Bella tidak bisa menahan malu terhadap godaan suaminya. Jun tetap mengoda istrinya dengan membuka bajunya dan memperlihatkan bekas gigtan di tubuhnya.
"Lihat… Lihatlah hasil karyamu semalam? Apakah kamu bangga dengan hasil karyamu?" Jun tetap dan meneruskan godaan kepada istrinya yang sudah memerah mukanya.
Bella bahkan tidak bisa konsentrasi untuk memilih pakaian yang akan dikenakannya. Jun mendekatinya dan mulai melumat bibirnya yang merah merona.
Jun yang tidak bisa menahan desakan dari dalam tubuhnya terus melumat bibir merah istrinya sehingga dia kehabisan napas.
Jun pun tidak bisa menahan tangannya untuk memeluk erat tubuh istrinya sehingga buah dadanya menyentuh ke tubuh maskulinnya.
Ingin sekali Jun merengkuh kedua buah dada yang ranum itu, yang menyembul keluar dari jubah mandinya.
Tetapi Jun hanya bisa menahan dirinya untuk tidak membawa istrinya yang sudah terbakar jeratan asmara ke tempat tidur.
Jun melepaskan tubuh istrinya yang sedang mengatur nafasnya setelah terbuai oleh ciuman suaminya.
Jun menutup tubuh istrinya dengan jubah mandi yang telah separuh terbuka karena aktifitas asmara mereka berdua sebelum Bella Kembali melihat beberapa baju yang tersedia di atas tempat tidur.
Bella memilih beberapa setel pakaian, lalu masuk bersembunyi di kamar mandi untuk mengenakan pakaiannya. Ketika dia selesai mengenakan pakaian dan berdandan, Bella keluar kamar mandi dan melihat betapa tampan suaminya.
Jun menunggunya tampak berwibawa, duduk di kursi di dalam kamar tidur siap dengan setelan retro hitam dan sepatu kulit hitam yang dibuat khusus untuknya. Bella menyadari bahwa Jun memakai cincin di jari kanan keempatnya.
Bella memakai gaun berenda hitam yang anggun dari Prada. Padu padan sepatunya sangat serasi dengan sepatunya. Dia menyanggul rambutnya kebelakang, sebelum merias wajahnya dan membuatnya menjadi kelihatan lebih terang dan cantik.
Melihat wanita cantiknya keluar dari kamar mandi dan tampak luar biasa, Jun segera berdiri menyambutnya dan segera menyodorkan kepada Bella anting- anting berbentuk tetesan air berwarna biru yang senada dengan cincin kawinnya.
Dengan penuh kasih sayang Jun kemudian meletakkan lengannya di pinggang Bella, berjalan bersama untuk membawanya menemui Kakeknya dilantai bawah.
Bibir Jun tampak masih bengkak, Tapi dia mengabaikannya. Walaupun dia sadar itu akan mengundang perhatian banyak orang, namun itu bukan sesuatu yang harus dibesar-besarkan pikirnya.
Ketika mereka bertemu Ben di Lobi hotel, dia tampak terkejut melihat bibir bosnya yang bengkak. Semua orang yang sedang berada di Lobi tahu dengan pasti siapa Jun Shin.
Banyak gadis akan menjadi gila bila melihat Jun Shin jalan dengan seorang wanita, apalagi dengan bibirnya yang bengkak seperti sekarang ini.
Jun merupakan bujangan yang paling dicari dan di idam-idamkan para gadis selama lima tahun terakhir ini. Karena tak hanya tampan, dia juga seorang pengusaha yang sangat sukses dan kaya.
Ben menyambut mereka di Lobi, kemudian segera mengantarkan mereka ke kamar pribadi yang telah dipesan sebelumnya sesuai permintaan Jun. kamar tersebut terletak di lantai dua.
Ketika mereka tiba dikamar tersebut, Tampak kakeknya sudah menunggu di dalam dengan asisten pribadinya. Melihat kakeknya, Hati Bella melonjak gembira dan terharu bahagia.
Bella langsung berlari ke arah Yeye-nya dan memeluknya dengan kuat, melepas rindu yang sangat dalam yang sudah cukup lama ditahannya.
Bella mencium tangan dan pipi kakeknya, tak terasa air mata bahagia jatuh mebasahi pipi ranumnya.
Kakek Lu berusaha menenangkan cucu perempuannya tersebut dengan menepuk tepuk punggungnya.
Dia bahkan mengelap air mata Bahagia yang membasahi kedua mata cucu perempuannya yang dipaksa untuk tumbuh dewasa sebelum waktunya.
