Angin bertiup dengan lembut, terjebak dalam suasana yang aneh diantara sepasang remaja, disana para roh gentayangan sedang menyaksikan sebuah drama.
Itulah yang biasanya para roh gentayangan lakukan, mengamati drama tentang remaja yang menyataan cintanya kepada seorang yang mereka cintai tapi kali ini mereka(roh gentayangan) melihat kejadian yang aneh.
Seorang remaja keren yang terlihat seperti penjahat dalam sebuah film sedang menangis dibawah seorang gadis imut dan cantik. Si remaja laki-laki tersebut meminta maaf kepada si gadis yang masih terlihat bingung karena ucapan perminta maaf tak terduga dari remaja laki-laki tersebut.
Para roh gentayangan semakin bersemangat ketika mereka mengamati sesuatu yang baru.
"Berjuanglah bocah!!"
"Ayo jadikan dia pacarmu!!"
"Kau harus menjadikannya kekasihmu!! Lihat bentuk tubuhnya itu terlalu menggoda!!"
"Ayo bocah!! Lakukan yang terbaik!!!"
"Hey, gadis yang disana ayo nyatakan cintamu juga!! Bocah laki-laki itu keren dan tampan!!"
Para roh gentayangan itu bersorak kegirangan dan remaja laki-laki itu yang bisa mendengar suara roh gentayangan menjadi tidak nyaman.
'Kalian terlalu berisik' Keluh remaja laki-laki itu dalam hatinya.
Sementara itu, gadis disana--Irene Lestaria tidak tahu harus tertawa atau menangis dengan situasinya kali ini.
Meskipun ia telah sering mendapatkan pengakuan cinta tapi ini baru pertama kalinya, ia mendapatkan pengakuan untuk meminta maaf dengan cara yang terlalu berlebihan seperti ini.
'Apa ini? Apa ini? Apa ini nyata?'
'Ada apa sih dengan situasi ini!'
'Aww, sakit berarti ini bukan mimpikan?'
Itulah yang dipikirkan Irene setelah melihat remaja laki-laki itu--Raka yang sedang memeluk kakinya sambil meminta maaf dengan cara yang menyedihkan.
'Dimana kebanggaanmu sebagai laki-laku?' Keluh Irene dalam hatinya.
Citra Raka yang dingin dan keren hancur berkeping-keping dalam benaknya setelah melihat tingkah menyedihkan Raka saat ini.
Kemudian Irene teringat Raka memarahi beberapa jam yang lalu.
'Apakah dia menyesali perbuatannya? Dan ingin meminta maaf dengan cara seperti ini, dengan membuang kebanggaannya?'
'Aku bukan pacarmu, mengapa kau sampai sebegitunya?'
'Apakah jangan-jangan kau menyukaiku?!!'
'Tapi aku kan sudah punya pacar dan aku hanya menemuimu agar kau bisa ikut bersama kami ke karaoke untuk aku kenalkan kepada seorang gadis karena gadis itu temanku sangat menyukaimu'
'Sial ini gawat apa yang harus aku lakukan?'
Itulah yang dipikirkan Irene dan mencoba menenangkan diri.
'Ayo Irene berpikir positif dan pertama maafkan dia lalu lihat pengembangannya, setelah itu ajak dia pergi ke karaoke! Kau sudah berjanji kepada Rara untuk membantunya'
Lalu Irene melihat kearah Raka yang masih memeluknya.
'Sial dia pasti memanfaatkan situasi ini, terlalu tak tahu malu!! Dasar buaya, cowokku saja gak pernah bikin aku kek gitu' Keluh Irene dalam hatinya.
"Oke, aku akan memaafkan kamu!"
"Benarkah?"
"Iya, tentu saja tapi lepaskan kaki aku terlebih dahulu"
"Maaf"
Raka telah melepaskan kaki Irene dan kembali berdiri dengan sikapnya yang biasa.
Melihat penampilan Raka yang kembali seperti semula membuat Irene bertanya-tanya dimana ketulusan Raka yang tadi? Apakah tadi hanya bohongan? Sebuah akting kah? Tapi bagus kalau begitu aku tak boleh jatuh cinta sama orang kayak gini dan Rara juga harus aku beritahu dia nanti.
