"Setelah Berhasil Mengajak Ibu Clara Dan Menceritakan Perihal Beberapa Masalah Yang Sedang Iya Hadapi, Kini Pak Richard Kembali Masuk Kedalam Ruangan".
Wajah Ibu Clara Begitu Sumringah, Saat Iya Ditraktir Makan Siang, Oleh Atasan Killernya. Sedikit Merasa Puas, Sebab Pak Richard Menerima Saran Dari Ibu Clara.
Mereka Melewatkan Banyak Waktu, Untuk Sekedar Berbincang, Saling Bertukar Pendapat, Dan Diselingi Oleh Tawa.
Setelah Didalam Ruangannya, Pak Richard Kembali Berkutat Dengan Pekerjaannya Didepan Komputer.
Memperhatikan Secara Seksama, Apa Yang Harus Diubah.
Beberapa Saat Kemudian, Pak Richard Telah Menemukan Jalan Keluarnya.
Raut Bahagia Terpancar Jelas Diwajah Pak Richard.
Para Karyawan Sedang Sibuk, Dengan Pekerjaan Mereka Masing- Masing. Pak Leonardo Keluar Dari Ruangannya, Dengan Tergesah- Gesah.
" Ada Apa?" Tanya Ibu Clara Yang Tengah Berpapasan Dengan Pak Leonardo.
"Maaf Clara, Saya Harus Menjemput Adik Sepupu Saya Dibandara" Jelas Pak Leonardo.
" Baiklah, Hati-Hati Dijalan". Janji Ibu Clara.
Kini, Pak Leonardo Sudah Berada Didalam Mobilnya, Iya Mulai Menghidupkan Mesin Pada Mobilnya, Tak Lupa Juga Memasang Seatbelt.
Dirasa Sudah Aman Dan Siap, Pak Leonardo Langsung Menginjak Gas Lalu Melajukan Mobilnya, Dengan Kecepatan Sedang.
Jarak Tempuh Dari Kantor, Menuju Bandara Sekitar 35 Menit. Rencanannya Sepupu Pak Leonardo Akan Tiba Dibandara Sekitar Sejam Lagi.
Sesekali Pak Leonardo Memeriksa Pesan Pada Ponselnya.
Tak Ada Pesan Yang Masuk, Pak Leonardo Menyimpan Kembali Ponselnya Didashboard.
Pak Leonardo Masih Mematuhi Pedoman Beelalu Lintas.
Bagaimanapun, Bermain Ponsel Sambil Berkendara, Bisa Membahayakan Nyawanya, Dan Mungkin Juga Berdampak Pada Orang Lain.
Pandangannya, Masih Fokus Pada Jalanan. Sesekali Pak Leonardo Menghembuskan Nafas Pelan, Tandanya Iya Lelah.
Tiba Dibandara, Pak Richard Langsung Beranjak Masuk. Duduk Menunggu Sekitar 20 Menit Lamanya.
Akhirnya, Adik Sepupu Pak Leonardo Telah Berdiri Dihadapannya, Sambil Tersenyum.
"Halo Kak Leonardo".
"Bagaimana Kabar Kakak?". Tanya Kevin Adik Sepupu Pak Leonardo.
"Kabarku Baik, Sehat Yang kamu Lihat Sekarang". UcapPak Leonardo Sambil Tersenyum.
"Mau Kubelikan Sesuatu, Sebelum Kuantar Keapartemen". Tawar Pak Leonardo.
" Sepertinya Aku Haus Kak". Jawab Kevin Terkekeh Kecil. Akhirnya, Pak Leonardo Mengajak Kevin Membeli Apapun Yang Iya Mau.
Kevin Menyesap Minuman Isotoniknya, Yang Dibelikan Oleh Pak Leonardo. Sesekali Kevin Bertanya Hal Kecil Pada Kak Leonardo.
"Kak Leonardo, Bagaiman Dengan Kabar Tanta Dea?". Semoga Tanta Dea Tak Melupakan Wajah Anak Tampannya.
"Hei, Ada Apa Denganmu?".
"Kau Mulai Lagi". Respon Pak Leonardo,Karena Sepupunya, Merasa Sangat Percaya Diri Saat Mengucapkan Kata TAMPAN.
"Apa?". Tanya Kevin, Masa Bodoh. Walaupun, Iya Sudah Tau Maksud Dari Ucapan Kak Leonardo, Namun Iya Malah Semakin Gencar Ingin Mendapatkan Jawaban.
"Rupanya, Kau Pandai Membual, Sudahlah Aku Malas Brrdebat Denganmu". Jawab Pak Leonaedo Ketus.
"Ya....Ya.... Baiklah Kak, Sesungguhnya Kakak Harus Mengakui Ketampananku".
Tak Terasa Waktu Berjalan Semakin Cepat, Pak Leonardo Bersama Kevin Sepupunya, Mereka Sudah Tiba Diapartemen Pak Leonardo Dalam Keadaan Selamat.
