Ching membawa Bella naik ke lantai 75 yang merupakan khusus untuk kantor Jun sebagai presiden dari Perusahan Korporasi Shin. Ketika mereka melangkah keluar dari elevator terdapat meja resepsionis dengan dua wanita cantik berbusana kerja professional yang merupakan seragam dari perusahaan berdiri menyambut kedatangan mereka.
Ben tergopoh gopoh keluar dari kantornya dan dating mendekat kea rah bos wanitanya. Ben membungkuk memberi hormat kepada nyonya besarnya. Kedua resepsionis yang berdiri di arah meja resepsionis terkejut mellihat orang kedua di perusahaan dating menyambut wanita tersebut dan membukung untuk hormat.
Ben berkeringat dingin di kepalanya menginggat bahwa bossnya sedang Bersama salah satu klien wanita. Ini akan menjadi masalah yang cukup besar apabila bossnya terpergok Bersama klien wanita.
"Apa yang membawa nyonya muda kemari?" Ben dengan hormat menanyakan perihal kedatangannya ke kantor.
"Dimana Jun? aku perlu berbicara dengannya…" Bella bertanya kepada asisten suaminya.
"Boss sedang berada di dalam meeting penting… saya bisa membawa nyonya muda untuk menunggu di ruang tunggu sebelum masuk ke ruangan kerja boss…" Ben menjawab dengan lugasnya.
Bella mengangguk tanda setuju dengan saran dari Ben dan menggikuti ke ruang tunggu eklusif. Tetapi tanpa disadari oleh Ben, mereka melewati ruang kerja Jun yang mempunyai kaca jendela.
Tampak dari luar, seorang wanita sedang berada di pangkuan Jun dan sedang terlihat mencium muka Jun yang sedang terdiam di mejanya.
Bella tidak dapat menahan emosinya dan segera membuka pintu ruang kerja Jun dan berdiri di depan Jun dengan wanita tersebut.
"Inikah yang kau sebut meeting kerja?" Bella menghardik suaminya sambil membanting gelas yang ada diatas meja kerja Jun, sebelum berjalan keluar dari ruangannya.
Ini adalah sisi lain dari Jun yang tidak pernah disangka dan sangat mengagetkan untuk Bella. Dia segera berbalik arah, berlari cepat meninggalkan gedung, tanpa menghiraukan suara Jun yang memanggil sambil berlari berusaha mengejarnya.
"Bawa wanita kurang ajar itu pergi dari sini, mulai saat ini perusahaannya dilarang untuk bekerjasama dan berbisnis dengan perusahaan Shin dalam bentuk apapun," Jun memberikan perintah dengan suara yang menahan marah kepada Ben sebelum dia pergi masuk ke dalam elevator untuk mengejar istrinya. Kepala Jun tiba-tiba terasa sakit setelah melihat istrinya pergi meninggalkannya.
Bella berhasil berlari keluar gedung perusahaan Shin. Jun dan anak buah nya terlambat menghentikan Bella untuk tidak keluar dari gedung.
Bella langsung saja menghentikan taksi pertama yang dilihatnya dan meminta sopir taksi untuk mengemudi menuju ke Sun Mall. Dia teringat bahwa salah satu sahabatnya Xiao Yu bekerja di salah satu kafe yang berlokasi di Mall tersebut.
Xiao Yu dan Bella dulu merupakan pegawai di tempat yang sama karena mereka berusaha untuk bisa hidup mandiri tanpa bantuan dari keluarga. Kebetulan sekali, Bella telah lama tidak bertemu dengan sahabat masa kecilnya itu.
Ketika taksi tersebut hampir mendekati mall tempat Xiao Yu berada, Bella teringgat bahwa dia tidak mempunyai uang tunai sama sekali. Untung sekali, taksi sekarang bisa dibayar dengan mengunakan akun online. Bella memasukan dan menyeken gambar di dekat foto pengemudi untuk membayar taksi yang ditumpanginya.
Bella turun di area lobby mall tersebut dan menuju ke salah satu tempat mesin ATM berada untuk menarik uang tunai. Bella tidak segan-segan melampiaskan kemarahannya dengan menarik uang dari kartu hitam pemberian suaminya itu. Tetapi, setelah dia menarik beberapa ribu dollar uang tersebut. Terbesit perasaan bersalah untuk mengunakan uang tersebut yang dihasilkan dari kerja keras suaminya.
