Bella kembali ke tempat yang sama pagi ini, untuk menemukan seluruh ruangan dihiasi dengan bunga dan balon. Jun mengatur beberapa kue dan kue ulang tahun dengan susun tiga berhiaskan emas dan coklat, untuk dikirim ke kamar kepresidenannya. Bella tidak percaya bahwa seseorang akan melakukan sesuatu seperti ini untuknya, bahkan mantan pacarnya yang telah bersamanya tidak pernah memperlakukannya seperti itu. Dekorasi kamar benar-benar menunjukkan setuhan mewah dengan buket besar mawar merah, yang ia pegang di tangannya sebelum dia memberikannya kepada Bella.
"Apakah Anda menyukainya?" Jun memeluknya dari belakang untuk merasakan air mata Bella mulai mengalir keluar. Bella meletakkan bunga di meja terdekat sebelum memegang erat tangan Jun dipinggangnya. Bella merasakan kehangatan di seluruh relung hatinya yang telah lama kosong dan dingin dengan semua perhatian dan perlakuan pria asing tersebut yang mengaku sebagai suaminya.
Bella mengangguk malu untuk menunjukkan kepada suaminya bahwa dia menyukai. Jun membalikkan tubuh Bella dan mulai melumat bibirnya yang merah merona. Jun merasa seperti dia membutuhkan tubuh istrinya seperti opium atau obat penenang. Bella tidak menolak lumatan bibir seksinya; dia bahkan meremas rambutnya dan menikmati bibir seksi suaminya. Lidah mereka meliuk di dalam ronga mulut, saling menjilat dan menikmati relung relung terdalam didalam mulut Bella. Dia mencicipi dan meresapi rasa manis bibir merah istrinya. Mereka saling mencium dan menikmati setiap sudut bibir mereka sambil berputar putar di ruang tamu hingga puas pada kecupan bibir mereka.
Jun mengendong istrinya ke kamar tidur mereka dan meletakannya di atas tempat tidur dengan warna putih. Jun mulai melepaskan gaun dan bra di badan Bella dan menciumi bibir, muka hingga berhenti di punting merah mudanya. Kulit leher Bella hingga dareah dadanya yang putih masih penuh bekas gigitannya semalam. Jun menjilati bekas ciuman itu dan membuat otak Bella terbang ke langit ke tujuh. Mulut dan lidah Jun sampai ke ujung punting merah Bella dan mulai menjilati dan menghisapnya hingga Bella meliukan badannya kebelakang. Bella mengeluarkan desahan seksi dari mulutnya dan membuat Jun semakin gila untuk turun dan menghisap Mutiara di ujung daerah kewanitaannya. Bella meremas keras rambut Jun sambil mengelinjang merasakan kenikmatan lidah suaminya di area kewanitaannya.
"Lepaskan pakaianku," tanya Jun dengan suara seraknya.
"Kenapa kau tidak melepaskan pakaianmu sendiri," Bella memalingkan wajahnya ke samping untuk menyembunyikan wajah merahnya.
"Aku ingin kau untuk menyentuh dan merasakan tubuhku... Aku milikmu seperti engkau milikku," Jun memberinya tatapan penuh kasih.
Bella melepaskan pakaian suaminya dengan tangan yang bergetar dibawah tatapan lembut suaminya. Dia membelai tubuh suaminya dengan otot yang berbentuk six-pack dan seksi hingga melepaskan celananya. Bagian kejantanan suaminya bagai keluar dari kandangnya dan membuat Bella menjadi malu melihatnya. Tangan Jun mengarahkan tangan istrinya ke area kejantanannya yang sudah siap menghujam ke dalam tubuh istrinya. Jun tidak bisa menahan gairahnya yang telah memuncak melihat tubuh seksi istrinya yang telah siap menerimanya.
Bella menggigit bibir bawahnya ketika Jun dengan tiba tiba memasuki liang kenikmatan. Bella berteriak dan mendesah dengan setiap gerakan tubuh Jun, yang membuatnya diserang oleh ombak ombak kenikmatan di dalam tubuh nya. Bella mencoba untuk mengerakkan tubuhnya diatas tubuh Jun dan memimpin setiap Gerakan cinta mereka. Hal tersebut membuat Jun mengigit dan memainkan punting merah Bella yang telah menjadi sedikit bengkak hingga mereka berdua sampai ke puncak kenikmatan mereka sebelum tubuh Bella jatuh keatas tubuh suaminya. Bella akhirnya membaringkan tubuhnya ke atas tempat tidur yang sudah lusuh karena aktivitas mereka. Kelopak bunga mawar bertebaran di lantai sekeliling tempat tidur dan selimut di Kasur mereka.
"Kenapa kau memilihku kemarin dan tidak wanita lainnya?" tanya Bella pada Jun dengan penasaran.
"Taksir yang membawamu padaku" Jun mencium kepala Bella. "Aku berjanji padamu bahwa aku akan bersamamu selama sakit dan kebahagiaan. Aku akan membuat upacara pernikahan terbesar dan termegah untukmu," sumpah Jun kepadanya.
"Berbicara tentang pernikahan, bagaimana kita bisa menikah?" Bella duduk dan menatapnya.
Jun menjelaskan bahwa tidak ada di dunia ini yang tidak dapat diatur di telapak tangannya, karena dia adalah seorang yang mempunyai integritas yang tinggi. Jun tidak akan menerima bahwa wanita yang telah berbagi tempat tidur dengannya hanya untuk hubungan sesaat. Wanita tersebut harus terikat seumur hidup dengannya sehingga tidak mungkin wanita tersebut pergi meniggalkannya. Salah satu syarat mutlak dalam hidup Jun adalah pernikahan dengan dirinya.
Jun keluar dari tempat tidur dan berjalan menuju ruang gantinya untuk membuka brankas di lemari kamar tidurnya. Dia mengeluarkan dua surat pernikahan dengan kedua nama mereka dan foto berdua mereka. Bella tidak mengerti bagaimana Jun bisa mendapatkan foto mereka berdua. Bella juga tidak percaya bahwa Jun termasuk orang kolot yang percaya bahwa ketika mereka berbagi ranjang adalah waktu mereka untuk menikah.
"Bagaimana mereka memalsukan tanda tangannya di surat pernikahan itu?" Bella bergumam dalam hatinya sambil membaca kedua surat tersebut yang berada ditangannya. Jun memperhatikan dengan seksama raut muka istrinya yang sungguh memikat hatinya.