"Pagi Yang Indah Menyapa Clara Hari Ini, Suara
Alarm Itu Terdengar Saat Jam Menunjuk Pukul 5.00". Seperti Biasa, Clara Mematikannya,Sebelum Berbunyi Untuk Kedua Kalinya.
Clara Meregangkan Kedua Otot-Otot Tubuhnya, Setelah Terbangun Dari Tidur Pulasnya. Menyibak Gorden Kamar Yang tepat Berada Disebelah Kiri Tempat Tidur.
Sinar Matahari Seketika Masuk, Membuat Ruang Yang Didominasi Warna Coklat Muda Itu Menjadi Terang.
Clara Masih Berdiri Disebelah Tempat Tidurnya.
Kini Clara Memejamkan Mata, Membiarkan Sinar Matahari Menerpa Wajahnya.
Selama Sekitar 10 Menit, Clara Membuka Matanya Kembali.Pemandangan Tanaman Bunganya Adalah Hal Yang Pertama Kali Iya Lihat.
Seketika Perasaan Clara Menjadi Hangat, Dengan Bunga-Bunga Yang Bermekaran. Begitulah Rutinitas Pagi Clara.Entah Mengapa Clara Tak Pernah Bosan Dengan Itu.
Beranjak Menuju Kamar Mandi Menyikat Gigi, Lalu Clara Segera Membasuh Mukanya.Clara Beranjak Keluar Dari Kamarnya Berjalan Menuju Kedapur.
"Haus".
Clara Membuka Pintu Kulkas, Lalu Mengambil Sebotol Air Mineral.Kemudian Meneguk Hingga Tandas.
Setelah Itu Clara Memakai Apron, Melanjutkan Acara Masaknya. Karena Hari Ini Clara Ingin Sekali Makan Nasi Goreng, Iya Sekarang Sedang Menjalankan Rencananya.
"Hmm..Perintah Dari Perut, Memang Tak Bisa Diabaikan".
Dengan Lihai Clara Menambah Bumbu Racikannya, Iya Sangat Senang Karena Hari Ini Iya Memasak Makanan Kesukaannya.
15 Menit Setelah Itu, Clara Beranjak Menuju Meja Makan Menata Meja Itu Dengan Masakannya.
Terlihat Sangat Rapi, Meskipun Hanya Ditemani Beberapa Lauk Dan Segelas Susu.
Clara Mendaratkan Bokongnya Diatas Kursi,
Lalu Mulai Memasukan Nasi Goreng Kedalam Mulutnya.
Perlahan-Lahan Clara Menikmati Masakan Sendiri. Iya Teringat Beberapa Bulan Yang Lalu Setelah Iya Memakan Nasi Goreng Namun Ditempat Yang Berbeda.
Tak Berselang Berapa Menit Kemudian Ponsel Clara Berbunyi, Tanda Ada Sebuah Pesan Masuk.
"Ting"
"Pagi, Clara Apa Kamu Bisa Mampir Kemansionku?"Richard.
Setelah Mengirim Pesan Kepada Clara, Pak Richard Kembali Melanjutkan Tidurnya.
Entahlah, Sepertinya Hari Ini Iya Tak Akan Masuk Kantor Sebab Badannya Masih Lemah.
Demamnya Sudah Berkurang, Namun Pak Richard Memilih Beristirahat Dimansionnya.
Sedangkan Clara Yang Mendapat Pesan Dari Pak Richard, Setelqh Menyelesaikan Sarapannya, Tak Lupa Iya Membersihkan Bekas Piring Kotornya.
Beranjak Menuju Kamar Mandi, Dengan Gerakan Cepat, Ibu Clara Mulai Membersihkan Tubuhnya.
20 Menit Kemudian Ibu Clara Keluar Dari Kamar Mandi, Berjalan Menuju Lemari Pakaian Lalu Mengambil Pakaian Santai.
Hari Ini Ibu Clara Tak Masuk Kantor, Itu Perintah Dari Atasan Killernya.
Kini Ibu Clara Keluar Dari Kamar Lalu Berjalan Menuju Pintu Apartemennya, Setelah Itu Memakai Sepetunya, Lalu Keluar Mengunci Apartemennya.
Sambil Menunggu Bus Dihalte, Ibu Clara Memasang Headseat Lalu Mulai Mendengarkan Lagu.
Tepat Lagu Yang Berjudul I Love Baby Yang Dinyanyikan Oleh Surf Mesa, Yang Diplay Buspun Tiba.
Clara Masuk, Mencari Tempat Lalu Duduk.
20Menit Clara Habiskan Waktu Menuju Mansion Pak Richard.
Tok...Tok...Belum Ketukan Ketiga, Clara Sudah Disambut Oleh 2 Orang Maid.
"Masuklah Nyonya"Ucap Maid Mempersilahkan.
Setelah Clara Masuk Kedalam Mansion Pak Richard, Clara Memilih Duduk Diruang Tamu, Sebelum Para Maid Mempersilahkan Iya Untuk Pergi Kekamar Pak Richard.
