Lia dan Irwan sudah lima tahun menikah, tapi mereka masih belum juga dikarunia seorang anak. Dan itu membuat Lia selalu merasa kesepian.
Apalagi Irwan selalu sibuk dengan urusan pekerjaannya, bagi Irwan, Lia adalah istri yang shalehah.
Karna ia selalu menjalankan tanggung jawabnya sebagai seorang istri dengan baik, Lia adalah wanita yang cantik, baik, ramah, dan tutur bahasanya lembut.
Walaupun begitu Irwan tidak bisa menahan godaan dari Maya, sekertarisnya yang cantik, dan sexy.
Irwan jatuh cinta kepada Maya sejak pertama kali mereka bertemu, dan sudah dua tahun mereka menjalin perselingkuhan itu.
Karna sudah terlalu lama menunggu, hari itu Maya pun memaksa Irwan lagi untuk menceraikan Lia.
Tapi lagi-lagi Irwan menjelaskan kepada Maya, bahwa dia tidak bisa menceraikan Lia begitu saja. Karna sebagaimana yang orang lain ketahui, termasuk keluarganya.
Lia adalah istri yang sangat shalehah. "Apa alasanku untuk menceraikannya? Dia adalah istri yang shalehah, apa kata orang nanti kalau mereka tau aku menceraikan Lia tanpa alasan yang jelas? Dan keluargaku, apa yang akan mereka pikirkan nanti?" Ucap Irwan.
"Selalu itu saja alasan yang kamu berikan, kalau memang kamu tidak ingin dipandang buruk oleh orang lain. Buatlah kalau perceraian itu terjadi karna kesalahan Lia." Maya memberi ide kepada Irwan.
"Benar juga apa kata kamu sayang, tapi bagaimana caranya?" Tanya Irwan.
"Kamu itu emang beneran ngga tau, apa pura-pura ngga tau sih? Kenapa sih susah bangat buat kamu lepas dari istri mandul itu? Cari ajalah alasan, bilang saja kalau dia selingkuh atau apa ke gitu" Kata Maya sedikit emosi.
"Iya juga sih, tapi setau aku. Sejak Lia menikah denganku, dia sudah tidak ada lagi komunikasi dengan teman laki-lakinya. Terus bagaimana aku bisa menuduhnya selingkuh kalau begitu?" Dengan bingung Irwan pun bertanya lagi.
"Ya dah deh, kalau memang susah bangat buat kamu cerai dari dia. Mending aku aja deh yang pergi dari kehidupan kamu, kita putus" Ujar Maya yang kemudian ingin pergi meninggalkan ruangan Irwan.
Tapi Irwan menarik tangannya, "Maya tunggu,aku minta maaf. Aku ngga mau kalau kita putus, Ya dah deh aku janji aku akan cari cara untuk menceraikan Lia. Tapi aku minta kamu untuk sabar sedikit lagi, bisa kan?" Irwan merayu pada Maya.
"Oke, tapi kamu janji yah. Harus ceraiin dia, kalau perlu secepatnya." Tegas Maya.
"Oke, aku janji sayang." Irwan meyakinkan Maya, kemudian ia memeluknya.
Semalaman Irwan memikirkan cara untuk menceraikan Lia, sambil menatap wajah Lia yang sudah tertidur lelap disampingnya.
Keesokan paginya, Dika salah seorang karyawan Irwan yang sudah tiga hari izin. Karna harus menemani ibunya yang dirawat di rumah sakit pun mengetuk pintu ruangan Irwan.
"Tok...tok...tok.." Dika mengetuk pintu ruangan Irwan.
"Iya, masuk" Ujar Irwan.
Kemudian Dika pun masuk kedalam ruangan Irwan, Irwan menatap tajam kepada Dika.
"Silahkan duduk.." Irwan mempersilahkan Dika duduk.
"terima kasih pak.." Jawab Dika.
"Kamu tau kenapa kamu saya panggil kesini?" Tanya Irwan.
"Tidak pa." Jawab Dika.
"Sudah berapa hari kamu tidak masuk kantor?" Tanya Irwan tegas.
"Sudah tiga hari pa." Jawab Dika.
"Tiga hari kamu tidak masuk kantor, Hem..kamu pikir ini adalah kantor milik bapak moyang kamu. Bisa seenaknya kamu izin sampai berhari-hari begitu, eh, kamu itu kerja di sini di bayar. Jadi kamu ngga bisa seenaknya sesuka hati kamu izin sampai berhari-hari begitu, sudah berapa kali kamu melakukan hal ini. Dan sudah berapa kali saya memperingatimu. Tapi kamu masih saja melakukannya." Ujar Irwan.