Sepertinya Firasat Pak Leonardo Sebelum Memang Agak Buruk, Ternyata Dugaannya Semakin Jelas.
Mereka Berdua Telah Turun Dari Mobil, Kevin Mengambil Kopernya Dibagasi Mobil.
Pintu Lift Terbuka, Pak Leonardo Bersama Kevin Masuk Kedalam Lift. Beberapa Detik Kemudian, Pintu Lift Terbuka.
Pak Leonardo Bersama Kevin, Beranjak Keluar Dari Lift. Pak Leonardo Menekan Beberapa Digit Angka, Kemudian Pintunya Terbuka.
Perlu Diketahui Bahwa, Pak Leonardo Tinggal Bersama Ibunya. Sedangkan Ayah Pak Leonardo, Iya Tak Ingin Membahas.
" Silahkan Masuk". Ucap Pak Leonardo Dengan Sopan Kepada Kevin.
" Baik Kak".
"Leonardo?". Tanya Ibu Terkejut, Sebab Tak Biasanya, Anaknya Pulang Cepat.
" Iya Ibu...Ini Aku". Setelah Berucap, Pak Leonardo Langsung Berjalan Menuju Sofa Untuk Duduk.
"Halo Tanta Dea" Sapa Kevin Dengan Semangat.
"Halo. Apa Benar Ini Dengan Nak Kevin?".
" Benarkah?". Tanya Tanta Dea, Masih Menunggu Jawaban.
" Benar Tanta, Saya Kevin Anak Tampan Yang Dulu Sering Merepotkan Tanta Dea".
Seketika Raut Wajah Leonardo Menjadi Malas.
"Anak Ini, Kupikir Dia Sudah Berubah!".
" Ck!.... Ternyata Masih Percaya Diri". Guman Pak Leonardo Kesal.
" Duduklah, Tanta Dea Akan Buatkan Minum Untukmu".
Beberapa Menit Kemudian, Tanta Dea Datang Kembali Dengan Membawa Nampan Berisi Secangkir Teh.
"Silahkan Diminum Tehnya" Ucap Tanta Dea Mempersilahkan Kevin Untuk Minum.
" Terima Kasih Tanta", Lalu Perlahan-Lahan Kevin Menyesap Teh Didalam Cangkir.
"Maaf". Ucap Kevin Setelah Selesai Menghabiskan Teh Didalam Cangkir.
" Untuk Apa?"
"Apa Kamu Sedang Melakukan Kesalahan?". Tanya Leonardo Heran.
" Sebelumnya Kevin Minta Maaf, Karena Sudah Merepotkan Kak Leonardo Dan Yang Kedua Untuk Ayah Kak Leonardo yang Selama Ini, Berskkap Jahat Kepada Kakak Dan Juga Tanta Dea".
" Sungguh, Kevin Juga Tak Percaya. Ternyata Om Wildan Sejahat Itu Kepasa Kakak Dan Tanta Dea". Ucap Kevin Merasa Bersalah.
" Berhenti Menyebut Nama Itu, Kurasa Kami Berdua Tak Memerlukan Seorang Pengecut Seperti Orang Itu". Jawab Leonardo Sarkas.
"Cukup Nak". Ucap Ibu Dea Menenangkan Pikiran Anaknya.
" Baik Bu". Tolong Siapkan Makan, Untuk Kevin Bu. Leonardo Akan Kembali Kekantor.
Pak Leonardo Beranjak Dari Sofa, Lalu Mengambil Kunci Mobilnya Kemudian Keluar Dari Apartemennya.
Setelah Pak Leonardo Kembali Kekantor, Tanta Dea Mengajak Kevin Kembali Kedapur. Lalu Segera Menyiapkan Makanan Untuk Kevin.
Selurhh Makanan Sudah Tertata Rapih Diatas Meja Makan.
"Silahkan Dinikmati Makanannya Nak" Ajak Tanta Dea.
"Selamat Makan" Ucap Kevin Girang.
Kevin Makan Dalam Diam, Sementara Tanta Dea Memilih Melanjutkan Kegiatannya Yang Tertunda.
20 Menit Kemudian, Kevin Telah Selesai Makan.
" Terima Kasih Atas Makanannya Tanta Dea" Ucap Kevin Setelah Menghabiskan Segelas Air.
" Iya Nak".
Kevin Beranjak Dari Meja Makan, Lalu Mengambil Bekas Piring Kotornya Kemudian Segera Mencucinya.
" Istirahatlah, Jika Nak Kevin Lelah".
" Sepertinya Tidak". Tadi Kevin Sudah Tidur Sekitar 3 Jam, Jadi Kevin Tak Lelah.
" Bagaiman Kabar Orangtuamu?" Tanya Twnta Dea.
" Puji Tuhan, Mereka Semua Sehat, Tapi Akhir-Akhir Ini Ayah Dan Ibu Sering Keluar Negeri, Untuk Mengurus Perusahaan Baru".
Mereka Berdua Terlalu Sibuk Mengurus Perusahaan, Hingga Kevin Dan Rahel Sendiri.
