Blade
Blade adalah sebuah kelompok anak muda yang menjadi trending karena kebrutalannya di Gwangju. Berkelahi dari satu sekolah ke sekolah lain menjadikan kelompok yang terdiri dari empat orang siswa laki-laki berkuasa di sana. Meski hanya berisi empat pemuda tapi tidak ada yang bisa menundukkan mereka, bahkan penduduk Gwangju hanya bisa mengumpat tanpa berani melakukan sesuatu terhadap mereka.
"Adukan mereka ke pemerintah agar orang-orang di sana segera mengurung anak-anak nakal tidak berguna itu di Keimyung University!"
Blade diketuai oleh S.Coups. Tentu itu bukanlah nama aslinya. Choi Seung Cheol adalah nama asli dari S.Coups, ia adalah pemberontak di keluarganya dengan tempramen yang buruk. S.Coups juga dikenal sebagai pilar utama dari Blade. Tak seperti ketua kelompok lainnya yang baru akan turun setelah anak buahnya berjatuhan, S.Coups hampir selalu menjadi yang pertama turun menyerang.
Jeon Won Woo menjadi anggota selanjutnya yang direkrut S.Coups bergabung dengan Blade. Ia adalah tipe yang pendiam dan memiliki banyak rahasia. Sikapnya yang dingin menjadikannya tak mudah didekati dan cukup sulit mencari tahu tentang kehidupannya di luar sekolah.
Kim Min Gyu adalah anggota yang ceria dibanding anggota Blade yang lainnya. Ia menutupi rahasia hidupnya dengan ketidakseriusannya, menunjukkan dirinya seolah-olah dia adalah orang yang tidak serius dan sering bertingkah bodoh. Tidak ada yang akan menyangka kehidupan Kim Min Gyu seperti apa.
Vernon, pemuda keturunan Amerika – Korea menjadi member terakhir yang bergabung. Ia sengaja memilih Blade untuk menutupi ketidak-percayaan dirinya hingga akhirnya ia menjadi orang paling menyebalkan dalam grup itu.
Suatu malam.
"Kalian cari mati? Beraninya menghalangi jalan kami!" seru S.Coups pada beberapa orang berpakaian hitam yang menutup jalannya.
"Aaa~ jadi benar kalian adalah pemuda pengecut yang lari dengan motor besar itu. Kami memang menghalangi jalan tapi kalianlah yang akan mati!" jawab salah satu dari orang-orang yang ada di seberang jalan S.Coups dan anggota Blade.
Blade memang terkenal juga sebagai kelompok yang memakai motor besar sebagai ikon kelompoknya. Won Woo menatap tajam setiap orang yang berdiri menghalangi jalan mereka. Vernon yang mengikuti S.Coups turun dari motor dan berdiri tepat di sebelah S.Coups berbisik, "Kita akan melawan mereka? jumlah mereka dua kali lebih banyak."
"Jangan! Meskipun kita menang tapi kita akan punya banyak luka. Kita harus mencari benda yang bisa digunakan agar mereka tidak bisa mengejar kita lagi." Won Woo menjawabi pertanyaan Vernon.
Jawaban Won Woo yang bisa didengar anggotanya membuat ketiga orang itu melebarkan pandangan ke sekitar mencari benda yang dimaksud Won Woo. Saat mereka mendapatkan benda itu, keempatnya menyunggingkan senyum sombong.
"SERANG!!!" Salah seorang pria dari seberang berteriak keras, ia berlari diikuti orang-orang yang berdiri bersamanya. S.Coups, Vernon dan Min Gyu menyebar lalu mulai menghadapi penyerang yang tiba di depan mereka, sementara Won Woo masih berdiri di tempatnya, menunggu penyerangnya datang.
Dua orang tiba di depannya, "Kau takut?" tanya salah satu dari dua orang itu. Won Woo tertawa geli mendengarnya, ia benar-benar meremehkan dua orang yang siap menyerangnya. Melihat Won Woo tak merasa takut, keduanya terpancing dan mulai menyerang. Belum sempat serangannya mengenai Won Woo, kedua orang tersebut sudah roboh ke belakang.
