"Sesuatu yang kau sembunyikan, tidak selamanya akan tinggal tersembunyi. Siapapun pasti akan mencarinya dan membuatmu lebih terluka dari sebelumnya"
Keringat bercucuran membasahi seluruh tubuh Yoon Hee, nafasnya menderu dan keningnya berkerut dalam penuh ketakutan. Matanya terus terpejam kuat dan ketegangan memenuhi hatinya. Ia tiba - tiba terbangun kaget dengan nafas terengah, ia tersadar semua yang dilihatnya itu hanyalah mimpi, ia pun mengusap wajahnya dengan kedua tangannya lega.
000
18 tahun yang lalu.
"Saranghae.. Yoon Hee -ah.."
ungkap Jae Hoon tulus lalu mengecup lembut kening Yoon Hee, senyum bahagia langsung merekah menghiasi bibir Yoon Hee. Mereka berjalan berdampingan di iringi tepukkan tangan meriah serta guguran bunga menghiasi langkah mereka. Mata Yoon Hee terbuka lebar dan ia menghela nafas dalam, keringat membasahi peluhnya dan ia langsung mengangkat badannya duduk diatas tempat tidur sambil mengsuap kecil keningnya.
Suara ketukan pintu terdengar keras, Yoon Hee mengibas selimutnya cepat dan berlari menuju pintu. Matanya langsung melebar kaget melihat sosok yang ada di balik pintu. Yoon Mi menatap kakaknya kaget mengetahui apa yang ia dengar adalah kenyataan, bahwa kakaknya menjadi pengkhianat dan bahkan seluruh isi departemen kini telah berupaya menangkapnya. Yoon Hee pun mencengkram lengan Yoon Mi erat dan menairknya masuk ke dalam rumah, Yoon Hee melepas lengan adiknya itu kasar dan menatapnya lurus - lurus
"apa yang kau lakukan disini?" tanyanya tegas.
Yoon Mi membuka mulutnya hendak menjawab, namun suara tangisan bayi menghentikan suaranya. Mereka kompak menoleh ke asal suara bayi itu, Yoon Mi kembali menolehkan kepalanya menatap Yoon Hee dengan ekspresi tidak percaya. Ia pun berjalan tegas membuka kasar pintu kamar yang menjadi sumber suara bayi itu dan melihat bayi laki - laki mungil yang menangis di dalam boxnya. Yoon Hee pun dengan cepat berlari melewati Yoon Mi dan segera memeluk bayinya erat - erat.
Yoon Mi menghembuskan nafas tidak percaya sambil tertawa kecil namun air mata menjatuhi pipinya, ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan dan perasaannya pun sangat kacau. Yoon Hee menundukkan kepalanya merasa bersalah atas semua yang terjadi akibat ulahnya
"mianhae.. Yoon Mi -ya, aku sangat mencintainya" bisiknya lirih,
Yoon Mi menghembuskan nafas besar dari mulutnya sejenak dan mengangkat wajahnya menatap kakaknya. Ia melirik bayi yang ada di pelukan kakaknya itu dan memberanikan diri bertanya "siapa namanya?" Yoon Hee tersenyum kecil mendengar pertayaan adiknya itu, ia sedikit menurunkan tangannya pelan menunjukkan wajah bayi di pelukkannya pada Yoon Mi. Yoon Hee menaikkan bahunya kecil "aku.. belum menemukan nama yang bagus untuknya" jawab Yoon Hee ragu. Yoon Mi melirik bayi yang merengek kecil di hadapannya itu, matanya terus menatap bayi itu dan akhirnya menerawang kosong.
000
Yoon Mi berjalan cepat di sebuah koridor sempit dan langsung membuka kasar pintu kayu di hadapannya
"appa.. apa yang dikatakan semua orang benar?" tanyanya langsung.
Tuan Won yang sedang menuliskan sesuatu pada gulungannya hanya menatap Yoon Mi sejenak lalu kembali melanjutkan pekerjaannya. Melihat reaksi itu Yoon Mi semakin ketakutan dan ia mengepalkan tangannya erat, bibirnya mulai bergetar dan jantungnya berdetak semain cepat. Yoon Mi pun menjatuhkan lututnya ke tanah membuat tuan Won mengangkat kepalanya dengan ekspresi kaget
"apa yang kau lakukan?"