"Maaf pak, tapi saya sudah mengajukan surat izin dari pihak rumah sakit. Dan lagi pula tidak ada orang yang menjaga ibu saya di rumah sakit, sementara adik saya harus sekolah. Jadi saya tidak punya pilihan lain pak." Kata Dika mencoba menjelaskan.
"Iya saya tau, kamu adalah anak pertama dari keluarga kamu. dan setelah bapak kamu meninggal, kamu yang bertanggung jawab atas semua keperluan ibu dan adik-adik kamu. Tapi maaf saya sudah tidak bisa lagi membiarkan kamu bertindak sesuka hati kamu di kantor ini, jadi dengan terpaksa kamu saya pecat." Ucap Irwan.
"Apa pak dipecat? Pak saya mohon tolong kasih saya satu kesempatan lagi, saya janji saya akan lebih rajin lagi bekerja pak. saya mohon, kalau saya tidak bekerja bagaimana saya bisa membeli obat-obat untuk ibu saya. bagaimana saya membiayai sekolah adik saya, pak saya mohon sekali lagi kasih saya kesempatan." Pinta Dika.
"Maafkan saya dika, keputusan saya sudah bulat. Saya minta kamu keluar dari ruangan saya sekarang." Kata Irwan..
Dengan sedih Dika pun berjalan perlahan menuju kearah pintu, Dika adalah anak yatim. Tapi dia sangat bertanggung jawab kepada ibu dan adik-adiknya, karna dia adalah anak pertama. Dika seorang laki-laki yang cukup tampan dan baik hati...
Saat langkah Dika sudah dekat dengan pintu dan dia hendak akan membuka pintu tersebut, tiba-tiba Irwan memanggilnya, "Dika tunggu!!"
Dika pun berhenti dan menoleh kearah Irwan "iya pak." Jawab Dika.
"Setelah saya pikir-pikir, saya tidak akan memecat kamu." Ujar Irwan.
Dika pun tersenyum mendengar kata-kata irwan..
"Tapi kamu jangan senang dulu, semua ini ada syaratnya." Lanjut Irwan.
"Syarat pak, apa syaratnya?" Tanya Dika.
"Syaratnya adalah, kamu harus menggoda istri saya dan kamu harus membuat istri saya jatuh cinta sama kamu." Kata Irwan.
"Apa pak? Maaf pak tapi saya rasa saya." Kata-kata Dika terhenti karna irwan melanjutkan kata-katanya.
"Tapi kalau kamu tidak mau, yah dengan terpaksa kamu saya pecat. Bukankah kamu masih butuh banyak biaya untuk pengobatan ibu kamu, dan sekolah adik km. Jadi kenapa kamu harus menolak? Kalau kamu bersedia untuk menggoda istri saya, dan bahkan kamu bisa membuat dia jatuh cinta sama kamu. Bukan hanya kamu tetap bekerja disini, tapi saya juga akan membayar seluruh biaya pengobatan ibu kamu sampai ibu kamu sembuh. Bagaimana, apakah kamu bersedia? Ingatlah ibu dan adik kamu, saya kasih kamu 10menit untuk berpikir. Dan berfikirlah baik-baik, karna kesempatan itu tidak akan datang dua kali." Kata Irwan.
Dika pun memikirkan baik-baik tawaran itu, sebenarnya Dika sangat tidak ingin melakukannya. Tapi Dika sangat menyayangi ibu dan adiknya, tanggung jawab yang dia pikul sangat berat. Kalau dia sampai kehilangan pekerjaannya bagaimana dia bisa menjalankan tanggung jawabnya, akhirnya dengan terpaksa Dika pun menyetujui syarat yang Irwan berikan...
Tanpa buang waktu, malam itu juga Irwan mengajak Dika dan Lia untuk makan malam, dan kemudian Irwan memperkenalkan Dika kepada Lia. Malam itu pun mereka banyak membicarakan tentang kehidupan mereka,dan sesuai rencana Irwan. Dika dan Lia mulai berteman, dan bahkan Irwan pun menawarkan Lia untuk sesekali mengajak Dika dalam kegiatan sosialnya.
Lia sangat aktif dalam kegiatan sosial, itu dikarenakan Irwan dan Lia yang belum dikaruniai anak selama pernikahan mereka. Jadi untuk menghilangkan rasa kesepiannya Lia menyibukkan diri dengan kegiatan-kegiatan sosial, seperti seringnya mendatangi panti asuhan, panti jompo, dan memberi bantuan-bantuan lainnya kepada fakir miskin.