Dia baru akan membawa cangkir tersebut, tapi lagi-lagi Javas menahannya. "Biar saya bantu"
"Gak apa-apa, gak usah repot-repot"
Javas tak menggubris ucapannya dan terus saja membantu Laras, menaruh cangkir-cangkir itu di atas nampan dan membawanya.
"Ini untuk Pak Bos kan ?"
Laras pun mengangguk kaku.
Dia mengikuti langkah Javas yang berjalan sambil membawa nampan itu. "Gak apa-apa, biar saya aja"
"Gak apa-apa, saya bantu" jawab Javas dan terus berjalan.
Gimana nih ?! Gimana kalau Rafan marah lagi, karena melihat Javas masuk kesana.
***
Javas dan Laras pun masuk kedalam ruangan bosnya setelah Laras membukakan pintu itu, Javas mengikuti dibelakang sambil membawa nampan berisi cangkir kopi dan teh.
"Laras..."
"Iya Pak ?"
"Kopi saya mana"
"Ekhmm... Selamat Pagi Pak Rafan, ini kopinya"
Javas menaruh cangkir kopi tepat di hadapan Rafan, pria itu terlihat bingung dan kaget begitu mendengar suara Javas. "Kamu... Ngapain disini ?!" tanya Rafan lalu menaruh pulpennya.