Melihat pemandangan itu, Jun merasa sakit hati. Dia tidak tahan setiap kali air mata Bella menetes, dia seperti dapat merasakan luka yang Bella rasakan.
Setiap kali Bella menangis, hatinya seperti tergores. Jun menggeser kursi mempersilahkan Bella duduk, lalu kemudian menggeser kursi untuk dirinya sendiri dan duduk di samping Bella menghadap Kakek Lu.
"Bella, kamu tampak menjadi lebih dewasa sekarang. Dalam hal ini aku merasa sangat senang kamu menikah dengan tuan muda Shin." Kata Kakek Lu membuka percakapan sembari meletakkan tongkat di sebelah tempat duduknya.
"Akulah memang yang meminta Tuan Shin untuk menemukanmu, Aku sangat mengkhawatirkan keadaanmu. karena itu aku ingin memastikan keberadaanmu dan bahwa kau baik-baik saja, dijaga oleh orang yang tepat. Ternyata sudah menjadi takdirku untuk bertemu dan terkoneksi lagi dengan tuan muda Shin." Demikian perkataan bijak Kakek Lu kepada mereka berdua yang duduk disamping kakek Lu.
Mendengar hal itu, rasa ingin tahu Bella menyeruak. Dia tak menyangka bahwa selama ini kakeknya dan Jun telah saling mengenal sebelumnya.
"Yeye, bagaimana kamu mengenal Jun?" Tanya Bella sedikit bingung dan menyelidiki reaksi dari kakeknya itu.
Dengan tenang Kakek Lu, bercerita sejarah pertemuannya dengan Jun.
"Sebelum saya bisa membangun bisnis saya sendiri, saya dulu sempat bekerja dengan Kakek dari Tuan Shin . Kakek dari Tuan Shin adalah orang yang sangat berjasa dalam hidup saya, Beliau-lah yang dulu dengan sabar dan bijaksana mengajarkan saya tentang bisnis dan membantu membukakan jalan untuk saya di dunia bisnis. Dan saya-pun kemudian melakukan hal yang sama ketika Tuan muda Shin memulai membangun kerajaan bisnisnya." Sambil meminum tehnya Kakek Lu mengakhiri ceritanya.
"Kakek Lu, Saya memohon doa restu dari anda untuk pernikahan kami. Saya sudah tidak memiliki orang yang dituakan lagi untuk mewakiliku meminta ijin dan restu darimu, jadi aku mewakili diriku sendiri meminta restu." Jun berucap, tampak serius dan sopan dengan penuh hormat kepada Kakek Lu.
" Sebagai balasan atas berkah dan doa restu yang telah anda berikan, saya telah menyiapkan hadiah untuk anda" Jun melanjutkan ucapannya, sambil memberi tanda kepada Ben untuk membawakan dua kotak besar hadiah yang telah dia siapkan sebelumnya.
Karena Jun sangat tahu bahwa Kakek Lu sangat menyukai keramik dan teh, Jun memberinya vas keramik yang berasal dari Dinasti Huang dan satu set perlengkapan teh dari era kaisar jenderal Ming.
Semua hadiah itu bernilai miliaran dolar. Melihat semua hadiah yang Jun berikan kepada kakeknya, Bella menatapnya dengan sedikit marah sekaligus kagum karena Jun rela mengeluarkan uang sebanyak itu demi membelikan hadiah untuk kakeknya.
Kakek Lu mengangguk, menerima hadiah tersebut. Lalu kemudian berkata kepada Bella.
"Saya harus memberikan mahar untuk pernikahanmu, dan untuk itu saya telah mentransfer 40% dari saham saya menjadi atas namamu." Kakek Lu berkata sambil menyodorkan sebuah folder yang berisi dokumen tentang penyerahan 40% dari sahamnya kepada Bella.
Bella sedikit terkejut dengan apa yang telah dilakukan kakeknya, dengan sopan dia berusaha menolaknya dan berkata "Yeye, aku tidak butuh ini. Aku tidak butuh uangmu. Aku-lah yang seharusnya memberimu uang untuk memastikan kamu dapat hidup dengan santai di hari tuamu"
Bella menyodorkan map itu kembali kepada kakeknya. Kakek Lu tertawa melihat sikap Bella yang ingin menjaga Kakeknya. Mereka sarapan bersama, dengan suasana tenang dan harmonis sambil melanjutkan percakapan. Jun dan Bella berjanji akan segera mengunjungi rumah Kakek Lu untuk makan malam bersama.