"Dika, kamu ko ada di sini?" Tanya Maya, berpura-pura tidak tahu apa-apa dan tanpa merasa bersalah sedikitpun.
Sebenarnya, Dika juga sudah berusaha keras untuk menahan emosinya sejak tadi. Kalau bukan karena Maya, mungkin sampai saat ini ia tidak akan pernah melihat kemesraan Irwan dan Lia seperti tadi, yang akhirnya berhasil membuat hatinya terluka dan jantungnya terasa berhenti berdetak, terasa panas seperti terbakar, sakit seperti tertusuk benda yang sangat tajam.
"Aku hanya mampir sebentar untuk melihat keadaan, Lia." Ujar Dika dingin.
"Oh begitu," Sahut Maya singkat, namun tatapannya tidak berpaling sedikitpun dari mereka bertiga.
Maya memperhatikan gerak-gerik tiga orang itu, kaku dan canggung. Membuat Maya bertanya-tanya, apa yang sebenarnya telah terjadi. 'Apakah aku melewatkan sesuatu?' Tanyanya dalam hati.
Maya terus memikirkannya sampai makan siang mereka pun selesai, namun ia tetap tidak bisa menemukan jawabannya.