Chereads / Gelora Gairah [R18+!] / Chapter 10 - Ranata, Kiseki dan Chikane I

Chapter 10 - Ranata, Kiseki dan Chikane I

Jam baru menunjukkan pukul 9 pagi ketika pintu belakang rumah Vivadhi Ranata terbuka dengan lebar dan sang lelaki pemilik rumah tersebut pun masuk ke dalam setelah melompati tembok belakang rumahnya sambil membawa dua orang wanita yang sangat cantik tiada tara di dalam rangkulan tangannya.

Faladhina Kiseki dan Myradhia Chikane yang masih lemas klepek – klepek di dalam buaian kenikmatan di tangan sang lelaki pun dibawa oleh Vivadhi Ranata hingga masuk ke dalam kamar tidur yang dimiliki oleh dirinya.

Dengan lembut, Pak tua berpenampilan muda tersebut pun meletakkan tubuh lemas dari kedua orang wanita yang sangat cantik yang berada di tangannya tersebut ke atas ranjang besar yang empuk dan berukuran King Size.

Ukuran yang sangat pas dan nyaman untuk ditiduri oleh mereka bertiga nanti di waktu malam.

Vivadhi Ranata pun juga turut ikut naik ke atas ranjangnya dan mengambil tempat di tengah – tengah di antara Faladhina Kiseki yang berada di sebelah kirinya dan Myradhia Chikane di sebelah kanannya.

Dengan lembut, dibelai – belainya tubuh indah nan gemulai dari kedua orang wanita yang sangat cantik setara dengan sepasang bidadari yang baru saja turun dari kahyangan tersebut.

Kulit mereka yang berwarna putih mulus terasa sangat lembut dan begitu nikmat untuk disentuh bahkan meskipun tubuh indah kedua orang gadis tersebut masih dibalut oleh pakaian lengkap yang mereka kenakan.

Bahkan tekstur pakaian mereka yang terasa sangat enak untuk diraba tersebut pun semakin menambah nikmatnya cita rasa dari sensasi sentuhan yang diberikan maupun diterima oleh sang lelaki.

Baik Vivadhi Ranata maupun Faladhina Kiseki serta Myradhia Chikane masing – masing merasakan sensasi nikmat yang begitu luar biasa hanya dengan saling bersentuhan satu sama lain.

"Ah.... Tuan..., rasanya enak banget..." Desahan nakal menggugah hasrat keluar dari bibir manis Faladhina Kiseki yang begitu mempesona.

"Ummm.... Uhmmmm..." Sementara itu Myradhia Chikane mengeluarkan erangan – erangan panas yang tertahan di mulutnya yang tertutup rapat.

Tampaknya sang gadis masih begitu malu – malu untuk mengungkapkan perasaan dan isi hatinya setelah tampil begitu dingin di hadapan sang lelaki saat pertemuan pertama mereka.

Namun tubuh indah sang gadis yang tak bisa berbohong tersebut dengan penuh kejujuran menggeliat – geliat tanpa henti, bagaikan seekkor ular betina yang sedang meliuk – liuk akibat terbakar oleh api birahi, memperlihatkan sebuah pemandangan yang begitu tak tertahankan di mata Vivadhi Ranata yang sedang berada dalam masa puber keduanya.

"Ranata... aku menginginkan dirimu, tuan.... Ayo sini..., aku udah gak sabar lagi nih...." Faladhina Kiseki yang melihat pandangan mata Vivadhi Ranata yang tak mau lepas dari geliat tubuh Myradhia Chikane yang terlihat begitu HOTS tersebut mencoba menarik perhatian sang lelaki dengan suaranya yang sangat memikat jiwa.

Dan berhasil....

Vivadhi Ranata kini berpaling menatap dirinya dan memberikan seluruh perhatian yang dimilikinya kepada sang wanita yang terbaring di sisi kirinya tersebut.

Setelah puas membelai rambutnya yang halus dan meraba sekujur tubuh sang gadis yang begitu indah membangkitkan gairah, Vivadhi Ranata kini memusatkan perhatiannya kepada kedua belah payudara milik Faladhina Kiseki yang terlihat begitu ranum menggoda.

Dibelainya kedua buah dada sang gadis yang terasa begitu kenyal, lembut dan elastis.

Faladhina Kiseki yang merasakan nikmatnya belaian sang lelaki yang membuat payudara nya yang indah dan ranum itu terasa semakin panas dan sensitif tanpa rasa malu mengerang dengan penuh hasrat.

Suaranya yang indah mengalun membangunkan hasrat gairah sang lelaki yang semakin berkobar – kobar bagai api kiamat.