Clara Lebih Memilih Bermain Ponselnya, Tak Lupapula Iya Mengabarkan Kepada Pak Leonardo Bahwa Hari Ini Iya Tak Masuk Kantor.
"Ibu Clara, Anda Dipanggil Pak Richard"Setelah Memberitahu Ibu Clara, Maid Itu Kemudian Pergi Melanjutkan Pekerjaannya.
Dengan Buru-Buru Clara Mengahabiskan Tehnya, Lalu Beranjak Pergi Menuju Kamar Atasannya.
Ceklek..
Pintu Kamar Pak Richard Terbuka, Lalu Clara Beranjak Masuk Kedalam Kamar Pak Richard.Terlihat Bahwa Pak Richard Masih Setia Bergelung Dibawah Selimutnya.
Ibu Clara Mengambil Posisi Duduk Tepat Berhadapan Dengan Wajah Pak Richard.Sekedar Memastikan, Ibu Clara Menaruh Tangannya Diatas Kening Pak Richard.
"Syukurlah, Demamnya Sudah Turun Namun Wajah Pak Richard Masih Pucat". Tak Lama Kemudian Pak Richard Menggeliat Pelan Dari Tidurnya.
Sambil Mengumpulkan Nyawanya Perlahan-Lahan, Pak Richard Mencoba Bangung, Namun Tubuhnya Seakan Tak Ingin Merespon.
Clara Yang Melihat Gerak-Gerik Pak Richard Kini Mulai Bertanya.
"Apa Bapak Membutuhkan Sesuatu?".
"Jika Iya, Katakan Saja, Saya Akan Lakukan".
Pak Richard Hanya Menggelengkan Kepalanya,
Namun Tatapannya Seolah Menginginkan Sesuatu.
"A....Aku Hanya Ingin Memakan Bubur Yang Kamu Berikan Kepadaku Saat Dikantor"Ucap Pak Richard Dengan Wajah Pucat,Hal Itu Membuat Clara Tak Sanggup Menolak.
"Ya Sudah..Tunggu Sebentar Saya Akan Memasak Buburnya Sekarang"Setelah Itu Ibu Clara Langsung Beranjak Menuju Kedapur.
Ibu Clara Mulai Memasak Bubur,Tak Lupa Iya Menambahkan Potongan Daging Ayam Kedalam Bubur Tersebut.
Lagi, Para Maid Yang Berada Dimansion Pak Richard, Menatap Kagum Akan Keahlian Memasak Dari Ibu Clara.
Clara Sedikit Mencicipi Masakannya, Setelah Dianggap Sempurna, Clara Langsung Menyendokkan Bubur Kedalam Mangkok Kecil, Tak Lupa Membawa Segelas Air Putih Lalu Menaruhnya Diatas Nampan.
"Oh...Bapak Sudah Bangun"Ucap Clara Memasang Senyum.
"Berhentilah Memangilku Dengan Bapak, Aku Bukan Bapakmu"Jawab Pak Richard Ketus.Sedangkan Clara Yang Mendengar Perkataan Pak Richard Langsung Jengkel.
"Apa-Apaan Dia, Untung Dia Atasanku"Guman Clara Namun Wajahnya Semakin Menunjukan Wajah Kesal.
"Baiklah Pak, Silahkan Pak Richard Gosok Gigi,
Jangan Lupa Memcuci Wajah"
"Apa Yang Kau Katakan?".
"Mengapa Kamu Memerintahku Seenak Jidatmu".
"Apa Kau Lupa Saya Masih Atasanmu"Ucap Pak Richard Dengan Nasmda Rendah Namun Tatapan Yang Diberikan Dangat Datar.
"Dengar Ya Clara!".
Meskipun Aku Tak Mencuci Wajahku, Selama Seminggupun, Wajahku Akan Terlihat Tampan.
"Apa Kau Lupa Jika Ketampananku Bawaan Dari Lahir"Ucap Pak Richard Ketus.
Kini Clara Sadar Dengan Perilaku Atasan Killernya, Selain Bersifat Dingin, Iya Juga Mempunyai Tingkat Percaya Diri Dalam Taraf Yang Tak Normal.
Karena Tak Ingin Berdebat, Clara Memilih Diam Dan Menganggukkan Kepalanya, Tanda Bahwa Iya Setuju.
"Sebentar, Saya Cuci Wajah Dulu"Setelah Itu Pak Richard Beranjak Dari Kasurnya, Dengan Keadaan Tubuh Yang Masih Lemas Pak Richard Berjalan Perlahan.
"Saya Bantu"Ucap Clara Kemudian Memapah Tubuh Pak Richard.
Setelah Pak Richard Selesai Menyikat Gigi, Lalu Mencuci Wajah, Ibu Clara Kembali Memapah Tubuh Pak Richard Lalu Membantu Mendudukan Pak Richard Disebuah Sofa.
