Vivadhi Ranata dengan perlahan -lahan mendekati Myradhia Chikane yang terus menatap kedua mata sang lelaki dalam – dalam.
Dibelainya dengan lembut pipi sang gadis, sembari mengundang paras wajahnya yang begitu cantik tersebut untuk semakin mendekat kepada sang lelaki.
Lalu dengan perlahan - lahan sang lelaki pun mengecup halus bibir manis sang gadis.
Pertama mulai dari bibir atasnya, sang lelaki mengecup dan mengulumnya sesaat sebelum berpindah menciumi dan menghisap bibir bawah yang merekah milik Myradhia Chikane.
Sang gadis yang merasakan sensasi nikmat yang begitu menggoda memejamkan matanya dan memasrahkan dirinya untuk menerima segala macam permainan yang akan dilakukan oleh sang lelaki kepada dirinya yang masih perawan ini.
Nafas sang gadis yang terasa begitu panas terbakar api nafsu menyeruak keluar melalui celah – celah bibirnya yang terbuka menerima ciuman sang lelaki yang berada di hadapan dirinya.
Nafas panas yang keluar dari mulut sang gadis tersebut pun kemudian dihisap dengan begitu kuat oleh sang lelaki seolah - olah Vivadhi Ranata ingin melahap segala isi mulut dan paru – paru Myradhia Chikane.
Myradhia Chikane yang kehabisan nafas dengan cepat secara tiba – tiba tentu saja dengan refleks membuka mulutnya lebar – lebar untuk menarik nafas.
Kesempatan yang terbuka dengan lebar ini pun dengan segera tidak disia – siakan begitu saja oleh Vivadhi Ranata sang opportunist.
Dengan buas sang lelaki langsung saja menerkam mulut sang gadis.
Lidah Vivadhi Ranata yang nakal dengan liar menerobos masuk ke dalam rongga mulut milik Myradhia Chikane yang terbuka lebar dengan tanpa pertahanan apapun, mengamuk dan menari – menari mengundang lidah sang gadis yang membelalakkan matanya dengan lebar karena kaget akan serangan kejutan yang diberikan oleh sang lelaki.
Dengan tanpa daya, Myradhia Chikane dengan tatapan matanya yang sudah meleleh bagaikan coklat yang melumer diatas panggangan panas pun jatuh lemas dalam pelukan Vivadhi Ranata, tenggelam dalam gelombang kenikmatan yang menelan segenap tubuh dan jiwanya....
Dengan penuh kepasrahan, Myradhia Chikane merelakan lidahnya yang telah dibelit dan dipermainkan oleh lidah Vivadhi Ranata di dalam wilayah teritorinya sendiri.
Dengan nakal, lidah sang lelaki menari – nari sambil membawa lidah sang gadis yang sudah tak berdaya tersebut untuk terjebak di dalam rangkulannya dan meninggalkan jejak pergumulan mereka di setiap bagian dalam rongga mulut sang gadis yang terasa begitu hangat dan basah.
Tidak lupa juga tangan sang lelaki dengan begitu nakal meraba – raba dan merogol sekujur tubuh sang gadis yang dengan jelas terasa menjadi semakin panas terbakar hawa nafsu, sambil sesekali bergetar dan berkedut pertanda kenikmatan luar biasa yang dialami dan dirasakan oleh Myradhia Chikane.
Dari rambut, leher, punggung, dada, perut dan paha, hingga ke selangkangan sang gadis yang telah terasa basah dan lembab, setiap lekak – lekuk penuh keindahan dari tubuh lembut sang gadis tiada yang luput dari jamahan dan rogolan tangan nakal sang lelaki.
Dan tepat ketika tangan sang lelaki menyapu bagian intim milik sang gadis, tiba – tiba saja tubuh panas sang gadis yang berada dalam pelukannya ini bergolak dan menghentak seolah dihantam oleh gelombang kejut yang begitu luar biasa.
Ciuman mereka berdua pun seketika terlepas dan dari mulut Myradhia Chikane keluarlah desahan panjang yang menandakan betapa luar biasanya kenikmatan yang diraih oleh sang gadis dari orgasme yang baru pertama kali dirasakan oleh dirinya sejak dia diciptakan oleh seorang Dewi.
Akhirnya setelah waktu yang tidak begitu lama, tubuh Myradhia Chikane pun tumbang, jatuh lemas tak berdaya diserang oleh kenikmatan yang melanda segenap tubuh dan jiwanya serta meluluh lantakkan seisi pikirannya.
Vivadhi Ranata dengan sigap menangkap tubuh sang gadis ke dalam pelukannya dan memberikan belaian lembut di rambut dan punggung sang gadis, memanjakan dan mengirim kesadaran sang gadis tenggelam dalam sebuah ketenangan batin yang amat sangat....
