Chereads / Bow & Degger / Chapter 1 - R&R

Bow & Degger

🇮🇩OmegaBear6667
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 11.1k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - R&R

Lonceng berdentang 13 kali semua orang terdiam di tempatnya para pekerja berhenti dan menurunkan topi para pedagang dan penduduk menunduk Lonceng Istana hanya berbunyi untuk menandakan waktu tapi kalau sampai 13 kali ada anggota kerajaan yang meninggal puluhan merpati di terbangkan mengirim kabar kematian sang Raja yang sudah Uzur, tak ada pilihan lain Ia tak memiliki ratu, satu satunya anggota Kerajaan yang tersisa adalah sang Cucu dia seperti Putri kebanyakan, di luar dia lembut, penuh Kasih, dan Cerdas tapi di dalam sikapnya pada bangsawan menunjukan rasa Jijiknya di tambah dia di anggap terlalu muda untuk memimpin oleh mereka,

"dia masih belum bisa memimpin" ketegangan tak bisa di hindari di Jajaran Para Bangsawan siapa yang pantas menggantikan sang Raja sampai sang tuan Putri siap memimpin

"siapa yang anda maksut belum bisa memimpin?" suara Lantang itu menyaingi suara ayunan Pintu yang menggebrak Ruang Tahta, sang Putri Raja Ran Culus Rosacea di kawal Ksatria Pribadinya Raff Clell memasuki ruangan dengan Murka, "sepertinya para bangsawan cukup bernafsu untuk menaiki Tahta" Komentar Ran sambil mengambil Kursi di sebelah Tahta dia masih tidak bisa duduk di tahta sampai sepuluh hari Raja meninggal

Ran menghela nafas dia bahkan tak sempat berganti pakaian setelah pemakaman sang Kakek, memandangi tiap Bangsawan panji panji mereka berkibar di dinding ruang Tahta, baju mereka bagus dengan jahitan yang jelas dari emas dengan batu permata sebagai pernak pernik Ran tak bisa menyembunyikan rasa muaknya

"pembahasan ini kita tunda sampai hari ke sepuluh Kakek meninggal, saya akan toleransi untuk hari ini tapi jika ada pembahasan Politik selama sepuluh hari ke depan ! saya rasa para Kadal rawa bersedia mendengarkannya" Ran tak peduli tanggapan para Bangsawan padanya dia tak memerlukan para penggila Kekuasaan

"tapi-" salah satu Bangsawan hendak memprotes Ran menyalang lambang Woodpacker dari Zamrud maha besar tersemat di dada sang bangsawan

"silahkan adukan keluhan kalian pada Istri kalian sendiri" potong Ran dan pergi meninggalakan ruangan dia tidak tahan berada di sekitar para bangsawa beraroma Parfum mencolok itu

"Tuan Putri apa tadi tidak terlalu berlebihan?" tanya Raff saat mereka melintasi Taman Istana

"Peraturan itu sudah ada Raff, bahkan sebelum para Kakek mereka bernafas"

"saya tau tapi…" Raff tidak lagi melanjutkan Kalimatnya saat melihat sang Putri berbalik dan menatapnya, membuat seluruh sarafnya berhenti bekerja barang sedetik dan memacu maksimal di detik berikutnya. Rambut Putri Ran Hitam berkilau layaknya Malam dengan Kulit Putih pucat dan mata berwarna merah darah berkilau tubuhnya beperawakan Kecil tapi Raff tau persis seberapa tangguh tubuh itu.

"tidak perlu Formal Raff, tidak ada siapa siapa di sini" ucap Ran dan duduk di tepi Air mancur, Raff memberi Isyarat mata dia menyadari kalau salah satu pelayan setia Bangsawan Willis mengikuti mereka sejak keluar dari ruang Tahta.

"suruhan Willis?" tanya Ran pelan, Raff mengaguk singkat

"ah dasar Willis tua persis seperti lambang keluarga mereka"

"selalu merusak sesuatu seperti Woodpacker" untuk yang satu itu Raff setuju dari awal dia tak menyukai bangsawan Willis dia bermuka masam dan bersuara mirip kambing yang tercekik tali dan berhidung bengkok Raff bersedia membuatnya lebih bengkok jika bangsawan itu meminta.

"bagaimana dengan para Petualang ?" tanya Ran

"semua berjalan normal ada beberapa perintah tugas tingkat Emerald di barat kerajaan"

"Pegunungan Alpaka ya, aku rindu salju abadinya" Ucap Ran sambil merenggangkan Kakinya yang mulai kaku gara gara memakai Hills

"anda bisa ke sana jika situasi sudah tenang" ucap Raff, Ran tidak menjawab Pandangannya Kosong, jelas pikiran Gadis itu mengembara jauh.

"aku berharap bisa melewati Portal sekali saja"

"apa yang anda harapkan?"