Won Woo menyerang dada kiri orang yang menyerangnya dari sebelah kanan, pukulannya tepat mengenai wilayah jantung hingga terkejut dan membuatnya terbatuk lalu jatuh, sementara tangan kirinya menyarang di leher penyerang dari kiri. Kemudian menarik leher orang itu dan mengarahkannya ke penyerang masih terduduk di atas tanah hingga kepala keduanya beradu dan tak lagi sanggup berdiri.
Pria yang berteriak tadi mengincar S.Coups, ia berdiri di depan S.Coups dengan wajah yang penuh amarah. Meskipun S.Coups tidak mengisi tubuhnya dengan otot seperti orang yang sedang dihadapinya tapi S.Coups tak getir, ia langsung melayangkan tendangannya ke titik yang membuat lawannya jatuh tak berkutik. S.Coups menyerang kelamin penyerang dan kembali melayangkan beberapa pukulan, ia tahu betul apa yang harus ia lakukan agar penyerangnya tak memiliki kemampuan mengejarnya untuk beberapa saat.
"Kau akan membuat kami mati? Sepertinya kau harus memikirkan ulang ucapanmu itu, gunakan otakmu bukan dengkulmu." Ucap S.Coups sebelum meninggalkan penyerangnya yang terkapar untuk bergabung dengan Won Woo yang telah santai.
"Apa mereka bisa melawannya?" tanya S.Coups pada Won Woo saat melihat Min Gyu dan Vernon yang dikelilingi sisa penyerang.
"Butuh bantuan?" teriak S.Coups dengan nada meledek.
"Mereka meledek kita?" tanya Min Gyu pada Vernon yang berdiri saling memunggui dengannya.
"O! kami mengejek kalian." Jawab S.Coups sambil cekikikan.
"Aiissh!" desis Min Gyu.
"Dua orang ini milikku, sisanya kau." Ucap Vernon.
"Sisanya? Sisanya empat, apa kau tidak bisa menghitung? Jika harus adil, kau harus menambah satu lagi." protes Min Gyu.
"Tubuhmu tinggi, Min Gyu-ya." jawab Vernon.
Mendengar jawaban Vernon, Min Gyu semakin kesal. Sementara tawa meledak dari S.Coups dan Won Woo.
"Berisik! Serang!!" penyerangnya mulai maju.
Pukulan dan tendangan melayang ke tubuh Vernon dan Min Gyu tapi keduanya hanya memasang kuda-kuda bertahan. Tak peduli sudah berapa banyak pukulan dan tendangan yang mereka terima, keduanya belum bergerak untuk menyerang. Setelah menyadari pukulan dan tendangan dari para penyerangnya melemah, kedua remaja itu melonggarkan kuda-kudanya dan mulai menyerang. Tidak lebih dari lima menit, keenam orang yang menyerang mereka sudah roboh, bahkan sebelum benda yang mereka siapkan untuk menyerang digunakan.
Blade kembali membuktikan kekuasaan dan memancangkan predikat sebagai kelompok tak terkalahkan di Gwangju semakin kokoh.
Namun yang berbeda terjadi di pagi hari. Kelompok Blade bersama orang tua mereka diundang ke pertemuan dengan kepala sekolah. Mereka duduk diantara orang tuanya. Kepala sekolah memberikan sebuah brosur kepada setiap orang tua dari anggota Blade.
Bagian depan brosur itu tertulis jelas 'Keimyung University' dengan tulisan yang sedikit besar.
"Sesuai dengan kebijakan semua guru dan untuk kebaikan para murid sekolah ini, kami menerima permintaan pihak Keimyung University untuk mengirim kalian ke sana." ucap Kepala Sekolah dengan menautkan jemarinya dari balik meja kerja.
"Mwo?" teriak anggota Blade hampir bersamaan, sementara kedua orang tua mereka saling bertukar pandang.
*Â Â Â *Â Â Â *
Schwert
Seperti Blade, Schwert juga memiliki arti pedang. Schwert berasal dari bahasa Jerman. Kelompok ini terkenal di Distrik Gangnam. Bila Blade berikon sepeda motor besar, kelompok dengan latar belakang keluarga kaya memilih mobil sport sebagai ikon mereka.
