"Aku berusha membuat segalanya kembali seperti seharusnya, meskipun harus memulainya dengan kebohongan. Aku akan melakukannya.."
Suara pintu yang tertutup terdengar sejenak, dan Ryung Joon berjalan pelan sambil membuka jubah hitam yang sejak tadi menutupi tubuhnya. Dalam hitungan detik, pukulan keras mendarat di pipi kananya. Jae Hoon sudah menatapnya dengan mata melotot dan emosi membara memenuhi hatinya, tampak darah segar mengalir dari ujung bibirnya, namun Ryung Joon hanya diam dan berlutut sopan di hadapan tuannya itu tanpa membuka mulutnya sama sekali
"AKU TIDAK MEMERINTAHKAN PADAMU UNTUK MENDEKATINYA."
Ryung Joon menundukkan kepalanya dalam "maafkan saya, tuan.." jawabnya sopan. Tatapan Ryung Joon tampak kosong siap menerima semua makian yang akan keluar dari mulut Jae Hoon padanya. Jae Hoon menghembuskan nafas besar dari mulutnya sambil menatap pengawalnya itu penuh amarah, ia menarik baju Ryung Joon kasar "katakan, apa yang kau katakan padanya?" perintahnya menekan. Ryung Joon menatap tuannya lurus - lurus "aku tidak mengatakan apapun tuan, aku hanya menawarkan diri menjadi temannya" jawabnya sopan. Suara nafas kesal terdengar di telinga Ryung Joon, ia terus diam mengunci mulutnya pasrah, Ryung Joon terhuyung menjaga keseimbangannya setelah Jae Hoon mendorongnya keras. Tanpa mengatakan apapun lagi Jae Hoon membalikkan badannya meninggalkan lorong itu, namun Ryung Joon membuka mulutnya dan membuat suasana semakin tegang
"aku akan tetap menundukkan kepalaku jika tuan menepati janji yang tuan katakan padaku waktu itu."
Mendengar perkataan itu Jae Hoon membalikkan badannya cepat, senyum licik tersungging di ujung bibirnya, dan ia memasukkan kedua tangannya santai ke dalam saku celananya "apa kau meragukanku?" tanyanya mengancam. Ryung Joon tetap menunduk dalam "tidak tuan" jawabnya sangat patuh.
000
Suara langkah kaki wanita terdengar pelan, langkah itu terhenti di hadapan tenda plastik yang terlihat sangat sepi. Wanita itu menghembuskan nafas besar dari mulutnya sejenak dan memberanikan diri, melangkahkan kakinya masuk melewati tirai bening yang membatasi kedai itu. Seorang wanita dengan rambut panjang hitam yang terurai lurus membuka mulutnya
"maaf kami su-.." kata - katanya terhenti saat ia menoleh melihat wanita yang datang dan kini tengah berdiri di hadapannya itu. Ia membalikkan badannya menghadap wanita yang datang itu lurus – lurus "Hyun Yoon Mi.." panggilnya menebak - nebak, Yoon Mi tesenyum kaku
"olaenman ine.. eonni.." timpal Yoon Mi canggung.
Yoon Hee tampak sedikit membuka mulutnya kaget melihat adiknya telah berdiri di hadapannya setelah sekian lama ia berusaha menyembunyikan dirinya, nafasnya mulai tercekat dan jantungnya pun berdetak semakin cepat. Bibirnya bergetar kecil "eotteohge.. neo.." tanyanya terbata - bata. Yoon Mi menundukkan kepalanya sejenak menghela nafas panjang berusaha tenang, lalu kembali mengangkat kepalanya menatap kakaknya yang tidak pernah ia ketahui kabarnya selama 18 tahun. Yoon Mi membuka mulutnya
"aku bertemu denganya.."
"bertemu? Siapa?" tanya Yoon Hee teredengar takut
"Han Se Sang.. anak itu.." timpal Yoon Mi membuat suasana semakin dingin.
Mata Yoon Hee melebar mendengar nama itu keluar dari mulut Yoon Mi, ia dengan cepat mendekati adiknya itu dan mencengkram kuat tangannya "tingalkan dia, aku sudah melakukan segalanya.. jangan pernah kau berani menyentuhnya" ancam Yoon Hee terpancing emosi. Yoon Mi berusaha melepaskan cengkraman kakaknya itu, namun cengkraman itu justru semakin keras. Ia tampak meringis kesakitan
"tidakkah kau berfikir kalau yang kau berikan bukanlah yang ia butuhkan? Apa yang kau pertaruhkan untuknya?" tanyanya memberanikan diri
gerakan Yoon Hee terhenti dan ia menatap adiknya lurus - lurus, suara detik jam terus terdengar keras di antara kesunyian yang menyelimuti mereka. Yoon Hee pun mulai melepaskan cengkramannya perlahan, sorot matanya terlihat sayu
"segalanya.." jawabnya pelan "aku mempertaruhkan segalanya" lanjutnya.
Kedua saudara itu pun duduk berhadapan dengan suasana cangung memenuhi tenda itu, detikan jam terus terdengar, namun tidak ada satu pun dari mereka yang membuka mulut untuk memulai pembicaraan. Air mata terlihat menetes dari ujung mata Yoon Hee, ia pun segera menutupi wajahnya mengusap cepat air mata yang jatuh membasahi pipinya "apa dia hidup dengan baik?" tanyaya canggung, Yoo Mi mengedipkan matanya beberapa kali "ohh?" sahutnya tidak siap, ia berdeham kecil "hmm.. dia baik, meskipun tidak terlalu baik" gumamnya canggung. Mereka kembali terdiam sejenak, "mianhae.." timpal Yoon Hee sambil kembali mengusap air matanya yang mentes.