Untuk Saat Ini Rahel Masih Sementara Kuliah, Iya Baru Kuliah 7 Semester. Saat Kevin Akan Berkunjung Kesini, Rahel Ingin Ikut, Tapi Sayang.
Urusan Kuliah Tak Bisa Ditinggal.
" Oh Sayang Sekali". Ucap Tanta Dea Sedikit Kecewa, Tapi Percayalah. Iya Hanya Bercanda Dengan Ucapannya.
" Baiklah, Tolong Beritahu Rahel, Kalau Ada Waktu Luang Rahel Bisa Berkunjung Kesini" . Ucap Ibu Dea Terkekeh Kecil.
" Tanta Dea, Tentang Ucapan Kevin Sebelumnya, Kevin Minta Maaf".
" Tidak Apa-Apa Nak".
" Orang Itu, Bagaimana Kabarnya?" Tanya Tanta Dea.
Sementara Kevin Yang Mengerti Arah Pembicaraan Tanta Dea, Langsung Saja Merespon Balik, Pertanyaan Yang Baru Saja Meluncur Dari Mulut Tanta Dea.
"Keadaan Om Wildan Sehat". Iya Bahkan, Baru Saja Kembali Dari Liburannya, Bersama Keluarga Barunya.
" Om Wildan Berusaha Memperbaiki Hubungannya Dengan Keluarga Barunya". Sempat Om Wildan Berlaku Kasar Pada Istri Barunya.
Namun Om Wildan Kembali Meminta Maaf, Sehingga Iya Mendapat Kesempatan Untuk Berubah.
" Bagaiman Dengan Kabar Putrinya?". Tanya Tanta Dea.
"Sejauh Ini, Iya Tumbuh Dengan Sehat, Seluruh Kebutuhannya Terpenuhi".
" Siapa Namanya?". Gadis Itu!, Tanya Tanta Dea Dengan Suara Yang Lirih.
" Christin".
"Nama Yang Cantik". Ucap Tanta Dea.
"Umurnya Sekitar 21 Tahun, Iya Sedang Berkuliah Bersama Rahel. Bahkan Mereka Sekampus, Namun Beda Jurusan". Jelas Kevin.
" Ternyata Christin Sudah Besar".
" Iya Sudah Beranjak Dewasa, Iya Bahkan Sering Menginap Dirumah Kami".
Om Wildan Dan Tanta Lisa, Mereka Bahkan Serjing Meninggalkan Christin Sendiri. Jadi Christin Seringkali Menghabiskan Waktu Bersama Rahel.
" Christin?".Ganya Tanta Dea Masih Tak Paham Dari Penjelasan Kevin.
" Apa Ayahnya Sudah Menceritakan Kebenarannya?". Tanya Tanta Dea.
"Tentang Hal Itu, Kevin Tak Bisa Menjelaskan Karena Om Wildan, Bahkan Selalu Bungkam Jika Ayah Dan Ibuku Bertanya".
" Maafkan Om Wildan, Kevin Akui Om Wildan Adalah Orang Yang Kejam, Tapi Sekarang Kevin Sudah Melihat Perubahan Perilaku Om Wildan".
Masalah Pelik Yang Dihadapi Oleh Tanta Dea Sungguh Menyiksa . Jika Diceritakan Kembali Masa Lalu Mereka, Memang Wajar Jika Pak Leonardo Begitu Membenci Ayahnya.
Iya Bahkan Tak Ingin Menyebut Nama Ayahnya Lagi.
" Barang- Barang Yang Sudah Dihancurkan Oleh Ayah Leonardo Saat Mereka Tinggal Bersama".
Lalu Aset Berharga Yang Disita Oleh Pihak BANK, Akibat Hidup Ayah Leonardo Yang Berfoyah-Foyah.
Hingga Ibu Dea Harus Keluar Masuk Kantor Polisi Untuk Memberi Kesaksian Kepada Pihak Berwajib Akibat Ulah Yang Dilakukan Ayahnya.
Darisitulah Pak Leonardo Memilih Melupakan Masalalu Keluarga Mereka, Lalu Ibu Dea Bekerja Keras Untuk Menyekolabkan Pak Leonardo Hingga Mendapat Gelar Sarjana.
Saat Kevin Akan Datang Kesini, Om Wildan Sempat Menanyakan Perihal Kunjungan Kevin. Tapi Kevin Memilih Bungkam Kepada Om Wildan.
Namun Kevin Masih Mengingat Jelas Pesan Dari Om Wildan, Untuk Kak Leonardo.
" Tolong Sampaikan Permintaan Maaf Saya Kepada Leonardo Bersama Ibunya".
" Jika Diijinkan, Bolehkah Saya Memperbaiki Kesalahan Saya Kepada Mereka".
Sesungguhnya, Sampai Saat Ini Saya Masih Berusaha Untuk Mencoba Berdamai Dengan Leonardo Bersama Ibu Dea, Tapi Nihil Usaha Saya Belum Juga Mendapatkan Kepastian.