"jebal.. selamatkan eonni.." mintanya penuh keputus asaan.
Tuan Won menutup matanya sambil menghembuskan nafas panjang, ia meletakkan penanya dan melipat tangannya erat di atas meja. Tak lama ia membuka matanya tajam menatap Yoon Mi yang masih berlutut di lantai "Se Sang.." katanya tiba - tiba. Yoon Mi mengangkat kepalanya tidak mengerti apa yang di katakan oleh ayahnya,
"temukan Yoon Hee sebelum hujan turun malam ini, katakan pada Yoon Hee ia adalah Se Sang" perintah tuan Won tegas.
Mendengar itu Yoon Mi pun bergegas menengakkan tubuhnya dan berbalik meninggalkan ruangan tuan Won berusaha menemukan Yoon Hee sesuai perintah ayahnya.
000
Yoon Mi menatap Yoon Hee yang tersenyum bahagia pada bayi yang dipelukannya itu, ia pun membuka mulutnya "Se Sang.. kau harus menamainya Se Sang.." jawabnya sesuai perintah ayahnya. Mendengar itu Yoon Hee menatap adiknya kaget dan tersenyum cerah, ia kembali menatap putra kecilnya yang tersenyum gembira "Se Sang, Han Se Sang.. gomo memberikan nama untukmu, kau suka?" ucapnya dengan nada bahagia.
Saat itu juga, terdengar suara ketukan pintu yang keras. Yoon Mi menoleh cepat dan kembali teringat akan pesan ayahnya "temukan Yoon Hee sebelum hujan turun malam ini" yang membuat matanya langsung melebar. Ia kembali menoleh cepat menatap Yoon Hee yang sedang menatapnya bingung, lalu berjalan panik ke arah jendela dan membuka gorden yang menutupi jendela itu kasar. Titik - titik air berjatuhan ke atas tanah dan juga menempel di jendela itu. Rasa takut semakin memenuhi hati Yoon Mi, ia menjatuhkan tanganya lemas sambil terus melihat keluar jendela. Yoon Hee menghampiri adiknya itu perlahan dan menepuk kecil pundaknya, senyum kecil tersungging di ujung bibirnya
"gwaenchanha.." ucapnya lembut seakan ia telah mengetahui apa yang terjadi.
Mata Yoon Mi melebar kaget "eonni.." panggilnya, Yoon Hee menurunkan tangannya menggengam tangan Yoon Mi sambil tesenyum kecil "gomawo Yoon Mi -ah, kau sudah memberiku cukup banyak waktu" ungkapnya tulus. Suara ketukan pintu kembali terdengar keras, kali ini gerombolan di balik pintu itu berusaha mendobrak keras pintu itu. Yoon Hee menarik Yoon Mi ke depan lemari pakaiannya dan menggeser pintu kayu di dalam lemari itu, ia menoleh pada adiknya "diamlah disana, pastikan kau tidak terlibat dalam masalah ini" perintahnya tegas. Yoon Mi yang awalnya menolak untuk masuk pun akhirnya tidak punya pilihan setelah kakanya itu memaksanya keras. Terdengar suara keras dari arah pintu masuk rumah dan membuat Yoon Hee semakin panik, ia pun menjentikkan jarinya cepat dan langsung menghilang bagai asap.
Yoon Mi membekap mulutnya penuh rasa takut dan berusaha terus diam. Ia mendengar suara seseorang yang tidak asing terus berteriak kasar kepada orang - orang lainnya yang sedang mengacak - acak rumah Yoon Hee. Pria itu berteriak kesal karena tidak menemukan Yoon Hee yang menjadi tujuannya datang kerumah itu. Setelah menggeledah rumah itu kasar, pria itu pergi dengan tangan hampa dengan semua gerombolannya. Yoon Mi pun membuka pintu geser yang melindungi dirinya perlahan lalu menghembuskan nafas besar, ia hendak berlari meninggalkan rumah itu, namun ia tidak sengaja menginjak sesuatu dan menghentikan langkahnya. Yoon Mi menggangkat kakinya dan menunduk mengambil sapu tangan hitam dengan jahitan pedang yang telilit duri di atasnya, saat itu juga ia mengetahui siapa orang itu.
***