Matahari belum muncul namun Vini sudah membuka matanya. Melihat ke seisi kamar yang masih gelap, ketiga rekan sekamarnya masih terlelap, hanya dirinya yang sudah bangun.
Ini hari kedua dirinya berada di asrama ini. Vini masih sedikit beradaptasi tinggal di luar rumah om dan tantenya.
Perlahan dirinya turun dari tempat tidur dan masuk kamar mandi, Vini memilih untuk mandi air hangat terlebih dahulu.
Teman-teman sekamarnya sudah terbangun saat Vini keluar dari kamar mandi hanya mengenakan bathrobe dan handuk yang menutup bagian rambutnya.
"Kalian baru bangun?" Tanya Vini sambil berjalan ke tempat tidurnya.
"Iya, di sini udaranya dingin ya," Arsha memeluk dirinya sendiri.
"Karena masih belum ada rumah penduduk, sekitar sini hanya ada hutan, jadi engga heran kalau udaranya masih segar," Terang Jo.
"Kalian mau jalan-jalan disekitar sini?" Tanya Arsha.
"Aku mau mandi dulu, sepertinya butuh berendam air hangat." Sahut Jessy.
"Satu setengah jam lagi kita sudah harus di kantin untuk sarapan," Jo mengingatkan, semua mengangguk paham.
"Aku berganti baju dulu," Vini melangkah menuju walk in closet dan membuka lemari pakaiannya.
Kemarin sore, sudah dibagikan jadwal kegiatan mereka selama menjadi murid pelatihan di tempat ini. Mulai jam bangun tidur hingga jam kembali tidur, semua sudah diatur. Jadwal tersebut harus mereka jalani kecuali jika ada tugas lapangan, dan itupun belum akan terjadi dalam waktu dekat mengingat mereka merupakan para pemula.
"Ku dengar kelas pagi ini, kita akan diajar oleh kapten tim yang pertama." Ucap Jessy ketika mereka baru saja keluar dari kamar.
"Ah iya," Sahut Arsha, "Kemarin kan Mr. James mengatakan kalau dirinya saat ini memiliki dua tim aktif, mungkin yang mengajar kita nanti tim pertama yang Jessy maksud."
Jessy mengangguk, "Berarti nantinya kita akan menjadi tim yang baru."
"Pastinya!" Jo menjentikan jarinya dihadapan Jessy, "Sebenarnya aku masih sedikit bingung, tapi yah penasaran juga sih jadi agen rahasia."
"Aku juga," Jessy menimpali, "Selama ini cuma pernah nonton atau baca ceritanya, engga pernah terpikir akan terlibat langsung, apalagi setelah tau salah satu orang tuaku pernah bekerja seperti ini."
Beberapa laki-laki terlihat baru saja keluar dari area asrama mereka saat Vini dan yang lainnya melewati bagian asrama putra.
Terlihat Vino muncul dan menatap Vini, begitupula sebaliknya. Keduanya saling melempar senyuman. Vino segera mendekat dan berjalan di samping Vini.
"Jadi kamu beneran kakak kembarnya Vini?" Tanya Jessy begitu melihat Vino bersama mereka.
Vino mengangguk lalu merangkul Vini, "Mirip kan?"
Arsha menatap lekat keduanya, "Mirip kok, setelah berdiri bersebelahan gini baru keliatan kalau kembar... Yah maklum, kita kan baru kenal."
Vini terkekeh pelan.
"Aku sekamar dengan seseorang yang kamu kenal," Bisik Vino, "Aku ngga nyangka kalau dia ada di sini juga."
"Siapa?" Vini memasang wajah bingung.
"Nanti juga tau."
Setibanya di kantin, Vino yang menyiapkan sarapan untuk Vini. Pagi ini Vini izin dengan teman-teman barunya untuk berdua saja dengan kakak kembarnya karena ada beberapa hal yang ingin mereka bicarakan. Dan tentu saja diizinkan.
"Kayaknya aku udah dapat sedikit titik terang mengenai orang tua kita Vin," Ucap Vini setelah Vino kembali dengan sarapan untuknya dan Vino.
"Apa?"
"Kemarin kami mengobrol, dan ternyata salah satu orang tua mereka merupakan rekan kerja Mr. James sebagai agen rahasia namun sudah berhenti sejak menikah. Apa mungkin perginya orang tua kita dulu karena ini? Dan itu juga sebabnya kita berada di sini?"
