Chereads / The Cold Season / Chapter 7 - Heart That Start To Warm 2

Chapter 7 - Heart That Start To Warm 2

Zheng Liam seolah seperti sedang dibawa arus galaksi di mata bulat Xiao You Ren. Dia ingin mengecup dan melumat bibir kecil yang tebal itu. Sehingga tanpa sadar, wajahnya sudah beberapa sentimeter di dekat wajah Xiao Zhan yang memerah.

Brak!

Pintu ruangan terbuka dengan suara cukup keras. Mengejutkan mereka berdua. Spontan Xiao You Ren sedikit mendorong tubuh Zheng Liam dan meluruskan kursinya, berhadapan dengan komputer. Wajahnya memerah malu dan dia sedikit menundukkan kepala. Sangat berbanding terbalik dengan Zheng Liam yang saat ini menampilkan wajah kesal.

Tepat di balik pintu tersebut seseorang tersenyum canggung untuk menutupi keterkejutannya juga. "Maaf, sepertinya aku datang di waktu yang salah," ucapnya. Dia adalah Johnny. Datang dengan berbagai berkas di tangannya. Langsung menghampiri Xiao You Ren yang sudah kembali berkutat dengan komputer.

Zheng Liam memutar bola matanya dan berulang kali mendecih juga memberikan tatapan tajam pada Johnny. Dalam pandangannya, Johnny sama sekali tidak merasa bersalah kendati dia mengucapkan kata 'maaf'. Sadar akan waktunya yang terbuang sia-sia dengan kesal pada Johnny. Zheng Liam memutuskan untuk memperhatikan Xiao You Ren yang nampak masih malu atas kejadian tadi. Sebelumnya Zheng Liam tidak ada niatan untuk melakukan hal-hal seperti itu pada Xiao You Ren. Namun, siapa yang akan tahan dengan wajah menggoda milik Xiao You Ren, ditambah dalam ruangan itu hanya ada mereka berdua. Sudah pasti para setan tengah berpesta akan hal itu.

"Bagaimana perkembangannya, You Ren?" Johnny menarik sebuah kursi ke dekat Xiao You Ren dan ikut memperhatikan layar komputer.

"Hanya tinggal sentuhan akhir, Phi." Tangan cekatan Xiao You Ren dengan cepat bekerja. Sekitar sepuluh menit kemudian pekerjaan itu selesai. Xiao You Ren bisa menghela napas lega, begitupun dengan Johnny yang segera membawa file tersebut untuk diserahkan kepada CEO.

Di ambang pintu, Johnny membalikkan badannya dan melihat pada Xiao You Ren yang tengah membereskan meja kerjanya. "You Ren, jaga dirimu baik-baik. Akhir-akhir ini banyak laki-laki cabul yang suka menggoda wanita cantik!" teriaknya. Melenggang pergi, meninggalkan Xiao You Ren dengan wajah melongo dan Zheng Liam yang tersenyum kecut.

"Tapi aku bukan wanita," gumam Xiao You Ren pelan. Tentunya tidak dapat didengar oleh Johnny, selain itu laki-laki yang menjabat sebagai sekretaris tersebut sudah menghilang.

Zheng Liam hanya terkekeh geli. Merasa lucu dengan ekspresi Xiao You Ren ketika mengatakan kalimat tersebut. "Ya, tentu saja kamu bukan. Makanya jangan dengarkan omong kosong makhluk halus itu." Dia mengangkat dagunya, menunjuk ke arah pintu keluar.

"Ge, jangan menakutiku," Xiao You Ren berkata dengan wajah yang mulai memucat. Buku kuduknya berdiri. Tidak, dia tidak takut terhadap hantu atau makhluk sejenis itu. Namun, Xiao You Ren benci otaknya yang spontan memikirkan hal tersebut. Dia benci ruangan luas yang sunyi, rasanya seperti sedang ditemani suatu entitas terselubung. Berbekal pemikiran anehnya tersebut, Xiao You Ren bergegas merapikan mejanya.

Selesai membereskan meja kerja. Xiao You Ren dan Zheng Liam berjalan beriringan menuju parkiran. Mereka berencana pulang bersama. Ketika sudah di dekat mobil, Xiao You Ren tiba-tiba mengingat sesuatu. Dia menghentikan langkahnya, diikuti oleh Zheng Liam yang bertanya-tanya melalui tatapannya.

"Ge, kacamataku!" seru Xiao You Ren. Seperti disambar petir, matanya membelalak. Kakinya akan melangkah kembali memasuki gedung, tapi dengan cekatan Zheng Liam menarik lengannya. Mencegah Xiao You Ren berlari.

"Sejauh ini penglihatanmu baik-baik saja, 'kan? Kita bisa mengambilnya hari Senin, oke," Zheng Liam berusaha membujuk laki-laki yang lebih muda darinya. Menatap mata besar yang terlihat seribu kali lebih indah ketika tersiram cahaya-cahaya lampu.

