Chereads / Kekecewaan berujung kebahagiaan / Chapter 19 - Awal yang baik

Chapter 19 - Awal yang baik

Setelah aku membayar taksi online yang kutumpangi,aku segera turun dan mengambil koperku dari bagasi mobil.Sebelum masuk ke dalam masjid aku terdiam sejenak di depan pintu gerbang masjid ada keraguan yang terlintas dalam pikiran ku karena aku masuk ke masjid dengan membawa koper yang lumayan besar.Apakah orang akan berpikir macam2 terhadapku dengan melihat aku membawa koper sebesar ini ya.Batinku.

Sambil melangkah aku meyakinkan diri untuk tetap masuk ke dalam masjid dan melaksanakan kewajibanku yaitu shalat ashar sekaligus aku akan meminta petunjuk kepada Allah tujuan perjalananku selanjutnya.Setelah menunaikan kewajibanku kulihat di teras masjid sudah banyak anak-anak datang untuk mengaji,ku perhatikan ada seorang perempuan cantik berhijab syar'i ku kira usia nya lebih muda satu tahun dari usia ku.Ku lihat dia sedang mengatur anak-anak yang akan mengaji di masjid itu karena dia hanya sendiri terlihat agak kerepotan untuk mengatur mereka satu persatu.Akhirnya aku menghampiri perempuan itu.

"Assalamu'alaikum maaf dek,kulihat dari kejauhan kamu agak kesulitan mengatur anak-anak ini ya,apakah tidak ada teman yang membantumu?".tanyaku sambil tersenyum kearahnya.

"wa'alaikum salam kak,aku mengajar anak-anak ini hanya sendiri kak.Karena di lingkungan ini belum banyak anak muda yang punya kepedulian terhadap pendidikan agama Sehingga sebelum ada kegiatan seperti ini saya hanya melihat anak-anak mengisi waktu sore hari mereka dengan main di taman depan masjid ini".jawabnya.

"boleh kah aku membantumu,dulu sebelum aku menikah aku pernah mengajar ngaji seperti ini juga.Insyaallah aku masih ingat materi untuk mereka".

"Alhamdulillah...Boleh banget kak.Aku seneng banget kalo kakak ingin membantu mengajar mereka.Kakak bisa kan kalo langsung mengajar hari ini juga.Tapi sebelum kakak mengajar aku ingin menjelaskan sama kakak kalo ngajar disini tidak ada bayarannya kak.Terkadang ada beberapa orang tua mereka memberikan bayaran padaku dan ada juga yang tidak bisa bayar.Aku juga memang tidak memungut bayaran kepada mereka kak.Apakah kakak mau mengajar tanpa digaji?".katanya dengan wajah sendu.

"insyaallah aku ikhlas kok dek untuk membantu mu mengajar disini.Semoga bisa menjadi amal jariah untukku kelak.Aamiin...".

"baiklah jika kakak tidak keberatan.Kita mulai sekarang ya kak.Oh iya kita belum berkenalan loh kak dari tadi kita ngobrol."Humaira" panggil saja rara usiaku 19 tahun kak masih kuliah semester 1.Ucapnya sambil mengulurkan tangannya kepadaku.

"Meisha ramadhani,panggil saja mei usiaku 20 tahun.Jawabku sambil membalas uluran tangannya.

"ayo anak-anak kita mulai ya mengajinya".ucapku bersamaan dengan rara.

Setelah selesai kami mengajar mengaji,kami juga berbincang sambil menunggu adzan maghrib.Rara yang bingung melihat ku membawa koper besar bertanya kepadaku.Akhirnya aku menceritakan semua permasalahanku dan aku juga bertanya apakah ada kontrakan kosong di dekat sini.Karena waktu sudah hampir malam tak mungkin aku harus berjalan lagi mencari tempat tinggal untukku.

Rara sempat terkejut mengetahui aku sudah menikah bahkan sudah menjadi seorang janda di usiaku yang hanya beda satu tahun.Akhirnya rara mengajakku untuk tinggal bersamanya,karena ia hanya tinggal berdua dengan uminya saja yang juga seorang janda.Tadinya aku sempat menolak ajakannya karena tak mau merepotkannya apalagi kami baru kenal.Namun rara memaksaku untuk ikut ke rumahnya.Mungkin ini bisa jadi awal yang baik untukku dan bisa belajar dari kehidupan keluarga rara.