Jun, terlahir sebagai anak tunggal pengusaha terkenal di Cina, namun ia memilih hidup di Korea Selatan setelah sang ibu meninggalkannya. Benci dengan keadaan itu, Jun pergi bersama sahabatnya yang juga berasal dari Cina dan membentuk kelompok yang menjadi buah bibir di Distrik Gangnam.
The8 adalah pemuda yang kabur bersama Jun. Nama sebenarnya adalah Ming Hao, ia bersahabat dengan Jun karena sama-sama berasal dari keluarga kaya, namun ia tidak sering menggunakan kekayaan keluarganya. Bahkan mobil yang ia gunakan adalah salah satu mobil milik Jun. Ming Hao berganti nama menjadi The8 hanya agar keluarganya tak bisa menemukannya dan itu bekerja. The8 bersembunyi dengan aman terlebih karena Jun membantunya.
Hoshi adalah pemuda jepang yang memiliki ibu di Korea. Namun, ibu yang sebenarnya berada di Cina. Menarik bukan? Mereka menyimpan rahasia di balik rahasia. Hoshi adalah anggota bertempramen tinggi, tak heran ia sanggup melawan ayahnya yang berasal dari Jepang.
Dino, maknae kelompok ini. Seperti layaknya anggota termuda lainnya, ia adalah sosok yang manja. Dijuluki pangeran Distrik Gangnam karena keluarganya memiliki pusat perbelanjaan di sana.
Schwert adalah kumpulan anak-anak yang hidup hanya untuk menghabiskan kekayaan keluarga mereka. memegang black card dan memberikan tagihan dengan jumlah yang mampu membuat orang tuanya mengamuk setiap bulan. Meski mengamuk, orang tua anak-anak itu akan tetap membayar dan bulan berikutnya, kejadian yang sama akan terulang lagi.
"Uang saku kalian sudah masuk?" tanya Hoshi sambil memutar-mutar kunci mobil di jari telunjuknya.
Jun mengangguk, Dino juga mengangguk santai. Hoshi melihat ke arah The8 yang tak menjawab, "Orang tuamu masih belum menemukanmu?"
"Aku sedang tak ingin membahasnya." Jawab The8 dingin.
"Apalagi yang harus kita beli? Aku sampai bingung karena semuanya sudah kumiliki." Keluh Jun.
"Ayo kita gabungkan uang kita lalu beli pulau pribadi. Kudengar ada situs yang memperjualbelikan pulau pribadi. Kita bisa terbang ke sana dengan pesawat pribadimu, Jun. Kapanpun." Cengir si maknae yang bangga akan idenya dan mampu membuat ketiga temannya saling bertukar pandang.
Jun bangkit lebih dulu disusul ketiganya, mulai masuk ke dalam mobil masing-masing. mereka mengendarainya menuju jalan besar dan memulai balapan tanpa aba-aba. Kecelakaan lalu lintas cukup sering terjadi jika mereka melakukan perjalanan, tentu saja bukan mereka yang celaka tapi mobil-mobil di sekitar mereka yang celaka.
Pernah sebuah bus terbalik dan terseret sejauh lima meter karena menghindari mobil Jun yang tiba-tiba berhenti. Jun hanya dikenai hukuman wajib lapor dan percobaan selama enam bulan karena ayahnya dengan cepat menyelesaikan kasus tersebut.
Suara knalpot mobil mereka juga berisik, beberapa kali dilaporkan oleh warga sekitar tapi keempatnya tak peduli, tak ada yang bisa menghentikan mereka. kelompok Schwert melakukan apapun yang mereka mau.
Sama seperti Blade, Schwert juga sulit dikontrol atau diancam karena mereka berasal dari keluarga dengan uang sebagai senjata dalam menyelesaikan setiap masalah yang mereka timbulkan. Sayangnya, uang tersebut tak bisa menyelesaikan masalah dalam kehidupan pribadi mereka.
Orang tua mereka mengganti kasih sayang dengan uang. Tak peduli seberapa banyak uang yang telah mereka habiskan, orang tua mereka tetap akan memberikan uang lagi untuk menebus waktu yang tak bisa mereka luangkan sebagai keluarga.
