Aku kembali melihat ke arah luar untuk memastikannya lagi. Seketika aku tersadar,
Aku melotot, Dia?.
🍂🍂🍂
Aku sampai nggak habis pikir, bagaimana bisa dia berada dalam kelas yang letaknya dapat dilihat dari kelasku. Karena belokan berbentuk siku jadi dengan mudah melihat kelas yang berada disamping, sekali lirikpun juga bakal keliatan dengan jelas.
Tapi tunggu, kenapa aku baru sadar sekarang ya. Bukankah itu kelas yang tempo hari kosong tanpa ada penghuni, kenapa setelah semester awal baru terisi?, Terus selama beberapa bulan itu mereka kemana?. Arrrghh, kenapa jadi kepikiran gini sih, padahal kan cuma masalah sepele.
Okey, sepertinya kepoku sedang mode ON. Aku harus mencari tau kebenarannya, tapi sama siapa?.
Sebentar, biar ku pikirkan. Kira-kira siapa yang cocok menjadi narasumber terpercaya dalam masalah ini.
Hmm, aku masih terus berjalan sambil berfikir mencari. Ayolah Meira, cepet cari solusi.
Seketika sekelebat bayangan muncul di kepalaku. Uhh, sepertinya memang keadaan sedang mendukung untuk kekepoanku mencari tau. Hihi.
Aku melangkahkan kakiku dengan cepat menuju ke kelas, mencari sosok yang menurutku bisa ku andalkan informasinya.
Aku yakin dia pasti tau tentang ini, secara dia itu paling pandai mencari informasi. Karena dia orang yang supel banget dan gampang berbaur sana sini, sudah pasti banyak lambe turah yang dia dengar.
Yup, Ussy teman sebangku ku yang cerewetnya nggak ketulungan. Si Miss information in the classroom.
Nah, pas banget dia ada didalam kelas. "Us... Mau tanya dong" aku mengambil posisi duduk tepat disebelahnya.
Dia menoleh kearah ku, "tanya apa beb?"
Aku menunjuk ke arah luar, tepatnya ke kelas yang menjadi bahan kekepoanku, "itu... Kamu tau tentang kelas itu?"
Ussy melihatku bingung, "maksud aku gini, kemarin-kemarin kan kelas itu kosong awal kita jadi siswa baru sampai semester awal, tapi sekarang kok sudah ada penghuninya ya?" Jelasku sejelas-jelasnya.
Ussy tertawa keras, aku malah mengernyit heran. Apa ada yang lucu dari pertanyaan ku?.
"Aduhh... Beb, beb. Kamu ini kemana aja sih. Nih ya, aku kasih tau". Ussy merangkul bahuku sembari mengarahkan arah pandangku ke kelas tadi, "itu... Kakak kelas kita, cuma beda jurusan. Kenapa kemarin-kemarin kosong? Ya karena mereka sedang melakukan PKL. Tau apa itu PKL?", Aku hanya menggeleng.
"PKL itu Praktek Kerja Lapangan, karena kita anak SMK jadi tiap naik ke kelas XI itu wajib mengikuti kegiatan itu, nanti kita juga bakal ngerasain kok. Sampai disini paham beb?", Aku mengangguk.
Bisa gitu aku nggak tau apa-apa tentang sistem sekolah sendiri?, Ini aku yang nggak beres atau gimana sih.
Aku masih terdiam memikirkan barusan. Kok malah jadi gini, padahal sekolah pilihanku sendiri. Tapi kok tentang informasi kek gini aku nggak tau apa-apa.
Ussy menepuk pundak ku pelan, aku yang terlihat melamun jadi kaget. "Oh ya, btw kemarin duduk sama siapa?"
"Nggak ada" jawabku asal.
"Lohh... Kok nggak ada, sendirian dong"
Eh, aku tersadar. "Ya nggak sendirian, sama kakak kelas. Mungkin dari kelas itu, rada asing juga wajahnya." jelasku.
Ussy menjitak kepala ku, "yeee.. tadi bilangnya nggak ada, huuuu" ledeknya.
"Lagi nggak fokus sama pertanyaan kamu, asal ceplos aja tadi" jawabku kesal karena jitakannya terasa sakit di kepalaku. Awas saja nanti.
"Aku kemarin, duduk sama cowok loh", Ussy bercerita dengan berbinar-binar, aku yang mendengarnya malah menyemburkan tawa dengan keras.
