Tanpa Tsuki dan Hiro sadari, tiba-tiba beberapa orang bertubuh kekar menghampiri mereka dan langsung memukul wajah Hiro.
Bukkk!!!
"Hiro!! " ,Teriak Tsuki khawatir.
Hiro mengelap sisa darah dibibirnya, kemudian tersenyum misterius.
"Kami mencari mu kemana mana! Kami sangat merindukanmu! Rindu ingin mematahkan tulangmu! ", Ujar orang orang misterius itu, yang terlihat seperti gangster.
Tsuki membelalak, pikiran nya belum bisa mencerna apa yang sedang terjadi.
"Hiro....", gumamnya.
Tanpa aba aba Hiro langsung memukuli mereka, namun entah kenapa raut Hiro berubah, dia jadi... Sedikit menakutkan.
Hiro sangat ahli bela diri, Ia melawan tiga orang sekaligus hingga mereka kewalahan. Tsuki tak berani melihat mereka saling pukul,
Hiro nampaknya sudah memenangkan pertarungan itu, namun meskipun mereka sudah memohon ampun Hiro tetap saja memukuli mereka.
"Hiro!! Sudah!! Cukup! Hentikan! Hiro!! Kau bisa membunuh mereka!! ", Ujar Tsuki mencoba menghentikan Hiro, namun Hiro nampaknya tak mau dengar.
Ia bahkan menampik tangan Tsuki hingga terhuyung dan jatuh.
"Hiro...? ",Gumam Tsuki sendu, Hiro menatapnya dengan mata yang tajam, mata yang berbeda, mata yang penuh amarah dan kesedihan.
Tiba-tiba Hiro berteriak sembari memegangi kepalanya,
"Aaahhhhh!!!!! ".
"Hiro? Kamu kenapa? ", Ujar Tsuki khawatir kemudian mencoba berdiri. Hiro tiba-tiba berlari meninggalkan Tsuki dan para gangster itu.
"Hiro?!!!! ", Teriak Tsuki, namun bukannya berhenti Hiro malah semakin jauh berlari.
Tsuki menunduk sedih, sebenarnya siapa Hiro? Kenapa dia seperti itu? Dia tiba-tiba menjadi.. Sedikit menakutkan.
Beberapa menit berlalu, Tsuki hanya diam sembari menunduk sedih,Ia menatap lututnya yang memar karena jatuh oleh Hiro tadi. Ia jadi teringat Hoshi, dia sudah kasar padanya padahal Hoshi hanya ingin mengingatkan.
Ketiga gangster itu menatap Tsuki seakan akan akan memakannya, Tsuki yang ketakutan melangkah mundur.
"Setidaknya Hiro meninggalkan kita mangsa yang manis", Ujar salah seorang dari mereka.
Tsuki membelalak mendengar apa yang orang itu katakan, kakinya gemetar.
Namun tiba-tiba seseorang menarik tangannya dan berlari bersama, Mereka terus berlari, orang itu terus menarik tangannya.
Huh! Huh! Huh!
"Setidaknya kita aman sekarang ", Ujar pemuda itu dengan nafas yang memburu.
"Hoshi? ", Ujar Tsuki setelah menyadari siapa yang menolong nya.
"Setiap bertemu dengan mu selalu saja dalam keadaan yang membahayakan dan sial ya? Kau ini!! Hah! Merepotkan saja! Ehh kakimu terluka! ",Ujar Hoshi kemudian merogoh plaster dari saku celananya.
Kemudian Hoshi membungkuk dan menempelkan plaster itu pada kaki Tsuki.
"Nahh kalau sudah begini nggak akan infeksi", Ujar Hoshi kemudian berdiri.
Tsuki hanya menatap Hoshi dalam diam.
"A-apa? ", Tanya Hoshi mengetahui Tsuki terus menatapnya.
"Mengapa kau menolong ku? padahal aku sudah berkata kasar padamu! ", Ujar Tsuki sembari menangis.
"Tadi saat aku melihat mu dalam masalah, aku tak bisa hanya diam saja kan? Lagipula aku sudah biasa dengan kata kasar atau semacamnya", Ujar Hoshi sambil menatap danau didepannya.
"Maafkan aku! ", Ujar Tsuki sambil membungkuk.
"Sudahlah! Nanti kalau ada yang lihat dikiranya aku lagi ditolak", Ujar Hoshi, dan itu berhasil membuat Tsuki tertawa.
"Hahaha bukankah itu sudah pantas? Mata empat ditolak oleh gadis cantik? ", Ujar Tsuki sambil masih tertawa.
"Yee.. PD banget ya", Ujar Hoshi, kemudian mereka tertawa.