Hari itu, semua orang tua dari kelompok Schwert berkumpul di ruang kepala sekolah setelah seminggu mencari waktu luang yang bisa dihadiri semua. Kepala sekolah mengangkat sebuah amplop putih dan mengeluarkan isinya.
Mulai membaca perlahan, "Pihak kami meminta empat nama siswa ini, Jun, The8, Hoshi dan Dino untuk dikirim ke Keimyung University…"
"Keimyung University?"
"Mereka meminta anak-anak kami?"
Satu persatu orang tua kelompok Schwert mulai bersuara. Keempat anggota Schwert hanya saling bertukar pandang, bingung dengan situasi ini.
*Â Â Â Â Â *Â Â Â Â Â *
Xifos
Memiliki arti pedang, kelompok ini memilih kata Xifos yang berasal dari bahasa Yunani sebagai nama kelompoknya. Jika Blade terkenal dengan kekuatannya, Schwert dengan kebebasannya, maka Xifos terkenal dengan kejeniusannya.
Blade dan Schwert adalah kelompok yang diisi dengan pemuda yang membangkang pada orang tuanya, tapi Xifos adalah kelompok yang diisi dengan pemuda yang penurut namun kritis, pendiam dan dingin. Sikap anggota kelompok ini juga berkelas, mereka ibarat keluarga bangsawan yang anggun namun teliti.
Kejeniusan kelompok Xifos bagi orang lain mungkin terlihat baik tapi tidak bagi orang-orang di sekitar mereka. Mereka tak bergaul dengan orang-orang di luar anggota Xifos, menolak berkelompok dengan murid lain di kelas, tak heran pagi ini ini mereka telah berkumpul di ruang kepala sekolah, lengkap dengan orang tua masing-masing anggota kelompok Xifos.
"Kenapa Keimyung menginginkan puteraku?" tanya ibu dari Do Kyeom.
"Uri Seung Kwan tidak melakukan satu pelanggaran pun, nilainya selalu berada di atas rata-rata. Kenapa kalian membiarkan Keimyung meminta puteraku?" susul ibu dari Seung Kwan yang protes dengan isi surat yang dibacakan kepala sekolah.
"Kapan kami bisa pergi? Di sana ada asrama kan?" tanya Seung Kwan santai namun nada bicaranya tetap terdengar dingin.
"Seung Kwan-ah~" panggil ibunya dengan nada bergetar.
"Kami akan segera ke Keimyung." Sambung Woo Zi tenang.
"Diamlah Woo Zi. Kau tidak tahu apa-apa tentang sekolah itu, jangan bicara sembarangan. Biar ibu yang mengurusnya." Balas ibunya.
"Keimyung University adalah sekolah yang dibangun, dikembangkan, didanai dan diawasi pemerintah Korea Selatan. Berada di Daegu, sekolah ini memiliki fasilitas berstandar internasional dan guru terbaik dari berbagai negara. Mereka mengundang dan memanggil anak-anak yang menimbulkan masalah dan memberikan kerugian bagi lingkungan sekitar untuk belajar dan dididik di sana. Jika mereka sampai mengundang kami, artinya mereka mengetahui kami memiliki masalah." Jelas Woo Zi dengan nada bicara yang dingin, membuat para orang tua dan kepala sekolah menatapnya terkejut.
"Tidakkah ibu merasakan ada yang aneh denganku? Aku tidak pernah keluar rumah kecuali pergi sekolah, bahkan aku meminta guru pribadi, aku tidak pergi bertemu teman-teman seperti murid lain, tidak juga mengeluh tentang sekolah seperti murid lain, bahkan aku berteman dengan mereka melalui video call dan hanya sesekali bertemu. Apa ibu tidak curiga padaku? mungkin saja aku menyimpan video porno atau sedang menyiapkan skenario bunuh diri." Lanjut Woo Zi yang semakin membuat ibunya memandang tak percaya ke arahnya.
"Choi Woo Zi!!" teriak sang ibu setelah mencerna ucapan puteranya.
