Reika terlonjak saat ada yang memanggilnya dari belakang Pria berplacard kayu itu memandangnya heran dia menungganggi seekor kuda
"Tuan Corey? Parak !!" kuda itu seketika mengangkat kaki depannya melempar Corey ke tanah dan berlari mendekati Reika
"akh…kamu memerintah mereka dengan Bahasa tua?" erang Corey berusaha bangkit. "saya minta maaf kalau bayarannya belum bisa di bayar tapi dengan mencuri kuda?" marah Reika jelas marah kuda kudanya adalah peninggalan keluarganya dia akan menjaga mereka semua sampai akhir hayat
"sepertinya salah paham aku tidak mencurinya kuda kuda itu keluar dari Istal saat Petir menyambar"
"kuda kuda ?" ulang Reika
"enam ekor, aku berencana hanya menumpang mendirikan Tenda tadinya" tepat sesaat setelah itu Hujan turun lebat Reika menuntun Kudanya memasuki Istal
"Graksa tenang aku di sini"
"heh kilat takut hujan ?" gumam Corey geli
"adik saya yang memberi nama itu, saya harus mencari semuanya" dia memakai Jubah untuk menghindari hujan
"perlu bantuan?"
"tidak terima kasih tuan tapi saya bisa mencarinya-" ucapannya terputus saat melihat sesuatu di kejauhan padang rumput yang mulai basah di terpa hujan sangat jauh di padang rumput dia melihat titik merah bercahaya "apa itu ?" gumamnya, Corey juga ikut melihatnya
"Portal merah" gumam Corey, Reika sejenak ragu tapi Corey adalah seorang Archer matanya bisa melihat lebih jauh dari manusia biasa
"pergilah ke gerbang kota panggil para Petualang, apa kamu punya gulungan bahasa Tua?"
"saya rasa saya punya,tapi-" Reika terlihat takut saat melihat Portal itu dia mengkhawatirkan rumahnya,Istalnya, kuda kudanya, kenangannya
"aku tidak tau sepenting apa tempat ini tapi bayangkan saja Kota berhias jeroan jika kamu tidak bergerak sekarang" Reika bergerak ke dalam rumah dan keluar dengan dua buah gulungan "i..ini peninggalan ayah saya" Corey ragu untuk sejenak apa dia sanggup menutup Portal? Dia hanya berhasil mengalahkan kelompok pembunuh dengan ingatan yang samar, Corey melirik Portal itu yang bahkan mungkin jaraknya sekitar dua kilo meter, berapa hektar padang rumput ini ? pikirnya.
Saat mendengar Auman menggema buku roma mereka berdiri Reika gemetar tapi Corey mendapat sesuatu "Harimau Sibertooth" mahluk itu adalah mahluk yang berada di tingkat Silver.
"pergi! Panggil Ksatria Ordo Moongarm" perintahnya penuh tekad
"anda tidak mungkin menutup portal itu sendirian" Corey tidak merespon dia berlari sekuat tenaga, menggunakan seluruh kekuatannya untuk sampai kesana sebelum ada Harimau lain yang keluar.
Saat berada seratus meter dari Portal sesuatu menerkamnya dari samping beruntung Corey mampu menghindari serangan itu Harimau Sibertooth mirip seperti Kucing besar lain hanya saja sebesar Bison dengan tengkorak pelapis di seluruh kepala dan tulang punggungnya, tidak lupa gigi yang sepanjang lengannya.
Mahluk itu bermata kuning buas menatap Corey bersiap menjabik tubuhnya hingga tak berbentuk tapi dia melompat, tapi ada serangan dari belakang tepat saat itulah sebuah rahang menggit lengan kanannya Harimau lain ? Corey menebas tepat pada lubang mata mahluk itu, menjatuhkannya tak jauh dari Portal, saat itu dia menyadari lawannya sudah bukan lagi seekor melainkan enam ekor.
Dia terus menebas dan menghindar, berguling, dua ekor berhasil dia lumpuhkan tapi itu di bayar dengan jari kelingking kirinya dan luka gigit di bisep kanannya.
"ayo apa hanya ini yang kalian bisa?" tantangnya. Moster itu menanggapi dengan terkaman, Corey berniat melompatinya saat kakinya terpeleset kecerobohan kecil itu membuat dia kehilangan tangan kanannya, tapi Refleknya berhasil membuat sayatan panjang pada kaki belakang mahluk itu membuatnya berjalan dengan tiga kaki.
Kepalanya sudah berputar dan bagai di hantam palu, seluruh tubuhnya nyeri dan rasa gatal yang sejak tadi menjalari tiap lukanya tanganya bergetar Degger milik Arka sudah tumpul dan retak di berbagai tempat mungkin tinggal menunggu waktu sampai benda itu hancur, pertarungan ini sudah terlalu alot mahluk itu kini sudah ada delapan belum termasuk yang sudah Corey kalahkan.