Tangan – tangan nakal Vivadhi Ranata dengan semakin berani mulai bergerak dengan semakin intens, menguleni, menekan – nekan dan meremas – remas buah dada yang begitu nikmat menggairahkan milik sang wanita, mengirimkan sensasi luar biasa yang ditransmit melalui tangannya menjalar memenuhi pikiran dan jiwa sang lelaki.

Faladhina Kiseki pun juga turut merasakan perasaan nikmat yang begitu sensasional luar biasa ketika kedua belah payudara nya dimainkan dengan ganas dan liar oleh sang lelaki.

Irama permainan buah dadanya yang terus berubah bentuk seperti adonan kue mochi hangat yang semakin dan semakin tinggi dengan serta merta akhirnya berhasil membawa jiwa sang wanita yang baru saja tiba di dunia ini dari Alam Para Dewa serasa kembali terhempas, melayang hingga menembus Langit Tingkat Tujuh.

Irama nafas sang gadis yang memburu dan teriakannya yang melengking sembari dirinya meracau menyebut nama sang lelaki dengan penuh gairah terasa sanggup menghanyutkan jiwa setiap insan yang mendengarnya dalam ombak gairah dan kenikmatan duniawi.

Dan memang begitu lah hal yang terjadi pada saat ini, pada siang hari itu di Desa Jambawana kini terjadi fenomena aneh dimana semua orang yang berada di sana tiba – tiba mendengar sebuah lengkingan dengan nada yang menghanyutkan jiwa mereka hingga semua orang yang mendengar suara tersebut kehilangan kesadaran mereka dan pingsan selama beberapa jam.

Karena hal ini juga lah, maka meski pun Faladhina Kiseki meraung sekeras - keras dan sepuas - puas hatinya dengan penuh kenikmatan menggaungkan suara yang begitu aduhai alamak menggoyahkan iman ke seluruh penjuru, tidak ada satu pun warga desa yang datang menggrebek rumah Vivadhi Ranata karena semua orang yang mendengar suara jeritan kenikmatan sang gadis langsung jatuh pingsan tak sadarkan diri.

Faladhina Kiseki pun akhirnya mengalami orgasme pertamanya yang terasa begitu nikmat bergelora berkat permainan tangan sang lelaki yang menjamah kedua belah payudaranya yang kini naik turun seiring dengan nafas panas sang wanita yang memburu....

Hup....!

Tiba – tiba saja, sang wanita yang masih terbaring dengan lemas di atas ranjang tersebut merangkul leher Vivadhi Ranata yang sedang menatap wajahnya dari dekat dengan kedua tangannya yang indah bagaikan sepasang maha karya.

Dengan penuh nafsu dan tatapan mata yang membara penuh gairah, Faladhina Kiseki menatap lapar sang lelaki, nafas mereka yang panas kini saling menyatu dengan menipisnya jarak di antara wajah mereka.

Vivadhi Ranata dengan penuh pengertian meraih dagu sang wanita dan dibawanya bibirnya untuk bertemu dengan bibir sang wanita.

Mereka berdua pun kemudian mulai saling berciuman.

Faladhina Kiseki, yang awalnya sama sekali tidak punya pengalaman soal hubungan antara seorang pria dan wanita mulanya sedikit canggung dan kikuk menerima ciuman sang lelaki.

Namun, dengan perlahan tapi pasti, permainan lidahnya mulai menjadi semakin mulus mengikuti irama tarian lidah sang lelaki yang membimbingnya kembali untuk meraih kenikmatan asmara.

Hampir lima belas menit kedua insan berbeda jenis kelamin tersebut saling berciuman hingga akhirnya Faladhina Kiseki pun kembali mengalami klimaks orgasmenya yang kedua akibat tubuh dan jiwanya yang sudah menjadi begitu sensitif setelah menerima permainan penuh nafsu dari sang lelaki.

Bibir mereka berdua pun akhirnya saling melepaskan dengan membentuk serangkaian benang perak yang terjalin dari kondensasi campuran air liur mereka berdua.

Vivadhi Ranata dengan penuh rasa puas melihat hasil kerjanya yang berhasil membuat Faladhina Kiseki benar – benar larut dalam hasrat gairah badani.

Dibelainya lembut rambut sang gadis dengan penuh kasih sayang sebelum kemudian dia merasakan ada seseorang yang menaruh telapak tangannya di punggung sang lelaki.

Vivadhi Ranata menolehkan mukanya dan berbalik.

Dan sang lelaki pun mendapati seorang wanita lain yaitu Myradhia Chikane yang tadinya berbaring di sebelah kanan kini sedang duduk bersimpuh di atas kasur dengan tatapan mata yang terlihat membara dalam api hasrat.

Tahulah sang lelaki kalau sedari tadi Myradhia Chikane telah memperhatikan permainan asmara antara dirinya dengan Faladhina Kiseki dan kini juga ikut turut terhanyut dalam gelombang hawa nafsu duniawi....