"Hoshi... Kamu dimana? Aku merindukan mu", isak Tsuki.
Tsuki menghapus air matanya kemudian berdiri dan melangkah pulang dengan gontai.
Boneka salju yang diberikan Hoshi, meskipun ia simpan di kulkas, pasti akan leleh suatu hari nanti, mengetahui hal itu semakin membuat Tsuki merasa kehilangan. Tsuki merogoh kaca mata Hoshi dari sakunya,
"Hoshi... Untukmu aku akan menjadi sedikit lebih kuat lagi, sedikit lebih berani... Agar aku dapat berada disisimu, bintangku", Tsuki memeluk kacamata itu dalam dekapannya kemudian melangkah pulang.
Akhirnya Tsuki sampai dirumah, namun ia terkejut saat ia menemukan sebuah boneka beruang dengan pita yang imut tergeletak di teras rumahnya, segera ia pun memungutnya.
Namun ternyata di balik boneka itu ada sebuah surat, segera ia pun membuka dan membacanya.
Maaf Tsuki, terima kasih
Selamat tinggal...
Takahiro Hoshi
Tes...
Tes...
Bulir bulir bening mulai Berjatuhan dari mata Tsuki,
" Dasar Hoshi bodoh! ", teriak Tsuki sambil menangis.
Akihiko terkejut dengan teriakan Tsuki dan segera menghampiri nya.
"Tsuki ? kau kenapa?", tanya Akihiko panik.
Sedang Tsuki mengabaikannya dan segera berlari masuk ke dalam rumah, Akihiko hanya menghela nafas panjang, wajahnya yang penuh humor berubah serius.
"Sepertinya ada masalah dengan mata empat itu, aku harus turun tangan Lagi?", gumam Akihiko.
***
Keesokan harinya...
Semilir angin berhembus lembut, ditambah awan kelabu yang menyelimuti cakrawala, membuat suasana menjadi kelam.
Tsuki menatap sendu bangku kosong disampingnya.
"Hoshi.... ", gumamnya sedih.
"Hoi kau!!! Huh.. Huh... Aku harus bicara padamu!! ", Ujar seorang pemuda tiba-tiba datang dengan terengah engah ke kelasnya langsung menunjuknya.
"Senior Terasaka ? ", Tsuki terkejut. Terasaka langsung menarik tangannya dan berlari menuju atap sekolah.
"Ini tentang Hoshi", Ujar Terasaka.
"Hoshi...? ".
***
Flashback.
Terasaka menghela nafas panjang, Ada sedikit perih yang mengganjal hatinya, sedikit menyesal dengan apa yang telah ia lakukan selama ini.
"kakak! Aku senang bisa satu sekolah denganmu!", ujar Hoshi waktu itu, namun Karena kesal dan malu Terasaka menumpahkan air minumnya di kepala Hoshi, namun pemuda berkaca mata itu hanya diam, padahal Terasaka tau betul bahwa sebenarnya Hoshi bukan orang lemah dan dia benci ditindas, namun didepannya Hoshi bersikap seperti 'adik yang baik' setiap saat.
"Kak selamat pagi!, apa kakak sudah makan? Jika kau mau aku membawa bekal untuk... ", Ujar Hoshi sambil tersenyum, namun sebelum ia merampungkan kalimatnya Terasaka menampik bekal yang ada ditangan Hoshi hingga makanan itu tumpah berserakan di lantai.
"Beraninya kau memanggilku begitu!! ". Bentaknya saat itu.
Membuatnya seakan akan adalah kakak tak berguna, setelah ia berhenti memanggil Hoshi dengan sebutan adik, sejak saat itu ia benci saat Hoshi memanggilnya 'kakak', Ia percaya bahwa Hoshi melakukan itu supaya Ayah memujinya.
Di kejauhan Terasaka melihat Hoshi yang ceria bersama seorang gadis, ia tau bahwa pasti kepribadian lainnya muncul pada Hoshi dan ia yakin saat ini Hoshi tengah berada dalam mode 'Hiro'nya,
"Gadis itu pasti alasannya untuk tertawa seperti itu", Gumam Terasaka seakan kembali dalam mode 'kakak'.
"Jadi itu gadis yang menjadi kelemahan Hoshi, ayo kita tangkap dia! ", Ujar beberapa orang bertubuh kekar yang bersembunyi dibalik tembok, Terasaka tak sengaja mendengar pembicaraan mereka dan segera menghampiri mereka.
"Aku tak akan membiarkan kalian bertindak seenak nya!! ", ujar Terasaka membuat beberapa orang itu mengalihkan perhatian kepadanya.
"Siapa kau bocah?! Sudah bosan hidup ya? ", Ujar seorang dari mereka.
"Kalian tak perlu tau siapa aku! Kalau berani lawan aku! ", ujar Terasaka sombong, sifatnya tidak berubah.
Namun Terasaka bukanlah tandingan orang orang itu, dengan mudah Terasaka mendapatkan lebam di mukanya dan jatuh tersungkur. Seorang dari mereka langsung mengikatnya, kemudian mengambil dompet nya.
