Chereads / MY COOL BOSS / Chapter 30 - Richard Berkunjung Kerumah William

Chapter 30 - Richard Berkunjung Kerumah William

"Tepatnya Weekend Ini, Menjadi Hari Yang Tepat Buat Richard, Sebab Hari Ini Dia Berencana Mengungjungi Rumah Mantan Kekasihnya".

Richard Tersenyum Simpul Menatap Wajahnya Dicermin, Dirasanya Penampilannya Sudah Rapih, Kini Richard Beranjak Menuju Mejanya Lalu Mengambil Kunci Mobilnya.

Lantas Richard Mengambil Sebuah Kado Yang Sudah Iya Siapkan Untuk Keluarga William.

Masih Mempertahankan Senyumnya, Richard Melangkah Keluar Meninggalkan Kamarnya, Tak Lupa Juga Richard Berpamitan Kepada Para Maidnya.

Richard Memang Seseorang Yang Tegas, Namum Iya Akan Menjadi Sosok Yang Hangat, Jika Bersama Seseorang Yang Sudah Iya Kenal.

"Saya Berangkat, Kalian Boleh Makan Terlebih Dahulu". Pamit Richard Kepada Beberapa Maid, Lalu Meninggalkan Mansion Megahnya.

Saat Sudah Tiba Diparkiran, Richard Membuka Pintu Mobilnya Kemudian Meletakan Kadonya Disamping Tempat Kemudinya.

Richard Menghidupkan Mesin Pada Mobilnya, Kemudian Melajukan Mobilnya Dengan Kecepatan Sedang.

Waktu Yang Dibutuhkan Untuk Sampai Kerumah William Sahabatnya Adalah 30 Menit. Sesekali,

Richard Ikut Bernyanyi Lagu Milik Westlife "I If Let You Go" Yang Diputarnya.

Senyum Richard Begitu Merekah, Ketika Richard Telah Melewati Gerbang Rumah William.

Richard Turun Dari Mobilnya, Lalu Tak Lupa Richard Berlari Kecil Mengitari Mobilnya, Untuk Mengambil Kado Yang Iya Bawa.

Sementara Itu, William Bersama Kedua Orangtuanya Sudah Menunggu Kedatangan Richard Didepan Rumahnya.

"Selamat Datang" Ucap Ayah William Setelah Itu Mereka Berpelukan. Begitupula Dengan Ibu william Iya Begitu Antusias Menyambut Kedatangan Richard.

"Wah....Kau Bertambah Tampan Dari Sebelumnya". Ucap Ibu William Sedikit Menggoda, Hingga Akhirnya Wajah Dan Telinga Richard Memerah.

"Oh....Ayah, ibu... Sudahlah. Berhenti Menggodanya Apa Kalian Tak Melihat Wajah Richard Yang Sudah Merah, Akibat Ulah Kalian". Ucap William Mencoba Merilekskan Suasana.

"Selamat Datang Richard". Ayo Kita Masuk. Ucap William Mempersilahkan Richard.

"Baiklah...Tapi Sebelum, Aku Membawa Sesuatu Untuk Kalian Kuharap Kalian Semua Suka Dengan Kadoku". Ucap Richard Lantas Segera Menyodorkan Kadonya.

"Terima Kasih Nak Richard...Maaf Jika Kami Merepotkan Nak Richard".

"Jangan Seperti Itu, Justru Richardlah Yang Merasa Bersalah Sebab Tak Bisa Melindungi Jennie Dengan Baik".

"Baiklah...Saya Rasa Nak Richard Datang Kesini untuk Berkunjung, Jadi Kita Harus Bersenang-Senang Hari Ini". Ucap Ayah William Tersenyum Tulus.

Kini Richard Sudah Duduk Berkumpul Dengan Keluarga William, Sedangkan Ibu William Bersama Olivia Sedang Menyiapkan Minuman Untuk Mereka.

Tak Berselang Beberapa Menit Kemudian, Ibu William Membawa Nampan Berisi Beberapa Cangkir Teh, Sedangkan Olivia Membawa Cake Yang Iya Panggang Hari Ini.

Ibu William Meletakkan Teh Diatas Meja, Ibu William Bersama Olivia Ikut Duduk Bersama.

"Silahkan Diminum Tehnya" Ucap Ibu William Sopan.

"Terimakasih".

"Selamat Minum". Ucap Richard Meyesap Tehnya Perlahan-Lahan Diikuti Dengan Satu Gigitan Lembut Cake Yang Iya Pegang DiTangannya.

