Faladhina Kiseki terus memeluk tubuh lembut Myradhia Chikane dan menciumi segenap bagian punggungnya dengan penuh kasih sayang.
Dua orang gadis cantik yang saling menempelkan tubuhnya tersebut kemudian berdiri sesaat sebelum tubuh gemulai penuh pesona milik Myradhia Chikane jatuh lunglai tak sanggup menahan tubuh Faladhina Kiseki, meleleh dalam belaian dan kecupan penuh hasrat sang gadis yang memeluk tubuhnya dari belakang, hingga akhirnya Myradhia Chikane bersama dengan Faladhina Kiseki pun roboh menimpa tubuh Vivadhi Ranata yang dengan lembut menerima kedua orang gadis yang sedang berpelukan tersebut ke dalam rangkulannya.
Myradhia Chikane kini bagaikan sebuah isian sandwich yang diapit oleh Vivadhi Ranata dari bawah dan ditimbun oleh Faladhina Chikane dari atas.
Sang lelaki pun dengan penuh kelembutan memegangi ujung dagu Myradhia Chikane dan membawa bibir sang gadis untuk bertemu dengan bibir sang lelaki.
Dengan penuh ketidak berdayaan dan dalam jeratan hasrat nafsu, Myradhia Chikane dengan penuh kepasrahan hati pun membiarkan saja sang lelaki untuk menciumi dan meluluh lantakkan seisi rongga mulutnya, untuk mencuri setiap hembusan nafas sang gadis dan untuk menghisap apa pun yang ada di dalam rongga mulutnya yang hangat, basah dan lembab tersebut.
Sementara itu, Faladhina Kiseki yang sedang memeluk tubuh Myradhia Chikane dari belakang pun juga tanpa henti – hentinya terus mendaratkan ciuman dan menyapukan belaian tangannya yang lembut menguyur segenap punggung dan leher sang gadis yang bibirnya sedang dilahap oleh sang lelaki, hingga dirinya kembali mengalami klimaks orgasme yang begitu luar biasa, tak berdaya melawan nikmatnya suguhan cinta kedua insan yang kini sedang mengapit tubuhnya kini.
Bersamaan dengan klimaks orgasme yang dialami oleh Myradhia Chikane, amalan ilmu Royal Heart Sutra yang secara otomatis masih berjalan di tingkat alam bawah sadar Vivadhi Ranata pun kini mengalihkan fokusnya dari proses kondensasi Energi bertipe Yang ke dalam air mani sang lelaki ke proses penyerapan dan asimilasi Energi bertipe Yin yang menyeruak keluar menyembur membanjiri selangkangan sang gadis yang sedang dipeluk oleh sang lelaki, hingga membawa kultivasi sang lelaki semakin tinggi mendekati tingkat evolusi yang berikutnya.
Vivadhi Ranata kini melepaskan ciuman panas penuh nafsunya dan kini sedang membelai lembut rambut halus sang gadis yang sedang terengah – engah mengumpulkan nafasnya yang telah dibuat berantakan acak – acakan oleh hisapan penuh hasrat sang lelaki.
Sementara Faladhina Kiseki yang telah merasakan getaran dahsyat yang melanda tubuh lembut Myradhia Chikane yang tersentak ketika sang gadis mengalami orgasme nya yang kesekian di hari itu juga kini telah menghentikan ciuman bibirnya walaupun kedua tangannya masih dengan lihai membelai – belai punggung sang gadis.
"Akhirnya..., kamu juga sudah mengalami orgasme sebesar yang sudah aku alami tadi.... Dengan ini kita sudah sama...." Bisik Faladhina Kiseki dengan penuh kasih sayang kepada Myradhia Chikane yang sedari tadi telah dengan sabar menahan gejolak hasrat di dalam dirinya selama sang gadis menonton adegan panas di antara Faladhina Kiseki dan Vivadhi Ranata agar tidak mengganggu kedua insan yang sedang memadu kasih di atas ranjang.
Myradhia Chikane pun menoleh memandangi Faladhina Kiseki yang masih memeluknya dari belakang dan kini sedang menaruh wajah cantiknya di samping kanan paras ayu miliknya sendiri, dengan dagu milik Faladhina Kiseki bersandar pada bahu kanan Myradhia Chikane.
Myradhia Chikane menatap dalam – dalam mata Faladhina Kiseki yang memandanginya dengan tatapan mata yang mencerminkan rasa penuh kasih sayang bagaikan seorang kakak kepada saudari kecil yang dikasihinya.
