"Bagaimana jika ternyata yang membunuh dirimu bukanlah orang jahat, atau lebih tepatnya orang yang tidak pernah kau bayangkan sama sekali, untuk melakukan hal tersebut. apakah kau masih percaya bahwa ada orang yang benar-benar baik di dunia ini?." Pertanyaan Marvel membuatku terdiam beberapa saat, aku menatap matanya yang begitu sendu.
"Aku percaya ada orang yang benar-benar baik, banyak orang seperti di sekitarku. aku sering mendapatkan kehangatan dan kepercayaan dari mereka. Orang-orang baik selalu berada di sekitar orang baik lainnya, jika kau mau menemukan mereka. Maka kau harus menjadi orang baik lebih dulu. bukankah begitu?." Tanyaku balik, dan dia langsung memeluk diriku dengan perlahan. Pelukan hangat dari Marvel tentu saja membuatku tenang.
"Kenapa kau bertanya tentang orang baik?. apakah yang membunuh diriku dulu salah satu orang baik yang sangat aku percayai?." Aku bertanya Marvel, karena dia tidak mengatakan apa-apa padaku untuk saat ini. sebenarnya apa yang dia sembunyikan?
"Tidak, Iya.. Mungkin keduanya." Kata Marvel, dia melepaskan pelukannya dariku. hanya bisa menatap matanya dengan wajah bingung, kenapa dia terlihat gugup sekarang?
"Apakah terjadi sesuatu dulu? hingga kau tidak bisa mengatakan padaku siapa yang membunuh Diriku di masa lalu?." Tanyaku lagi, jadi semakin penasaran tentang masa laluku.
"Mungkin nanti, setelah semuanya benar-benar pantas untuk di bicarakan. aku akan katakan padamu siapa yang membunuh dirimu di masa lalu." Marvel bangun dari tempat duduknya, dia lalu berjalan ke arah kulkas dan mengambil minuman dingin dari salah satu merk terkenal. lalu dia meminumnya dengan cepat.
Aku hanya memperhatikan saja apa yang sedang Marvel lakukan, mungkin ini bukan saatnya untuk menanyakan hal yang sangat ingin aku ketahui, Atau mungkin ada beberapa kesalahan di masa lalu yang membuat Marvel tidak sanggup bercerita lebih jauh, aku yakin Marvel punya alasan tersendiri untuk saat ini.
Dia kembali berjalan ke arahku, aku hanya diam saja dan melihatnya yang sudah sangat resah.
"Kau mau tidur lagi? gara-gara aku kau jadi terbangun dan sekarang malah tidak bisa tidur lagi ya." Ujarku pelan, aku berdiri dan mengelus lembut lengannya. aku memilih untuk kembali ke arah ranjang dan naik ke atas tempat tidur.
Aku membiarkan saja Marvel yang masih berdiri dan memegang minuman di Tangannya, Aku hanya memperhatikan dari arah tempat tidur. Merebahkan tubuhku dengan baik, Mataku Menatap lurus tanpa mau mengatakan apa-apa lagi.
"Kau tau Ele, Saat malam hari terkadang aku selalu terjaga sepanjang malam hanya untuk membayangkan masa-masa bersama Dengan dirimu. Setiap rembulan bersinar terang di langit, ketika bintang-bintang begitu indah menatap ke arahku, Aku selalu membayangkan dirimu di sampingku dan selalu ada di sisiku. Tapi semua itu terasa hanya seperti bayang-bayang yang begitu hampa, aku hanya bisa Berharap selama puluhan tahun ini. Aku hanya bisa menunggu dirimu kembali dan berada di sisiku.
Tapi.. entah kenapa, saat kau benar-benar ada di sampingku. aku merasa bahwa kau hanya sebuah tubuh tanpa jiwa, kau tidak mengingat diriku dan tidak pernah tau siapa aku sebenarnya. Sikapmu yang berbeda, ucapanmu yang selalu membuatku merasa aneh. semua itu benar-benar Membuatku sedikit sedih, kenapa? Kenapa setelah puluhan tahun aku menunggu dirimu dalam diam. menantimu dengan sangat lama, aku hanya mendapatkan tubuh tanpa jiwa seperti ini? Kenapa aku tidak bisa menemukan dirimu yang sebenarnya? apakah karena aku telah melakukan banyak kesalahan?