"Tapi ada satu syarat!!" Kata Irene dengan nada centil.
"Apa syaratnya kalau boleh tahu" Tanya Raka dengan santai.
'Cowok ini!' Irene menjadi kesal dengan tingkah Raka yang santai ini. Tapi Irene menahan kekesalan dirinya dan mengatakan persyaratannya.
"Kau harus ikut karaoke sepulang sekolah bersama kami"
"Begitu saja syaratnya?"
"Iya, hanya itu saja dan tidak ada yang lain"
Raka menghelakan nafasnya dan mengangguk, ia berpikir syaratnya akan sulit dan itu mungkin karena ia membandingkan persyaratan kontrak roh pelayan yang dia baca di buku dengan persyaratan seorang wanita.
Tapi ia ingat perkataan ibunya persyaratan seorang wanita lebih sulit dari pada persyaratan roh pelayan.
Mungkin gadis didepannya ini berbeda.
'Bagaimana ya, mengatakannya mungkin dia gadis yang murah?' Pikir Raka dalam hatinya. Kalau Irene mendengar kata hati Raka maka dia langsung mengamuk kepada Raka dan keduanya akan main cakar-cakaran.
"Oke kalau begitu, pulang sekolah iya kan? Sampai jumpa" Kata Raka sambil melambaikan tangan dan meninggalkan Irene sendirian disana.
Irene melihat punggung Raka yang telah meninggalkannya dengan gaya keren. Membuatnya tidak bisa berkata apa-apa.
"Haah?!!" Irene tidak bisa tidak terkejut, hanya itu saja? Semua percakapan ini berakhir begitu saja?
'Buaya! Setidaknya berbasa-basilah sedikit' Keluh Irene dalam hatinya dan ia pun pergi meninggalkan tempat ini.
Para roh gentayangan disana juga terdiam.
"Apakah tadi bisa disebut pengakuan cinta?"
"Tidak tahu... mungkin itu hanyalah proses! Cowok itu pasti akan menyatakan cinta ke tempat yang disebut karaoke!!"
"Aku ingin lihat!!!"
"Aku juga ingin lihat!!!"
"Tapi siapa yang jaga rumah kita??"
Para roh gentayangan pun berdiskusi, ditempat ini ada 6 roh gentayangan.
Semua roh jahat ini adalah tipe keempat. Keenam roh jahat itu memiliki jenis kelamin yang berbeda, dua perempuan dan empat laki-laki.
"Aku Buto Ijoo akan menjaga tempat ini untuk kalian!! Tapi!! Kalian harus ceritakan kejadiannya kepadaku!!! Dengan detail yang terperinci!!!" Ucap roh jahat berbadan besar dengan kulit berwarna hijau--Buto Ijoo.
"Okay, jika kamu yang menjaga rumah kita, aku akan merasa lega karenanya, hiiiiihiiihiiii hiiiiihihihiii" Balas roh jahat wanita si kecantikan pucat dengan tawanya yang khas--Kunti Si Nina Boboo.
"Tapi, Tapi, Tapi, Uyool kan masih bocil, mengintip dunia orang dewasa tidak boleh!! Tapi, Tapi, Tapi kan Uyool penasaran!! Apa yang seharusnya Uyool lalukan?" Tanya si bocah botak yang hanya pakai sehelai kain yang dijadikan celana olehnya-Tu Uyool.
"Kitakan hantu!! Jadi tidak apa-apa dan usia kamu kan sudah lebih dari tiga puluh tahun!! JADI HALAL!!" Jawab si pria tampan tapi seluruh tubuhnya di balut kain kafan dan gerakannya terbatas--Si Ocong Kece.
"....." Roh jahat satu lagi ingin mengatakan sesuatu tapi sayangnya ia tidak punya mulut, ia hanya memiliki tiga mata dan fitur tubuhnya sangat berotot dan tinggi--Jororo Nafela.