Vivadhi Ranata yang melihat semua ini tersenyum dan berkata kepada mereka berdua, "Nah, ini lah yang kuharapkan dari kalian berdua. Bisa akur dan rukun begini dengan harmonis."
Lalu sambil tersenyum dikecupnya bibir Myradhia Chikane dan Faladhina Kiseki, sebelum kembali melanjutkan kata – katanya, "Mari kita bertiga membangun keluarga syakinah, mawadah, warohmah, barokah, etc, etc."
Mendengar perkataan sang lelaki yang telah menaklukkan hati mereka berdua tersebut, kedua orang gadis cantik yang sedang berada di dalam pelukannya itu cuma bisa tersenyum manis dengan paras wajah cantik milik mereka berdua merona merah penuh kebahagiaan dan cinta sebelum mereka membalas kata – kata yang keluar dari mulut Viadhi Ranata.
"Itu kelakar yang panjang sekali, tuan." Kata Myradhia Chikane sambil tertawa kecil memperlihatkan senyumannya yang begitu mempesona.
Dirinya kini sudah mengakui Vivadhi Ranata sebagai seorang lelaki yang pantas untuk sang gadis mengabdikan diri kepadanya dan memberikan segala apa yang dia miliki baik tubuh, hati, pikiran dan bahkan jiwanya, karena memang itu lah alasan keberadaan dirinya dan tujuan sang gadis diciptakan.
Sementara itu Faladhina Kiseki mengganggukkan wajahnya sambil berkata mengamini perkataan Vivadhi Ranata, "Hm, saya senang kalau anda bisa puas dengan kami berdua. Adalah tugas dan kebahagiaan kami untuk bisa memuaskan anda."
Berkat kata – kata manis yang keluar dari mulutnya ini, Faladhina Kiseki pun mendapatkan hadiah ciuman manis dari Vivadhi Ranata sebelum kemudian sang lelaki juga ikut menciumi Myradhia Chikane supaya adil.
"Ayo dong.... Lanjut lagi ya, sayang.... Aku bentar lagi rasanya juga udah mau muncrat nih." Vivadhi Ranata lalu meminta kedua orang gadis yang baru saja bertemu dengannya di pagi hari itu untuk kembali melanjutkan cumbuan mereka dan memuaskan hasrat birahinya sendiri yang sudah hampir memuncak sampai ke ujung.
Dengan senyum manis tersungging di bibir mereka, kedua orang gadis cantik yang sedang bertelanjang bugil itu pun perlahan – lahan bangkit dan memposisikan tubuh mereka menghadap selangkangan Vivadhi Ranata dari arah samping, dengan Faladhina Kiseki membimbing Myradhia Chikane untuk mengambil posisi dan postur yang sama dengan dirinya untuk saling berhadap – hadapan dengan dirinya mengapit batang tombak pusaka Vivadhi Ranata dari samping kiri dan kanan.
"Hm hm hm hm, melihat permainan Chikane tadi aku jadi ada ide untuk melakukan hal ini...." Kata Faladhina Kiseki yang berada di sebelah kiri sang lelaki, sambil membawa kedua buah dadanya yang berukuran masif untuk menjepit dengan erat batang tombak pusaka milik Vivadhi Ranata yang sudah menjadi begitu panas dan keras dengan semua rangsangan yang sudah diterimanya tepat di tengah – tengah belahan lembah payudaranya.
Myradhia Chikane yang berada di sebelah kanan Vivadhi Ranata pun juga ikut menirukan apa yang dilakukan oleh Faladhina Kiseki dan dengan kedua buah payudaranya yang berukuran modest, sangat pas tidak terlalu besar tapi juga tidak terlalu kecil kini juga turut menjepit hulu meriam yang tampaknya sudah siap untuk meletus kapan saja tersebut di bagian tengah lembah payudaranya yang terasa begitu hangat dan lembut penuh sensasi sensual.
Lalu dengan pandangan mata yang saling bertatapan seolah sedang mengirimkan sinyal – sinyal rahasia, kedua orang gadis yang sedang menjepit instrumen vital milik sang lelaki dengan menggunakan buah dada mereka yang saling beradu satu sama lain itu pun mulai bergerak untuk membawa sang lelaki kepada puncak kenikmatan pertamanya sejak mereka bertiga bertemu pada hari itu juga ....