Yoon Mi menatap kakaknnya lurus - lurus, Yoon Hee pun menatap adiknya dan memaksakan senyum kecil "aku tahu ini terlambat, tapi aku ingin mengatakannya sekali saja.. mianhae Yoon Mi -yah.." ungkapnya tulus.
"Wae..?" tanya Yoon Mi begitu saja, "kenapa kau berbohong padaku hari itu?"
Yoon Hee kembali teringat hari itu, dimana ia memulai semua yang seharusnya tidak terjadi ini.
000
18 tahun yang lalu, detik - detik kelahiran Sa Rang
Yoon Mi eonni mengangkat tangannya menggedor keras pintu rumah Yoon Hee, tangannya terkepal kuat dan emosi tergambar jelas di wajahnya. Ia terus menggedor keras sampai Yoon Hee membuka pintu rumahnya menggendong seorang anak laki - laki yang menangis keras karena terbangun dari tidurnya. Melihat anak laki - laki dalam gendongan kakaknya itu, mata Yoon Mi melebar kaget, ia mengatupkan kedua tangannya di depan mulutnya dan otaknya dipenuhi rangkaian kejadian buruk yang menimpa mereka. Yoon Hee pun segera mengelak mengetahui isi pikiran Yoon Mi eonni
"ini bukan yang kau pikirkan Yoon Mi -yah.. tenang.. aku bisa jelaskan semuanya.." tepisnya berusaha mendapat kepercayaan Yoon Mi kembali.
Yoon Mi menggeleng kaku "kau pikir aku bisa percaya setelah melihat semua ini? Eonni.. semua orang mencarimu saat ini, aku juga tidak bisa melindungimu" desak Yoon Mi. Yoon Hee menoleh ke sekeliling dan menarik adiknya masuk lalu menutup pintu rumahnya cepat. Ia mengigit bibbirnya yang bergetar hebat, dan tangannya pun terlihat bergetar penuh rasa takut. Yoon Mi menarik tangan kakaknya itu, membuat Yoon Hee berbalik cepat dan kini telah berhadapan lurus dengannya. Ia mencengkram kuat bahu Yoon Hee dan menatapnya lurus - lurus
"AKU SUDAH MELIHAT TAKDIR EONNI!! SADARLAH, BUKAN ANAK INI YANG SEHARUSNYA KAU SELAMATKAN" bentak Yoon Mi keras.
Emosi terpancar jelas dari mata Yoon Hee, ia menepis tangan adiknya kuat "AKU TIDAK PEDULI TAKDIR ITU!!" bentaknya, mata Yoon Hee mulai berkaca - kaca, nafasnya pun mulai terengah. Ia membuka mulutnya yang bergetar "aku menyayanginya.." ungkapnya lirih. Mata Yoon Mi terlihat kosong mendengar perkataan kakaknya itu, harapannya hancur mendengar pilihan kakaknya tetap jatuh pada anak dalam gendongannya. Ia membuka mulutnya perlahan hendak mengatakan sesuatu, namun gedoran pintu tiba - tiba terdengar keras. Mereka menoleh ke arah pintu bersamaan dan menutup mulut mereka rapat - rapat, gedoran pintu terdengar semkain keras dan kasar membuat mereka mengetahui siapa yang di balik pintu itu. Yoon Hee meraih cepat tangan Yoon Mi dan membawanya masuk ke dalam ruang rahasia di dalam lemari bajunya
"aku akan kembali menemuimu.. tunggulah disini.." bisiknya cepat lalu menutup pintu rahasia itu rapat.
Setelah hari itu berlalu, Yoon Mi selalu menunggu kakaknya kembali. Sesekali ia kembali ke rumah itu namun rumah itu telah menjadi abu. Yoon Hee menghilang dengan segala rahasia yang di simpannya, sampai akhir hari itu.. yang Yoon Hee tinggalkan untuknya, hanyalah janji kosong belaka.
000
"Apa kau masih menyayanginya?" tanya Yoon Mi sambil menatap kosong entah kemana. Yoon Hee memejamkan matanya perlahan dan tersenyum kecil "hmm.." gumamnya.
Yoon Mi menghembuskan nafas berat sejenak, lalu berdiri dari kursinya cepat. Yoon Hee membuka matanya menatap Yoon Mi yang telah berdiri membelakanginya, ia menunduk sayu
"mianhae.."
"wae?"
"karna aku hanya menyayanginya sampai akhir.." jawab Yoon Hee membuat hati Yoon Mi semakin terasa sakit.
Yoon Mi memejamkan matanya sejenak lalu kembali menghembuskan nafas berat. Ia melangkahkan kakinya tegas sampai pada tirai, Yoon Mi menoleh kecil
"ia lebih menyayangi orang lain dari padamu.. aku akan bertemu dengannya, Han Se Sang.." ungkap Yoon Mi datar lalu melewati tirai itu.
Mendengar perkataan dingin itu, Yoon Hee pun menoleh dan mengejar adiknya itu keluar, namun Yoon Mi telah menghilang bagaikan angin yang tidak terlihat dimanapun.
***