Terakhir adalah roh jahat wanita tua dengan rambut putih panjang, dia mengunyah suntil dan memiliki tatapan mata yang tajam serta membawa gayung yang besar kemana pun dia pergi--Nenek Gaga Yuung.
"Tapiiii!!! Kitakan kalau siang nggak bisa meninggalin tempat kita ini?? Gimana caranya ngikuti dua sejoli itu??? Pe'ak!!" Kata Nenek Gaga Yuung dengan ekspresi tersenyum.
Si Kunti, Si Uyool, Si Nafela, Si Ocong dan Si Ijoo terdiam membisu.
Mereka ragu-ragu untuk menjawabnya, kemudian salah satu dari mereka mendapatkan ide.
"Bagaimana kalau kita ikuti mereka saat kencan pada malam hari?? Kau kan si Nenek Gaga Yuung bisa melacak manusia dengan kekuatan Gayung ajaib kamu kan??" Tanya Si Ocong sambil loncat-loncat kecil.
Si Nenek Gaga Yuung mengangguk dengan serius.
"Aku bisa tapi apa kamu yakin ingin mengikutinya? Dengan kekuatan kita yang lemah pergi di luar sana sama saja bunuh diri karena ada banyak hantu yang kuat" Jawab Si Nenek dengan nada serius.
"Kalau kita bersatu bahkan roh kelas atas pun tidak bisa menangkap kita!! Paling tidak kita bisa kabur lebih cepat dari pada suster tertentu di rumah sakit tertentu" Tegaskan Si Nafela dalam nada sindiran.
Dan yang lain pun mengangguk setuju.
"Baik!! Nanti malam kita akan ikuti kedua remaja itu!!" Semuanya mengangguk setuju tapi Si Nenek Gaga Yuung tiba-tiba teringat sesuatu.
"Tapi itu semua akan terjadi kalau mereka malam ini jalan barang!!" Kata Si Nenek
"Aahh!! Kau benar!!! Apa yang harusnya kita lakukan???" Jawab semua roh jahat itu dengan putus asa.
Mereka pun membuat rencana konyol.
Beberapa jam kemudian.
Ketika lonceng berbunyi menandakan kalau jam pelajaran sudah berakhir. Siswa dan siswi yang tidak memiliki klub dipersilahkan pulang ke rumah masing-masing.
Raka langsung berlari didepan gerbang sekolah dan menunggu Irene untuk pergi ke karaoke.
Sayangnya Raka lupa menanyakan dimana tempat pertemuan mereka jadi dia mengambil kesimpulan sendiri dan menunggu di depan gerbang sekolah.
Sementara itu Irene dan teman-temannya mencari Raka dikelasnya. Irene kesel banget dengan Raka karena langsung pergi tanpa membuat janji dimana tempat ketemuannya.
"Nee... Irene apa benar kau telah mengundang Raka?" Tanya gadis dengan penampilan yang terlihat sederhana, rambutnya pendek sebahu dan memiliki mata yang murni. Meskipun penampilannya sederhana dia bisa dibilang cantik secara alami.
Nama gadis itu adalah Rara, teman Si Irene yang naksir Raka. Dia seperti gambar kembang desa yang dilukis oleh pelukis ulung dalam kanvas dengan tema kecantikan alami gadis desa.
Rara menatap Irene dengan tatapan agak ragu namun dipenuhi harapan. Di belakang mereka berdua ada tiga cowok dan empat gadis yang menatap Irene juga.
Mereka telah mendengar gosip tentang si keren Raka yang penyendiri.
Gosip adalah gosip mereka tidak terlalu percaya karena dibalik gosip selalu ada kebohongan. Itulah yang telah mereka pelajari selama ini.
Irene menjadi kesal karena teman dan bahkan pacarnya sendiri tidak percaya kepadanya.
"Kapan sih aku pernah berbohong kepada kalian?!!" Tanya Irene sambil melipatkan tangannya.
"Sering banget!!!" Teriak teman-temannya dan pacarnya secara serentak.
"...." Irene tidak bisa berkata apa-apa karena merasa telah dikhianati oleh teman-temannya dan pacarnya sendiri. Lalu dia bertanya kepada teman sekelas Raka yang melakukan tugas piket.
