Corey masih mengamati saat dia memikirkan sebuah rencana, sedikit gila tapi kalau berhasil itu akan sangat menguntungkannya dia sudah membaca semua catatan tentang moster yang mungkin keluar dari portal,Ogre mungkin kuat tapi mereka lemah terhadap racun dia merogoh saku mengambil teropong kecil,dia sudah lama di alam dia berharap alam memberikan ruang kesempatan sampai ia melihat sebuah pohon
"pertaruhan besar huh"pikirnya, dia tak mungkin kembali ke desa untuk meminta bantuan meski yakin Tailor dan yang lainnya sudah kembali perlu dua hari ke sini dan dua hari untuk kembali mungkin para Oger sudah menyiapkan sambutan berdarah untuk mereka nantinya. tidak dia tak boleh mundur,
Buah Manchineel atau apel kematian adalah pohon paling beracun di dunia tapi dia tidak yakin akan cukup anak panah untuk di baluri getah pohonnya jadi Corey memutuskan untuk turun mengambil sebanyak mungkin dauh ranting dan buah pohon itu dengan hati hati dia tak mau merasakan sensasi terbakar hebat saat menyentuh bagian Pohon itu membawanya dengan tas busurnya, dia sudah memetakan seluruh Desa di dalam kepalanya, itu salah satu keunggulan Archer mereka bisa memetakan sebuah kota hanya sekali lihat dari ketinggian tapi itu terkadang tidak di perlukan terutama untuk tugas Placard kayu yang hanya menutup portal kecil dan untuk Dungeon bawah tanah.
Corey menyelinap ke dalam keremangan Desa, kaki kakinya menapak tanah dalam hening terbiasa bergerak tanpa suara,Corey mengira dia akan mendapat kelas Assassin tapi sepertinya gara gara keahlianya merasakan arah angin membuatnya menjadi Archer. Bersembunyi di bawah lantai rumah panggung tergelap bauh amis darah menghentak hidungnya bagai tinju, Corey merayap dia tidak melihat Ogre di Gerbang desa dia terus merangkak bersembunyi di belakang sebuah Rumah lain yang lebih besar, dia sudah sangat dekat dengan sumber api dia tak mendengar apapun, jatungnya berpacu dia nyaris berhasil
Corey berlari kecil ke arah Panci berusaha menahan rasa mual yang melilit saat melihat tangan dan kaki manusia menjuntai dari dalam panci mendidih dia mencelupkan semua ranting kecil dan mengoles buah ke seluruh bibir panci.
Panci seakan menjauhinya saat itulah dia menyadari dia baru saja menyembah Dewa kesombongan terlalu terlena akan kesunyian Desa membuatnya merasa akan memenangkan ini dengan mudah. Corey terlempar kebelakang di sambut Ujung Tombak yang lansung menembus perutnya dengan cepat dan di cabut dengan kasar, darah mengalir dari mulut dan lubang menganga di perutnya.
"berakhir" pikirnya dia akan mati di tangan Ogre, pandangannya kabur saat melihat siapa yang menariknya Tailor memandangnya dengan muak
"hentikan…..janga….dia…." suara Pria itu terdengar samar,dia merasakan tubuhnya di angkat dan di sandarkan pandangannya yang mulai gelap perlahan menjernih Corey masih merasakan Sakit di perutnya, dia melihat Susan merapal bahasa Tua di sebelahnya tapi seluruh tubuhnya tidak bisa bergerak
Bhuk!!
"hey bangun dungu! Aku tau kamu masih bernafas" Corey merasakan hantaman keras di mata kirinya
"Arta jangan sampai merusak matanya, mata Archer adalah yang paling bagus"mata Archer ? ulang Corey pikirannya hampa mendadak menyadari sesuatu.
Tentu saja dia tak melihat Ogre karna memang tidak ada, Tidak ada moster di sini hanya para Bandit,dia terperdaya keramahan Tailor kebaikan Susan dan persahabatan Arta, Yofi, Alisia. Dia bahkan tidak repot repot bertanya pembagian hasil
"heh aku di tipu" pikirnya pahit mereka penjual Organ menjual Organ pada siapapun pemilik uang Transplantasi sihir adalah illegal
"boleh aku mencobanya?" tanya Susah
"hanya lengannya jangan rusak yang lain"
Corey merasakan sayatan di lengan bawahnya Ia bisa melihat darah mulai merembes keluar dari luka menganga Susah menikmati pemandangan itu dengan mata berbinar nan janggal.
"kamu harusnya berterima kasih dengan satu tetes darah ini kamu akan mati secepatnya" Susan menggoyangkan tabung kecil berisi cairan kental berwarna hitam di depan Corey meneteskan carian itu tepat pada luka di lengannya,rasanya perih bukan main tapi ada sesuatu yang menggelikan juga bersama perasaan itu.