Sebelum mata indah milik Myradhia Chikane kembali terbuka dan menatap sang lelaki dengan tatapan yang penuh akan kehangatan cinta.
"Vivadhi.... Ranata.... Aku suka banget.... Rasanya enak sekali...." Myradhia Chikane berbisik lirih di tengah nafasnya yang masih terputus – putus sambil tersenyum hangat menatap mata sang lelaki.
Vivadhi Ranata yang melihat hal ini pun ikut melumer dalam hasrat nafsu.
Diraihnya wajah sang gadis, dipegaginya kedua belah pipinya dengan kedua tangannya.
Dan dengan perlahan tubuh sang lelaki pun mendorong tubuh lembut sang gadis, menindihinya di atas ranjang sementara kedua insan yang baru bertemu di pagi hari ini kembali mulai saling bercumbu memuaskan hasrat badani yang menyapu jiwa dan raga mereka berdua.
Tidak butuh waktu lama sebelum akhirnya tubuh panas milik Myradhia Chikane yang telah menjadi begitu sensitif setelah mengalami orgasme pertamanya untuk kembali mengalami puncak kenikmatan seksual yang membuat sang gadis yang masih perawan ini kembali muncrat untuk yang kedua kalinya, menyamakan kedudukannya dengan Faladhina Kiseki yang juga telah dua kali mengalami orgasme di tangan Vivadhi Ranata.
".... Fuh .... Akhirnya selesai juga.... Setelah sekian lama..., rasanya puas sekali bisa bercumbu dengan seorang wanita. Apalagi yang masih seorang gadis muda yang secantik ini." Vivadhi Ranata dengan penuh perasaan puas dan bahagia memandangi kedua orang gadis cantik yang sedang terbaring dengan lelap setelah dibuai oleh gelombang – gelombang kenikmatan yang luar biasa di atas ranjangnya sendiri.
Lalu dengan mengaktifkan amalan Ilmu Royal Heart Sutra yang dimilikinya, Vivadhi Ranata duduk bermeditasi di atas kasur di tengah – tengah kedua orang gadis yang masih tertidur dengan lelapnya setelah mereka tak kuat menahan serangan kenikmatan yang menggempur tubuh mereka.
Dengan amalan ilmu yang baru saja dimilikinya tersebut, Vivadhi Ranata mengumpulkan seluruh Energi bertipe Yin yang bertebaran memenuhi seluruh ruangan, hasil pelepasan orgasme yang dialami oleh dua orang gadis perawan yang sedang terbaring di atas ranjang nya.
Kemudian diarahkannya seluruh Energi Yin yang dia kumpulkan untuk menyatu dengan Energi bertipe Yang milik dirinya sendiri yang sedari tadi dengan susah payah telah ditahannya sementara dia melihat kedua gadis cantik yang dicumbuinya di atas ranjang mengalami orgasme sampai empat kali.
Dengan pencampuran antara Energi Yin dan Yang ini, kemudian menghasilkan Energi Primordial yang disimpannya dengan seksama di dalam Dantian miliknya.
Energi Primordial yang merupakan rahasia penciptaan ini dapat digunakan untuk berbagai macam hal, mulai dari untuk meningkatkan kultivasi dirinya, menyembuhkan luka, sampai untuk meledakkan potensinya di medan perang untuk meningkatkan kekuatan tempurnya secara signifikan.
Berdasarkan pengertian dan sensasi yang dirasakannya, energi yang dia kumpulkan sudah cukup untuk dapat meningkatkan kekuatan tempurnya sebanyak tiga kali lipat atau bahkan jika dia menggunakan semuanya dalam satu serangan, maka energi yang terkondensasikan sudah cukup untuk membunuh musuh yang berada beberapa tingkat di atasnya.
Jika digunakan untuk kultivasi..., hmmm... energi ini cukup untuk dipakai menerobos ke tingkat selanjutnya dengan persentase 80%.
Tapi lebih baik menunggu sampai komplit dulu 100% supaya naik tingkatnya tidak hanya terasa mulus tapi juga agar dia memiliki fondasi yang kokoh untuk lanjut ke tingkat berikutnya.
Hari sudah siang dan matahari sudah condong ke barat ketika Vivadhi Ranata menyelesaikan meditasinya.
Ketika dia membuka matanya dilihatnya dua orang gadis yang tadinya masih terlelap di atas ranjang kini telah membuka mata mereka dan masing – masing sedang menatap diri sang lelaki sementara tubuh indah mereka masih merebah di atas kasur.
Vivadhi Ranata pun menyunggingkan senyumannya dan menyapa kedua gadis cantik yang sedang berbaring di kedua sisinya, dan mereka pun kemudian berbincang – bincang memperkenalkan diri mereka masing – masing.