"akh!!!" teriakan Corey tertelan Badai
Corey belum terbiasa dengan pertarungan tapi tubuhnya merespon melebihi harapannya dia seakan bisa merasakan gerakan mahluk itu sekarang, dan dia berhasil menghabisi semua Moster itu sendirian meski hanya dengan satu tangan dan pergelangan kaki yang sudah koyak selagi membuka gulungan bahasa tua yang secara perlahan menutup Portal, Ia melirik salah satu Harimau itu masih hidup berusaha merangkak
"maaf tapi kamu harus mati" Corey menghujam belatinya tepat pada jantung mahluk itu, dia duduk di atas bangkai mahluk itu menarik nafas berusaha menahan rasa gatal di seluruh tubuhnya, dia sedikit kaget saat melihat tangan kanannya utuh tanpa luka begitu juga seluruh tubuhnya. Dia masih hidup itu jelas sebuah keajaiban tapi sebuah bahasa Tua melintas di kepalanya
"kotab bretya adharma Dhumateng Insung" ucapnya lantang perlahan Ia melihat sebuah gerakan pada salah satu mayat dan merobek jeroan mayat itu dari dalam seekor Saiber tooth muda mucul dengan warna perak berkilau dengan mata merah, mahluk itu hanya sebesar anjing dan terus membesar dalam hitungan detik hingga berukuran dua kali ukuran kuda saat berdiri di depan Corey, mahluk itu mengendusnya. Dia mencabut gigi taring paling besar setidaknya untuk bahan membuat Degger dan busur baru, dia melirik Saibertoot berwarna aneh itu mahluk itu hanya duduk memperhatihan seakan menunggu perintah.
dengan kibasan tangan Corey membuat mahluk itu berlari mencari dan mengumpulkan kuda milik Reika dan dalam hitungan detik dia sudah menunggangi Harimau itu menggiring kuda kuda bersama beberapa lembar kulit Moster itu menuju Rumah Reika.
"Bar" satu kata lagi dan Moster itu mengabur menyatu dengan bayangan Corey dia memasukan seluruh kuda kedalam Istal, Badai masih akan segera di mulai saat dia melihat kilat mulai menghias langit dan dia melihat Obor bergerak dari kota, Reika bersama pasukan Ksatria yang lain bergerak dari kota, Corey memutuskan untuk bersembunyi di Istal untuk banyak alasan.
"tetaplah di rumah Reika, biar kami yang urus ini" kata salah satu dari mereka , dia mendengar suara kuda menjauh baru dia keluar
"tuan Corey !!" pekiknya kaget Corey membuat isyarat diam dan menyuruhnya masuk ke rumah.
Saat di dalam rumah Reika baru menyadari seberapa berantakan Pria itu, wajahnya kuyu rambutnya acak acakan darah menyelimutinya melebihi pakaiannya sendiri yang sudah compang camping "kudamu sudah aman"hanya itu kata kata yang di keluarkan Corey sebelum berbalik hendak keluar
"anda sebaiknya mandi akan saya siapkan" Reika meluncur ke dapur menyiapkan bak air panas untuk tamu yang tak di undang, Corey menunggu sambil memandang Jendela, tadinya dia tidak yakin seberapa banyak Ksatria kota yang akan turun tapi sekarang saat melihat kobar obor di tengah padang rumput saat badai dia menyadari itu prajurit yang banyak.
Badai makin menggila saat Corey selesai mandi, Reika memberikan pakaian tua sang Ayah yang cukup muat di tubuhnya. Seluruh Jendela sudah di palang dengan Kayu agar tidak lepas selama badai. Sementara Gadis itu sudah duduk di dekat Perapian menatap api tanpa Ekspresi sambil menggenggam Mug beruap.
Corey mengamati Reika tubuhnya tinggi dan ramping rambutnya Pirang kemerahan dengan mata coklat terang, meski tanpa Ekspresi Corey merasakan rasa takut dalam diri gadis itu, tapi bukan Corey, Reika takut pada Badai.
"anda boleh menginap di sini selama Badai Tuan Corey" ucapnya tanpa berpaling sementara Corey mengambil duduk bersebrangan dengan Gadis itu ikut menghangatkan diri di Perapian
"terima kasih untuk air dan pakaiannya aku tertolong"
"apa yang terjadi di sana Tuan?"
"Kuda kudaku terlihat Syok dan ada bekas gigitan besar di salah satu leher mereka"
"kuda kuda itu ada di sekitar Portal saat Harimau Sibertooth itu keluar"
"dan anda menutupnya seorang diri?"
"silahkan buat asumsi aku tak bisa menjawab itu"
"siapapun itu dia akan mendapat hadiah besar dari Kota" Pancing Reika, dia sebenarnya berpotensi sebagai Caster tingkat tinggi karna punya kepekaan tinggi dan Corey berplacard kayu ini bisa menipunya saat pertama bertemu Pria ini beraura biru cerah nan tipis khas petualang yang hanya mengandalkan keahliannya tanpa bakat alami, tapi sekarang Aura Pria itu hitam pekat dengan banyak mata mengikuti tiap geraknya seperti seorang yang telah lama membuang kemanusian dari jiwanya yang telah membusuk.
"saat sampai moster moster itu sudah mati dan hanya tersisa portalnya" jelas Corey, Reika menatapnya dengan tidak percaya
"aku lihat kamu cukup berpengaruh sampai bisa membawa banyak Ksatria tadi"alih Corey
"saya salah satu Staff Serikat"
"benar juga" Corey berdiri menatap sela sela kayu jendela dari dekat Kobaran api tidak lagi terlihat para Ksatria dari Ordo Moongarm seperetinya berpencar untuk mencari.
"kamu tau siapa pembuat senjata terbaik di sini?"
"ada beberapa Pandai Besi berbakat di Kota tapi yang terbaik semuanya ada di Ibu Kota" komentar Reika
Kilat menyambar membuat glegar hebat yang berhasil membuat Reika menjerit.
"kamu baik baik saja?" Reika membuka mata mendapati dirinya menindih Corey karna terlalu panik. Kilat menyambar lagi Reika menenggelamkan semua wajahnya ke dada Corey