"Kira kira kenapa ya Hiro tiba-tiba meninggalkanku seperti itu...?", Ujar Tsuki sendu.
"Jadi tadi kalian bertemu? ", Tanya Hoshi khawatir. Tsuki mengangguk.
Hoshi kemudian memegangi pipinya dan mengerang.
"Shhh... Aduh".
"Kenapa? Kau tak apa? ", Tanya Tsuki khawatir.
"Entahlah, tiba-tiba pipiku rasanya sakit, Jangan jangan... ", Hoshi kemudian terdiam.
"Jangan jangan kenapa? ", Tanya Tsuki penasaran, Hoshi menggeleng.
"Lupakan", Ujar Hoshi kemudian duduk diatas rerumputan, menatap langit yang mulai menunjukkan semburat keemasan dan kerlip bintang muncul beberapa.
Tsuki ikut duduk disamping Hoshi.
"Hoshi... Sebenarnya siapa Hiro sebenarnya? ", Tanya Tsuki, Hoshi menghela nafas panjang.
"Maaf mungkin kau tak akan suka jika aku menjelakkan Hiro, namun kalau boleh jujur... Aku sangat membenci nya, aku mohon berhati hatilah dengannya!", Ujar Hoshi sambil meremas rerumputan seakan menahan amarah.
"Baiklah aku akan berhati hati", Ujar Tsuki mengalah.
Tsuki menatap bintang dengan antusias, matanya berbinar.
"Kau suka bintang? ", Tanya Hoshi melihat Tsukk yang hampir melotot melihat bintang.
Tsuki mengangguk.
"Tidak hanya suka, aku cinta bintang! ", Ujatnya girang.
"Ohh... Terima kasih ", Ujar Hoshi malu malu sambil membenarkan letak kacamata nya. Tsuki langsung memukul pundaknya pelan.
"Dasar GR! Maksudku bintang dilangit! Bukan kau! ", Ujarnya kesal, Hoshi pun tertawa melihatnya salah tingkah.
Merekapun tertawa dan berbincang bersama dibawah sinar rembulan dan kerlip bintang. Tsuki menjelaskan nama nama bintang pada Hoshi, seakan dia adalah pakar astronomi.
Seakan bulan dan bintang, mereka saling membutuhkan, saling berdalih, namun akan bersama lagi dan lagi.
Entah itu adalah takdir atas nama mereka, Tsuki yang artinya bulan dan Hoshi yang artinya bintang, atau hanya kebetulan saja?.
Sebenarnya Tsuki sangat penasaran dengan siapa Hiro sebenarnya dan apa hubungannya dengan Hoshi, namun ia enggan memaksa Hoshi untuk menjelaskan, Ia yakin pemuda itu akan menjelaskan padanya jika sudah waktunya.
***
Keesokan harinya, kembali seperti biasa, akhirnya Hoshi dan Tsuki kembali akrab.
Tsuki kembali menjadi sosok cerewet seperti biasa yang terus bertanya pada Hoshi tentang segala hal, dan Hoshi? Kembali acuh seperti biasa, akhirnya mereka bertengkar lalu tertawa seperti biasa.
Dibalik jendela kaca, seorang gadis berambut hitam terus memperhatikan Hoshi.
Sepulang sekolah, Tsuki mencari Hoshi untuk diajaknya pulang bersama, Ia tahu pasti Hoshi tengah berada di klub bela diri, Ia baru tau ternyata Hoshi bisa bela diri karena ikut klub itu.
Namun saat ia memasuki ruangan klub hanya Hoshi seoarang bersama seorang gadis berambut hitam yang nampaknya ingin mengatakan sesuatu.
"Hoshi!! Ayo pulang! ", Ujar Tsuki tak senang kemudian menarik tangan Hoshi.
Namun gadis berambut hitam itu ternyata juga ikut menarik Hoshi.
"Tunggu!! ", Ujar gadis itu sambil menarik Hoshi.
"Ayo pulang!! ", Tsuki entah kenapa tak suka jika Hoshi berdua saja dengan gadis itu.
"Tunggu sebentar!! ".
"Pulang!! ".
Akhirnya mereka terus menarik narik Hoshi seakan sedang lomba tarik tambang.
"Berhenti!! Kalian ini apa apaan sih?!! Kalian kira aku tambang?! ", Ujar Hoshi kesal sambil melepaskan tangan Mereka dari tangannya.
"Sudah sana kalian saja yang pulang bareng! ",Ujar Hoshi kesal kemudian melangkah pergi.
"Ini gara gara kau!", Ujar gadis itu kesal.
"Sudah jelas gara gara kau!! ", Ujar Tsuki tak mau kalah.
"Sebenarnya siapa sih gadis ini? Apa hubungannya dengan Hoshi? ", Batin Tsuki kesal.