Sesekali William Menggoda Olivia, Hingga Seluruh Keluarga Menggelak Suara Tawa.

"Ibu..... Apakah Calon Menantumu Yang Membuat Kue Ini?". Tanya William Tanpa Mengalihkan Pandangannya Dari Wajah Kekasihnya.

"Iya". Jawab Ibu William.

"Astaga Kau Membuatku Ingin Melamarmu Secepatnya". Ucap William Gemas Sambil Mencubit Kedua Pipih Olivia.

"Auu". Olivia Memikik Keras, Sakit William Kumohon Berhentilah Menjahiliku. Ucap Olivia Kesal.

Sedangkan William Tersenyum Puas, Melihat Olivia Marah. "Kau Terlihat Sangat Cantik".

Lagi...Kini Olivia Menyikut Pelan Perut William, Iya Bermaksud Menghentikan Aksi Konyol William.

Namun Terkesan Menantang Justru, Tingkah William Semakin Menjadi-Jadi. Alhasil Olivia Yang Menunduk Malu Menahan Kesal.

Sedangkan Richard Begitu Menikmati Kelucuan Yang Dibuat Oleh William.

Tak Lama Kemudian, Ayah William Pak Edgard Membuka Salah Sebuah Pertanyaan.

"Bagaimana Dengan Nak Richard, Apa Kau Sudah Mempunyai Kekasih Sekarang?". Tanya Pak Edgard.

Sedangkan Yang Ditanya, Tiba-Tiba Wajahnya Menjadi Sendu. Entalah Saat Ini, Richard Tak Bermaksud Mengabaikan Pertanyaan Dari Pak Egdard, Namun Hati Kecilnya Tak Ingin Berkata.

"Baiklah Jika Nak Richard Keberatan Dengan Pertanyaan Dari Saya, Jangan Dijawab".

Ruangan Yang Tadi Diisi Oleh Suara Tawa, Seketika Menjadi Hening Oleh Kedua Orang ini.

Bukan Bermaksud Kurang Ajar.

Tapi Saat Richard Mengingat Masalalunya, Rasa Bersalahnya Semakin Bertumbuh Sangat Besar, Membuat Dirinya Tak Bisa Memaafkan Kesalahannya.

"Sebenarnya Saat Ini, Richard Belum Menemukan Seseorang Yang Cocok Untuk Dijadikan Kekasih". Jawab Richard Dengan Nada Tenang.

"Baiklah Nak...Bapak Harap Nak Richard Segera Mendapatkan Seseorang Kekasih, Jangan Terlalu Lama Menutup Diri".

"Carilah Seseorang Yang Bersedia Mendampingi Nak Richard, Sungguh Mengenai Kepergian Putri Kami, Bapak Rasa Itu Sepenuhnya Bukan Kesalahan Nak Richard".

"Sesungguhnya Itu Adalah Takdir Dari Perjalanan Hidup Putriku Jennie".

"Berdamailah Dengan Masalalumu, Maka Nak Richard Akan Mendapatkan Seseorang Yang Sangat Tulus Mencintaimu". Nasihat Pak Edgard.

Seketika Hati Richard Mencelos, Iya Benar-Benar Merasa Sedih.

"Akan Kucoba Berdamai Dengan Diriku, Terlebih Masalaluku". Ucap Richard Dengan Nada Suara Yang Bergetar, Jika Iya Melanjutkan Lagi, Maka Pertahanannya Akan Runtuh.

Tanpa Sengaja Airmata Richard Meluncur Bebas Dari Kedua Matanya. Richard Tak Peduli Ataupun Malu Sekarang, Jika Iya Kedapatan Sedang Menangis.

Seorang CEO Perusahaan Terkenal, Kini Menangis Dengan Wajah Yang Hampir Bengkak.

Kini Segala Julukan Mengenai Atasan Killer, Bahkan Terkesan Dingin Dengan Semua Sifat Dan Ucapannya.

Sekarang Menjadi Runtuh Ketika Mengingat Nama Mantan Kekasihnya.

"Sudahlah Nak, Berhenti Menangis, Kami Tau Kau Anak Baik".

"Relakan Dan Ikhlaskan Dia, Dengan Begitu, Jennie Dapat Tenang Disurga".

"Sekali Lagi, Kami Mohon Jangan Membebani Pikiranmu, Carilah Seseorang Yang dapat Menjaga Dan Merawatmu, Dan Jauhkanlah Sifat -Sifatmu Dimasalalu".