"Kamu mencari Raka? Tadi dia langsung buru-buru pergi meninggalkan kelas dan lihat dari jendela kaca itu, dia sepertinya sedang menunggu seseorang di gerbang depan sekolah" Kata siswa yang sedang piket--Bambang Cahyano.
"Makasi Bambang!!" Kata salah satu teman cewek si Irene secara acak.
Wajah si Bambang menjadi merah karena gadis asing kenal dirinya.
'Apakah aku telah menjadi populer dikalangan cewek-cewek???'
Si Bambang menjadi salah paham dan wajahnya memerah memandang teman cewek si Irene.
'Aku cowok tampan yang populer diantara para cewek!!'
Teman cewek si Irene--Yunita tiba-tiba merinding ketika ditatap oleh Bambang.
'Eh, Eh? Apa ini, Apa ini, Kenapa dia menatapku begitu?? Aku jadi takut' Itulah yang dipikirkan Yunita.
"Kalau begitu kami pergi yaa, Sampai jumpa Brooo!" Kata teman cowok Irene--Jan Jaka. Dia mencoba melindungi pacarnya yaitu si Yunita dari godaan gumpalan lemak yang terkutuk ini.
"Bambang....!! Ingat baik-baik! Namaku Bambang!!" Kata Si Bambang dengan nada lantang kepada Jaka yang menghalangi pandangannya.
'Aaah, aku mengerti! Secara tidak sengaja aku menyebut namanya' Pikir Yunita dan merasa tidak enak.
Jan Jaka merasa canggung dan mengangguk.
"Oke.... Terima kasih Bambang... Kami pergi dulu" Kata Irene hendak pergi.
Tapi Si Bambang memegang tangan Irene.
"Girl, Minta nomor telepon dong!! Mau jadi pacar aku nggak? Kita bisa main tiap hari-" Perkataan Si Bambang terputus karena dia mendapatkan bogem dari cowok Irene--Sean Raka.
"Jangan pegang-pegang cewek orang!! Gendut bangsat!!" Kata Sean dengan ekspresi marah.
"Okey... Cukup ayo kita pergi!!!" Kata Irene dengan nada serius dan mereka meninggalkan Bambang yang menangis dilantai karena kesakitan.
'Keparat itu!! Ku aduin emak aku kau!! Akan aku aduin kau kepada emak aku biar kena tampar tuh wajah tampan kau!!!' Keluh Bambang yang sedang menangis pilu di lantai.
Di gerbang sekolah, Raka masih menunggu Irene dengan sabar. Beberapa saat kemudian dari jauh ia bisa melihat Irene dengan beberapa orang cowok dan cewek datang kepadanya.
"Oh disini rupanya kamu, kucariin dari tadi" Kata Irene dengan nada bercanda.
"Iya" Jawab Raka dengan nada santai.
"Okey, Kalau begitu perkenalin ini teman-teman aku" Kata Irene sambil melihat ke belakang.
"Na-namaku Rara Kesandra"
"Aku Rangga"
"Sean Raka"
"Yunita"
"Jan Jaka"
"Putri"
"Diana"
"Ayunda"
Karena semuanya telah memperkenalkan diri, Raka juga memperkenalkan dirinya.
"Raka Sanjaya"
"Hehe, nama kita sama Raka" Kata Sean Raka dengan nada bercanda. Dia melihat Raka terlihat tidak tertarik atau entah mengapa dia merasa terancam oleh Raka.
Terlebih lagi, ia harus menyelidiki bagaimana pacarnya bisa mengenal Raka dan membuat orang seperti Raka bisa ikut dengan mereka ke karaoke.
"Iya" Jawab Raka mengangguk dan tidak tertarik lagi dengan pembicaraan tersebut.
"..."
"Okey, kalau begitu bagaimana kalau kita berangkat sekarang?" Kata Irene karena melihat pacarnya kayaknya merasa kesel kepada Raka.
Kemudian, mereka semua pergi meninggalkan pergi ke karaoke.