***
Lintang bertaburan dilangit, angin berhembus kencang. Meskipun langit cerah, namun karena hampir musim dingin, hawa menjadi menurun drastis.
Dengan pakaian tebal dan syal, Hoshi duduk mendengarkan musik sembari membaca, dia tengah menunggu bus setelah tadi keluar rumah untuk membeli beberapa bahan makanan.
Seorang gadis cantik berambut hitam datang entah dari mana lalu duduk disamping Hoshi.
Hoshi melihat nya sekilas.
"Inikan.. Gadis tadi siang? ",batin Hoshi.
Gadis itu mengeluarkan sebatang coklat dari sakunya, kemudian mematahkannya jadi dua.
Cklak!
Kemudian gadis itu memberikan setengahnya pada Hoshi, Hoshi jelas terkejut, Ia melepaskan headset dari telinganya kemudian menatap gadis itu penuh selidik.
"Ini.. Makanlah! ",Ujar gadis itu.
Angin dingin berhembus perlahan,
Gadis itu mematahkan coklatmya menjadi dua dan memberikan setengahnya pada Hoshi.
Hoshi melepaskan headsetnya kemudian melihat gadis itu. Gadis yang sangat cantik, bulu matanya lentik, suaranya lembut dan rambutnya halus berkilauan diterpa cahaya lampu jalanan, sejenak Hoshi terpana.
Meskipun enggan namun Hoshi akhirnya menerima coklat itu.
"Maaf, tapi, kamu siapa?", Tanya Hoshi pada gadis itu.
Gadis itu menunduk sedih, Ia meremas ujung roknya, Ia hampir menangis.
"Padahal... Aku selalu mengingatmu! Tapi... Kau lupa padaku!, bodoh!", Ujar gadis itu kemudian berlari pergi begitu saja.
"Are? Sebenarnya siapa sih gadis itu?, Aneh sekali", Ujar Hoshi agak merasa bersalah, entah mengapa jantungnya berdegub kencang.
Beberapa menit kemudian sebuah bus berhenti didepannya, segera Iapun menaikinya. Di kejauhan gadis berambut hitam kecoklatan itu terus menatap Hoshi hingga lenyap dari penglihatan.
"Aku selalu menyukai mu, dari dulu hingga sekarang! ", gumam gadis itu.
***
Daun daun kuning berguguran, bersimpah diatas lantai marmer SMA Hotaka. Tsuki berangkat pagi sekali tadi, entah mengapa ada hal aneh yang mengusik hatinya, Ia jadi ingin segera bertemu pemuda bermata empat itu, apakah ia sangat sebal pada Hoshi hingga selalu memikirkannya atau... Ahh pasti tidak mungkin kan?.
Pernahkah kau merasa jatuh hati pada dua orang sekaligus?.
Tsuki membasuh muka nya kasar kemudian mendesah kesal pada kaca didepannya.
Serasa lama di kamar mandi sekolah, Ia memutuskan untuk segera keluar dan kembali ke kelas.
Saat Ia mulai melangkah, tiba-tiba seseorang membekapnya dari belakang, hingga ia tak bisa berteriak bahkan kesulitan bernafas.
Orang itu menariknya ke tempat sepi, setelah dirasa aman orang itu kemudian melepaskan tangannya dari mulut Tsuki.
Tsuki segera berbalik untuk melihat siapa orang itu, seketika matanya membelalak.
***
Seorang gadis berambut hitam kecoklatan menatap diam keluar jendela kaca kelasnya, sementara teman temannya tengah membicarakan tentang cowok yang mereka sukai.
"Kalau kamu Midori? Apakah ada yang kamu sukai? ", Tanya temannya padanya.
Gadis berambut hitam kecokelatan itupun mengangguk malu.
"Wahh pasti ada kaitannya kenapa kamu masuk SMA ini kan? Kamu kan sangat cerdas tapi malah tak jadi sekolah di luar negeri, pasti karena kamu ingin satu sekolah dengannya kan? ", Tanya Temannya penuh selidik.
"Pasti pemuda yang berlatih Aikido kemarin, hmm... Walaupun pakai kacamata tapi dia lumayan tampan, Iya kan? Akane Midori? ", Tanya teman satunya.
Gadis berambut hitam itu yang nyatanya bernama Midori telah sempurna memerah pipinya, Ia kemudian berlari keluar kelas untuk menutupi wajahnya yang memerah seperti tomat.
Midori menghela nafas lega setelah berhasil kabur dari teman temannya yang bermulut besar.
"Kabur dari kenyataan lagi? ", Ujar seseorang berambut putih dengan wajah super tampan.
"Bukan urusanmu! Yuuki! ", Jawab Midori ketus.