Corey bisa merasakannya serbuan kegilaan lain yang mengaliri tubuhnya dengan cepat berusaha mengambil alih, sisanya hanya bayangan samar saat kembali membuka mata selanjutnya ternyata matahari sudah tinggi,lidahnya kelu dan haus luar biasa dengan susah payah dia berdiri memandangan sekitarnya yang sudah berubah menjadi lebih mengerikan dari sebelumnya dia mengenali mayat dan potongan tubuh yang bergelimpangan di sekitarnya, Tailor,Arta,Yofi,Alisia. Mereka semua tercecer di mana mana dia melirik Panci semalam Susan terjejal di sana berhimpitan dengan daging lain yang mulai membusuk luka Susan jelas bekas Efek getah pohon Apel kematian.
Corey merasakan sesuatu di dalam dirinya berbeda dia harusnya merasa takut dan mempertanyakan siapa pelakunya tapi dia merasa yakin kalau semalam adalah perbuatannya, dia masih bisa merasakan sisa amarahnya. Busurnya telah patah dia tidak punya senjata apapun. Akhirnya Ia mengambil Jubah Susah, Belati milik arta dua benda itu adalah satu satunya yang tidak rusak parah. Dia melirik tumpukan kertas di genggamannya. Kepala kelompok ini lebih mahal dari dugaannya,dan dia meninggalkan desa itu dalam kobaran api membiarkan semuanya menjadi abu.
Kehadirannya di kantor Srikat Slavika menarik perhatian seluruh pengunjungnya lagi, di hari pertama mendaftar sudah menghilang tanpa kabar dan tiba tiba kembali dengan membawa lima kepala manusia
"aku membawakan mereka" sang Bartender bukanlah orang yang terakhir kali dia temui di sini, dia terlihat masih muda mungkin baru berusia lima belas. Berlari kikuk ke belakang dan munculah pelayan yang melayaninya beberapa hari lalu.
"me..mereka?" perempuan itu terlihat kaget saat melihat bawaannya
"Mower" jawab Corey memberikan slebaran bertuliskan hidup atau mati dengan imbalan cukup besar
"boleh saya lihat?" tanyanya gugup
"tentu" meski ragu awalnya untuk menyentuh kepala kepala itu akhirnya ia berhasil menenteng kepala manusia itu menjauh dari meja bar
"Reika!" panggil Corey kaget sendiri karna suaranya yang terlalu keras, bartender itu terlihat berjengit
"bisa aku pesan minum?" tanyanya, Reika mengangguk kaku
"baik saya akan ambilkan"
Corey merenung sendiri dia semakin yakin ada yang berbeda darinya sejak kejadian di Desa itu dia melihat tulisan aneh di atas kepala semua orang dan saat memandangnya dia seakan bisa melihat semua yang ada di pikiran mereka dan kekuatan mereka
Perempuan itu Takut tapi juga penasaran saat melirik Corey,dia memesan daging semur dengan Sup Kentang, harusnya upahnya sekarang cukup untuk membuatnya hidup sampai dua bulan
Reika keluar dengan memandang Pria itu dengan takut takut "em maaf tapi bisa anda datang lagi besok?"
"kenapa?"
"hadiah untuk Mower memang besar tapi kami baru bisa memberikanya besok" Corey berdeham
"bisa kalian beri aku seperempatnya dulu sekarang? Aku bahkan tidak punya uang untuk membayar ini" katanya menunjuk piringnya yang sudah kosong
"saya rasa makanan hari ini bisa di potong dari bayaran anda dari Mower, bagaimana ?" Corey mengangguk sekilas
"baiklah besok pagi aku akan datang lagi" dia melenggang keluar Reika tanpa sadar menghela nafas Pria bernama Corey itu menyeramkan.
Giliran Tugas Reika selesai tepat saat matahari tergelincir di barat Kota, harusnya kota terlihat cantik dengan warna merah senja tapi hari ini Awan bergulung tebal di atas langit dengan angin yang berhembus kencang sepertinya akan ada badai. Setelah berpamitan dengan para petugas lain di Serika dia berjalan riang ke rumahnya di area luar dinding Kota, dia menyapa si tukang Buah yang sendang memasang palang di jendelanya
"Reika tinggalah di rumahku dulu selama badai?" tawar sang tukang buah, Reika menggeleng menolak halus dia harus memastikan Kuda kudanya sudah aman di Istal. Para Prajurit penjaga Gerbang kota bahkan sudah bersiap menutup gerbang Kota selama badai sepertinya ini akan jadi badai yang besar, mereka menyapa sekilas gadis itu.
Tepat saat Ia sampai di depan Rumahnya gerimis sudah turun dia terkejut saat melihat sebuah Tenda seadanya tak jauh dari Istalnya
"Nona Reika ?"