"Eeeeeee, kamu sendiri?" Kata Lia yang menunjuk kearah Pakaian yang Irwan kenakan...
"Akkkkkkkkhhhhhhh ini, emmmm. Sebenarnya papaku adalah pemilik perusahaan Golden Pratama, dan aku bekerja dengan papaku diperusahaannya. Karena nantinya akulah yang akan menggantikan posisi papa, jadi aku harus belajar dari sekarang." Ujar Irwan.
"Oooooo gitu, terus kamu kenapa bisa kesini? Kamu kan anak orang kaya, pasti punya mobil mewah dong. Terus kenapa mau naik bus?" Tanya Lia sambil menaikkan sebelah alisnya..
"Aghhhh, iya itu tadi mobil aku tiba-tiba mogok di Prapatan sana. Jadi terpaksa deh aku ke sini, tadinya mau naik taksi. Tapi sudah hampir satu jam nunggu, taksinya ngga ada yang lewat." Jawab Irwan.
"Oh, iya di daerah sini emang jarang ada taksi lewat. Kalau pun ada, paling hanya satu dua saja." Sahut Lia tersenyum.
"Oh iya, BTW nama aku Irwan Pratama.Panggil saja Irwan." Ujar Irwan sambil mengulurkan tangannya..
"Emmmmm, nama aku Amelia Suhendar. Tapi keluargaku biasanya panggil aku Lia, sementara teman-temanku biasa panggil aku Amel. Jadi terserah kamu, mau panggil aku Lia atau Amel." Sahut Lia yang juga mengulurkan tangannya, mereka pun berjabatan tangan...
"Oke, kalau gitu aku panggil kamu Lia saja deh. Biar sama kaya keluarga kamu." Ucap Irwan tersenyum.
Lia menaikan sebelah alisnya lagi, menatap Irwan dengan heran. Lalu kemudian Lia pun membalas senyuman Irwan...
Tak lama kemudian bus yang Irwan tunggu pun datang, lalu Irwan memberikan kartu namanya kepada Lia dan kemudian berkata, "Kalau kamu serius mau kerja, dateng aja ke kantorku."
"Oh iya, insya Allah. Aku akan datang." Sahut Lia.
"Oke, aku tunggu." Ujar Irwan sambil mengarahkan jari telunjuknya kearah Lia..
Malam harinya Lia memikirkan tawaran Irwan, "Datang atau tidak yah? Tapi kan perusahaan Golden Pratama itu cukup terkenal, pasti persyaratannya susah dan banyak orang yang lebih berpengalaman dan berpendidikan tinggi ngelamar kesitu. Uuufffffhhhhh." Lia berkata pada dirinya sendiri,sambil memandangi kartu yang tadi Irwan berikan kepadanya..
Tiba-tiba Bella teman kosan Lia mengambil kartu nama itu dari tangan Lia, "Kartu apaan sih ini, kok sampai galau banget gitu ngeliatinnya." Kata Bella, dan kemudian ia membaca kartu tersebut...
"Wow Irwan Pratama? Dia kan anak dari pemilik perusahaan Golden Pratama yang terkenal itu, lu ko bisa sih mel dapet kartu namanya? Gimana ceritanya? Ceritain dong?" Tanya Bella dengan penuh antusias...
Lia menggelengkan kepalanya, melihat tingkah laku teman sekamarnya itu dan kemudian menceritakan kejadian tadi siang kepada Bella..
"Iya tadi ngga sengaja sih ketemu dia, waktu lagi nunggu bus." Jawab Lia.
"Nunggu bus, akh serius lu Mel. Dia kan anak orang kaya, masa naik bus sih?" Ujar Bella yang merasa tidak percaya dengan apa yang didengarnya itu..
"Seriuslah bel, tadi tuh mobil dia mogok di jalan. Tadinya dia mau naik Taksi, tapi lu kan tau sendiri. Kalau di daerah sini, jarang taksi lewat. Jadi yah dia terpaksa deh naik bus.." Jelas Lia.
"Oh gitu, terus gimana ceritanya dia bisa kasih kartu namanya ke lu Mel?" Tanya Bella lagi.
Lia pun menghela nafas panjang.
"Iya terus kita ngobrol-ngobrol deh sebentar, terus pas bus yang dia tunggu Dateng. Tiba-tiba dia kasih kartu namanya ke gue, dia bilang kalau serius mau kerja dateng ke kantornya." Kata Lia.