"Tenanglah bukankah kita sama? Kita sama sama suka pada orang yang selalu diabaikan padahal kita adalah idola", Ujar Yuuki, pemuda paling populer di SMA Langit Biru.
"Kau menyukai gadis berambut permen karet itu? ", Tanya Midori memastikan.
"Merah muda! Merah muda bodoh!! Dan kau juga menyukai pemuda mata empat itu kan? ", Ujar Yuuki kesal.
"Berkaca mata!! Dan namanya Hoshi!!! Bodo!! ", Ujar Midori tak mau kalah.
"Nampaknya mereka sudah saling akrab, kau akan semakin sulit mendekati pemuda itu, dan lagi... Saat kau tau tentang kebenaran yang pemuda itu sembunyikan, aku tak yakin kau akan melangkah lebih jauh lagi", Ujar Yuuki kemudian melangkah pergi.
Yuuki melangkah sembari mengeluarkan sebuah gantungan kunci dari sakunya, kemudian melihat nya sambil tersenyum.
"Mungkin suatu saat nanti kau akan menyukai ku, Tsuki", Gumamnya yakin.
"Lama sekali! Apa yang kau bincangkan dengan Akane? ", Ujar seorang pemuda yang nampaknya sudah menunggu Yuuki.
"Yo! Ryota! Ayo kita makan di kantin! ", Ujar Yuuki tanpa menjawab pertanyaan Ryouta.
Mereka pun melangkah menuju kantin untuk sarapan.
"Dan kau yakin tak akan memberitahukan kebenaran tentang Hoshi pada Hikari-san? ", Tanya Ryouta. Yuuki hanya tersenyum.
"Entahlah. Yang penting kita sarapan dulu ", Ujar Yuuki mengalihkan pembicaraan.
***
"Kebenaran yang disembunyikan? ", Gumam Midori penasaran.
"Yang pasti aku akan selalu menyukai Hoshi ku! Dan aku akan mendapatkan nya apapun caranya! ", Ujar Midori yakin.
5 tahun yang lalu...
Akane Midori adalah gadis yang cantik, dari keluarga kaya dan juga amat cerdas, oleh sebab itu banyak yang menyukainya. Banyak pemuda yang jatuh cinta padanya, itulah sebabnya sahabat sahabatnya menjauhinya karena orang yang disukai sahabatnya malah menyukai nya.
"Dasar kamu tak tau diri ya!! Menusuk dari belakang!! Harusnya kami tidak pernah percaya padamu! ", Ujar teman temannya.
"Hiks.. Hiks... teman-teman aku tidak pernah bermaksud begitu... Aku.. ", Midori menangis sendu.
"Dia tak akan merebut siapapun dari siapapun!! Karena dia menyukaiku dan aku menyukainya!! Kalian saja yang salah paham!! ", Ujar seseorang tiba-tiba datang menghentikan tangisan Midori. Pemuda itu kemudian memberinya sekuntum bunga Krisan.
"Iya kan? ", Ujar pemuda itu menatap Midori dengan isyarat untuk menurut saja pada rencananya.
"I-iya dia benar! ", Ujar Midori bohong.
Teman temannya kemudian merasa menyesal kemudian memeluknya dan meminta maaf.
"Maafkan kami karena salah paham padamu ya!, ternyata memang salah mereka para cowok yang kalau lihat cewek cantik saja langsung suka", Ujar teman Midori, Midori tersenyum dan menggeleng.
"Tidak papa kok".
"Yasudah kami pulang dulu ya, nikmati saja waktumu sama dia hihhihi... Sampai ketemu besok! Besok kami tratir deh!! ", Ujar teman Midori kemudian berlari pergi sambil tertawa, Midori melambaikan tangan pada mereka.
Midori menatap pemuda itu,
"T-terima kasih sudah menolongku... A-aku Akane Midori, S-siapa namamu? ",Ujar Midori malu.
"Ohh.. Aku Hoshi, yang tadi lupakan saja, aku hanya tak ingin mereka memutuskan persahabatan hanya karena hal tak berguna, bye-bye!! ",Ujar Hoshi kemudian berlari pergi.
Sejak saat itu untuk pertama kalinya ada orang yang menolong nya buka karena apapun, bukan karena parasnya atau status nya, untuk pertama kalinya Midori menyadari yang namanya... Jatuh cinta.
Midori tersenyum kemudian melangkah riang, namun Ia terhenti sesaat setelah Ia melihat dikejauhan orang yang dia kenal.
Jauh dari keramaian dua orang itu seakan bersembunyi dan berbincang akan sesuatu.
"Bukankah itu Tsuki? Sedang apa dia...? ",Gumam Midori.
To be continued.