"Kok malah ketawa, kenapa?" Rungutnya kesal.
Aku diam, "lagian kamu aneh, kan semua emang dibagi duduknya sama beda jurusan. Ya jelas duduk sama cowok dong, aku juga duduk sama cowok tapi biasa aja nggak kayak kamu", aku menirukan gayanya yang meledekku tadi. Sukurin, kita imbang ya. Hihi
Ussy terlihat makin kesal, "Ya nggak gitu, maksud aku tuh cowoknya ganteng, lucu lagi". Timpalnya.
Okey, aku mulai bosan dengan pembahasan ini. Aku paling males jika diajak membahas mengenai human yang berjenis laki-laki. Nggak ada topik lain?
Aku hanya mengangguk-angguk nggak jelas, nggak tau mau merespon seperti apa. Ussy yang melihatku seperti itu malah semakin kesal karena ulahku.
"Iihhh.... Dengerin nggak sih, giliran aku cerita cowok aja langsung kicep nggak di tanggepin. Coba aku ngomongin novel terbaru, ijo tuh mata", nyiyirnya.
Aku hanya nyengir menanggapi Ussy yang jengkel denganku karena tak merespon ceritanya. Dia benar, aku memang penggila novel. Bahkan, aku saja rela begadang cuma buat baca novel, apalagi kalo itu novel pinjeman.
🍂🍂🍂
"Nggak ada kejadian seru lainnya Ra? Masa cuma gitu doang, jadiannya kapan?", Ira bersungut-sungut karena dari tadi tak ada nama Alan kusebut.
Aku terkikik, "Ya sabar dong, belum apa-apa kok jadian. Selow dong." Aku tersenyum jail ke arahnya. Dia makin penasaran.
"Kali aja dia gercep gitu langsung nembak kamu Ra," Kia ikut menimpali.
"Mati dong", gurauku. Mereka kompak melempar bantal ke arahku, aku malah tertawa makin keras.
🍂🍂🍂
Istirahat kali ini aku hanya berdiam diri didalam kelas, sekedar untuk jalan ke kantin saja rasanya aku malas. Duduk didekat jendela, tak ada kegiatan lain. Hanya melihat siswa-siswi berjalan kesana kemari, sampai aku tak sadar ada yang berdiri tepat di sampingku terhalang jendela...
"Husssttt.... Dek. Nggak jajan?", Aku menoleh ke sumber suara dan mendapatinya sedang tersenyum ke arahku.
"Lagi malas", jawabku singkat.
Aku kembali meletakkan kepalaku diatas meja, kenapa tiba-tiba muncul disini sih, ganggu mulu perasaan. Aku pergi aja kali ya?.
Belum sempat beranjak dari tempat dudukku tiba-tiba ada suara yang menginterupsi ku, "Ehem". Aku menoleh dan mendapatinya di depanku seketika aku melotot, dia malah tertawa. Kapan masuknya kesini?.
Berakhirlah aku disini, duduk berdua dengan dia. Menyebalkan.
Meskipun tidak sepenuhnya hanya berdua karena kelas cukup ramai, tetapi kenapa dia malah duduk di depanku sih. Rasanya aku ingin menghilang dari hadapannya, ottoke? Huaaaa...
"Kenapa diem? Ganggu ya?". Tanyanya.
Udah tau pake nanya. Batinku.
"Jadi... Nggak boleh duduk sini?" Tanyanya, lagi.
Milik umum kali, serah mau duduk dimana. Aku masih diam tak menimpalinya.
"Okey deh, aku pergi", dia beranjak berdiri.
Bagus. Ucapku dalam hati.
Aku masih diam memperhatikannya yang mulai berdiri dan berjalan keluar. Saat aku juga ingin berdiri untuk kembali ke tempat dudukku sendiri, suaranya kembali menginterupsi ku untuk menoleh kearahnya, "Hem dek".
Aku masih diam melihatnya dan menunggu, ada apa lagi sih? Tanyaku dalam hati. Tak sedikitpun aku berniat mengeluarkan suara, menantinya melanjutkan ucapannya dan...
"Jangan cuek-cuek ya, coba senyum pasti kelihatan cantik", aku melotot kearahnya dan seenak jidatnya dia malah berlari keluar.
Tunggu, kenapa tiba-tiba pipiku jadi memanas?