Apakah Karena kutukan itu? hingga membuatmu melihatku tidak lebih dari seorang Pria kaya yang terkenal? Kau mengenal diriku, bukan sebagai suamimu. Tapi sebagai Orang asing di hidupmu." Ucapan Marvel Membuatku membuka mata dengan sangat lebar, aku menatap matanya yang sudah menatap mataku tanpa henti.
dia melihatku dan berjalan perlahan-lahan ke arahku, matanya memang menatap kecewa. Tapi dia hanya diam saja tanpa mau mengeluarkan air mata apalagi bersedih, semua yang Marvel katakan seperti sebuah kata-kata tanpa makna. aku tidak bisa melihat apakah dia benar-benar Bersedih atau hanya sedang menceritakan hal yang Tidak sesuai dengan ekspektasinya.
"Karena aku Terlahir untuk hidup dengan duniaku sendiri, bukan hidup untuk siapapun. apalagi hidup untuk dirimu. apakah aku salah jika tidak mengingat dirimu? apakah aku salah jika hanya menganggap dirimu orang lain?." aku kembali bangun dari tempat tidur, berjalan perlahan ke arah Marvel.
Aku melihat tatapan matanya yang begitu dalam, memiliki banyak arti yang begitu rumit. aku terus Berjalan ke arahnya, memegang pundaknya yang kekar. menyentuhnya dan Mengelusnya Dengan lembut. aku merasakan setiap kulit halus yang ditutupi dengan kaus tipis. aku menghentikan gerakan tanganku di belakang lehernya, lalu aku kembali menggerakkan tanganku dan menyentuh rambutnya yang hitam dan lembut itu.
Terasa aneh, ketika naluriku menggerakkan tanganku sendiri. Aku hanya ingin menyentuhnya dan merasakan setiap aliran darah yang ada di tubuhnya. aku seperti terobsesi pada kenyataan dan juga masa lalu yang pernah terjadi.
"Kau tau Marvel? Terkadang ada kenyataan yang sangat pahit untuk di terima, ketika kau mengambil darah seseorang dan menghisapnya hingga habis, saat itu juga kau telah menanam karma yang setimpal, dimana suatu hari nanti darahmu akan di ambil dan hisap hingga habis juga.
Ada kenyataan yang memang terasa aneh dan menyebalkan, jika hari ini aku tidak mengingat dirimu dan hanya melihatmu dengan tatapan biasa saja. sedangkan kau berharap aku menatap dirimu dengan penuh cinta, mungkin saja dulu kau pernah melihat diriku dengan tatapan biasa juga. Itu kenapa sekarang karma sedang berlaku untuk dirimu. Bukan begitu Marvelo Salvador?." Aku menghentikan gerakan tanganku dan mulutku. aku sempat berpikir kenapa aku bisa mengucapkan semua kata-kata tadi Dengan sangat lancar?.
"Jadi kau berpikir Bahwa sekarang aku sedang merasakan sebuah karma akan kesalahan masa lalu?." Tanya Marvel, dia berdiri di depanku. aku di belakang tubuhnya dan hanya bisa menatap punggungnya yang lebar dan indah.
"Ya, tentu saja.. Memangnya apa lagi yang membuatmu merasakan hal seperti ini? kenapa aku bisa meninggalkan dirimu dan sekarang tidak mengingat dirimu sama sekali? bukankah itu terasa menyebalkan? apakah Dewa memang selalu bermain-main pada kita? hingga dia mengutuk dirimu?." Tanyaku.
Beberapa saat tidak ada suara balasan Dari Marvel, dia hanya diam saja dan hanya terdengar suara nafas yang memburu.
aku menutup mulutku sebentar, apa yang yang sebenarnya aku katakan? kenapa rasanya kata-kata tadi terlalu menyeramkan untuk aku ucapkan sendiri? ada apa dengan mulutku?
Ahhh.. Ele! apa yang sebenarnya kau bicarakan pada Marvel.?
"Kau benar, aku merasakan semua ini karena kesalahanasa lalu. kesalahan yang mungkin tidak akan pernah bisa di maafkan." Marvel berkata pelan, dia kemudian berjalan pergi meninggalkan diriku. dia keluar dari kamar begitu saja, aku hanya bisa melihat punggungnya yang perlahan berjalan menjauh.