"Wow, bagus dong kalau gitu Mel. Mungkin saja memang dah rejeki lu, bisa kerja di perusahaan yang di idam-idamkan banyak orang itu. Gue aja mau, kalau ditawarin. hahaha..." Bella tertawa kecil..
"Iya sih bel, tapi masalahnya gue ngga PD. Ngelamar di perusahaan yang biasa-biasa saja gue ditolak Mulu, apalagi kalau gue ngelamar di perusahaan besar begitu. Bisa-bisa gue ditendang kali bel." Ujar Lia yang merasa sedikit pesimis.
"Yah elah Mel, lu tuh kenapa sih jadi orang pesimis banget? PD dikit kenapa sih? Pantesan aja ditolak Mulu, orang belum apa-apa aja lu dah pesimis duluan. Ini tuh kesempatan yang bagus buat lu Mel, jangan disia-siain. Inget kesempatan itu ngga Dateng dua kali lho, kalau gue belum kerja sih. Sudah pasti gue ambil kesempatan ini, kalau emang lu ngga mau." Kata Bella.
"Yeeee, emangnya gue bilang kalau gue ngga mau. Gue cuma ngerasa ngga PD aja bel, soalnya gue kan cuma Lulusan SMA. Emangnya bisa yah kerja di perusahaan besar kaya gitu." Kata Lia lagi, yang masih merasa ragu..
"Ya elah Amelia Suhendar, mulai lagi deh. Lu tuh yah, dikit-dikit mau ngebandingin Mulu masalah kaya gitu. Nih lu liat Mel, gue contohnya. Gue SMP aja kaga lulus Mel, tapi gue bisa diterima kerja di perusahaan tempat gue kerja. Yah walaupun itu hanya perusahaan biasa, Tapi kan lumayan gue jadi supervisor office girl. Apalagi lu yang lulusannya SMA Mel, mungkin kalau emang dah rejeki lu, bisa kali lu jadi ADM disana. Syukur-syukur bisa jadi sekertarisnya Irwan Pratama, hahaha..." Ujar Bella yang kemudian menggoda Lia.
"Ya elah bel, ujung-ujungnya ngeledek kan." Kata Lia ngambek..
"Hahahaha, bukannya ngeledek Mel. Yah kali aja gitu rejeki lu Mel, lu tuh yah di doain bukannya bilang amin juga. Malah ngambek, hahaha." Goda Bella lagi.
"Iya deh, Amin Ya Allah." Sahut Lia.
"Nah gitu dong, kan lumayan kalau lu jadi sekertarisnya sih Irwan. Kali aja gitu setiap hari ada yang traktir gue makan Mie ayam atau nasi Padang, hahaha.." Lagi-lagi Bella menggoda Lia.
"Ah dasar lu, ujung-ujungnya ngga ngenakin kan. Lagian lu mah, Mie ayam mulu dipikirin, tuh badan dah melar kaya karet ngga dipikirin. hahahaha." Lia balik menggoda Bella,Bella memang memiliki postur badan yang agak gemuk...
"Wah dasar sapu lidi, pake ngeledekin gue lagi. Hahaha.." Ujar Bella tertawa kecil....
"Hahaha, gue bukan sapu lidi Bel. Tapi seksi lady." Sahut Lia.
Mereka pun bercanda riang bersama...
Sama seperti Rini, Bella juga termasuk teman dekat Lia. Rini adalah teman dekat Lia di zaman sekolah, sementara Bella adalah teman kost Lia.
Pagi itu Lia yang masih merasa bingung, antara datang untuk memenuhi tawaran Irwan atau tidak. Dihampiri oleh Bella...
"Lho kok masih belum siap? Nanti keburu kesiangan Mel." Tanya Bella.
"Kayanya gue ngga jadi Dateng deh Bel." Jawab Lia..
"Lho ko gitu sih Mel, Dateng dong. Di coba dulu, siapa tau aja di terima Mel. Percaya deh sama gue, Lo tuh kan pinter Mel. Nilai mata pelajaran lu juga bagus semua Mel, gue yakin lu pasti bisa jadi ADM disana. Percaya deh sama gue." Bella berusaha memberikan support kepada Lia..
Lia mengambil nafas panjang, dan kemudian menghembuskanya lagi.
"Bismillah, insya Allah berhasil. Go...go..go... fighting." Ujar Lia sambil mengangkat tangan kanannya seperti sedang memberi semangat kepada dirinya sendiri..
"Nah gitu dong, ini baru teman gue." Bella tersenyum..