"sebuah kedamaian, aku masih yakin kalau Portal itu bukan sebuah bencana" Raff mau tak mau tersenyum begitulah Ran dia tak pernah bersujud pada dewa Keserakahan manapun dia bisa saja mengambil alih banyak kerajaan kecil dengan pasukan para Kesatria tapi dia memilih mendatangi mereka satu persatu dengan hanya di kawal Raff memberikan sebuah perjanjian Demokratis sederhana nan menguntungkan semua pihak meski mendapat lebih kecil dari pada menaklukannya, jelas hal itu membuat seluruh Bangsawan mengamuk tapi Ran hanya menjawab "jika kalian mau silahkan aku akan berdiri di depan kepala kalian yang tergantung dengan senang hati"

"tapi apa kamu tidak bosan Raff kita hanya berkeliling Istana setiap hari"

"apa petualangan malam hari tidak di hitung" goda Raff, Ran mau tak mau tertawa menyusup keluar Istana, bermain di Festival di tengah Kota, semua pelanggaran kecil pernah mereka lakukan

"ya kalau yang itu ku rasa bisa kita masukan dalam daftar"

Obrolan mereka hangat yang bahkan bisa berlangsung selama berabad abad tapi Raff berhenti saat sebuah angin tipis menyentuhnya ada gelombang sihir yang terbawa bersama angin, tak perlu waktu lama seorang Ksatria berlari terpogoh pogoh "Lapor tuan Raff sebuah portal di depan istana"

"PANGGIL PARA KSATRIA KUDA PUTIH!!!" teriak Raff mengomando di saat yang sama sang Putri sudah berjalan gesit melewatinya

"akh Ran" Raff mengikuti sang Putri hingga mereka sampai di halaman depan Istana para Rakyat yang sedang berduka karna kematian sang Raja masih berkumpul di depan sebuah Lubang hitam berpendar merah darah para ksatria kerajaan berusaha mengalau masa yang penasaran dan para Kstaria berzirah Putih cemerlang berkumpul tepat di depan Mulut Portal

"Tuan Putri anda harusnya tidak di sini" Ran tertawa dia sama sekali tidak terintimidasi dengan wajah seram penuh luka dari seorang Pria yang seumuran ayahnya jika beliau masih ada, Ia bisa mendengar beberapa dayangnya berseru dari dalam kerajaan terlalu takut untuk keluar tapi tetap memikirkan sang Putri

"terima kasih peringatannya Tuan Arka tapi siapa yang akan menjadi Mage* kalian? Tuan Shu sepertinya belum kembali dari tugas di Barat" Ran tersenyum penuh kemenangan pada sang Mentor, Raff memberi Gelengan sunyi di belakang sang Putri

Arka dengan berat hati menyetujui, dia menimbang hampir separuh kekuatan Kuda Putih masih di kerajaan ini harusnya tidak sulit Portal hanya seukuran dua Pria Dewasa

"Ran ini bukan ide yang bagus kamu calon ratu kalau terjadi apa apa-" Raff mengingatkan

"kalau begitu kamu harus memastikan aku tidak apa apa" Ran berkedip jahil dia tau Raff akan selalu memperlakukan Ran adalah sebuah bola Kaca yang bahkan jika tersentuh akan langsung pecah tapi dia akan membuktikan dan akan terus membuktikan dia tak serapuh itu.

Tim ini terdiri dari delapan belas orang, hampir semuanya berplacard Emas dan tiga orang berpangkat Diamond adalah Raff,Arka,dan Ran, para Caster sudah merapal Bahasa Tua berusaha menutup Portal secepat mungkin sementara yang lain siap menyambut apapun yang akan menghampiri mereka Ran merapal Bahasa Tua pelindung dia sanggup menambah kekuatan para Ksatria menjadi dua kali lipat dengan mudah. Tepat saat itu Tanah di sekitar mereka bergetar melempar semuanya dari tempatnya naasnya Raff terlempar ke Mulut Portal menelan Pria itu dalam kegelapan tanah yang tadinya datar mendadak menadi sebuah bukit terjal

"Raff !!" Ran berusaha tidak panik tapi tubuhnya bergerak di luar kendalinya dia berlari sekuat tenaganya,Ran sering mendapat mimpi buruk bahwa Raff suatu hari akan menghilang, mati dipasak di medan perang, terpenggal, atau ribuan cara mati yang lainnya tapi itu masih lebih baik dia bisa mendapat pemakaman bak pahlawan dan Ran bisa berduka sesukanya karna Raff tidak akan menghentikan tangisnya tapi terperosok ke dalam Portal lebih mengerikan Ran tidak akan pernah bisa tidur dengan nyenyak karna dia bahkan tidak tau nasib Raff

Ran menarik Pria itu perlahan ikut masuk ke dalam Portal,

"Ran lepas !!" teriak Raff

"diam aku harus menarik seekor srigala keluar dari lubang" gerutu Ran matanya menatap sesuatu di dalam Portal banyak pasang mata dan dia melirik ke Istana sesuatu terlihat di antara kerumunan Woodpacker hijau bersamaan dengan itu muncul moncong berlendir dari Portal geramnya terdengan dari belakang Raff

"Arka !!!"teriaknya Arka memerintahkan para Caster berhenti tapi pada Caster tidak berhenti mereka terus berusaha menutup Portal kekacauan terjadi Portal tertutup menyisakan seruas Jari sang Tuan Putri yang berharap seseorang menggapai tangannya beberapa detik yang lalu menariknya dan pengawalnya keluar.