"Kalian memberiku fasilitas dan memintaku melakukan ini dan itu, kemudian aku melakukannya, tepat seperti yang kalian pinta karena Tuhan tak pernah mengajarkan untuk membantah orang tua. Lucunya, karena selalu memenuhi permintaan kalian, kalian menjadi terlalu percaya dan menganggap semua ketidakwajaranku adalah hal yang tidak perlu dikhawatirkan. Bagaimana jika aku juga pintar berbohong? Apa kalian pernah memikirkannya?" Woo Zi meneruskan ucapannya. Ia tak terlihat takut atau ragu mengungkapkan pikirannya, namun tubuhnya mulai bergetar.
"Bukan aku saja yang merasakan kejanggalan dalam pola hidup yang dijalani tapi ada tiga orang lainnya. Kami butuh sekolah seperti Keimyung, mereka akan membantu kami mengatasi masalah yang ada dalam diri kami. Otak yang jenius mungkin membantu dalam pelajaran tapi kami tidak bisa menggunakannya untuk menyelesaikan masalah yang bahkan tidak kami sadari dimana letaknya. Aku mohon, selamatkan kami dengan mengizinkan kami ke Keimyung University." Bukan tubuh Woo Zi saja yang bergetar tapi suaranya sudah bergetar menahan hentakan emosi dalam dadanya.
Sang ibu langsung menarik puteranya masuk ke dalam pelukan, "Woo Zi-ya… Keimyung University mungkin terlihat sebagai sekolah terbaik tapi sungguh, sekolah itu sangat menakutkan. Jika gagal di sana, kau tidak bisa mendaftar ke sekolah manapun di Korea Selatan bahkan di pelosok dunia sekalipun. Masa depan yang sudah dirancang selalu siap menjadi abu yang berterbangan jika kau pergi ke sana."
"Kami sudah mencari tahu tentang sekolah itu sebelumnya. Ibu hanya perlu memberiku izin. Selamatkan aku, bu. Aku takut nantinya jiwa psikopat akan tumbuh dalam diriku." Ucap Woo Zi yang sontak membuat sang ibu melepaskan pelukannya pada Woo Zi, lalu menatap ketiga wajah teman anaknya.
"Woo Zi Hyung pernah memberikan orange juice yang telah dicampurnya dengan sianida. Jika kami tak bisa mengenali perbedaannya, mungkin kami tak di sini sekarang." Tanggap Seung Kwan, para orang tua kembali terkejut mendengar pernyataan Seung Kwan terlebih ibunya Woo Zi yang mungkin terhuyung jatuh jika Woo Zi tak mengeratkan pegangannya.
"Ayo kita pulang, Do Kyeom-ah. Kau salah memilih teman." Sang ibu menarik tangan Do Kyeom, namun Do Kyeom tak bergeming, ia malah menatap sang ibu, "Apa ibu pikir aku berbeda?"
"Bagaimana aku bisa mengenali perbedaan orang juice bersianida dengan tidak jika aku salah memilih teman?" Do Kyeom mulai mencecar sang ibu.
"Bersama mereka, aku mempelajari tentang zat-zat berbahaya lainnya. Apa yang terjadi jika mencampurnya dengan minuman atau makanan, bagaimana cara mengenalinya dengan cepat, efek yang diberikan pada—"
"Cukup… CUKUP!!" teriak histeris sang ibu.
Do Kyeom tak melanjutkan ucapannya. Suara tangisan para ibu mendominasi, seperti mereka baru menyadari sesuatu yang sebelumnya dianggap baik-baik saja. Permintaan mereka yang terus menerus telah berubah menjadi tuntutan bagi anak-anak itu, dimana sebuah kewajiban untuk memenuhi tuntutan tercipta tanpa mereka sadari yang kemudian menekan kestabilan jiwa mereka.
Blade, Schwert dan Xifos hanyalah contoh kecil dampak dari kurangnya perhatian dan kasih sayang yang diberikan oleh keluarga. Namun dari contoh kecil ini jika tak ditangani segera, bisa saja suatu hari masyarakat akan menemukan kasus pembunuhan dengan tersangka berasal dari mereka. Keimyung University menjadi solusi yang ditawarkan pemerintah tapi menjadi momok yang menakutkan bagi keluarga.
Blade, Schwert, dan Xifos akan memulai perjalanan mereka dengan sekolah yang memiliki slogan:
Datanglah. Serahkan hidupmu.
Berikan pilihanmu dan jadilah Pemenang.