Pak Edgard Beranjak Mendekati Richard, Kemudian Menepuk Pelan Bahu Richard, Memberi Rasa Nyaman Ketika Richard Sedang Bersedih.

"Akan Kulakukan, Akan Kucoba Mencari Seseorang Yang Bisa Membantuku, Berbagi Rasa Sedih Dan Juga Saling Memberi Perhatian".

Seketika Pak Edgard Tersenyum Tulus, Mendengar Semua Ungkapan Richard.

Ibu William Tak Kuasa Menahan Tangisnya Saat Melihat Richard Menangis. Memang Iya Akui Dulu Saat Putri Kesayangannya Meninggal.

Sempat Terlintas Dipikirnya, Untuk Tak Mengijinkan Dan Memaafkan Richard, Namum Setelah Iya Berusaha Merelakan Kepergian Putrinya.

Ibu William Tak Ingin Melihat Jiwa Anaknya Tak Tenang Dialam Lain, Jadi Secara Perlahan-Lahan Ibu William Belajar Mengikhlaskan.

Olivia memeluk Ibu William Begitu Erat, Sesekali Olivia Mencium Kening Ibu William, Memberi Rasa Nyaman Pada Calon Mertuanya.

William Tertawa Senang Melihat Akhirnya Keluarganya, Dapat Berkumpul Dan Bisa Merasa Bahagia.

"Bagaimana Jika Besok Kita Berkunjung Ke Makam Jennie?". Tanya William Memecahkan Suasana Sedih.

Dan Akhirnya Diangguki Oleh Semua Orang Yang Berada Didalam Ruangan Tersebut.

"Ide Yang Bagus Nak" Ucap Ayah William Setuju.

Waktu Menunjukan Pukul 17.00.

Setelah Berbincang Hampir 4 Jam Dan Menghabiskan Waktu Mereka Dengan Menonton TV, Kini Ibu William Dan Olivia Sedang Sibuk Didapur Menyiapkan Makan Malam.

"Ibu.."Panggil Olivia Pelan.

"Bagaimana Dengan Sayur Capcaynya, Coba Ibu Rasa, Apakah Bumbunya Pas?".

"Oh...Ibu, Entah Mengapa Oliv Sangat Gugup".

Sedangkan Ibu, William Hanya Terkekeh Pelan, Mendengar Segalah Celotehan Dari Olivia.

"Bagaimana Bu Rasanya?".Tanya Olivia Hati-Hati Takut Mendapat Respon Tak Baik.

"Hmm...Rasanya Sangat Lezat Putriku" Ucap Ibu William Sambil Menoel Pipih Olivia Alahasil Wajah Olivia Menjadi Meronah Karena Malu.

"Ada Apa Ini?".

"Mengapa Kalian Sangat Asik Tersenyum?".

"Apa William Melewatkan Sesuatu?".Tanya William Kepada Ibu Dan Kekasihnya.

"Banyak Hal". Jawab Ibu William Kepada William.

"Baiklah" Kalian Berutang Cerita Kepadaku".Ucap William Kemudian Meninggalkan Kedua Orang Tersebut Didapur.

Waktunya Telah Tiba, Untuk Makan Malam.

Setelah Dilihatnya Makan Sudah Tertata Rapih Dipiring Mereka Masing-Masing.

Pak Edgar Mengajak Makan Semua Orang.

"Selamat Makan Semua".

"Nak Richard Silahkan Nikmati Makanannya".

Setelah Itu Keadaan Menjadi Hening, Hanya Terdengar Bunyi Piring, Sendok, Dan Garpu Yang Menemani Acara Makan Malam Mereka.

Setelah Selesai Makan Malam, Richard Langsung Berterima Kasih Kepada Keluarga William, Sekalian Pamit Pulang.

"Terimakasih Atas Segala Perhatian Yang Kalian Berikan Kepada Richard"

"Selamat Malam".Ucap Richard Kemudian Masuk Kedalam Mobilnya, Sedang Keluarga William Tersenyum Simpul.

"Besok Saya Akan Kasih Kabar Jika Kita Pergi Ke Makan Jennie".

Setelah Mendapat Anggukan Dari Keluarga William, Richard Menghidupkan Mesin Pada Mobilnya, Kemudian Mulai Berkendara Dengan Kecepatan Rata-Rata.

Saat Menyetir, Richard Kembali Mengingat Nasihat Dari Ayah William Tentang Kekasih.

"Apa Sebaiknya, Besok Kuajak Clara Menenamiku Ke Makam Jennie?".

Tanya Richard Yang Sedang Berperang Dengan Pikirannya.

.