"Takamoto Terasaka, anak dari keluarga baru Hoshi ya? Hahaha apakah yang kulihat ini adalah kakak yang mencoba melindungi adiknya hahahaha sungguh manis", tawa seorang paruh baya dengan tampang sangar membaca kartu identitas Terasaka.
"Umpan yang bagus, bawa dia! ", suruh paruh baya itu, bawahannya mengangguk dan membawa Terasaka masuk kedalam mobil.
"Halo... Hoshi ku yang imut, masih ingat aku? ", Ujar paruh baya itu menelpon Hoshi.
"Halo, ya aku Takahiro Hoshi, k-kau?!!... Untuk apa kau menghubungi ku?! Bagaimana bisa hp kakakku ditanganmu?! ", Ujar Hoshi naik pitam.
"Hahahahaha... Reaksi yang bagus!, jika kau ingin melihat kakak angkat kesayangan mu tetap utuh maka datanglah ke markas, rumah kita dulu? Hahahaha!!!!! ", Ujar paruh baya itu kemudian memutuskan sambungan telepon.
"Ap.. Hei!! Tsk! Sial!! ", Umpat Hoshi kesal.
"Ayo aku antar pulang", ujar Hoshi pada Tsuki pura pura tersenyum.
"Kau baik-baik saja? ", tanya Tsuki khawatir, Hoshi mengangguk.
"iya". Hoshi akhirnya mengantar Tsuki pulang.
Dilihatnya punggung gadis itu yang mulai menghilang di balik pintu, ia menghela nafas sendu.
"Maafkan aku Tsuki... ", Ujar Hoshi segera berlari menuju markas tempatnya dibesarkan dulu.
"Hoi tua bangka!!! Keluar!! Dimana kakakku?!!! ", teriak Hoshi murka didepan sebuah bangunan tua yang menorehkan banyak kenangan kelam.
"Selamat datang Hoshi !! lama tak jumpa", Ujar paruh baya itu, Orang yang telah membunuh Hiro tepat didepan matanya, Ichirou.
"Katakan dimana kau sembunyikan kakakku?!! Lepaskan dia!!! ", Teriak Hoshi dengan muka merah padam, ia benar benar marah.
"Hohoho.. Tenanglah kelinci kecil, kakakmu baik baik saja... Setidaknya untuk saat ini hahahah! ", Ujar Ichirou dengan seringai jahatnya.
"Lepaskan dia!!!! ", Teriak Hoshi sekali lagi.
"Boleh saja, asalkan... ",
Bukkk!!!
Uhukk!!!
Ichirou menendang perut Hoshi, kemudian menjambak rambutnya sehingga ia bisa melihat wajahnya.
"Wajah yang tampan, tapi bagaimana bila aku merobek wajah mulus ini? Hahahaha!!! Aku tak akan membuat kematianmu menjadi mudah! Akan ku buat kau membayar kekesalan ku selama ini! Hahahahah!!!! Lakukan semua yang ku katakan maka aku akan melepaskan kakakmu! ", Ujar Ichirou, Hoshi memandangnya tajam.
"Apa apaan dengan wajah itu huh?!!! ", Ichirou memukul wajah Hoshi hingga jatuh tersungkur.
"Baiklah... Aku akan tinggal disini dan melakukan apapun yang kau perintahkan, asalkan lepaskan kakakku", Ujar Hoshi sendu sembari mengelap sisa darah dimulutnya.
"Anak baik hahahahah!!!! Kalian lepaskan dia! ", Ujar Ichirou ,mereka pun melepaskan Terasaka.
"Apa yang kau lakukan bodoh?!! Kau mau menjadi sok pahlawan huh?!!! ", teriak Terasaka pada Hoshi.
"Aku mohon tetaplah aman... kakak, Selamat tinggal... ", Ujar Hoshi sambil tersenyum kemudian melangkah masuk bangunan itu. Terasaka tercengang, setelah apa yang dia lakukan Hoshi masih bisa tersenyum dan memanggilnya kakak.
"Sial!!!!!! ", Teriak Terasaka kesal sambil menendang kaleng bekas disampingnya.
***
Rintik hujan jatuh perlahan dari angkasa,
Bukk!!! Bang!!! Bruakk!!
Hoshi dengan tatapan kosong, mata yang tajam, rambut berantakan memukuli seorang pria dengan kumis diwajahnya.
"Ampun! Baik! Baik! Aku akan membayar bunganya", Ujar Orang itu kesakitan.
"Ini adalah kalung istriku! Ambilah! Hanya itu yang aku punya... Biarkan aku hidup! ", Ujar Orang itu dengan gemetar menyerahkan harta berharganya, dengan tatapan kosong Hoshi mengambil kalung itu kemudian melangkah pergi.
"Sebenarnya siapa namamu?!! ", tanya orang itu yang masih teduduk tak berdaya ditanah, Hoshi berbalik dan memberikan seringaian menakutkan.
"Aku adalah... Kuro".