"Emm..." Vino mengunyah sebentar makanannya, "Salah satunya begitu."
"Jadi ada alasan lain?"
"Prestasi."
Vini memasang wajah bingung.
"Beberapa yang aku kenal di asrama, mereka memiliki banyak prestasi di sekolahnya sebelum ini, sama sepertimu, dalam bidang olah raga maupun akademik."
Vini mengangguk paham.
"Wajar sih," Lanjut Vino, "Pekerjaan ini membutuhkan mereka yang memiliki wawasan luas dan gerak yang lincah jika turun ke lapangan."
"Aku makin penasaran, kemungkinan ini merupakan jalan kita untuk menemukan informasi tentang Papa dan Mama."
"Aku harap juga demikian," Vino mengusap sekilas puncak kepala Vini, "Tapi jangan terburu-buru, kita masih punya banyak waktu. Fokus juga terhadap apa yang harus kita lakukan di sini."
"Iya."
...
Jam sarapan sudah habis. Vino mengajak Vini untuk beranjak menuju sebuah ruangan yang dibuat menjadi ruang kelas.
Seorang pria muda memasuki ruangan setelah semuanya duduk di kursi masing-masing. Vini memilih kursi yang paling depan sesuai kebiasaannya selama di SMA, dan Vino duduk di belakangnya.
"Selamat pagi semua." Sapa pria tersebut.
"Pagi."
"Perkenalkan nama saya Harry, saya kapten dari tim Alpha. Kalian jangan memanggil saya Pak atau Mister, cukup Harry saja." Harry membuka sebuah map yang dibawanya. Terdapat selembar kertas di sana.
"Aku sudah memiliki beberapa data kalian di sini. Hari ini kalian belum akan menerima pelajaran berat. Kita akan saling berkenalan dulu dan saya akan menjelaskan beberapa hal mengenai agensi ini."
Semua siswa terdiam dan fokus menatap Harry.
"Pertama, saat ini di agensi memiliki dua tim aktif yaitu Tim Alpha dan Tim Bravo. Nantinya kalian juga akan dibagi menjadi dua tim yaitu tim Charlie dan tim Delta. Untuk pemimpin kita, beliau memiliki panggilan sebagai big boss. Nanti kalian akan diberi kartu pengenal atau kartu identitas sebagai agen rahasia. Kartu itu akan berisi seluruh informasi pribadi kalian yang masuk di data base agensi."
"Selain itu, kalian akan diberikan kode nama di mana akan digunakan saat bertugas. Informasi pribadi kalian sangat penting dan jangan sampai diketahui siapapun di luar agensi ini, oleh karena itu di saat bertugas harus memanggil rekan kalian dengan kode namanya, paham?"
"Paham!"
Harry mengangguk sekilas, "Bagi kalian yang tertarik menjadi bagian analisis di mana lebih banyak bekerja di belakang panggung serta menguasai bagian IT, akan ada yang mengajar khusus untuk kalian."
"Dan yang ingin menjadi tim medis, baik di belakang panggung maupun di lapangan juga ada. Tentunya ini bersifat resmi, kalian akan disebut sebagai dokter agensi dan kami memiliki agen rahasia yang berada dibidang tersebut."
"Untuk yang lainnya bersifat umum seperti berlatih bela diri, memegang senjata dan masih banyak lagi termasuk mempelajari beberapa bahasa. Saya yakin kalian mampu karena big boss tidak akan sembarang memilih anggotanya."
Harry mengambil kertas dari mapnya, "Sebelum lanjut, saya mau absen kalian terlebih dahulu agar semua di kelas ini saling mengenal karena nantinya kalian akan bekerja sama dalam misi."
Absen pun dimulai.
"Pernah menjabat sebagai ketua OSIS dan ketua karate SMA, benar?" Harry menatap Vini yang duduk di hadapannya saat absen berlangsung.
Vini mengangguk.
"Nice." Absen pun dilanjut. Vini jadi tau jika seisi kelas ini merupakan siswa-siswi berprestasi di sekolah mereka, dan sebagian besar memang memiliki bakat dibidang olahraga seperti dirinya. Berkat absen ini juga, Vini jadi tau siapa yang Vino maksud pagi ini, orang yang dikenalnya namun Vini mencoba berpura-pura tidak tahu.
Pelajaran pun dilanjut. Harry kembali menjelaskan beberapa hal penting yang harus diketahui di agensi ini.
...