"T-tapi …" ucapnya terbata. Dia menatap tepat pada manik mata Zheng Liam sebelum menunduk dan melanjutkan kalimatnya. "Aku hanya … sedikit tidak percaya diri."

Zheng Liam melebarkan matanya. Bingung dengan pertanyaan yang menggantung di kepalanya, tentang alasan mengapa laki-laki di hadapannya ini begitu tidak percaya diri. Wajahnya terbilang … cantik, untuk ukuran seorang laki-laki. Tahi lalat di bawah bibir yang terlihat sangat kontras itu bahkan menambah kesan seksi. Kulitnya mulus dan lembut, seolah sebuah jerawat akan merasa rendah jika berani muncul di permukaan kulit wajah itu.

Lagi-lagi, tangan Zheng Liam seolah bergerak sendiri. Mengangkat dagu Xiao You Ren dan mempertemukan manik mata mereka. Bibirnya tersenyum lembut pada laki-laki yang terlihat murung tersebut. "You Ren, dengar!" perintah Zheng Liam tanpa sadar. Dia mengembangkan senyum hangat, berusaha menenangkan Xiao You Ren. Memegang kedua bahu kecil itu. "Kurasa kamu cukup … tampan. Jadi apa yang membuatmu tidak percaya diri?"

"Ge, kamu mengatakannya dengan sedikit ragu." Xiao You Ren kembali melepaskan ikatan pandangan mereka. Menatap sembarang arah.

"Ya, sejujurnya saja." Ekspresi wajah Zheng Liam terlihat tidak enak untuk mengatakan yang sebenarnya. Namun, demi apa pun, niatnya tidak buruk. Hanya saja Zheng Liam ragu mengatakannya, takut-takut Xiao You Ren akan tersinggung.

Mimik muka Xiao You Ren pun tak kalah masamnya dengan cuka. Juga tersirat sedikit kesedihan di wajah itu. Membuat Zheng Liam dengan berat hati harus berkata jujur. Senyumnya mengembang. "Maksudnya, kamu tidak terlihat tampan, tapi … cantik. Ya, bagiku kamu cantik."

Xiao You Ren membelalakkan mata, menatap pada Zheng Liam. "Ge!" serunya. "Aku tidak suka disebut cantik, itu …." Kalimatnya menggantung. Matanya mulai menciptakan cairan kristal.

"Hei, You Ren. Tidak, tidak. Kamu menawan. Ya, kamu benar-benar menawan dan … tampan. Karena kamu laki-laki." Zheng Liam memburu kata-kata. Mencegah tangisan laki-laki di hadapannya, refleksi tubuhnya langsung memeluk sosok kecil yang terlihat rapuh itu.

Rasa kesal dan amarah Xiao You Ren menguap entah ke mana. Bagaimanapun, apa yang dilakukan Zheng Liam saat ini terasa sangat hangat. Hingga menjalar ke hatinya. Dia tidak bisa untuk menahan senyumnya lebih mengembang lagi, acapkali laki-laki yang lebih tinggi itu memperlakukannya dengan baik. Mungkin, Xiao You Ren mulai jatuh lagi.

Sejak kepergian ibunya, Xiao You Ren sangat membenci pujian yang mengatakan jika dia cantik. Itu mengingatkannya pada sosok wanita yang dengan jahatnya meninggalkan dia dan kakak laki-lakinya.

"Waaa! Wang Xian Wei, apa kamu tidak mau memelukku?!"

Dari arah gedung, Johnny berteriak pada Wang Xian Wei yang berjalan di sebelahnya. Hal itu sontak membuat Zheng Liam dan Xiao You Ren terkejut. Dengan paksa, Xiao You Ren melepaskan diri dari rengkuhan laki-laki berbadan lebih besar darinya. Namun, Zheng Liam malah mempererat pelukannya. Membuat Xiao You Ren kesulitan membebaskan diri.

"Ge!" seru Xiao You Ren kesal. "Lepas!"

Dengan berat hati Zheng Liam membebaskan Xiao You Ren. Melihat pipi laki-laki itu yang mulai memerah, menahan rasa malu.

Sambil menundukkan kepala, Xiao You Ren menyapa Johnny dan Wang Xian Wei. Setelahnya dia berpamitan untuk pulang lebih awal. Akan tetapi, Johnny mencegah dan mengajaknya makan malam bersama. Mungkin lebih tepat jika dikatakan memaksa.

Pada akhirnya mereka berempat berakhir di meja makan, dalam restoran mewah. Menikmati makan malam yang terasa hangat. Terlebih bagi Xiao You Ren. Perlakuan Zheng Liam membuatnya kembali melayang, hatinya menghangat dan mulai mendamba.

Bersambung ....