datang pada Hiro untuk mencoba menenagkannya, karena mereka tahu kalau orang yang paling menderita melihat pemandangan ini tak lain dan tak bukan adalah Hiro. Orang-orang melakukan hal yang sama, dia berlutut, menatap Hiro dengan segenap ketegaran mereka untuk tidak memperlihatkan air mata mereka yang mereka keluarkan, melebarkan dada mereka, menepuk pundak Hiro, memeluknya dan mengatakan, "Yang sabar ya. Hii-chan...!"

Jun dan Reo—yang di saat ini mereka bertiga sudah menjadi teman dekat—mendapati Hiro sedang berdiri bengong dan serasa tak mengekspresikan apa-apa—lebih tepatnya, tak tahu apa yang harus dia ekspresikan. Jun menanyakan apa yang dia pikirkan bengong seperti itu.

Hiro menjawab, "Ne, Jun-chan...Apakah aku harus sedih?" melemparkan kembali pertanyaan pada Jun.

"Hmm? Apakah kau sedang sedih?" Jun menjawab dan melemparkan kembali pertanyaan pada Hiro.

"Begitu, ya..." Saat mendengar hal itu, Hiro langsung tahu apa jawaban dari pertanyaannya. Apa yang harus dia lakukan. Yah, meskipun jawaban dari Jun merupakan sebuah pertanyaan, tapi Hiro menangkap pertanyaan itu sebagai jawaban dari pertanyaannya yang selama ini selalu dia pendam jauh dalam hatinya selama pemakaman berlangsung.

"Hii-chan!!" panggil Reo dari belakang menghentikan Hiro yang kalau dilihat dari punggungnya serasa Hiro akan pergi entah ke mana. "Memangnya kenapa kau menanyakan hal itu?" tanyanya.

"Sebenarnya... Mereka semua bertanya kepadaku, "Hii-chan apakah kau sedih?" sebelum aku menjawabnya mereka langsung memelukku. Dan itu pun bergulir sampai puluhan kali, aku lupa menghitungnya. Sebenarnya waktu itu aku ingin menjawab seperti ini, "Apakah aku akan mati? Kalau seandainya mereka mati, apakah waktuku juga akan berhenti? Apakah waktu dari dunia ini akan berhenti? Kalau begitu kenapa paman menanyakan hal yang sudah jelas?". Ibuku mengatakan kepadaku, "Kau tahu Hiro-chan... Meskipun banyak yang menghina diri Ibu yang kekanak-kanakan seperti ini, ada suatu saat ketika Nenek memuji Ibu dengan diri Ibu yang apa adanya. Di saat-saat terakhir sosok seorang ibu yang tengah sakit-sakitan dan ingin dijemput oleh ajalnya, dia mengatakan, "Ah, senyumanmu itu sempurna. Dan tak ada yang mengalahkan senyuman dari anak ibu...", " aku ingat sekali ekspresi ibuku saat sedang menceritakan cerita tentang nenek, dia mengeluarkan air mata namun wajahnya tersenyum sambil memandang langit malam waktu itu.

Apa yang aku dapatkan, yah bahwa kepergian seseorang itu bukan untuk ditangisi. Dan aku juga sebenarnya ingin berekspresi seperti itu namun, banyak orang yang sedih merasa kehilangan Ayah dan Ibuku, mereka menangis. Lalu, lama -kelamaan aku bertanya pada diriku sendiri, "Kenapa kau tak menangis?", "

Mendengar hal itu, Jun dan Reo menggeleng-gelengkan kepalanya. Dan meyakinkan satu sama lain dengan menganggukkan kepala mereka, dan berkata, "Errmmmm, berarti Hii-chan itu lagi sedih, ya?!"

"Eh?! Kok bisa jadi kayak gitu?"

"Err terus?!"

"Entahlah..." kata Hiro menundukkan kepalanya tanda dia sama sekali tak mengerti apa yang ia rasakan.

"Hmm... Wah ternyata Hii-chan itu memikirkan hal-hal yang membingungkan, ya?"

"He?!"

Reo membusungkan dadanya dengan sombong, "Kalau menurut ku, yang ngga ada biarin ngga ada!! Oh kalian semua, gimana kalo kita main!! Aku pengin nunjukin ke kalian, nih... Traz Card yang paling langka...!" kata Reo dengan senyum yang sangat lebar dan terlihat sangat bodo—maksudku jahat.

"Uwwwaaaahhhhhhhh!!!!!!!!! Ini Vinté Traz yang beneran Re-chan!!"

"Ehem!!!"

Hehe, kartu Traz. Itu adalah sebuah kartu koleksi berasal dari sebuah Televisi Anime terkenal bernama Legend of Pipollo. Traz Card Collection adalah kumpulan kartu koleksi yang memang diperjualbelikan untuk para fan Legend of Pipollo yang sepertinya ingin untuk mengoleksi berbagai macam jenis tokoh dan evolusi tokoh dalam anime Legends of Pipollo. Meskipun di sana tertera power yang dimiliki tiap kartunya, tapi ini bukan sebuah kartu yang diperuntukkan permainan kartu seperti Yu-Gi-Oh.

Melihat aksi mereka, Hiro pun tertawa kecil dan merasa bahwa masalah yang selama ini dia pikirkan sama sekali tak ada apa-apanya bagi mereka.

[END]