"Buka Mulutnya, Biar Saya Yang Menyuapkan Bubur". Dengan Cekatan Clara Menyuapkan Pak Richard Bubur.
"Diam-Diam Pak Richard Menikmati Suap Dwmi Suap Bibir Yang Diberikan oleh Ibu Clara".
Bagaimana Bisa Iya Terlihat Lemah Didepan Clara, Wajah Datar Yang Selalu Iya Tampilkan Dikantor, Kini Berubah Menjadi Wajah Bayi Yang Sedang Merajuk.
"Ck!"Pak Richard Segera Menggelengkan Kepalanya, Menjauhkan Pikiran Yang Baru Saja Terlintas.
"Terdengar Aneh Mungkin!", Sifat Dingin Yang Selalu Iya Tampilkan Sebelumnya Kini Hilang Seakan Tersihir.
Pak Richard Bahkan Tak Menyangka, Jika Sifat Keras Kepalanya Perlahan-Lahan Mulai Hilang.
"Yeah...Selesai"Ucap Clara Gembira Saat Suapan Terakhir.
"Dimana Obatnya"Tanya Clara Kepada Pak Richard.
"Ada Didalam Laci".
"Dapat"Ucap Clara Setelah melihat.
"Ini Airnya, Silangkan Diminum"Ibu Clara Menyodorkan Segelas Air.
"Saya Akan Berbaring, Kamu Boleh Pulang Sekarang".Ucap Pak Richard Lalu Merebahkan Dirinya Diatas Kasur.
Reaksi Ibu Clara Spontan Saja Iya Terkejut.
"Oh Ya Tuhan, Aku Tak Percaya, Mengapa Engkau Masih Mengijinkan Manusia Menyebalkan Ini Menguji Kesabaranku".Guman Ibu Clara.
"Huh, Dasar Bayi Dewasa!", Apa Salahnya Mengucap Terimakasih Kepada Orang Yang Yelah Membantu.
"Sudahlah Orang Kaya Mana Tau Punya Tata Krama" Kini Ibu Clara Sedang Mendengus Kesal.
"Baik Pak Saya Permisi" Setelah Mengucapkan Pamit Pulang, Clara Langsung Berjalan Kembali Menuju Halte Menunggu Bus.
Sebenarnya Sopir Pak Richard Akan mengantar Clara Pulang, Namun Clara Kembali Menolak Tawaran Tersebut Dengan Sopan.
Sementara Dirumah Ayah Richard, Vincent Sepupu Pak Richard Sedang Mandi, Iya Berncana Menginap Dirumah Pak Richard.
Selesai Mandi, Vincent Memakai Baju Kaos Putih Dan Celana Jeans Hitam, Tak lupapula Menyemprotkan Parfum Bajunya.
Dirasa Sudah Rapih, Vincent Keluar Dari Kamar, Kemudian Pamit Pada Tanta Lusia.
"Tanta Lusia, Vincent Berangkat Dulu, Mungkin Hari Ini Vincent Akan Menginap Dirumah Kakak Richard".
Setelah Itu Vincent Diantar Oleh Sopir Dirumah.30 Menit Vincent Habiskan Waktu, Kini Vincent Sudah Tiba Dirumah Kakak Richard.
Vincent Menekan Bel Rumah, Beberapa Saat Kemudian Pintu Dibuka.Tak Lupa Juga Vincent Dipersilahkan Masuk.
"Kakak Richardnya Ada?"Tanya Vincent Setelah Mengambil Posisi Duduk Disofa.
3 Jam Kemudian, Richard Menuruni Anak Tangga Lalu Pergi Kedapur Ingin Meminum Segelas Air, Namun Iya Melihat Seseorang Yang Yang Mungkin Iya Kenal.
"Vincent"Panggil Richard Pelan Namun Masih Bisa Didengar Oleh Seseorang.
Perlahan Richard Beranjak Mendekat, Untuk Memastikan Apakah Benar Dugaannya, Iya Kembali Memanggil Nama Vincent.
Dan Setelah Itu, Vincent Berbalik Menatap Wajah Kakaknya Dan Tak Lupa Memasang Senyum Cool.
"Hehe Kakak Richard, Ini Aku Vincent, Anaknya Ibu Amalia".
"Kakak Richard Apakah Hari Ini Aku Boleh Menginap?"Setelah Menanyakan Perihal Ijin Menginap, Kini Vincent Kembali Menatap Seriys Layar TV.
Iya Bahkan Tak Peduli, Jika Iya Belum Mendapatkan Ijin, Lagipula Pak Richard Tak Mungkin Mengusirnya Dari Mansion Ini.
"Boleh Ya Kak, Setelah Itu Aku Tak Akan Mengganggu Kakak Lagi".
"Baiklah, Kamu Boleh Menginap, Tapi Ingat Kita Tak Boleh Tidur Seranjang"Ucap Pak Richard Dengan Nada Geli.