Jun menahan amarahnya dan dari tubuhnya mengeluarkan aura ingin membunuh orang di sekelilingnya. Tidak ada seorangpun berani mendekati boss mereka. Di kantor president di lantai teratas perusahaan Shin. Jun menghancurkan seisi kantornya hingga porak poranda.
Ben tidak berani masuk dan menganggu boss nya yang sedang marah besar. Kemarahan dan emosinya membuat seisi lantai kesekertarisan di departemen administrasi kantor presiden menjadi muram ketakutan.
Ben mengetahui bahwa hanya nyonya mudanya yang dapat membuat bossnya menjadi seperti ini. Tiba-tiba, mesin pemanggil di mejanya berkedip menandakan bahwa bossnya sedang memanggilnya keruangan. Ben tidak ada pilihan untuk melangkah ke dalam kantor Bossnya dan meninggalkan tatapan kosong ke pada Susan, sekertaris Jun, yang menyemangatinya.
"iya, boss…" Ben menjawab lirih kepada atasannya yang sedang terduduk di kursi kerjanya. Mejanya kosong dengan semua barang yang berada di atas meja tersebut telah berserakan di lantai. Seisi kantor Jun pecah dan berantakan, pecah derai di lantai.
"siapa yang mengapprove proyek dengan perusahaan Lee? Siapa yang menrencanakan meeting dengan perempuan itu?" Jun menatap tajam asistennya dengan kedua tangannya di dada. Jun mernyandarkan tubuhnya kebelakang sandaran kursi.
"hmmmm…. Hmmmm…. " ben tergagap binggung menjawab pertanyaan atasannya. Jun sendiri yang menyetujui mengenai pertemuan meeting tersebut.
"Kamu sudah melakukan hal yang membuat istri saya menjadi marah… kamu juga yang membuat perusahaan Lee menjadi besar kepala dengan berani mengirimkan manajer binal tersebut. Sebagai hukuman bonus bulan ini kamu tidak akan mendapatkannya termasuk semua orang di departemen sekertariat. Apakah ada keberatan?" Jun berkata dengan tanpa intonasi. Ben sedari tadi sudah berkeringat dingin melihat tatapan tajam bossnya yang serasa ingin membunuhnya dengan kejam. Ben mengelengkan kepalanya tanpa merasa keberatan dengan permintaan bossnya, walau hatinya meronta karena uang bonus lebih besar daripada uang gaji pokoknya.
Jun memberi signal kearah pintu keluar kepada asistennya, yang berjalan dengan lunglai setelah mendengar hukuman dari atasannya. Ben tidak bisa menolak hukuman dari atasannya karena bossnya sedang tidak dalam keadaan untuk bernegosiasi saat ini. Ben duduk dan mengigit folder keras keras
Jun yang sedang merasakan sakit kepala di peningnya mendapatkan notifikasi di telepon genggamnya. Bank memberikan pemberitahuan kepadanya mengenai penarikan dari kartu yang berada di tangan istrinya di salah satu mall dekat dengan perusahaan. Ada sedikit perasaan lega di diri Jun, setelah mengetahui lokasi istrinya.
Jun kemudian ingat bahwa dia menaruh aplikasi untuk melacak posisi telepon genggam istrinya. Dia bergegas menyalakan laptopnya untuk melacak posisi istrinya. Di area applikasi tersebut, muncul lokasi istrinya berada di area Sun mall. Jun menutup komputernya dan menyuruh Ching untuk pergi menyusul istrinya di area Mall tersebut.
Jun memanggil Ben dan Susan untuk membersihkan ruangan kerjanya. Ben dan Susan ingin menanggis Ketika melihat ruangan bossnya yang benar benar berantakan. Mereka berdua saling berpandangan dan tidak tahu mau memulai dari mana. Susan memanggil office boy untuk mulai menyapu lantai dari kaaca yang berserakan di lantai. Sedangkan Ben dengan sigapnya memanggil bagian maintenance untuk memperbaiki tembok-tembok yang rusak dan mengantinya dengan preabotan yang baru.